Stasiun Bogor

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 30 November 2014 07.36 oleh IrfanJP517 (bicara | kontrib)

Stasiun Bogor dahulu Stasiun Buitenzorg (kode: BOO) adalah stasiun kereta api di Kota Bogor, Indonesia yang dibangun pada tahun 1881. Stasiun yang terletak pada ketinggian +246 m ini memberangkatkan Kereta Rel Listrik (KRL) yang melayani kawasan Jabotabek, yakni menuju Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Jatinegara. Dulu juga terdapat pula Kereta Rel Diesel (KRD) yang melayani rute Sukabumi-Bogor bernama Kereta api Bumi Geulis yang untuk sudah tidak aktif karena mengalami kerusakan, yang saat ini rangkaiannya telah menjadi KRD Patas Bandung non AC.

Stasiun Bogor

Stasiun KA Bogor
Lokasi
Koordinat6°35′38.68″S 106°47′26.96″E / 6.5940778°S 106.7908222°E / -6.5940778; 106.7908222
Ketinggian+246 m
Operator
LayananKA Commuter Jabodetabek KCJ Red Line, KCJ Yellow Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka1881
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Stasiun Bogor di waktu malam (2005)

Stasiun ini disibukkan oleh komuter (penglaju) dari Bogor menuju ke Jakarta. Terdapat puluhan jadwal perjalanan KRL dari stasiun ini setiap harinya. Tahun 2000 hingga bulan Juli 2011, Stasiun Bogor mengoperasikan KRL Pakuan Ekspres dengan lintasan Jakarta-Bogor PP dengan tarif Rp11.000,00[butuh rujukan] untuk sekali perjananan dan telah dilengkapi dengan penyejuk udara (Seri 6000 eks Toei atau Seri 8500 ex Tokyu), yang merupakan cikal bakal KRL Commuter Line.

Pada periode bulan Juli 2011 hingga bulan Juli 2013, rangkaian KRL yang beroperasi dari Stasiun Bogor terdiri dari KRL ekonomi, KRL ekonomi-AC, dan KRL Commuter Line (Red Line). Stasiun Bogor melayani KRL Commuter Line AC dengan harga Rp1.500,00 (Ekonomi hanya sampai stasiun Depok Lama), Rp2.000,00 (Ekonomi tujuan akhir Jatinegara lewat Tanah Abang, Duri, Kampung Bandan, Pasar Senen), (Ekonomi tujuan akhir Jakarta Kota lewat Tanah Abang, Gondangdia, Gambir, Juanda), Rp6.000,00 (Commuter Line AC hanya sampai Depok Lama), dan Rp7.000,00 (Commuter Line AC tujuan akhir Jatinegara lewat Tanah Abang, Duri, Kampung Bandan, Pasar Senen) atau (Commuter Line AC tujuan akhir Kota lewat Gondangdia, Gambir, Juanda).[butuh rujukan]

Seiring dengan penghapusan KRL Ekonomi dan diganti dengan rangkaian KRL Commuter Line AC, pada Juli 2013, PT KCJ mulai menerapkan sistem tiket elektronik Commet (Commuter Electronic Ticketing) dan secara bertahap menerapkan perubahan sistem tarif kereta dengan menggunakan sistem progresif. Untuk 5 stasiun pertama dikenakan tarif Rp2.000,00 dan bertambah Rp500,00 untuk setiap 3 stasiun berikutnya.[butuh rujukan]

Pintu Masuk Stasiun Bogor

Selain melayani kereta komuter menuju Jakarta, Stasiun Bogor juga memberangkatkan Kereta api Pangrango dari Halte Paledang yang berjarak 200 meter di sebelah selatan Stasiun Bogor untuk melayani rute Sukabumi-Bogor. Langsiran lokomotif KA Pangrango dilakukan di Stasiun Bogor dikarenakan Halte paledang hanya mempunyai 1 jalur saja.

Sejarah

Stasiun Bogor dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1872 sebagai titik akhir jalur kereta api Batavia-Buitenzorg. Tahun 1881 dibangun stasiun baru. Sepanjang 1881-1883 SS melanjutkan pembangunan jalur kereta api dari Bogor-Sukabumi dan hingga 1887 terhubung hingga Tugu Yogyakarta.[2]

Stasiun ini bergaya Eropa dengan berbagai motif. Misalnya ada yang bermotif geometris awan, kaki-kaki singa, dan relung-relung bagian lantai. Stasiun ini memiliki dua lantai. Desain tangga kayu meliuk-liuk menghubungkan lantai 1 dengan lantai 2. Karakteristik bangunan utama khas dengan gaya Indische Empire sedangkan pada lobi bergaya Neoklasik. Desain atap emplasemen (kanopi/overkapping) membentang lebar dengan rangka baja dan penutup atap dengan besi bergelombang. Dahulu, sebuah lapangan luas bernama Wilhelmina Park pernah menjadi bagian dari stasiun Bogor.[2]

Pada ruang VIP berdiri monumen prasasti dari marmer setinggi 1 meter. Monumen ini sebagai simbol tanda ucapan selamat pagi dari para karyawan SS kepada David Maarschalk yang memasuki masa pensiun atas usahanya mengembangkan jalur kereta api di Jawa.

Renovasi stasiun pernah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan tahun 2009. Bangunan stasiun yang bertuliskan "1881" ini, yang menghadap Jalan Nyi Raja Permas Raya (Taman Topi) ini akhirnya tidak difungsikan sebagai pintu masuk stasiun. Kini bangunan stasiun dipindah menghadap Jalan Mayor Oking.[2]

Kereta api

Berikut adalah daftar kereta api yang berhenti di Stasiun Bogor:

  1. KRL Commuter Line (Red Line) jurusan Bogor - Jakarta Kota
  2. KRL Commuter Line (Yellow Line) jurusan Bogor - Tanah Abang - Jatinegara
  3. KA Pangrango (hanya melangsir Lokomotif)

Angkutan Umum

  • Angkot 01 (Merdeka - Cipaku)
  • Angkot 02 (Bubulak - Sukasari)
  • Angkot 03 (Bubulak - Baranangsiang)
  • Angkot 07 (Merdeka - Warung Jambu/Ciparigi)
  • Angkot 10 (Merdeka - Bantarkemang)
  • Ojek Motor
 
Tiga macam kereta rel listrik di stasiun Bogor. [kiri ke kanan]: KRL Ekonomi Rheostatic buatan Jepang tahun 1983/1984, KRL BN/Holec buatan Belanda-Belgia-INKA 1996, dan KRL Rheostatic buatan Jepang 1986/1987

Galeri

Referensi

  1. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  2. ^ a b c Majalah KA Edisi Agustus 2014

Pranala luar

  Media tentang Stasiun Bogor di Wikimedia Commons

Galat Lua: unknown error.

6°35′39″S 106°47′27″E / 6.5942707°S 106.7908108°E / -6.5942707; 106.7908108{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman