Talas

tumbuhan penghasil umbi-umbian
Revisi sejak 19 Mei 2014 09.44 oleh Wie146 (bicara | kontrib) (typo)
Talas
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. esculenta
Nama binomial
Colocasia esculenta
Sinonim
  • Arum esculentum L., 1753[2] (basionym)
  • Colocasia antiquorum Schott


sinonim lain, lihat pada The Plant List[3]

Talas atau talas bogor (Colocasia esculenta L., suku talas-talasan atau Araceae) merupakan tumbuhan penghasil umbi yang cukup penting. Diduga asli berasal dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, talas diperkirakan telah dibudidayakan manusia sejak masa purba, bahkan sebelum padi ditanam orang[4]. Kini talas telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk India, Cina, Afrika Barat dan Utara, dan Hindia Barat[4]. Talas merupakan makanan pokok, selain sukun, di beberapa kepulauan di Oseania. Di Indonesia, talas populer ditanam hampir di semua daerah.

Nama-nama daerahnya banyak yang senada dengan perkataan talas dan keladi, misalnya talé, kĕladi, sukat, suhat, seuhat, suwat (Bat.); talo (Nias); taléh, kaladi, kuladi (Min.); talos, kĕladi (Lamp.); talĕs, kĕladi, kujang, luèh (Day.); taleus, bolang (Sd.); tales (Jw.); talĕs, kaladi (Md.); talĕs, kladi (Bl.); talé, koladi, kolai, kolei, korei, kore (aneka dialek di Sulut); aladi, suli, kosi, paco (Sulsel); lole, ufi lole (Timor); inane, inano, inan, ina wuu, ronan, kětu, etu, hakar, wakal, gwal (berbagai pulau di Maluku); bètè, ota, dilago, komo (Maluku Utara); nomo, uma, warimu, hèkérè, sèkéré, ifen, yéfam (Papua)[5]. Sementara dalam bahasa Inggris disebut taro, old cocoyam, dasheen, dan eddoe[4].

Pengenalan

 
Pelat botani

Herba, dengan dengan semacam umbi batang yang disebut bonggol (Ingg.: corm, umbi bonggol) yang tumbuh di bawah tanah; tingginya 0,4-1,5 m.Daun-daun 2-5 helai; dengan tangkai berwarna hijau, bergaris-garis tua, atau keunguan, 23-150 cm, pangkalnya berbentuk pelepah; helaian daun 6-60 × 7-53 cm, bundar telur, jorong, atau lonjong, dengan ujung meruncing, kadang-kadang keunguan di sekitar menancapnya tangkai, sisi bawahnya berlilin, taju pangkalnya membulat.[6]

Perbungaan dalam tongkol di ketiak, bertangkai 15-60 cm. Seludang bunga 10-30 cm, dalam dua bagian, yang atas lebih panjang, kuning oranye dan rontok. Tongkol dengan warna mentega pada bagian jantannya. Buah buni berwarna hijau, lk. 0,5 cm. Biji bentuk gelendong, beralur membujur.[6]

Manfaat

 
Sisi bawah daun

Talas terutama ditanam untuk umbinya, yang merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting. Namun umbi ini mengandung getah yang gatal, yang berbeda-beda ketajamannya menurut jenisnya, sehingga harus dimasak terlebih dulu sebelum dapat dikonsumsi. Umbi talas dapat diolah dengan cara dikukus, direbus, dipanggang, digoreng, atau diolah menjadi tepung, bubur, dan kue-kue.

Di beberapa daerah di Indonesia di mana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Di Hawaii dan beberapa bagian Kep. Polinesia, umbi talas dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan puding.[4]. Di Jawa dan juga di tempat-tempat lain di Indonesia, umbi talas dikukus atau digoreng untuk dinikmati sebagai camilan.

 
Umbi talas

Di samping umbi, daun dan tangkai daun yang muda dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Sayur lompong dari Jawa Barat adalah sejenis gulai yang memanfaatkan bagian pucuk dan tangkai daun yang muda[5], dimasak dengan atau tanpa santan kelapa. Daun-daunnya yang muda terkenal sebagai pembungkus buntil yang disukai[4].

Daun talas, tua atau muda, juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame. Daun, tangkai daun, dan umbi, digunakan sebagai campuran pakan ternak, terutama babi[4].

Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai pelindung kepala bila hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang menjadikannya kedap air karena air akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun. Karena lebarnya, daun talas dapat dipakai sebagai pembungkus, misalnya ikan basah, di pasar tradisional.

 
Kue dari umbi talas, Cina

Referensi

  1. ^ Schott, H. & S. Endlicher. 1832. Meletemata Botanica: 18. Vindobonae :Typis C. Gerold.
  2. ^ Linné, C. von & L. Salvius. 1753. Species plantarum :exhibentes plantas rite cognitas, ad genera relatas, cum differentiis specificis, nominibus... Tomus II: 965. Holmiae :Impensis Laurentii Salvii.
  3. ^ The Plant List: Colocasia esculenta (L.) Schott
  4. ^ a b c d e f Flach, M. & F. Rumawas (Eds.) Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) 9 - Plants yielding non-seed carbohydrates: 69-72 (Colocasia esculenta (L.) Schott)
  5. ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 497-9. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1913- I: 156, sebagai Colocasia antiquorum Schott)
  6. ^ a b Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 143-4

Pranala luar