Kabupaten Kebumen
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Kabupaten Kebumen (bahasa Jawa: ꦑꦼꦧꦸꦩꦺꦤ꧀) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Kebumen.
Kabupaten Kebumen ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦑꦼꦧꦸꦩꦺꦤ꧀ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Bhumi Tirta Prajamukti | |
Koordinat: 7°37′46″S 109°34′14″E / 7.6294°S 109.5706°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Ibu kota | Kebumen |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Buyar Winarso, SE. Djuwarni, AMd. |
Luas | |
• Total | 1,581,11 km2 km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,155,437 (2.008) |
• Kepadatan | 732/km2 (1,900/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0287 |
Kode Kemendagri | 33.05 |
DAU | Rp1.021.871.180.000.- |
Semboyan daerah | Kebumen Beriman (Bersih, Indah, Manfaat, Aman, dan Nyaman) |
Flora resmi | Kelapa Genjah Entog |
Fauna resmi | Walet Putih |
Situs web | http://www.kebumenkab.go.id/ |
Perbatasan
Utara | Kabupaten Banjarnegara |
Timur | Kabupaten Wonosobo dan kabupaten Purworejo |
Selatan | Samudra Hindia |
Barat | Kabupaten Banyumas dan kabupaten Cilacap |
Geografi
Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' Lintang Selatan dan 109°22' - 109°50' Bujur Timur. Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit.
Sejarah rakyat
Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, saat berkuasanya Sunan Amangkurat I. Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram pada zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.
Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.
Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia adalah putra Pangeran Puger/Paku Buwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah dewasa ia memiliki nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta sekarang ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di daerah Banyumas, karena jasanya kemudian oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat pemberian ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di daerah Kebumen adalah berkat usulannya.
Di dalam Babad Mataram disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/Perang Pangeran Mangkubumi, saat itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta. Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk akal adalah ia tidak menyerah ke Pangeran Mangkubumi,yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi karena beliau termasuk putra Pakubuwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata-mata penghubung antara pihak Keraton Surakarta dengan Pangeran Mangkubumi, setiap kali ia sebagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda,para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang dekat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di dekat Pangeran Mangkubumi, kemudian pergi lagi. Demikian saat tiap kali Arungbinang melaksanakan misi rahasia tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapatkan biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai perang Kendang. Tampaknya alasan inilah yang membuat posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas seperti itu dilakukan berulangkali.
Luas wilayah dan penggunaan
Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 158.111,50 ha atau 1.581,11 km² dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, namun sebagian besar merupakan dataran rendah.
- Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen, tercatat 49.768,00 hektare atau sekitar 31,04% sebagai lahan sawah dan 108,343.50 hektare atau 68.96% sebagai lahan kering.
- Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis dan hampir seluruhnya (46,18%) dapat ditanami dua kali dalam setahun, sebagian lagi berupa sawah tadah hujan (37,82%) yang di beberapa tempat dapat ditanami dua kali dalam setahun, serta 11,25% lahan sawah beririgasi setengah teknis dan sederhana.
- Lahan kering digunakan untuk bangunan seluas 40.985,00 hektare (37,73%), tegalan/kebun seluas 33.777,00 hektare (33,57%) serta hutan negara seluas 22.861,00 hektare (21,08%) dan sisanya digunakan untuk padang penggembalaan, tambak, kolam, tanaman kayu-kayuan, serta lahan yang sementara tidak diusahakan dan tanah lainnya.
Pembagian administratif
Kabupaten Kebumen terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 449 desa dan 11 kelurahan dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.930 buah dan dibagi menjadi 7.027 buah Rukun Tetangga (RT). Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kebumen.
Uraian | 2006 | 2007 | 2008 |
---|---|---|---|
Jumlah kecamatan | 26 | 26 | 26 |
Jumlah desa | 449 | 449 | 449 |
Jumlah kelurahan | 11 | 11 | 11 |
Jumlah RW | 1.877 | 1.926 | 1.930 |
Jumlah RT | 6.755 | 6.963 | 7.027 |
Di samping Kebumen, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Gombong, Karanganyar, Kutowinangun, Ayah, dan Sempor, serta Prembun.
Pegawai Negeri Sipil
Pada tahun 2008 di Kabupaten Kebumen tercatat jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Otonom sebanyak 14.321 orang dan PNS Instansi Vertikal sebanyak 1.846 orang sehingga jumlah PNS secara keseluruhan sebanyak 16.167 orang. Dari jumlah tersebut 57,86% adalah PNS laki-laki, dan PNS perempuan sebanyak 42,14%.
Daftar pemimpin Kebumen
No. | Nama | Tahun | Nama Daerah |
---|---|---|---|
1 | Panembahan Bodronolo | 1642-1657 | Panjer |
2 | Hastrosuto | 1657-1677 | Panjer |
3 | Kalapaking I | 1677-1710 | Panjer |
4 | KRT.Kalapaking II | 1710-1751 | Panjer |
5 | KRT.Kalapaking III | 1751-1790 | Panjer |
6 | KRT.Kalapaking IV | 1790-1833 | Panjer |
7 | KRT. Arungbinang IV | 1833-1861 | Panjer |
8 | KRT. Arungbinang V | 1861-1890 | Kebumen |
9 | KRT. Arungbinang VI | 1890-1908 | Kebumen |
10 | KRT. Arungbinang VII | 1908-1934 | Kebumen |
11 | KRT. Arungbinang VIII | 1934-1942 | Kebumen |
12 | R. Prawotosoedibyo S. | 1942-1945 | Kebumen |
13 | KRT. Said Prawirosastro | 1945-1947 | Kebumen |
14 | RM. Soedjono | 1947-1948 | Kebumen |
15 | R.M. Istikno Sosrobusono | 1948-1951 | Kebumen |
16 | R.M. Slamet Projorahardjo | 1951-1956 | Kebumen |
17 | R. Projosudarto | 1956-1961 | Kebumen |
18 | R. Sudarmo Sumohardjo | 1961-1963 | Kebumen |
19 | R.M. Suharjo Notoprojo | 1963-1964 | Kebumen |
20 | DRS. R. Soetarjo Kolopaking | 1964-1966 | Kebumen |
21 | R. Suyitno | 1966-1968 | Kebumen |
22 | Mashud Mertosugondo | 1968-1974 | Kebumen |
23 | R. Soepeno Soerjodiprodjo | 1974-1979 | Kebumen |
24 | DRS. H. Dadiyono Yudoprayitno | 1979-1984 | Kebumen |
25 | Drs. Iswarto | 1984-1985 | Kebumen |
26 | H. M.C. Tohir | 1985-1990 | Kebumen |
27 | H.M. Amin Soedibyo | 1990-1995 | Kebumen |
28 | H.M. Amin Soedibyo | 1995-2000 | Kebumen |
29 | Dra. Rustriningsih, M.Si. | 2000-2005 | Kebumen |
30 | Dra. Rustriningsih, M.Si. | 2005-2008 | Kebumen |
31 | K.H. Nashiruddin Al Mansyur | 2008-2010 | Kebumen |
32 | H. Buyar Winarso, SE | 2010- | Kebumen |
Legislatif
Pada Pemilihan Umum (Pemilu) yang dilaksanakan untuk memilih anggota legislatif pada bulan April 2004 di Kabupaten Kebumen tercatat 810.350 pemilih dan yang melaksanakan hak pilihnya sebanyak 674.771 pemilih yang tersebar di 2.995 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Perolehan suara sah yang tercatat di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Kebumen untuk DPR, DPRD I, DPRD II, dan DPD pada Pemilu bulan April 2004 adalah berturut-turut untuk DPR sebanyak 608.088 suara, DPRD I sebanyak 599.689 suara, DPRD II sebanyak 620.765 suara serta DPD sebanyak 574.159 suara.
Dari lembaga legislatif dapat digambarkan kegiatan sidang yang dilaksanakan selama tahun 2005 oleh Komisi A sebanyak 40 kali, Komisi B sebanyak 23 kali, Komisi C sebanyak 22 kali, Komisi D sebanyak 17 kali, sedangkan rapat/sidang gabungan komisi sebanyak 3 kali. Kegiatan sidang pleno DPRD Kabupaten Kebumen sebanyak 25 kali dan pada sidang-sidang tersebut dihasilkan 29 buah Surat Keputusan DPRD dan 2 buah Peraturan Daerah (Perda). Sedangkan rapat/sidang panitia yang dirinci sebagai berikut: sidang Panitia Musyawarah sebanyak 5 kali, sidang Panitia Anggaran sebanyak 12 kali, sidang Panitia Khusus sebanyak 22 kali, dan sidang pimpinan sebanyak 52 kali.
Penduduk
Penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2005 tercatat 1.212.809 jiwa, mengalami pertumbuhan sebesar 0,79% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 293.373 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 947 jiwa/km², dengan Kecamatan Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 2.867 jiwa/km² dan Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya dengan 351 jiwa/km². Dahulu terdapat bekas Kota Administratif yaitu Kota Karanganyar tetapi semenjak tahun 1999 kedudukan Kota Administratif diseluruh Indonesia dihapus dan Kota Karanganyar kembali dilebur ke Kabupaten Kebumen. Kota Administratif Karanganyar meliputi beberapa kecamatan: Karanganyar, Gombong & Adimulyo bila digabungkan populasinya saat ini sekitar 208.052 Jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 612.467 jiwa dan perempuan sebanyak 600.342 jiwa sehingga sex-ratio-nya sebesar 102. Ditinjau dari distribusi/persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar 9,94 persen, dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,16% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen.
Dilihat menurut kelompok umur, penduduk di bawah 15 tahun sebesar 30,45% atau 369.329 jiwa dan penduduk usia 65 tahun ke atas berjumlah 92.600 jiwa atau 7,64 persen, sedang penduduk usia 15 – 65 tahun sebanyak 750.880 atau 61,91 persen.
Uraian | 2003 | 2004 | 2005 |
---|---|---|---|
Rumah Tangga | 288.852 | 291.104 | 293.373 |
Penduduk laki-laki | 603.022 | 607.670 | 612.467 |
Penduduk perempuan | 590.956 | 595.645 | 600.342 |
Penduduk usia produktif (15-64 th) | 739.212 | 744.972 | 750.880 |
Penduduk usia tidak produktif (0-14Th & 65Th+) | 454.766 | 458.343 | 461.929 |
Angkatan kerja | 649.632 | 654.634 | 659.809 |
Bukan angkatan kerja | 313.134 | 315.661 | 318.133 |
Daftar kecamatan di Kabupaten Kebumen beserta data lainnya
Nama kecamatan | Jumlah penduduk | Luas wilayah (km2) | Jumlah kelurahan | Jumlah desa |
---|---|---|---|---|
Adimulyo | 46.634 Jiwa | 48,4 km2 | - | 22 |
Alian | 44.723 Jiwa | 67,7 km2 | - | 16 |
Ambal | 48.963 Jiwa | 60,4 km2 | - | 32 |
Ayah | 50.371 Jiwa | 116,4 km2 | - | 18 |
Bonoworo | 19.321 Jiwa | 30,8 km2 | - | 11 |
Buayan | 44.472 Jiwa | 86,4 km2 | - | 20 |
Buluspesantren | 50.072 Jiwa | 48,7 km2 | - | 20 |
Gombong | 66.593 Jiwa | 29,5 km2 | 2 | 12 |
Karanganyar | 92.758 Jiwa | 62,8 km2 | 4 | 12 |
Karanggayam | 42.547 Jiwa | 149,2 km2 | - | 19 |
Karangsambung | 32.441 Jiwa | 75,1 km2 | - | 14 |
Kebumen | 118.956 Jiwa | 52,04 km2 | 5 | 24 |
Klirong | 53.246 Jiwa | 43,2 km2 | - | 23 |
Kutowinangun | 46.562 Jiwa | 38,7 km2 | - | 18 |
Kwarasan | 30.811 Jiwa | 43,8 km2 | - | 22 |
Mirit | 40.609 Jiwa | 54,5 km2 | - | 22 |
Padureso | 13.795 Jiwa | 38,5 km2 | - | 9 |
Pejagoan | 42.991 Jiwa | 44,7 km2 | - | 13 |
Petanahan | 52.018 Jiwa | 44,8 km2 | - | 19 |
Poncowarno | 15.479 Jiwa | 37,4 km2 | - | 11 |
Prembun | 36.289 Jiwa | 32,9 km2 | - | 12 |
Puring | 41.433 Jiwa | 61,9 km2 | - | 23 |
Rowokele | 32.568 Jiwa | 73,7 km2 | - | 11 |
Sadang | 16.422 Jiwa | 64,2 km2 | - | 7 |
Sempor | 53.346 Jiwa | 130,2 km2 | - | 16 |
Sruweng | 54.111 Jiwa | 53,6 km2 | - | 21 |
--Raden khasan anwar (bicara) 21 Januari 2015 05.39 (UTC)
Pendidikan
Di bidang pendidikan, Kebumen memiliki sarana dari PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA hingga Perguruan tinggi.
Perguruan Tinggi di Kabupaten Kebumen
1. PGSD Kabupaten Kebumen
Alamat : Jl. Kepodang Panjer Kebumen
2. AMIK PGRI Kebumen Alamat : Jl. Kaswari No. 26 Kebumen Telp. : 0287 386630 Website : www.amik-kebumen.ac.id
3. Politeknik Dharma Patria Alamat : Jl. Jendral Ahmad Yani No. 1 Kebumen Telp. : 0287 381116 email : info@politeknik-kebumen.ac.id website : www.politeknik-kebumen.ac.id
4. STAINU Kebumen Alamat : Jl. Tentara Pelajar Nomor 55 B Kebumen Telp : (0287) 385902 email :stainuke@stainukebumen.ac.id website: http://stainukebumen.ac.id
5. STIE Putra Bangsa Alamat : Jl. Ronggowarsito No. 18 Pejagoan Kebumne Telp : Telpon (0287) 384011. Fax (0287) 386675 website : http://stieputrabangsa.ac.id
6. STIKES Muhammadiyah Gombong Alamat : Jln Yos Sudarso 461 Gombong Telp : 0287 472433 website : http://stikesmuhgombong.ac.id
7. UMNU (Universitas Maarif Nahdhatul Ulama) i Jl. Kusuma No. 75
8. STT Muhammadiyah Kebumen
Alamat, Jl. Pahlawan 188 Mertokondo. Kota/Kabupaten, Kab. Kebumen. Kode Pos, 54311.
Media massa
Kebumen memiliki media massa yang relatif lengkap, baik media cetak maupun elektronik. Saat ini di wilayah Kebumen telah terbit surat kabar harian Kebumen Ekspres, yang merupakan bagian dari Jawa Pos Group. Di samping itu juga terdapat Radar Kebumen.
Untuk media elektronik, terdapat beberapa stasiun radio komersial dan satu radio publik milik pemkab Kebumen, serta sebuah stasiun televisi lokal.
Radio yang bersiaran dari Kota Kebumen, antara lain: Radio InFM, Bimasakti FM, Mas FM, Radio DVK, dan Ardana FM. Radio yang bersiaran dari Kota Karanganyar, meliputi: Radio Ardana FM, Ratih FM, Mandala FM, Kedu Comunity FM, dan Radio Rodja AM. Radio yang bersiaran dari Kota Gombong, meliputi SKB Pop FM dan RPFM.
Satu stasiun televisi lokal milik Pemkab, berada di channel 47 UHF, yaitu Ratih TV.
Transportasi
Kebumen berada di jalur lintas selatan Pulau Jawa. Angkutan umum antarkota dilayani oleh bus dan kereta api. Stasiun Kebumen dan Karanganyar adalah stasiun besar yang ada di Kebumen, di samping itu terdapat stasiun kecil lainnya seperti Prembun, Soka, Kutowinangun, dan Gombong. Di antara kereta api yang melintasi Kebumen adalah Senja Utama dan Fajar Utama (Jakarta Pasar Senen-Yogyakarta), Argo Wilis (Bandung-Surabaya Gubeng), Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Kutojaya (Kutoarjo-Jakarta)- Sawunggalih (Jakarta-Kutoarjo).
Untuk menuju Bandara Adisutjipto, Maguwoharjo, Yogyakarta, dapat ditempuh dengan menggunakan Bus Damri tujuan Bandara, yang berpangkalan di jalan Pemuda Kebumen. Selain itu, bisa juga digunakan jasa Kereta api KRD Maguwo Ekspres (Purwokerto-Kebumen-Maguwo), langsung turun di stasiun Maguwo yang berada di lingkungan bandara.
Pariwisata
Goa Jatijajar
- Dibentuk alam selama ribuan tahun, muncullah sebuah karya nan indah yang menawarkan nuansa lain. Tempat berpetualang di perut bumi, namun santai dan menyenangkan yang terletak 21 kilometer ke arah selatan Gombong, atau 42 kilometer arah barat Kebumen.
- Gua Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur. Objek wisata ini sungguh sangat menarik. Pegunungan kapur ini memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung.
- Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Gua Jatijajarpun tak terkecuali. Kata yang punya cerita, Gua Jatjajar ini pada zaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang ada di dalam goa itu.
- Masuk ke dalam gua ini, bagaimanapun ada rasa degdegan. Betapa tidak! Karena merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus. Tambah ngeri lagi jika membayangkan gelapnya suasana di dalam perut dinosaurus tersebut. Namun rasa cemas itu segera sirna, sebab ruangan diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut gua cukup lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.
- Setelah puas menyaksikan sajian ini, perjalanan dilanjutkan dengan menuruni tangga menuju ruang yang merupakan bagian ekor dari dinosaurus tersebut. Di dalam ruang ini, Anda dapat melihat sumber mata air yang disebut Sendang. Jumlah sendang tersebut ada 4 buah, yaitu Sendang Mawar, Kantil, Jombor dan Puserbumi. Sendang Mawar dipercayai mempunyai kekuatan gaib yang bisa membuat seseorang tetap awet muda, karenanya setiap pengunjung selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka dengan air Sendang Mawar tersebut.
- Dipenuhi oleh rasa kagum dan terpesona, tanpa terasa Anda telah menempuh jarak 250 meter menyusuri perut dinosaurus. Fantastis bukan? Dan itulah kenyataannya. Bukan itu saja, bahkan tanpa Anda sadari, Anda telah masuk ke perut bumi sedalam 40 meter. Benar-benar suatu petualangan yang santai yang hanya bisa dicicipi di Taman Wisata Gua Jatijajar.
- Terletak 21 Km sebelah barat daya Kecamatan Gombong, atau 42 Km sebelah barat daya kota Kebumen. Legenda di dalam goa menggambarkan legenda Raden Kamandaka atau legenda Lutung Kasarung. Panjang goa adalah 250 meter. Di area Goa Jatijajar ini juga terdapat beberapa goa lainnya, seperti Goa Intan dan Goa Dempok serta tersedia taman dan Pulau Kera. Untuk menuju ke obyek wisata ini telah tersedia sarana dan prasara transportasi, penginapan serta rumah makan yang relatif representatif. Patung Dinosaurus yang seolah memuntahkan air dalam lokasi wisata ini sebenarnya merupakan muara dari mata air dari dalam Goa Jatijajar yang tiada pernah berhenti walau musim kemarau sekalipun.
- Obyek wisata Goa Jatijajar dilengkapi taman yang asri yang dilengkapi dengan taman bermain. Taman ini diberi nama Pulau Kera, karena di taman ini terdapat banyak patung kera. Di gerbang mulut Goa Jatijajar, terdapat lobang di antara stalagnit, sehingga bila cahaya matahari masuk terlihat sangat indah. Goa Jatijajar merupakan bukti dari legenda Kamandaka (Lutung Kasarung), di mana kisah ini secara tersirat dikisahkan melalui patung-patung yang ada di dalam Goa Jatijajar. Di dalam Goa Jatijajar terdapat sebuah mata air (sendang) yang konon kabarnya akan membuat awet muda bagi yang mencuci muka di sana.
- Di samping Goa Jatijajar, masih terdapat goa yang lain seperti Goa Dempok ini. Stalagtit yang terdapat di dalam Goa Dempok terbentuk secara alami selama ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Hingga kini masih terjaga keasliannya. Goa Intan berada satu lokasi dengan obyek wisata Goa Jatijajar. Goa ini memiliki keunikan tersendiri dengan langit goa yang relatif tidak terlalu tinggi.[1]
Goa Petruk
- Terletak 7 Km selatan Goa Jatijajar. Petruk diturunkan dari nama pengikut setia Pandawa dalam cerita pewayangan. Goa ini sangat mempesona. Tetesan air kapur terdengar bagaikan kebisingan yang tiada henti. Banyak stalaktit yang menyerupai bentuk kehidupan di dunia, seperti halnya stalaktit seperti anjing duduk ini. Stalaktit ini sangat memukau pengunjung karena menyerupai tokoh Semar dalam cerita pewayangan. Gorden raksasa akan mengingatkan betapa Maha Kuasanya Tuhan YME dan segala ciptaannya di bumi dan di langit.
- Boneka-boneka mungil terdapat di dalam Goa Petruk di antara aliran air dalam gua yang sejuk. Stalaktit ini sangat mirip dengan payudara yang tidak terdapat di tempat lain. Tangan anda dapat menyentuhnya karena dinding goa yang tidak terlalu tinggi.
Pantai Ayah
- Pantai ini berada di Ayah. Terletak 9 Km dari Goa Jatijajar. Pantai ini berada di dekat muara Sungai Bodo. Wisatawan dapat menyewa perahu sambil menatap indahnya perbukitan. Pantai Ayah juga digunakan sebagai Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) sehingga wisawatan bisa membeli ikan dan menikmati sajian seafood di kawasan ini. Di sini anda dapat menyaksikan matahari tenggelam yang mengagumkan karena pantai ini mengarah ke arah barat.
Pantai Karangbolong
- Pantai Karangbolong terletak di Desa Karangbolong. Nuansa pantai yang dipagari perbukitan yang asri dan lambaian pohon kelapa serasa menyejukkan hati. Pantai Karangbolong menyimpan berbagai keindahan. Di samping pantai yang menawan, Pantai Karangbolong juga menyimpan keindahan karang yang bolong (berlubang) dengan sarang burung waletnya.
Pantai Suwuk
- Terletak di Tambakmulyo, Kecamatan Puring. Untuk menuju ke lokasi pantai, banyak jalur alternatif yang dapat digunakan. pantai ini terletak 22 km sebelah selatan Gombong dan dapat ditempuh sekitar 45 menit, terletak sekitar 35 Km sebelah barat daya Kota Karanganyar dapat ditempuh lebih dari 1 Jam, dan terletak 50 Km dari Kota Kebumen maka dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam untuk menuju Pantai Suwuk. Bagi anda yang berasal dari arah timur yang kebetulan sedang melintasi jalan selatan-selatan atau jalan Daendels dari arah Yogyakarta dapat langsung lurus menuju Pantai Suwuk. Pantai ini memiliki fasilitas yang lengkap serta wahana lain yang mendukung seperti Kebun Binatang dan Mini Water Boom.
Pantai Petanahan
- Terletak di Desa Karanggadung atau 17 Km Barat daya Kota Kebumen. Dengan ombak besarnya, Pantai Petanahan memiliki daya tarik tersendiri. Di lokasi ini juga dilengkapi panggung terbuka bagi acara-acara seni rakyat. Selain itu juga terdapat hutan cemara udang yang rindang hasil kerjasama penghinjauan pantai antara Pemkab Kebumen dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pantai Petanahan juga merupakan pantai yang menjadi tempat bertelur penyu hijau.
Arung Jeram Pedegolan
- Arung Jeram ini menggunakan setengah dari panjang Sungai Padegolan yang merupakan sungai limpahan air di bawah Bendungan Wadaslintang. Jika anda petualang sejati, cobalah arungi tantangan ini dan raih kemenangan alami. Pemandangan sepanjang sungai terbilang indah dengan dipenuhi pepohonan. Karena air berasal dari Waduk, membuat air sungai ini sangat jernih. Bahkan dasar sungai bisa terlihat. Titik start petualangan Arung Jeram Padegolan berada di PLTA Wadaslintang di desa Sendangdalem dan akan berakhir di Bendung Pejengkolan yang masuk ke kawasan Jembangan Wisata Alam (JWA) di Desa Jembangan
Pantai Pasir
- Pantai Pasir terletak di Desa Pasir atau 24 Km sebelah selatan Kota Gombong atau 7 Km sebelah barat Pantai Karangbolong. Di balik keindahan alam yang memukau, Pantai Pasir diyakini masyarakat setempat sebagai pintu gerbang Istana Nyi Roro Kidul. Adapun pintu gerbang tersebut berupa batu karang yang seperti berujud beruang yang sedang minum air telaga. Di samping wisata alam pantai yang menawan, Pantai Pasir juga merupakan lokasi menarik bagi yang suka berbelanja hasil laut, karena Pantai Pasir juga merupakan tempat pelelangan ikan (TPI) utama Kabupaten Kebumen. Pemandangan di sekeliling Pantai Pasir merupakan perpaduan antara alam laut yang indah, pegunungan yang anggun serta wilayah pertanian dan pertambakan yang subur. Pantai Pasir dipercayai sebagai pintu gerbang Nyai Roro Kidul.
Pantai Menganti
- Pantai Menganti terletak di Desa Karangduwur. Pantai ini memiliki karang terjal dengan bukit yang menjulang tinggi dibibir pantai serta pasir putih yang menawan. Pantai ini juga sebagai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sehingga kegiatan nelayan menjadi hal lumrah di pantai ini. Keindahannya memukau siapapun yang berkunjung ke Pantai Menganti. Perpaduan ombak, pasir putih, nelayan, bukit dan tebing hijau akan menghadirkan keindahan tersendiri. Di sebelah timur dari Pantai Menganti terdapat Pantai Karangbata yang sempit dan dihiasi batuan vulkanik purba yang berserakan.
- Kedua pantai ini merupakan obyek wisata bagi wisatawan yang menyukai tantangan dan sedikit risiko. Lokasinya 7 Km dari Pantai Ayah. Untuk menuju lokasi ini wisatawan harus berjalan kaki sejauh 3 Km dari lokasi parkir kendaraan terdekat. Bentangan datar dekat Pantai Tanjungbata begitu indahnya. Panorama alam pantai yang menawan. Kerasnya ombak Pantai Selatan tidak menggoyahkan tebing karang yang tegar ini. Bentuk karang laut inilah yang membuat pantai ini disebut Tanjungbata karena bentuknya yang mirip batu bata raksasa. Bila anda pernah datang ke Pantai Kuta Bali, maka anda akan merasakan kekaguman yang sama saat melihat Pantai Pasir Putih Menganti ini. Ombak yang tidak terlalu keras membuat obyek wisata ini sangat menarik sebagai lokasi santai sambil bermain di pantai pasir putih yang lembut. Investasi di Pantai ini merupakan tantangan bagi investor yang berminat mengembangkannya.
Pemandian Air Panas Krakal
- Pemandian Air Panas Krakal memiliki mata air yang tidak pernah kering walau musin kemarau panjang sekalipun.
Pantai Pecaron
- Pantai ini berada di Desa Srati. Keindahan pantai ini terletak pada bukit hijau tinggi menjulang di bibir pantai. Pantai ini dihiasi pasir putih dan pohon kelapa yang rapat disepanjang pantai hingga atas bukit. Ditempat ini juga disediakan Camping Groud yang memadai. Pantai pecaron masih sangat alami sehingga belum banyak terjamah wisatawan umum.
Waduk Serbaguna Sempor
- Waduk Serbaguna Sempor memiliki pemandangan alam indah, dilengkapi dengan arena bermain anak-anak, tempat parkir, cottage serta panggung terbuka.
Waduk Wadas Lintang
- Waduk Wadaslintang mempunyai luas sembilan kali Waduk Sempor. Letaknya 34 Km arah timur laut Kota Kebumen.
Benteng Van Der Wijck
- Terletak di Kota Gombong Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dibangun pada abad ke XVIII oleh Belanda untuk pertahanan, dan bahkan kadang-kadang untuk menyerang. Nama benteng ini diambil dari Van Der Wijck, nama yang terpampang pada pintu sebelah kanan, kemungkinan nama komandan pada saat itu. Mudah dicapai dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum 21 Km dari Kebumen, atau 100 Km dari Candi Borobudur. Benteng ini kadang dihubungkan dengan nama Frans David Cochius (1787 - 1876), seorang jenderal yang bertugas di daerah barat Bagelen yang namanya diabadikan menjadi Benteng Generaal Cochius. Selanjutnya benteng pertahanan ini digunakan untuk sekolah militer.
- Data teknis benteng:
- Luas benteng atas 3606,625m².
- Benteng bawah 3606,625 m².
- Tinggi benteng 9,67 m, ditambang cerobong 3,33 m.
- terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7,5 x 11,32 m.
Kolam Renang "Gading Splash Water/GSW"
- Terletak di dalam area ibukota Kebumen hanya 300 m, arah barat daya dari alun-alun Kebumen. Ini adalah kolam renang yang di disain sangat artistik, ada pencampuran bangunan budaya barat dan timur, sangat cocok untuk tempat hiburan dan pembelajaran keluarga, karena didalamnya terdapat banyak fasilitas pendukung, dari area bermain anak, cafe, mini market, tempat fitnes yang modern, sampai area erobic. Ini benar-benar rest area yang akan juga bikin kita fress, sehat dan menghibur.
Wisata Air Jembangan
- Terletak 10 kilometer utara Kutowinangun, masuk wilayah kecamatan Poncowarno. Terletak di sekitar Bendungan Pejengkolan, yang merupakan bagian dari sistem irigasi waduk wadaslintang. Sudah dilengkapi sarana dermaga dan perahu wisata, warung makan, sepeda air dan segera dilengkapi dengan waterboom.
WISATA RELIGI
Selain terkenal dengan wisata alamnya kebumen juga terkenal dengan wisata religinya. Hal ini dikarenakan di kebumen terdapat banyak makam para syeikh diantaranya adalah:
1.MAKAM SYEIKH ANOM SIDA KARSA Makam Syekh Anom Sida Karsa Terletak di desa Grogol beningsari di kecamatan Petanahan, Kebumen, yang berjarak sekitar 15 km dari kota Kebumen atau sekitar 6 km dari Pantai Petanahan, makam ini selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah terutama pada malam jumat,bulan saban,dan bulan Muharram.
Syekh Anom Sida Karsa yang diketahui adalah seorang waliyullah. Ditelusuri dari silsilahnya ternyata Beliau masih keturunan ke 5 dari Raden Fatah. DULLAH SIDIQ adalah nama aslinya, beliau hidup pada zaman Hamengku Buono ke- IV. Konon beliau memang keturunan darah biru, namun karena kecintaannya pada Sang Kholiq beliau lebih memilih untuk menyebarkan Agama Islam daripada mementingkan pangkat. Sebelum singgah di Desa ini, Syekh Anom pernah babad alas di daerah Demak. Selain itu beliau juga pernah singgah di Sumpyuh tepatnya di Desa Ngadiasa, tempat lain yang pernah disinggahinya yaitu Banyumas, Setelah dari Banyumas beliau kembali lagi ke Demak dengan tujuan untuk perang melawan Belanda. Kemudian beliau melanjutkan dakwahnya hingga sampai desa ini dan disinilah beliau tinggal sampai wafat. Syekh Anom berguru pada Syekh Abdul Awal bersama tiga teman seperjuangannya yaitu Syekh Abdul Fatah yang saat ini Makomnya terdapat di daerah Sentul, Syekh Syahrowardi yang makomnya terdapat di Desa Tanjungsari, dan salah seorang murid dari desa setempat yang bertugas untuk khutbah yang Makomnya terdapat di Kuburan Panggel. Dari sejarah Syekh Anom yang paling menarik yaitu Pada saat Syekh Abdul Awal akan menunaikan Ibadah Haji ke tanah Suci, dengan sengaja Syekh Abdul Awal tidak mengikutsertakan murid-muridnya karena Beliau hanya berniat mengajak istrinya, oleh karena itu Beliau memberi tugas kepada masing-masing muridnya. Tugas yang diberikan kepada Syekh Anom adalah diperintahkannya Beliau untuk menunggu sepuluh beton (isi nangka) yang sedang dibenem (ditimbun dengan bara api) sampai matang untuk dibagikan kepada teman-temannya. Anehnya setelah betonnya matang hanya terdapat Sembilan buah, Hal ini menjadikan Syekh Anom ragu untuk membagikan kepada ketiga temannya. Untuk menanyakan kebimbangannya Beliau berniat menyusul Sang Guru ke Tanah Suci. Disinilah terdapat karomah yang luar biasa pasalnya Syekh Anom hanya mengendarai bekong (tempat beras) untuk sampai ke Mekah, hal yang sama juga dialami oleh Gurunya yang hanya mengendarai mancung untuk mencapai tempat tujuan. Sesampainya di Mekah Syekh Anom bertemu dengan Sang Guru dengan membawa Sembilan beton yang masih hangat, lalu Beliau menanyakan mengapa beton yang ada hanya Sembilan buah padahal sebelumnya Syekh Abdul Awal mengatakan bahwa beton yang dibenem ada sepuluh buah. Pertanyaan itu diabaikan begitu saja oleh Syekh Abdul Awal, karena Syekh Anom sudah terlanjur ada di Tanah Suci maka Syekh Abdul Awal mengajaknya untuk menunaikan ibadah Haji bersama. Cerita itulah yang menjadi dasar terciptanya sebuah nama SYEKH ANOM SIDA KARSA yang mempunyai arti, kata “SIDA” berarti JADI dan “ KARSA” berarti kesampaian.[10] Dalam sumber di lokasi menyebutkan, nama Syeh Anom Sidakarsa tersebut diketahui dari seorang yang selama dua tahun berturut-turut melakukan riyadloh di makam tersebut pada tahun 1935. Orang itu yakni almarhum Simbah Chamid dari Kajoran Magelang. Menurut cerita Simbah Chamid kepada murid-muridnya yang kemudian diyakini hingga sekarang, Syeh Sidakarsa adalah cucu dari Sultan Bintoro/Raden Fatah di Demak. Syeh Sidakarsa yang sering juga disebut Syeh Anom datang ke Kebumen untuk berguru atau nyantri kepada Syeh Abdul Awwal. Keberadaan Syeh Abdul Awwal sendiri bisa dilacak dari makam kiai tersebut yang terletak di Desa Kebonsari Kecamatan Petanahan atau sekitar 1,5 km sebelah utara makam Syeh Anom. Begitu dekat dan cintanya Syeh Anom dengan gurunya itu, dia merasa susah sepeninggal gurunya itu ke tanah suci. Karena sangat dekatnya, rindu tidak dapat tertahankan. Syeh Anom pun kemudian bermunajah kepada Allah SWT agar dapat menyusul gurunya. Di tengah munajahnya itu, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh. Setelah diperiksa ternyata sebuah blongkeng (mancung) pohon kelapa. Bagi Syeh Anom, kondisi itu seperti petunjuk dari Allah, maka dengan izin Allah, Syeh Anom dapat menyusul gurunya dengan naik blongkeng itu.
Syekh Anom Sida Karsa memilih tinggal di daerah ini karena mengetahui banyak orang yang masih membutuhkan pencerahan, diantaranya adalah daerah Ambal yang dihuni banyak berandal. Beliau menetap di tempat ini sampai wafatnya.
Semasa hidupnya, Syekh Anon Sida Karsa terkenal memiliki kelebihan. Kabar itu akhirnya sampai ke telinga para berandal di Ambal. Mereka pun datang menyatroni rumah Syekh Anom, berjumlah 200-an orang. Sampai di lokasi mereka melihat ada keanehan, yaitu meskipun rumah Syekh Anom miring ke Utara namun justru yang di sebelah Selatan yang disangga kayu. Para berandal itu pun menganggap pemilik rumah sudah tak waras lagi.
Ketika Syekh Anom Sida Karsa mempersilahkan para begal masuk ke dalam rumah, lagi-lagi mereka menganggap tuan rumah tak waras. Bagaimana mungkin rumah sekecil itu sanggup menampung gerombolan yang berjumlah demikian banyak. Namun ketika akhirnya masuk, ternyata dalaman rumah itu luas sekali. Seluruh gerombolan hanya memenuhi satu pojok rumah saja. Barulah para berandal itu sadar bahwa Syekh Anom bukan orang sembarangan.
Berandal itu dijamu makan oleh Syekh Anom, satu hal yang selalu dilakukannya pada setiap tamu yang datang ke rumahnya. Makanan selalu ada, berapa pun tamu yang datang setiap harinya. Para berandal dipesan agar tidak membuang tulang ayam ke lantai. Namun seorang berandal sengaja membuang tulang ayam ke lantai, dan tiba-tiba tulang itu berubah menjadi ayam lagi! Akhirnya para berandal itu pun takluk kepada Syekh Anom.
2.MAKAM SYEIKH ABDUL AWAL
Makam syeikh abdul awal terletak di desa kebon sari kecamatan kebumen, tidak terlalu jauh dari makam muridnya syeikh anom sida karsa. Syech dulu bernama Mangkurat Mas, dari Yogyakarta, putra R. Pemanahan dari istri padmi. Anak Ki Ageng Pemanahan ada 2 yaitu Mangkurat Mas dan Mangkurat Kuning. Cerita berawal saat Ki Ageng berpesan kepada anaknya, lewat adiknya Ki Ageng Giring yang bermukim di Cirebon. Ki Ageng Pemanahan memberi wangsit jika suatu saat Ki Ageng mangkat, maka kekuasaan keraton Yogyakarta diserahkan kepada anak sulungnya, Mangkurat Mas. Namun begitu ayahnya meninggal, Ki Ageng Giring malah tidak peduli dengan amanah untuk menyerahkan titipan kekuasaan kepada Mangkurat Mas. Melalui patih Martapala-Martapura, sehingga terjadi geger dan menjadikan Mangkurat Mas pergi dari keraton dengan prinsip bahwa kekuasaan hanya akan akan menjadikan seseorang bertaruh dan mungkin sampai di akhir ajal, hanya akan bertaruh dan memperebutkan kekuasaan saja. Dan akhirnya kekuasaan di Yogyakarta jatuh ke tangan Ki Ageng Giring, sedangkan Mangkurat Mas pergi dari kerajaan, menuju ke arah barat dan sampai di seputar desa yang sekarang ini disebut Kebonsari.
Pada satu saat datanglah Raden Patah putra dari Prabu Brawijaya V-Raja Majapahit terakhir ke tanah jawa. Kedatangan R. Patah menjadikan tanah jawa geger karena dia bermisi menundukkan negara Pandawa tengah. Pada saat itu Mangkurat Mas yang juga dikenal sebagai Syech Abd. Awal sudah bermukim di Kebonsari, meski namanya belum Kebonsari. Lama-kelamaan, Di Kebonsari, Mangkurat Mas membawa ilmu para wali ibarat hanya sebulir padi/semenir, dipecah menjadi empat madzhab. Sembari bermukim disini, Mangkurat Mas memberikan wewarah kepada banyak orang tentang ilmu-ilmu para wali.
Kedatangan R. Patah ke tanah jawa diikuti dengan proses penyerangan perilaku ibadah umat-umat Islam yang merujuk pada ajaran wali, digeser dengan ilmu agama suci dari tanah Saudi-ajaran Rasul Muhammad saw. Awalnya di tanah jawa yang diamalkan ilmu Kuntadewa.
Di Kebumen, Mangkurat Mas alias Syech Abdul Awwal punya banyak murid, diantaranya di Guyangan, Syech Sidakarsa dan Syech Abdul Rosyid. Sebagai seorang pembawa ajaran Islam Jawa/sinkretik/ilmu kebatinan/ilmu ratu tanah jawa, Syech seorang diri mengajarkan ilmunya di daerah ini. Ada tokoh lain yang dikenal yaitu Syech Abdul Muhyi, namun beliau membawa risalah Islam murni dari tanah Arab. Abdul Muhyi anak dari panembahan Sultan Imam Mahdi dari tanah Madinah.
Begitu lama merasa cukup lama bermukim di Kebumen, Syech ingat akan sebuah pesan yang tertulis di kitabnya untuk pergi ke tanah suci-naik haji. Pada saat Syech naik haji, beliau menggunakan “mancung” dari pohon kelapa. Keajaiban itu bisa diwujudkan karena ilmu kebijaksanaan yang dimiliki oleh Sang Syech.
Saat mengembara ke Kebumen, Syech Abdul Awwal sudah menamatkan ilmu dari pesantren dan menikah dengan putri keraton Solo/Surakarta yang bernama Jonggrang, belum sempat bekerja mengamalkan ilmunya namun sudah didahului dengan geger perebutan kekuasaan di Yogyakarta dan pendudukan Belanda di tanah jawa. Seumur hidup, Syech Abdul Awwal hanya mempunyai satu istri yaitu Nyai Jonggrang.
Dalam ceritera, R. Patah yang membawa risalah rasul Muhammad adalah putra dari pernikahan putri Cempa-Cina dengan Raja Brawijaya-raja Majapahit yang terakhir. Versi dongeng, diberi nama Patah dari makna banyu patang wulan bali ngulon meng Cina. Dulu, ratu Sriwijaya alias sang ayah putri Cempa menciptakan Putri Cempa yang berwujud jin raksasa, dicipta menjadi putri cantik seperti putri di daerah tanah Jawa. Saat sudah menjadi cantik, ia berkeliling di seluruh tanah jawa membawakan seni lagu dan tari-tarian untuk dipertunjukkan. Ratu Brawijaya melalui Patih Gajah Mada, jatuh cinta pada putri Cempa dari Palembang dan ingin mempersunting menjadi istri sebagai istri ke-41. Setelah menikah dengan Raja Brawijaya, Putri Cempa hamil dan mengidam. Yang diinginkan Putri Cempa saat mengidam adalah rujak babi. Sebagai suami, Sang Prabu menuruti permintaan istrinya dengan memerintahkan kawulanya berburu babi dan memasaknya. Setelah makan, ternyata Putri Cempa yang cantik tiba-tiba berubah ke wujud semula, seorang raksasa. Dengan perubahan wujud itu, Sang Putri menjadi malu dan segera terbang kembali ke tanah asal, Banyu patang wulan alias R. Patah dibawa serta. Sat kembali ke negerinya, Putri Cempa dipersunting oleh Arya Damar-Raja Palembang. Disana, lahirlah R. Patah. Sebagai ayah, Prabu Brawijaya berpesan agar Arya Damar tidak menghilangkan identitas R.Patah yang merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Di kemudian hari R. Patah pergi menuntut ilmu ke Mesir sehingga ia menjadi seorang alim dan kelak menjadi penyebar ajaran Islam-Rasul di tanah jawa, bahkan menyerang ayah kandungnya sendiri yang berkuasa di Majapahit yang nota benenya pemegang tradisi dan kepercayaan Hindu. R. Patah adalah anak kandung dari putri Cempa, hasil dari pernikahan keduanya dengan Prabu Brawijaya. Sedangkan sebelumnya Putri Cempa sudah pernah menikah dan berputrakan Raden Husen.
Awal sebelum R. Patah mengetahui keberadaan ayah kandungnya, ia bertanya kepada ibunya. Setelah ibunya menceritakan sebenarnya darah siapa yang mengalir pada diri R. Patah, maka segera R. Patah ingin menyusul ayah kandungnya di Majapahit. Sebelum ia tiba di Majapahit, ia singgah dulu di Demak Bintoro dan diterima oleh Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel, R. Patah dinikahkan dengan cucunya-putri Mloko, dan dijadikan Bupati Demak Bintoro. Setelah cukup lama menetap di Bintoro, R. Patah ingin melanjutkan ke Majapahit. Di tengah jalan ia bertemu dengan Sunan Giri. Saat R. Patah menyatakan maksudnya, Sunan Giri melarang dia melanjutkan niatnya dengan alasan ilmu para wali yang sudah mengakar di tanah jawa, tidak boleh diganggu gugat, dirubah atau dicampuri oleh ajaran Islam yang berasal dari tanah Arab. Namun dalam kenyataannya, R. Patah yang kemudian bertemu dengan saudara tirinya R. Husen, menegakkan agama rasul di tanah jawa. Pada saat itulah para wali pemegang ajaran sinkretik mundur agar tidak terjadi pertentangan di kalangan umat. Secara garis besarnya, agama Rasul dipandang sebagai ajaran yang mengutamakan syariat sedangkan para wali dianggap sebagai pembawa ajaran tarekat. Sedangkan idealnya seorang umat adalah mengamalkan ilmu Rasul dan meneladani perilaku wali, namun sekarang tidak demikian.
Di Kebumen, tempat mukim Syech Abdul Awwal adalah di pedukuhan Kedungamba, desanya Grogol Beningsari. Namun begitu direbut oleh Belanda daerah ini termasuk desa Kebonsari. Kedungamba diambil dari makna, kedung artine jero lan amba, melambangkan begitu dalam dan luasnya ilmu wali yang dibawa oleh Syech Abdul Awwal. Saat tiba di Kedungamba, Syech Abdul Awwal membawa rasa sedih karena terusir dari istananya. Saat tiba disini sudah ada sekitar 50 orang penduduk yang menghuni Kedungamba, namun hingga kini sulit ditelusuri siapakah mereka dan berasal dari mana.
Satu cerita lagi, pada suatu saat Ratu Yogyakarta yang merupakan permaisuri Ki Ageng Giring gering (sakit), Mangkurat Mas lah yang berhasil menyembuhkannya. Sesuai dengan janji yang diucapkan Ki Ageng Giring bahwa siapapun yang berhasil menyembuhkan istrinya akan dituruti segala permintaannya. Sebagai hadiah atas keberhasilannya, Mangkurat Mas muda meminta tanah seluas serban, yaitu bumi Mataram yang di kemudian hari ditempati, Kedungamba. Sebelumnya Ki Ageng Giring telah menawarkan tanah antara sebelah timur sungai Praga sampai Sitandu, namun Mangkurat Mas menolak. Karena merupakan tanah hadiah dari sultan maka Kedungamba disebut sebagai tanah Keputihan yang tiap tahunnya tidak terkena pajak ke Mataram, namun hanya menyetorkan bulu bekti atau glondhong pengareng-pengareng berupa padi, palawija, dll saja tiap tahun pada musim panen sado ke Mataram berpakaian jarit wiru dan blangkon. Saat menyerahkan bulu bekti, yang ikut sowan 7 orang sebagai perlambang martabat desa yaitu Lurah, Congkog, Carik, Kebayan, Kaum, Polisi dan Kamituwa. Oleh Mataram yang diberi kewenangan menjadi Lurah Kedungamba adalah Mangkurat Mas atau Syech Abdul Awwal. Begitu Belanda menyerang, barulah Kedungamba dikenai pajak. Zaman dulu, orang-orang tidak
Deretan makam yang ada di kanan-kiri Syech Abdul Awwal :
Sebelah barat Syech adalah makam putranya Abdul Rauf yang konon ceritanya ia selalu ingin mengungguli ayahnya, misal jika ia menimba air, bukannya menggunakan wadah yang rapat malah menggunakan keranjang yang berlubang, angina yang berhembus juga berusaha ia kekang dengan diikat memakai selendang, dan berbagai perbuatan Abdul Rauf yang mengesankan ia ingin mengungguli kesaktian ayahnya.
Kakek buat pedukuan buat seperti kali kedung tidak dapat dijajak, kedung apa itu yaitu dahulu namanya suaka tahun 1945 itu dari ilmunya kakek, ada orang cari ilmu seperti kakek,ilmunya kakek itu dipakai buat sholat naiknya itu kuda putih dimana kakek naik kuda putih di baratnya sekarang sudah mati kakek saya sudah 9 turunan atau 900 tahun ya aku tidak tau bukunya ya kira-kira sejarah tidak ditulis, di baca –baca yaitu ilmunya mana bukunya ya janji . Ya sudah disini ada peduduknya tapi masih langka setelah merdeka sudah bubar tiga turunanya ada dua laki-laki semua yaitu ngabdul rakublah paling tua kuburannya sebelah barat dan jaya ahmad yang muda yaitu tenggurun goroanom yaitu jaya ahmad ,jaya mamad jaya ngakiyah putu jayaskiyah nurahim, kasan mustakim itu mertua lurah sekarang mbah buyut darman, saya yang tua dia yang muda dan ini istriku jainal mustafa ngabdul raku yang melakukan rajaiman sebelah timur, saya keturunan nur kholik dan istri saya keturunan jaya mamad ya kita urutkan mbah ngabdul awal bersama yang tua ratu jumlang bojo, putranya dua ngabdul rakub dan jaya mamad dari yang muda nikah sama putri cina dari semarang disini nikahya dengan murid asal cina, jaya mamad putranya jainal ngakiyah itu putranya siapa ? ya pokoknya diambil satu-satu tidak tau pasti terus jayaskiyah , nurahim , kasan mustakim sama turuna n jainal mustafa turunan jainal mutakim lurah sekarang bapak saya bu prapti. Mbah rodikin keturunan rajaiman nanti dulu rajaiman turuan nuryamenadi , nurkholik ,nur kasidi , reja mustafa , tirta mustafa
Sembayange nganggo waktu lima, siki tek pecahna, sembayange mbahe kuwe wektu lima,limang wektu, umpamane subuh, luhur,asar, magrib, isya, lakiye ulie sembayang kuweora kaya wong siki, dongane akeh. Umpamane arep munggah mesjid, kes wulu (wudhu) ulihe wudhu ora kaya wong siki “nawaituwudhu a…” ulihe wudu kayakiye lungguh urip-lungguh urip nyrambahi sesuci sipat khayun ragangan kurungan sukma laailahaillallooh muhammadarrosulullooh, ora kayawong siki, lah aduse niat ingsun adus ing banyu suci sirulloh ngadeg ing bumi suci badan sirno gari rupo-rupo sirno gari sukmo-sukmo sirno gari waluyo sejatine sukmo,laailahaillalloh muhammadurosululloh, aduse mhahe seprene. Mulane wonge merencana (busuk), mulane sampean ndeleng nyong, ya tua tapi sehat. Sembahyang, wudhu, munggah mesjid, munggah ngamben, munggah nang ndi nggon arep sembahyang nawaitu gunek-ginubeng gabah hamid banyu urip tan kena pat eling tan keno lali kulhu sewu rupo muhammad kulhu sewu bahu muhammad abadan niman tauhid ma’rifat islam, munggah mbuh nang mester mbuh nang amben njagong, arep sembahyang kuwe njagong dhisit. Ditanjingaken niat ingsun ngadeging kamarullah rasane dzat manjing sifatullah sirna kang ngawe sampurna kang ginawe iman nyawa namung jasad kabegati masjid pangeran,kiye diarani manembah. Manembah kuwe mangabdi. Nyamping ingdalem batin sabukku nyowo idepku paningal klambiku pamiharso abadan iman tauhid ma’rifat islam shollallohu ‘allaihi wasallam. Wis cukup,naganggo ruku terus menyat. Menyate dianjingaken nawaitu duhuli sholat ingsun anganjingaken ferdu luhur patang rekaat ameku rukun wolulas krono alloh ta’ala, terus nawaitu usholli fardodhuhri arbangu rokngataini mustakbilalkiblati ada imaman au ma’muman ngalaya lillahita’alaa. Sembayange ya donga iftitah (kabiro…) terus sapiturute, fateah. Kuwe jenenge suratan, sareate nabi. Terus tarekate wali njagong mek dengkul ngadeg gari dongane nyowo ati budi jasat gari ngambung klasa, la kiye papat. Dadi sembayang donga kiye rosul tuli, ngabekti maring awake, nyowo ati budi jasad. Njagong wujud rososukmo roso urip. Kuwe dongane wali. Mulane loro, nabi kuwe nyampurna kulit daging,wali kuwe nyampurno sukma. Dadi manembah kuweloro, mulane wong sembayang kuwe loro ajah mung siji. La gari ngadeg patang rekaat wis rampung ya, terus salam madep ngalor ndonga assalamualaikumwarohmatullooh fauza biljannah, kiye tuli lambunge papat brahim, izrail, isrofil, mikail. Kiye papat sing mbayu enyong kiye papat brahim, izrail, isrofil, mikail. Kari mengidul,assalamualaikumwarohmatullooh wanajataminannaar lakiye gari brahim, izrail, isrofil, mikail. Lanek mandeng lambung kiye lambung kiwo dodolawan dikir, kuwe sembayange wali. Siki gari dikir, dikire kuwe ngetung awak kuwe telungpuluh ro, sukma kuwe telung puluh ro, alip, be, te, se, jim, … nek sukma rongpuluh kuwe wujud, kidam, baqo, ….udu nggo tembangan ngawurkuwe awakedhewek. Awake dhewek udu sifate gusti alloh, la kowe diwei awak apa kowedenger, sukmamu kuwe apa wujude. Sembayang kuwe manembah maring singgawe,kowe tuli digawe. Makane kowe kudu nyarutang, nyautange nyicil, makane sedina sewengi patlikur jam dipara lima,kuwe menembahe wong urip kuwe nyarutang dicicil. Makane banjur ngaselna shidiq, amanah, tabligh dikir. Dikire genah huahadiyat roh kudus wahdat rohaniyat ingsun mukmin wahidiyat dudu alloh, sing dikir kan enyong makane dudu alloh, la kiye nyong nyarutang. Bumi api angin banyu,wujud ngelmu nur suhud dzat sifat asma afngal mangani nafsiyah ma’nawiyah. Makane urip kon nyarutang. Kiye kan murah. Sembayang kuwe ngabekti nyarutang dewek wis digawe nang gusti alloh. Waman ngarofa nafsasu wakod ro pa ngaropa, eling nek awake dewek wisdigawe nang gusti alloh makane nyarutang ya kuwe. Maneh dikir laa ilaaha illallooh, kuwe telu jalal, jamal, kamal. Lafal dikir laa ilaaha illallooh kuwe telu,elinge pangucap kuwe nang kono. Dikirpaling kidik kuwe 32 kuwe nyarutang awake, la mengko angger ratipgenepe kuwe seket (50). Menengkene kuwe sampurna, sampurna kuwe bener awakmu, nek dikir siji urung bener wong sifate papat. Makane angadeg aruku asujud alungguh bumi api angin banyu, makane wong sembayang wajibe manembah kiye. Nek wis sembayang wisrampungkuwe dilebokena. Umpamane wektu luhur walhadoro tegese cahyane ijo lungguhe puser bojone likaliku lintange syamsu nabine bahrim malaikate jabarahil sahabate abu bakar aksarane lam mene ana sembayang batal asale wujud ngelmu nur suhud patang rekaat lungguhe netro karo kuping karo unggahe ana ing cankem pujine cangkem moni lan meneng anawektu luhur dadine kulit munelafal muhammad. Awakku, awake njenengan kuwe dadi lafal muhammmad. Kuwe wali. Ana bukune lakiye ora baen-baen. Sembayang sejati sejatineng urip,ora goroh, temen-temen kowe digawe. Nek sembayange rosul puji thok. Umpamane magrib kuwe asale getih, luhur asale kulit, subuh asale sum-sum, isya asale balung dodo lawan kikil. Mangkane kon nyarutang. Banyune ya papat, banyune biyunge loro, banyune ramane loro makane ana manganinafsiya, genah pangeran kuwe wolu dzat, sifat,asma, afngal, wujud, ngelmu, nur, suhud singsememplit nang sirah aksara alip. Disogi rolas papat, dadi sarengate bapak karo ibu, gusti alloh sing ngistreni.
Manganinafsiya, banyune ramane sing ndadekna kowe, ma’nawiyah salbiyahbanyune salbiyah, gustialloh ya nganggo sarengat, makane nandur pari ya berase ditutu. Mene banyune nembelas sebab lafal takbir kuwe nembelas, alohuakbar3xlaailahaillaloohuallohuakbar aloohuakbar walillahilkham, nembelas. wujud ngelmu nur suhud dzat sifat asma afngal bumi api angin banyu mangani nafsiya ma’nawiyah salbiyah. Wujud ngelmu nur suhud tegese wiwitane saka tangayun ahadiyah wahda, garep nganakna jagade menungsa kuwe kan aring nur, kuwe asih tangayun. Makane wong kuwe ana nur-e mbasanu kan ngimpi kuwe tampa nur goib. Makane ngelmu kuwe kon ngapalna, nur-e wis nang sirah,wujud tegese wis dadi. Dzat sifat asma afngal tegese sing ndadekna soko alloh ta’ala. Sawuse kiye dadi digawekna bumi api angin banyu mene lafal muhammad sukmane mlebu maring lafalmuhammad. Lafal muhammad urung urip agi rolas, mene urip disogi mangani nafsiya ma’nawiyah salbiyah. Kudrat irodat manjing wirodat budi. Kudrat urip. Tegese urip kuwe nyong kon ngapa, gelar nang jagad raya, ora ana gusti alloh aweh rejeki tanpa nyambutgawe,kudu nyambut gawe, budi lan ikhtiar, mene nag kono gusti alloh duwe sifat rokhman lan rokhiim, murah asih, nagpa bae ngonoh dadi guru, dadi mantri ngonoh. Dadi kudu budi lan ikhtiar. Sing ngerti taktik wis ora ono, dadi aku nggo tuladan. Taktik kuwe uborampene urip bangsane itungan. Wong puasa ora mung mekem,segala tingkah polah dipuasani, dadi wong sing nrimo. Pendowo tengah kuwe pendowo limo, kuwe tegese tanah jawa, tegese majapahit demak bintoro. Siki ngilmune wali siki ora diwulangaken. Perabot sing njekel ngelmune tanah jawa kuwe lima. Ngelmune yanah jawa kuwe nganggo gending, nek kanjeng nabi nganggo dalil. Gending mengkuwigati, mengkuwigati kuwe lakune wong urip. Puasa kuwe nerima, ora usah nyerang, nyolong. Dadi nag kono mengko uripe bisa nggembol kebecikan. Wiwitan karo wekasan kuwe pada, wiwitane urip wekasane mati mene wongurip nang alam ndunya ora diumbar, nganggo hukum. Wong uripora keno diumbar nganggo hukum jalur urip ngluru sandang pangan sing becik mene ngesuk ora ditagih. Wong nganggo hukum abot ya ora enteng ya ora, sabener-benere kaya kuwe. Nek wong ora nerima ya dadi abot. Sabdo diarani ngelmu kasampurnan kuwe nggo nyaponi badan, lakune sing ati-ati, sembayange sing bener, sukurpisan ya sing bener, nek urung yang sing nerima.
Sing dadi makom ya kuwe sing mbiyen di lenggahi mbahe pas esih urip. La kae sing mendukul kuwe jenenge unur, kuwe ngelmu, udu apa-apa. Kae mertandani ngelmune mbahe dhuwur ora ana sing madani. Unnur (nur) ora keno digabah. Mbahe milih sing sepi mboten onten suara sing ngganggu. Mbahe kuwe wong sing nyelangsa, makane lunga kan aring kraton sing diserang pamane mbiyen tekan kene.
Mbahe kene beda karo arungbinang, lewih disit mbahku. Nek ora njaluk ngelmu ora bakal diwei. Syahadat bae kudu puasa disit. Nganggo kuwe kudu ana tirakate.
Anane kebonsari kuwe jaman belanda. Dadi lurahe kene telu kedungamba, bogor, kebonan, baranglanda nang kene dirikut dadi siji jenenge kebonsari, dadi lurahe kedungamba. Mbiyen urung ana kelurahan anane nang umahe lurahe. Balai desa kuwe anane pas jaman soeharto.
Pas munggah kaji mbiyen nganggo mancung bareng-bareng mbah kakung karo mbah putri. Kasentikan kanuragan kaparwiran kuwe dinyatakna ngelmune, masa iya wong ora bisa mabur, wis dilakoni puasane ya teyeng mabur nunggang mancung mangkat kaji. Mimbar kae nggo ceramah, tapi kiye ya wingi-wingi bae, mbahe ora tau nganggo kaya kuwe,mbiyen nek ngaji ya mung njagong nganggo suara lirih ora kaya siki nganggo corong.
Mbiyen pak abu sufyan pengajian kemis wage nang kene terus ana sing nabok terus seprene ora gelem ngaji ngeneh maning, dangu-dangu mriang terus mati. Nyindir nek mbahe nganggo ilmu abangan. Nyong biasane gelem ngomong nek diundang kaya muyen.
Ceritane syeh sidakarsa sing kepengin munggah kaji mbiyen dikon nggoleti beton isi nangka lagi dibakar mbahemature sanga tapidigoleti nganti genine mati kur wolu la terus tetep kepingin mangkatnyusul mbahe padahal sing wadon lagi meteng, terus anake lahir nang ara-ara mahsar sing ora ana banyu, anane wit krambil siji,wohe ya kur siji. Ahire krambile dipet banyune nggo nyuceni anake, krambile nggo gawe jenang abang, blungkange nggo mendem ari-arine, mancunge disigar nggo mabur nyusul mbahe nang mekah,terus ketemu nang kana, di jenengi sida karsa sebab sida kersa nututi mbahe. Saking temene olehe ngaji karo mbahe. Seelek-eleke wong ya sing nyepelekna gurune.
Pak darman kiye wis apik, dalane di krokos, pelayangane ya apik.
Sebelah niko riin sabin tapi pas kulo ngertose pun dados karangan, kebonsari riin niko bogor, kedungamba, kebonan lurah kiambek. Lurah terakhir mriki (bogor) Kastareja. Sing gabung belanda tahun 1927, pada saat itu belum ada kelurahan, anane pendopo nang umahe. Pas jamane geger ya rame, pas itu terjadi agresi militer. Tahun 1941 jepang datang, 1944 jepang pergi dan belanda datang lagi, nyerang lagi katanya klau nggak “ngereh” ya mau merusak bangunan mereka sendiri seperti sekolahan, pasar, tapi yang ada di kebonsari hanya sekolah. Sekolah itu dulu dibakar oleh NEKA yaitu orang jawa yang ikut belanda. Lurah pertama H.Ahmad. Beberapa organisasi untuk kesatuan untuk melawan belanda. Dulu katanya hari ahad kliwon akan diserang oleh belanda, yang dari puring sudah sampai petanahan yang dari gombong sudah sampai salak tapi katanya belanda tidak melihat desa kebonsari. Rencananya belanda mau menyerang lewat sungai tapi belanda tidak bisa melihat juga baik siang maupun malam. Sebenarnya belanda dan tentara kita sudah hadap-hadapan tapi tidak jadi ada serangan. Di tempat ini juga dibuat dapur umum dan latihan. Dahulu yang mengajari sekolah dan perang adalah jepang sehingga ketika belanda datang lagi kita sudah berani untuk melawan. Yang mengajari adalah orang jawa yang sudah diajari oleh jepang. SR 3 tahun, terus ada sekolah diatas SR di petanahan juga 3 tahun. Yang sekolah disana ada 34 kelas 1 dan 2, kelas 3 hanya tinggal 22. sabtu latihan perang-perangan/olah raga, senin oseh-oseh mados walang, selasa nembang/nyanyi cara jepang, rabu hitung, kamis menulis, jum’at bersih-bersih. Berangkat jam 7-10 (kelas 1) kelas 2 jam 9-12. sing kathah siswane jaler, saking kebonsari pasangkatan kulo 6 anak. Kenapa dulu tidak pada sekolah, karena orang tuanya beranggapan buat apa sekolah mendingan nyambut gawe nggo mangan. Nek seniki la wis pada njaluk sekolah, wong tuane juga wis mendorong.
Jaman riin agustusan rame banget, lare sekolah sami teng kecamatan, orang tua membuat kepungan. Pekerjaannya dari dulu ngelambar,yang punya sawah bertani. Kalau ada orang yang baru pulang dari perantauan yang ditunggu-tunggu adalah pakaian, jas hitam. Program pemerintah pas dulu yang dimajukan adalah pertanian,untuk desa kebonsari adalah pertanian padi. Kalau banjir selama ini saya baru mengalami banjir 1 kali, terus penyebabe biasanya karena hujan lebat yang lama sehingga air luber dari sungai dan sawah. Kalau bencana yang samapai merusak tidak pernah. Dulu pas jaman jepang penyakit yang mewabah adalah oedem/ abuh, gudigen, korengen. Kutu yang besar-besar dulu ada dari jepang.
3. Makam Syekh Abdul Kahfi Lemah Lanang Kebumen
4.Makam R.A. Tan Peng Nio Kalapaking Kebumen
5.Makam Tumenggung Kalapaking Kalijirek Kebumen
Tokoh terkenal
- Kasino Hadiwibowo, pelawak senior personil grup lawak Warkop
- Sutoyo Siswomiharjo, salah seorang Pahlawan Revolusi Indonesia
- Jend.(Purn) HM Sarbini, tokoh perjuangan Indonesia, mantan menteri Pertahanan di era Presiden Soekarno.
- Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, begawan ekonomi Indonesia
Makanan khas
- Nasi penggel
- Lanthing
- Sate ambal
- Kethek
- Lenthis
- Thepleng pejet
- Jipang kacang
- Sale pisang
- Soto kasaran
- soto petanahan
soto petanahan sungguh berbeda dengan soto daerah lain,rasanya yang khas membuat soto petanahan sangat digemari masyarakat pada umumnya,soto petanahan berisi ketupat,toge hijau,suwiran ayam kampung dan kuah yang gurih,namun soto ini belum setenar soto bandung maupun soto daerah lainnya,jika anda mampir ke kebumen cobalah menyempatkan diri mencoba kuliner yang satu ini. Pedagang soto petanahan banyak dijumpai di desa petanahannya sendiri dan daerah disekitar desa petanahan,adapun penjual yang sudah sangat kondang yaitu soto petanahan pak kored. Letaknya diselatan Pasar petanahan
makanan khas yang satu ini sekarang sudah sangat jarang dijumpai,bahkan makanan ini hanya tenar dikecamatan petanahan. Kalau dilihat dar, namanya mungkin kelihatan biasa saja, namun begitu anda mencobanya anda akan merasa ketagihan,soto ini terbuat dari tahu,engkol,toge dan tahu kebumen yang khas disiram kuah sambel kacang. rasanya segar,cocok dinikamati saat siang harim apabila anda berkunjung ke kebumen anda wajib mencoba makanan yang satu ini. makanan ini tidaklah disajikan direstoran mewah namun di pedagang kaki lima yang orang petanahan menyebutnya bango (semacam rumah berjualan terbuat dari bambu dan sederhana)
makanan ini terbuat dari beras ketan ditaburi gula pasir halus,namun makanan ini mulai sulit dicari
makanan khas ini terdapat didaerah kecamatan petanahan, rasanya manis dan khas,namun sudah mulai jarang,
Nomor telepon penting
- Presscenter: 0287385501
- Polres: 0287382110
- Kodim 0709: 0287381103
- Satlantas: 0287385514
- PMI Cabang: 0287381818
- UTD PMI: 0287381040
- Pemadam Kebakaran: 0287382113
- RSUD: 0287381101
- PLN: 0287382220
- PDAM: 0287381489
- Stasiun KA: 0287381215
- Dishubkominfo: 0287 381794, 383349
- Satpol PP: 0287 381885
Referensi
5.[3]
6.[4]
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi pemerintahan kabupaten Kebumen
- (Indonesia) Kebumen Societies
www.thearoengbinangproject.com/makam-syekh-anom-sida-karsa-kebu...
mustikajikebumen.blogspot.com/.../sejarah-desa-kebonsari-kecpetanahan..