Nakula

Pandawa ke-4 dalam epos Mahabharata
Revisi sejak 4 Agustus 2007 09.42 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib) (+isi)

Nakula (Sansekerta: नकुल, naküla), adalah seorang protagonis dari wiracarita Mahabharata. Tetapi ia adalah putra Dewi Madrim, adik Dewi Kunti. Ia adalah saudara kembar Sadewa dan dianggap putera Dewa Aswino, Dewa tabib kembar.

Menurut kisah Nakula sangat tampak parasnya. Kata nakula dalam bahasa Sansekerta artinya adalah "cerpelai".

Nakula dalam Mahabharata

Menurut catatan, si kembar Nakula-Sahadewa memiliki kemampuan istimewa dalam merawat kuda dan sapi. Nakula digambarkan sebagai orang yang sangat menghibur hati. Ia juga teliti dalam menjalankan tugasnya dan selalu mengawasi kenakalan kakaknya, Bima, dan bahkan terhadap senda gurau yang terasa serius.

Nakula dipilih oleh Yudistira untuk hidup kembali saat pengasingan di dalam hutan, sementara saudara-saudaranya yang lain meninggal karena meminum air dari sebuah danau. Ini karena Nakula merupakan putera Madri, dan Yudistira, yang merupakan putera Kunti, ingin bersikap adil terhadap kedua ibu tersebut.

Nakula dalam pewayangan Jawa

Nakula yang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) adalah putra keempat Prabu Pandudewanata, raja negara Hastina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa atau Sadewa, Nakula juga menpunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura bernama Puntadewa, Bima alias Werkudara dan Arjuna

Nakula adalah titisan Bathara Aswin, Dewa Tabib. Ia mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani. Ia juga mempunyai cupu berisi "Banyu Panguripan" atau "Air kehidupan" pemberian Bhatara Indra.

Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara Amarta. Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu

  • Dewi Sayati putri Prabu Kridakirata, raja negara Awuawulangit, dan memperoleh dua orang putra masing-masing bernama Bambang Pramusinta dan Dewi Pramuwati.
  • Dewi Srengganawati, putri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu (menurut Purwacarita, Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra alias Ekapratala) dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Sritanjung. Dari perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama Tirtamanik.

Setelah selesai perang Bharatayuddha, Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi Madrim. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula mati moksa di gunung Himalaya bersama keempat saudaranya.

Lihat pula

Bacaan lebih lanjut