Realisme (hubungan internasional)
Realisme adalah mazhab teori hubungan internasional. Realisme adalah "spektrum ide"[1] yang berpusat pada empat ide utama, yaitu grupisme politik, egoisme, anarki internasional, dan politik kekuasaan.[2] Teori realisme politik berawal dari tulisan-tulisan Thomas Hobbes dan Niccolò Machiavelli, kemudian muncul sebagai pendekatan berbasis hubungan internasional pada masa selang antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.[1]
Asumsi umum
Realisme adalah tradisi hubungan internasional yang berpusat pada empat ide utama.[3]
- Sistem internasional bersifat anarki.
- Tidak ada aktor di atas negara yang mampu mengatur interaksinya; negara harus membina sendiri hubungan dengan negara lain, tidak diatur oleh entitas yang lebih tinggi.
- Sistem internasional ada dalam keadaan antagonisme tetap (lihat anarki internasional).
- Negara adalah aktor terpenting.
- Semua negara di dalam sistem adalah aktor tunggal yang rasional
- Negara cenderung mengejar kepentingan pribadi.
- Kelompok berusaha meraup sumber daya sebanyak mungkin (lihat keunggulan relatif).
- Masalah utama bagi setiap negara adalah kelangsungan hidup (survival).
- Negara membangun militer untuk bertahan hidup, sehingga bisa menciptakan dilema keamanan.
Sejarah dan cabang
Pemikir terdahulu
Walaupun realisme baru ditetapkan sebagai disiplin formal dalam hubungan internasional pada Perang Dunia II, asumsi-asumsi utamanya telah dikemukakan di tulisan-tulisan terdahulu:[4][5]
- Thucydides, sejarawan Yunani kuno yang menulis Sejarah Perang Peloponesia dan dianggap sebagai pencetus konsep realpolitik.
- Chanakya (atau Kautilya), negarawan pertama India dan penulis Arthashastra.
- Ibn Khaldun, historiografer dan sejarawan Muslim Arab, salah satu pendiri historiografi modern, penulis Muqaddimah (sejarah waktu universal).
- Han Feizi, cendekiawan Cina yang mencetuskan Legalisme (atau Legisme) dan menduduki jabatan di pemerintahan Qin. Tulisan-tulisannya meliputi The Two Handles (tentang hukuman dan hadiah sebagai alat memerintah). Ia memaparkan teori tentang penguasa netral yang manipulatif yang bertindak sebagai kepala negara namun diam-diam mengendalikan sektor eksekutif melalui menteri-menterinya—orang-orang yang sejatinya memegang tanggung jawab atas kebijakan apapun.
- Niccolò Machiavelli, filsuf politik Italia yang menulis Il Principe; di situ ia menulis bahwa tujuan seorang pangeran (politikus) adalah mencari kekuasaan tanpa mempertimbangkan agama atau etika.
- Cardinal Richelieu, negarawan Perancis yang melenyapkan faksionalisme dalam negeri dan membawa Perancis ke posisi penting dalam hubungan luar negerinya.
- Thomas Hobbes, filsuf Inggris yang menulis Leviathan; di situ ia menyatakan bahwa keadaan alamiah (state of nature) mudah mengalami "perang semua melawan semua".
- Frederick Agung, raja Prusia yang mengubah Prusia menjadi kekuatan besar Eropa melalui peperangan dan diplomasi.
- Charles Maurice de Talleyrand-Périgord, diplomat Perancis yang memperkenalkan berbagai sistem politik di Perancis dan Eropa.
- Prince Klemens Wenzel von Metternich, negarawan Austria yang menentang revolusi politik.
- Carl von Clausewitz, jenderal dan teoriwan militer Prusia abad ke-18–19 yang menulis On War (Vom Kriege).
- Camillo Benso dari Cavour, negarawan Italia yang mengubah Kerajaan Sardinia menjadi kekuatan besar baru di Eropa, mengendalikan Italia yang nyaris bersatu yang ukurannya lima kali lebih besar daripada Sardinia.
- Otto von Bismarck, negarawan Prusia yang menciptakan istilah keseimbangan kekuatan (balance of power).
- Para pendukung realisme abad ke-20 meliputi Hans Morgenthau, Henry Kissinger, Richard Nixon, Charles de Gaulle, dan Joseph Stalin.
Realisme klasik
Realisme klasik menyatakan bahwa memang sudah sifat manusia untuk memaksa negara dan individu mengutamakan kepentingan di atas ideologi. Realisme klasik adalah ideologi yang memandang bahwa "pencarian kekuasaan dan niat untuk mendominasi adalah aspek mendasar sifat manusia".[6]
Realisme modern bermula sebagai bidang penelitian mendalam di Amerika Serikat sepanjang dan setelah Perang Dunia II. Perubahan ini ikut dipengaruhi oleh para pengungsi perang Eropa seperti Hans Morgenthau.
Realisme klasik & modern ternama:
- George F. Kennan – pengurungan (containment)
- Nicholas Spykman – geostrategi, pengurungan
- Herman Kahn – strategi nuklir
- E. H. Carr
Realisme liberal
Mazhab Inggris percaya bahwa sistem internasional, meski strukturnya anarkis, membentuk "perkumpulan negara" yang norma dan kepentingan bersamanya memungkinkan adanya keteraturan dan stabilitas yang lebih baik daripada yang diberikan oleh realisme ketat. Buku karya penulis Mazhab Inggris ternama Hedley Bull, The Anarchical Society (1977), menjelaskan secara lengkap aliran ini
Realis liberal ternama:
Neorealisme atau realisme struktural
Neorealisme berasal dari realisme klasik. Namun bukannya berfokus pada sifat manusia, neorealisme lebih berfokus pada struktur anarkis sistem internasional. Negara adalah aktor utama karena tidak ada monopoli politik pada kekuatan di atas negara berdaulat manapun. Walaupun negara masih menjadi aktor utama, perhatian yang lebih besar ditujukan pada kekuatan di atas dan dibawah negara melalui tingkat analisis atau perdebatan struktur-agen. Sistem internasional dilihat sebagai struktur yang bertindak terhadap negara, sedangkan individu di bawah negara bertindak sebagai agen terhadap negara secara keseluruhan.
Meski neorealisme memiliki fokus sistem internasional yang sama seperti mazhab Inggris, neorealisme memiliki penekanan yang berbeda pada sifat permanen suatu konflik. Untuk menjamin keamanan negara, negara harus bersiap menghadapi konflik melalui pembangunan ekonomi dan militer.
Neorealis ternama:
- Robert J. Art – neorealisme
- Robert Jervis – realisme defensif
- Kenneth Waltz – realisme struktural
- Stephen Walt – realisme defensif
- John Mearsheimer – realisme ofensif
- Robert Gilpin – teori hegemoni
Realisme neoklasik
Realisme neoklasik dapat dilihat sebagai generasi ketiga realisme yang muncul setelah penulis klasik gelombang pertama (Thucydides, Machiavelli, Thomas Hobbes) dan kaum neorealis (khususnya Kenneth Waltz). Kata "neoklasik"-nya memiliki makna ganda: Realisme neoklasik menawarkan sifat klasiknya renaisans, atau realisme neoklasik adalah gabungan pendekatan neorealis dan realis klasik. Gideon Rose merupakan pencipta istilah ini dalam sebuah buku yang ia tulis.[7]
Motivasi utama yang mendasari pengembangan realisme neoklasik adalah fakta bahwa neorealisme hanya berguna saat menjelaskan hasil politik (dikelompokkan sebagai 'teori politik internasional'), tetapi tidak berguna saat menjelaskan perilaku negara (atau 'teori kebijakan luar negeri'). Pendekatan dasar bagi para pengusungnya adalah "memperbaiki, bukan membantah, Kenneth Waltz" dengan menambahkan variabel intervensi dalam negeri di antara insentif sistemik dan keputusan kebijakan luar negeri suatu negara. Lantas, arsitektur teori dasar realisme neoklasik adalah:
- Distribusi kekuatan di sistem internasional (variabel independen)
- Persepsi domestik terhadap sistem dan/atau insentif domestik (variabel intervensi)
- Keputusan kebijakan luar negeri (variabel dependen)
Meski realisme neoklasik sejauh ini baru digunakan untuk teori kebijakan luar negeri, Randall Schweller mengatakan bahwa realisme neoklasik dapat digunakan untuk menjelaskan beberapa jenis hasil politik.[8]
Realis neoklasik ternama:[7]
Realisme kiri
Sejumlah pakar, termasuk Mark Laffey di School of Oriental and African Studies, dan Ronald Osborn di University of Southern California, berpendapat tentang "realisme kiri" dalam teori hubungan internasional sambil merujuk pada karya Noam Chomsky. Laffey dan Osborn sama-sama menulis di artikel terpisah di Review of International Studies bahwa pemahaman Chomsky tentang kekuatan di lingkup internasional mencerminkan asumsi analitis realisme klasik ditambah kritik moral radikal yang normatif atau "kiri" terhadap negara.[9]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b Goodin, Robert E. (2010). The Oxford Handbook of International Relations. Oxford: Oxford University Press. hlm. 132. ISBN 978-0-19-958558-8.
- ^ Goodin, Robert E. (2010). The Oxford Handbook of International Relations. Oxford: Oxford University Press. hlm. 133. ISBN 978-0-19-958558-8.
- ^ Jack Donnelly, "The Ethics of Realism", in Christian Reus-Smit, Duncan Snidal (eds.), The Oxford Handbook of International Relations, Oxford University Press, 2008, p. 150
- ^ Political Realism, Internet Encyclopedia of Philosophy
- ^ see also Doyle, Michael. Ways of War and Peace: Realism, Liberalism, and Socialism (Paperback). 1997. London: W. W. Norton & Company, esp. pp. 41–204
- ^ Baylis, J & Smith, S & Ownes, P, The Globalization of World Politics, Oxford university press, USA, p. 95
- ^ a b Gideon Rose, "Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy", World Politics, Vol. 51, No. 1, pp. 144–172
- ^ Randall L. Schweller, "The Progressiveness of Neoclassical Realism", pp. 311–347 in Colin Elman and Miriam Fendius Elman eds., Progress in International Relations Theory, (Cambridge, Mass.: MIT Press, 2003)
- ^ See, for example, Ronald Osborn, "Noam Chomsky and the Realist Tradition", Review of International Studies, Vol. 35, No. 2, 2009"
Bacaan lanjutan
- Ashley, Richard K. "Political Realism and the Human Interests," International Studies Quarterly (1981) 25: 204-36.
- Barkin, J. Samuel Realist Constructivism: Rethinking International Relations Theory (Cambridge University Press; 2010) 202 pages. Examines areas of both tension and overlap between the two approaches to IR theory.
- Bell, Duncan, ed. Political Thought and International Relations: Variations on a Realist Theme. Oxford: Oxford University Press, 2008.
- Booth, Ken. 1991. "Security in anarchy: Utopian realism in theory and practice", International Affairs 67(3), pp. 527–545
- Crawford; Robert M. A. Idealism and Realism in International Relations: Beyond the Discipline (2000) online edition
- Donnelly; Jack. Realism and International Relations (2000) online edition
- Gilpin, Robert G. "The richness of the tradition of political realism," International Organization (1984), 38:287-304
- Griffiths; Martin. Realism, Idealism, and International Politics: A Reinterpretation (1992) online edition
- Guilhot Nicolas, ed. The Invention of International Relations Theory: Realism, the Rockefeller Foundation, and the 1954 Conference on Theory (2011)
- Keohane, Robert O., ed. Neorealism and its Critics (1986)
- Lebow, Richard Ned. The Tragic Vision of Politics: Ethics, Interests and Orders. Cambridge: Cambridge University Press, 2003.
- Mearsheimer, John J., "The Tragedy of Great Power Politics." New York: W.W. Norton & Company, 2001. [Seminal text on Offensive Neorealism]
- Meyer, Donald. The Protestant Search for Political Realism, 1919-1941 (1988) online edition
- Molloy, Sean. The Hidden History of Realism: A Genealogy of Power Politics. New York: Palgrave, 2006.
- Morgenthau, Hans. "Scientific Man versus Power Politics" (1946) Chicago, IL: University of Chicago Press.
- "Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace" (1948) New York NY: Alfred A. Knopf.
- "In Defense of the National Interest" (1951) New York, NY: Alfred A. Knopf.
- "The Purpose of American Politics" (1960) New York, NY: Alfred A. Knopf.
- Murray, A. J. H., Reconstructing Realism: Between Power Politics and Cosmopolitan Ethics. Edinburgh: Keele University Press, 1997.
- Osborn, Ronald, "Noam Chomsky and the Realist Tradition," Review of International Studies, Vol.35, No.2, 2009.
- Rosenthal, Joel H. Righteous Realists: Political Realism, Responsible Power, and American Culture in the Nuclear Age. (1991). 191 pp. Compares Reinhold Niebuhr, Hans J. Morgenthau, Walter Lippmann, George F. Kennan, and Dean Acheson
- Scheuerman, William E. 2010. "The (classical) Realist vision of global reform." International Theory 2(2): pp. 246–282.
- Schuett, Robert. Political Realism, Freud, and Human Nature in International Relations. New York: Palgrave, 2010.
- Smith, Michael Joseph. Realist Thought from Weber to Kissinger (1986)
- Tjalve, Vibeke S. Realist Strategies of Republican Peace: Niebuhr, Morgenthau, and the Politics of Patriotic Dissent. New York: Palgrave, 2008.
- Williams, Michael C. The Realist Tradition and the Limits of International Relations. Cambridge: Cambridge University Press, 2005.
Pranala luar
- Comparing and Contrasting Classical Realism and Neorealism by Arash Heydarian Pashakhanlou
- Political Realism in International Relations in Stanford Encyclopedia of Philosophy
- Global Power Barometer
- The Realist Persuasion by Andrew J. Bacevich, for the Boston Globe, November 6, 2005
- The National Interest
- The Indian National Interest
- Interview with neorealist Robert Jervis by Theory Talks (July 2008)
- Interview with realist Kenneth Waltz by Theory Talks (May 2011)
- The Neocons vs. The Realists