Bahasa Bugis

bahasa Sulawesi Selatan yang terutama dituturkan oleh etnik Bugis
Revisi sejak 28 Januari 2015 14.17 oleh Sumatran Lion (bicara | kontrib) (jumlah: http://blog.anashir.com/2012/11/bahasa-daerah-dengan-penutur-terbanyak.html)

Bahasa Bugis adalah salah satu dari rumpun bahasa Austronesia yang digunakan oleh etnik Bugis di Sulawesi Selatan, yang tersebar di Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kota Parepare, Kabupaten Pinrang, sebahagian kabupaten Enrekang, sebahagian kabupaten Majene, Kabupaten Luwu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Bantaeng.

Bahasa Bugis
ᨅᨔ ᨕᨘᨁᨗ, Basa Ugi
Dituturkan diIndonesia
WilayahSulawesi Selatan
Penutur
3,5 juta (sensus 1991)
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
Lontara, Alfabet Latin
Kode bahasa
ISO 639-1-
ISO 639-2bug
ISO 639-3bug
Glottologbugi1244[1]
IETFbug
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC3 Wider communication
Bahasa Bugis dikategorikan sebagai C3 Wider Communication menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di wilayah yang cukup luas maupun dipertuturkan cukup luas, misalnya beberapa kota
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Bugis
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 4°28′S 119°59′E / 4.467°S 119.983°E / -4.467; 119.983 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Bugis terdiri dari beberapa dialek. Seperti dialek Pinrang yang mirip dengan dialek Sidrap. Dialek Bone (yang berbeda antara Bone utara dan Selatan). Dialek Soppeng. Dialek Wajo (juga berbeda antara Wajo bagian utara dan selatan, serta timur dan barat). Dialek Barru, Dialek Sinjai dan sebagainya..

Ada beberapa kosa kata yang berbeda selain dialek. Misalnya, dialek Pinrang dan Sidrap menyebut kata Loka untuk pisang. Sementara dialek Bugis yang lain menyebut Otti atau Utti,adapun dialek yang agak berbeda yakni kabupaten sinjai setiap Bahasa bugis yang mengunakan Huruf "W" di ganti dengan Huruf "H" contoh; diawa di ganti menjadi diaha.

Karya sastra terbesar dunia yaitu I Lagaligo menggunakan Bahasa Bugis tinggi yang disebut bahasa Torilangi. Bahasa Bugis umum menyebut kata Menre' atau Manai untuk kata yang berarti "keatas/naik". Sedang bahasa Torilangi menggunakan kata "Manerru". Untuk kalangan istana, Bahasa Bugis juga mempunyai aturan khusus. Jika orang biasa yang meninggal digunakan kata "Lele ri Pammasena" atau "mate". Sedangkan jika Raja atau kerabatnya yang meninggal digunakan kata "Mallinrung".

Masyarakat Bugis memiliki penulisan tradisional memakai aksara Lontara. Contoh:

Contoh angka dalam bahasa bugis:

Bahasa Indonesia Bahasa Bugis
Nol Nolo'
Satu Si'di
Dua Duwa
Tiga Tellu
Empat Eppa'
Lima Lima
Enam Enneng
Tujuh Pitu
Delapan Aruwa'
Sembilan Asera'
Sepuluh Seppulo

Lihat pula

Pranala luar

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Bugis". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Bugis". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.