Serangan lintas perbatasan di Sabah

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 26 Februari 2015 03.56 oleh Wakanebe Wizard (bicara | kontrib) (translate from en wiki, still under construction)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Serangan Moro di Malaysia adalah serangkaian serangan oleh Orang Moro dari Selatan Filipina ke atas Malaysia Timur sejak periode Inggris. Banyak warga sipil tewas atau menderita selama insiden ini, menyebabkan peningkatan sentimen anti-Filipina di antara penduduk asli Sabah, terutama setelah serangan besar pada tahun 1985, 2000 dan 2013.

Latar belakang

Budaya Orang Moro

Ini telah menjadi bagian dari budaya untuk Kesultanan Sulu terlibat dalam aktivitas bajak laut. Selama ekspedisi oleh kapal Inggris HMS Dido pada tahun 1846, Kapten Henry Keppel bahkan menyebutkan;

Bajak laut yang paling tidak pernah putus asa dan aktif dari seluruh Kepulauan Melayu adalah suku dari kelompok pulau Sulu yang terletak dekat dengan pantai utara Kalimantan.

Kepulauan Sulu terkenal dengan aktivitas "pasar budak" dengan orang mereka sering ke Pulau Kalimantan untuk mencari budak. Pada tahun 1910, tetangga Inggris, iaitu Hindia Belanda di Kepulauan Sulawesi diserang oleh tujuh bajak laut Moro yang telah menyeberang dari selatan Filipina, dua pedagang Belanda tewas dalam insiden itu. Laporan selanjutnya dari pemerintah Inggris di Borneo Utara melaporkan bahwa Moro Jolo meneror penduduk Kalimantan Utara, menjarah kota-kota kecil dan membunuh orang. Meskipun Inggris melakukan banyak untuk memerangi pembajakan, kantor perusahaan Inggris kemudian digerebek oleh dua belas bajak laut Moro di Kalabakan pada Juli 1958. Serangan serius lain yang lebih awal dilakukan pada kota terdekat Semporna pada 29 Maret 1954. Selama tahun terakhir pemerintahan Inggris di Borneo Utara, baik pelaut dan permukiman pesisir mengalami tingginya jumlah serangan dari bajak laut yang diyakini berasal pada Tawi-Tawi. Antara tahun 1959 dan 1962, sudah 232 kali bajak laut menyerang dicatat oleh otoritas Inggris di Borneo Utara, tetapi ini dianggap cuma sedikit kerna lebih banyak serangan tidak dilaporkan. Gubernur Borneo Utara pada saat itu, Roland Turnbull pernah meminta bantuan ke pangkalan Inggris di Britania Raya untuk memberikan dia keamanan dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara Britania Raya tetapi tidak ada bantuan dikirim sehingga media Inggris, Daily Telegraph menghiasi laporan anti-Indonesia ketika sudah dekat dengan era konfrontasi;

Borneo Inggris telah selama bertahun-tahun menjadi sasaran serangan dari bajak laut dari Filipina dan Indonesia, media itu mengklaim.

Referensi