Anne Frank

penulis buku harian kelahiran Jerman dan korban Holokaus
Revisi sejak 16 April 2015 16.09 oleh Dikaalnas (bicara | kontrib) (+)

Annelies Marie "Anne" Frank (pelafalan dalam bahasa Belanda: [ʔɑnəˈlis maːˈri ˈʔɑnə ˈfrɑŋk], Jerman: [ʔanəliːs maˈʁiː ˈʔanə ˈfʁaŋk] ; 12 Juni 1929–Februari 1945[4]) adalah seorang pengarang dan penulis buku harian. Ia adalah salah seorang Yahudi korban Holocaust yang paling sering dibicarakan. Buku harian yang ditulisnya pada masa perang, The Diary of a Young Girl, telah diadaptasi menjadi sejumlah drama dan film. Lahir di kota Frankfurt di Jerman Weimar, ia menjalani sebagian besar masa hidupnya di Amsterdam, Belanda. Lahir sebagai warga negara Jerman, Frank kehilangan status kewarganegaraannya pada tahun 1941. Pasca kematiannya, ia meraih ketenaran internasional setelah buku hariannya diterbitkan. Buku harian tersebut mengisahkan pengalamannya bersembunyi ketika Jerman menduduki Belanda semasa Perang Dunia II.

Anne Frank
Foto Anne Frank pada bulan Mei 1942
Foto Anne Frank pada bulan Mei 1942
LahirAnnelies[1] atau Anneliese[2] Marie Frank
(1929-06-12)12 Juni 1929
Frankfurt, Jerman Weimar
Meninggal (umur 15)
Kamp konsentrasi Bergen-Belsen, Lower Saxony, Jerman Nazi
Kebangsaan
Karya terkenalThe Diary of a Young Girl (1947)
Tanda tangan

Keluarga Frank pindah dari Jerman ke Amsterdam pada tahun 1933, tahun ketika Nazi mulai berkuasa di Jerman. Pada bulan Mei 1940, mereka sekeluarga terjebak di Amsterdam setelah Jerman menduduki Belanda. Karena penganiayaan terhadap penduduk Yahudi semakin meningkat pada bulan Juli 1942, keluarga tersebut bersembunyi di belakang rak buku di gedung tempat ayah Anne bekerja. Dua tahun kemudian, mereka sekeluarga dikhianati dan diangkut ke kamp konsentrasi. Anne Frank dan kakaknya, Margot Frank, akhirnya dipindahkan ke kamp konsentrasi Bergen-Belsen dan meninggal dunia di sana pada bulan Februari 1945 (kemungkinan karena tifus).[4]

Otto Frank, satu-satunya anggota keluarga yang selamat, kembali ke Amsterdam setelah perang dan mengetahui bahwa buku harian Anne disimpan oleh salah seorang penolong bernama Miep Gies. Berkat upayanya, buku harian tersebut akhirnya diterbitkan pada tahun 1947. Sejak saat itu, buku harian Anne telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dari versi asli bahasa Belanda, dan pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1952 dengan judul The Diary of a Young Girl. Buku harian tersebut, yang dihadiahkan pada Anne saat ulang tahunnya yang ketigabelas, mengisahkan perjalanan hidupnya dari tanggal 12 Juni 1942 sampai 1 Agustus 1944.

Kehidupan awal

Frank lahir dengan nama Annelies[1] atau Anneliese[2] Marie Frank pada tanggal 12 Juni 1929 di Frankfurt, Jerman Weimar, putri dari pasangan Otto Frank (1889–1980) dan Edith Frank-Holländer (1900–45). Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Margot (1926–45).[5] Keluarga Frank tergolong penganut Yahudi liberal, dan tidak menjalankan semua kebiasaan dan tradisi Yahudi.[6] Mereka tinggal di lingkungan masyarakat yang sudah berasimilasi, terdiri dari warga Yahudi dan non-Yahudi dari berbagai agama. Edith Frank adalah orang tua yang lebih taat beragama dibandingkan dengan suaminya yang lebih tertarik pada kegiatan ilmiah dan memiliki perpustakaan yang luas; keduanya gemar mendorong anak-anak mereka untuk rajin membaca.[7]

 
Batu peringatan di depan rumah Aachen tempat Anne tinggal dengan neneknya.
 
Blok apartemen di Merwedeplein tempat keluarga Frank tinggal dari tahun 1934 sampai 1942.

Tanggal 13 Maret 1933, pemilu digelar di Frankfurt untuk memilih dewan kota, dan Partai Nazi pimpinan Adolf Hitler memenangkan pemilu tersebut. Demonstrasi antisemit terjadi dengan segera, dan keluarga Frank mulai cemas mengenai nasib mereka jika tetap tinggal di Jerman. Pada tahun yang sama, Edith dan kedua putrinya berangkat ke Aachen dan tinggal bersama ibu Edith, Rosa Holländer. Otto Frank tetap di Frankfurt, tetapi setelah ditawari untuk menjalankan sebuah perusahaan di Amsterdam, ia pindah ke sana untuk mengelola bisnis dan mencari tempat tinggal bagi keluarganya.[8] Keluarga Frank adalah satu dari 300.000 keluarga Yahudi yang meninggalkan Jerman antara tahun 1933 dan 1939.[9]

Otto Frank mulai bekerja di Opekta Works, sebuah perusahaan yang menjual ekstrak buah pektin, dan tinggal di sebuah apartemen di Merwedeplein (Merwede Square) di Rivierenbuurt, Amsterdam. Pada bulan Februari 1934, Edith dan kedua putrinya tiba di Amsterdam, dan kedua gadis tersebut disekolahkan—Margot di sekolah negeri dan Anne di sekolah Montessori. Margot menunjukkan kemampuannya dalam bidang aritmetika, sedangkan Anne gemar membaca dan menulis. Teman Anne, Hanneli Goslar, bercerita bahwa sejak kecil, Frank sering menulis, meskipun ia selalu menutupi karyanya dengan tangan saat menulis dan menolak membicarakan isi tulisannya dengan siapapun. Kakak beradik Frank memiliki kepribadian yang sangat berbeda; Margot adalah pribadi yang sopan, rajin, dan pendiam,[10] sedangkan Anne blakblakan, energik, dan ekstrover.[11]

Pada tahun 1938, Otto Frank mendirikan perusahaan keduanya, Pectacon, yang bergerak dalam penjualan produk-produk herbal, garam, dan rempah-rempah untuk membuat sosis.[12][13] Hermann van Pels dipekerjakan oleh Pectacon sebagai penasihat mengenai rempah-rempah. Hermann adalah seorang tukang daging Yahudi yang melarikan diri dari Osnabrück, Jerman bersama keluarganya.[13] Pada tahun 1939, ibu Edith ikut tinggal bersama keluarga Frank, dan tetap bersama mereka sampai ia meninggal dunia pada bulan Januari 1942.[14]

Pada bulan Mei 1940, Jerman menduduki Belanda. Pemerintah Jerman mulai menganiaya para Yahudi dengan memberlakukan sejumlah hukum yang bersifat membatasi dan diskriminatif; kewajiban untuk mendaftarkan diri dan pemisahan ras juga diberlakukan tak lama kemudian. Kakak beradik Frank unggul dalam pelajaran mereka dan memiliki banyak teman, tetapi sejak dikeluarkannya dekrit yang mengharuskan anak-anak Yahudi untuk bersekolah di sekolah Yahudi, mereka berdua didaftarkan di Lyceum (SMP) Yahudi. Anne kemudian berteman dengan Jacqueline van Maarsen di Lyceum.[14]

Pada bulan April 1941, Otto Frank mengambil tindakan untuk mencegah penyitaan Pectacon oleh pemerintah Jerman. Ia memindahkan sahamnya di Pectacon kepada Johannes Kleiman dan mengundurkan diri sebagai direktur perusahaan. Perusahaan tersebut dilikuidasi dan seluruh asetnya diambil alih oleh Gies and Company, yang dikepalai oleh Jan Gies. Pada bulan Desember 1941, Frank melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan Opekta. Usaha Frank tetap berjalan dalam skala kecil-kecilan dengan penghasilan pas-pasan, tetapi masih bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.[15]

Periode yang tercatat dalam buku harian

Sebelum ke persembunyian

Untuk ulang tahunnya yang ketigabelas pada tanggal 12 Juni 1942, Anne Frank menerima sebuah buku catatan kecil yang ia tunjukkan kepada ayahnya di sebuah etalase toko beberapa hari sebelumnya. Meskipun buku itu sebenarnya adalah sebuah buku tanda tangan, bersampul kain berwarna merah putih dengan sebuah kunci kecil di bagian depan,[16] Anne memutuskan untuk menggunakannya sebagai sebuah buku harian,[17] dan mulai menulis dengan segera. Meskipun isi awal buku hariannya menggambarkan dirinya sebagai seorang gadis kecil biasa, ia juga menceritakan tentang perubahan yang terjadi di Belanda setelah pendudukan Jerman. Misalnya, dalam tulisannya tanggal 20 Juni 1942, ia menulis banyaknya pembatasan yang diberlakukan terhadap warga Yahudi Belanda, dan juga kesedihannya atas kematian neneknya pada awal tahun.[18] Frank bercita-cita menjadi seorang aktris. Ia suka menonton film, tetapi Yahudi Belanda dilarang pergi ke bioskop sejak tanggal 8 Januari 1941.[19]

Pada bulan Juli 1942, Margot Frank menerima panggilan dari Zentralstelle für jüdische Auswanderung (Kantor Pusat Emigrasi Yahudi), yang memerintahkan dia untuk melapor dan pindah ke kamp kerja. Setelah berunding dengan karyawan kepercayaannya, Otto memberitahukan kelurganya untuk bersembunyi di kamar atas atau tempat belakang perusahaan mereka, Opekta, yang terletak di pinggir Prinsengracht, salah satu jalan di sepanjang kanal Amsterdam. Panggilan dari Kantor Pusat Emigrasi tersebut memaksa mereka untuk pindah beberapa minggu lebih awal dari yang direncanakan sebelumnya.[20]

Sesaat sebelum bersembunyi, Anne memberi teman sekaligus tetangganya, Toosje Kupers, sebuah buku, seperangkat tempat minum teh, sekaleng kelereng, dan kucing keluarga untuk dipelihara. Seperti yang diberitakan Associated Press: "'Aku mencemaskan kelerengku, karena aku takut kelereng ini akan jatuh ke tangan yang salah. Bisakah kau menyimpannya untuk sementara?'"[21]

Kehidupan di Achterhuis

 
Rekonstruksi rak buku yang menutupi pintu masuk ke Ruang Rahasia di Anne Frank House, Amsterdam.

Pada Senin pagi tanggal 5 Juli 1942,[22] Anne Frank dan keluarganya pindah ke tempat persembunyian, sebuah paviliun rahasia. Apartemen lama mereka ditinggalkan dalam keadaan berantakan untuk menciptakan kesan bahwa mereka telah pergi tiba-tiba, dan Otto Frank meninggalkan catatan yang mengisyaratkan mereka akan pergi ke Swiss. Untuk menjaga kerahasiaan tempat persembunyian, mereka terpaksa meninggalkan kucing Anne, Moortje. Pada masa itu, orang Yahudi tidak diizinkan untuk menggunakan angkutan umum, sehingga mereka terpaksa berjalan kaki beberapa kilometer dari rumah mereka, dengan masing-masing mengenakan beberapa lapis pakaian karena mereka tidak berani terlihat sedang membawa koper.[23]

Achterhuis (sebuah kata dalam bahasa Belanda yang bermakna bagian belakang rumah, diterjemahkan sebagai "Secret Annexe" (Ruang Rahasia) dalam buku harian edisi bahasa Inggris) adalah ruangan tiga lantai di bagian belakang gedung yang memiliki pintu masuk dari bagian atas kantor Opekta. Dua kamar berukuran kecil, yang dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet, berada di lantai satu, dan di atas terdapat ruangan terbuka besar, dengan sebuah ruangan kecil di sampingnya. Di dalam ruangan kecil ini, terdapat tangga yang mengarah ke loteng. Pintu masuk ke Achterhuis kemudian ditutup dengan rak buku untuk memastikan kerahasiaan tempat tersebut. Bangunan utama, yang terletak satu blok dari Westerkerk, adalah sebuah gedung mencolok, tua, dan tipikal bangunan di bagian barat Amsterdam.[24]

Hanya ada empat karyawan yang mengetahui tempat persembunyiaan keluarga Frank, yaitu Victor Kugler, Johannes Kleiman, Miep Gies, dan Bep Voskuijl. Selain itu, mereka juga dibantu oleh suami Gies, Jan Gies, dan ayah Voskuijl, Johannes Hendrik Voskuijl. Mereka merupakan kontak antara dunia luar dan penghuni rumah, dan mereka terus memberi informasi tentang perang dan perkembangan politik. Mereka menyediakan semua kebutuhan keluarga Frank, memastikan keselamatan mereka, dan memasok makanan, tugas yang semakin sulit seiring dengan berlalunya waktu. Anne menulis tentang dedikasi dan upaya mereka dalam melakukan tindakan berbahaya untuk melindungi keluarganya. Semua sadar bahwa jika persembunyian tersebut terbongkar, mereka akan tertangkap dan mungkin menghadapi hukuman mati karena melindungi orang Yahudi.[25]

 
Rumah (kiri) di Prinsengracht, Amsterdam.
 
Model rumah Anne Frank.

Pada tanggal 13 Juli 1942, keluarga van Pels yang terdiri dari pasangan Hermann dan Auguste, serta putranya yang berumur 16 tahun, Peter, bergabung dengan keluarga Frank dalam persembunyian mereka di Achterhuis. Pada November tahun yang sama, Fritz Pfeffer, seorang dokter gigi dan teman keluarga Frank, juga bergabung dengan mereka. Pada awalnya, Anne merasa senang dengan kehadiran orang baru, namun ketegangan cepat berkembang dalam kelompok yang hidup dalam keterbatasan tersebut. Anne tidak terlalu senang berbagi kamar dengan Fritz Pfeffer yang membuatnya terganggu,[26] dan ia juga berselisih dengan Auguste yang dianggapnya bodoh. Ia juga menganggap Hermann van Pels dan Fritz Pfeffer sebagai orang-orang yang egois dan rakus, terutama dalam hal jumlah makanan yang mereka santap.[27] Selain itu, Anne juga menceritakan hubungannya yang semula canggung dengan Peter van Pels berubahan menjadi kedekatan asmara. Anne menerima ciuman pertamanya dari Peter, tetapi ketertarikannya terhadap Peter mulai memudar setelah ia mempertanyakan apakah perasaannya pada Peter tulus, ataukah karena mereka berdua terkurung bersama dalam waktu yang lama.[28] Anne Frank menjalin hubungan erat dengan setiap orang di persembunyian, dan Otto Frank menceritakan bahwa Anne paling dekat dengan Bep Voskuijl, "seorang pengetik muda ... mereka berdua sering berdiri berbisik-bisik di sudut."[29]

Penulis buku harian muda

Dalam tulisannya, Frank menceritakan hubungannya dengan anggota keluarganya, dan perbedaan kepribadian yang kuat di antara mereka. Ia menganggap dirinya lebih dekat secara emosional dengan ayahnya, yang kemudian mengatakan "Aku lebih dekat dengan Anne daripada Margot, yang lebih melekat pada ibunya. Alasannya mungkin karena Margot jarang menunjukkan perasaannya dan tidak membutuhkan banyak dukungan karena ia tidak sering mengalami perubahan suasana hati seperti Anne."[30] Hubungan antara kakak beradik Frank lebih dekat sebelum mereka pindah ke tempat persembunyian, meskipun Anne kadang-kadang menunjukkan kecemburuannya pada Margot, terutama saat anggota keluarga yang lain mengkritik Anne karena kurang lembut dan tenang seperti Margot. Setelah Anne agak dewasa, dua bersaudari ini mulai saling berbagi cerita. Dalam tulisannya tanggal 12 Januari 1944, Frank menulis, "Margot lebih baik ... Ia tidak terlalu menjengkelkan hari ini dan telah menjadi teman sejati. Ia tak lagi menganggap aku sebagai bayi kecil yang tak masuk hitungan."[31]

 
Ruang Rahasia dengan dinding bercat cerah dan atap jingga (bawah) dan pohon Anne Frank di taman belakang rumah (kanan bawah), dipandang dari Westerkerk pada tahun 2004.

Frank sering menulis mengenai hubungannya yang sulit dengan ibunya, dan ambivalensi perasaannya terhadap ibunya. Pada 7 November 1942, ia menumpahkan "kejijikannya" terhadap ibunya dan ketidakmampuannya untuk "menghadapi ibunya dengan ketidakpedulian, sarkasme, dan kekerasan hati," dan kemudian menyimpulkan, "Dia bukan ibu bagiku."[32] Setelah merevisi buku hariannya, Frank yang merasa malu atas sikap kasarnya menulis: "Anne, beginikah caramu menyuarakan kebencian, oh Anne, bagaimana bisa?"[33] Ia kemudian menyadari bahwa perbedaan antara dirinya dengan ibunya hanya disebabkan oleh kesalahpahaman, dan menganggap ia telah menambah penderitaan yang tidak perlu pada ibunya. Dengan kesadarannya ini, Frank mulai memperlakukan ibunya dengan lebih hormat dan toleran.[34]

Kakak beradik Frank berharap bisa kembali ke sekolah secepat mungkin, dan tetap melanjutkan pendidikan mereka selagi bersembunyi. Margot mengambil kursus stenografi melalui korespondensi dengan menggunakan nama Bep Voskuijl dan meraih nilai tinggi. Anne menghabiskan sebagian besar waktunya dengan membaca dan belajar, dan secara teratur terus menulis dan menyunting buku hariannya. Selain menceritakan peristiwa yang terjadi, ia juga menulis tentang ambisi, keyakinan, dan perasaannya, serta hal-hal yang ia anggap tidak bisa dibicarakan dengan siapapun. Setelah kepercayaan dirinya dalam menulis tumbuh dan ia mulai remaja, Anne menulis subjek yang lebih abstrak seperti keyakinannya terhadap Tuhan dan bagaimana ia mengartikan sifat manusia. Frank menulis secara teratur hingga karya terakhirnya pada 1 Agustus 1944.[35]

Frank bercita-cita ingin menjadi jurnalis, sebagaimana tulisannya dalam buku hariannya tanggal 5 April 1944:

Aku akhirnya menyadari bahwa aku harus mengerjakan tugas sekolahku agar tidak menjadi orang bodoh, agar tetap hidup, agar bisa menjadi seorang jurnalis, karena itulah yang aku inginkan! Aku tahu aku bisa menulis ..., tetapi masih harus dilihat apakah aku benar-benar punya bakat ...

Dan aku tidak punya bakat untuk menulis buku atau artikel surat kabar, aku selalu bisa menulis untuk diriku sendiri. Tetapi aku ingin mencapai lebih dari itu. Aku tidak bisa membayangkan hidup seperti ibu, Mrs. van Daan, dan semua wanita yang mengerjakan pekerjaan mereka dan kemudian terlupakan. Aku perlu memiliki sesuatu selain suami dan anak-anak untuk mengabdikan diriku! ...

Aku ingin menjadi orang yang berguna atau membawa kesenangan bagi semua orang, bahkan bagi orang-orang yang belum pernah aku temui. Aku ingin tetap hidup setelah kematianku! Dan itulah sebabnya kenapa aku sangat bersyukur pada Tuhan karena telah memberiku bakat ini, yang bisa kugunakan untuk mengembangkan diriku dan untuk mengekspresikan semua yang ada di dalam diriku!

Ketika aku menulis, aku bisa mengabaikan semua rasa peduliku. Kesedihanku menghilang, semangatku bangkit! Tetapi, dan itu sebuah pertanyaan besar, akankah aku mampu untuk menulis sesuatu yang hebat, akankah aku bisa menjadi jurnalis atau penulis?

— Anne Frank[36]

Tertangkap

 
Rekonstruksi sebagian di kamp transit Westerbork, tempat Anne Frank ditahan dari bulan Agustus sampai September 1944.

Pada pagi hari tanggal 4 Agustus 1944, setelah adanya informasi dari informan yang tidak diketahui, Achterhuis diserbu oleh sekelompok polisi Jerman tak berseragam (Grüne Polizei) yang dipimpin oleh SS-Oberscharführer Karl Silberbauer dari satuan Sicherheitsdienst.[37] Keluarga Frank, van Pelses, dan Pfeffer dibawa ke markas RSHA, tempat mereka diinterogasi dan ditahan semalaman. Pada tanggal 5 Agustus, mereka dipindahkan ke Huis van Bewaring (Rumah Detensi), sebuah penjara yang penuh sesak di Weteringschans. Dua hari kemudian, mereka diangkut ke kamp transit Westerbork, tempat tewasnya lebih dari 100.000 Yahudi Belanda dan Jerman pada masa itu. Setelah tertangkap di persembunyian, mereka dianggap pelaku kriminal dan dikirim ke Barak Hukuman untuk melakukan kerja paksa.[38]

Dalam bukunya yang menjabarkan mengenai pengkhianatan dan pemindahan keluarganya ke Auschwitz, Eva Schloss, putri dari Elfriede "Mutti" Geiringer yang dinikahi oleh Otto Frank setelah perang, menceritakan pengadilan seorang kolaborator Nazi bernama Miep Braams:

Braams adalah kekasih seorang pekerja pemberontak Belanda bernama Janes Haan, dan ia seharusnya membantu melindungi orang-orang Yahudi dan membantu perlawanan. Ketika perang berlangsung, Haan curiga bahwa pacarnya adalah seorang agen ganda untuk Nazi: banyak sekali keluarga Yahudi yang dipercayakan kepadanya menghilang tanpa jejak, atau ditangkap. Ketika ia menyadari kecurigaannya, Braams menyerahkan Haan kepada Gestapo, dan ia dieksekusi. Di kemudian hari, diperkirakan bahwa Miep Braams bertanggung jawab atas pengkhianatan terhadap dua ratus keluarga Yahudi, termasuk kami.[39]

Pada bulan April 1949, Braams menerima hukuman enam tahun penjara.

Victor Kugler dan Johannes Kleiman ditangkap dan dipenjarakan di kamp hukuman bagi musuh rezim di Amersfoort. Kleiman dibebaskan setelah ditahan selama tujuh minggu, tetapi Kugler dijebloskan ke berbagai kamp kerja hingga perang berakhir.[40] Miep Gies dan Bep Voskuijl diinterogasi dan diancam oleh Polisi Keamanan, namun tidak ditahan. Mereka berdua kembali ke Achterhuis keesokan harinya dan menemukan kertas buku harian Anne berserakan di lantai. Mereka lalu mengumpulkannya bersama beberapa album foto keluarga, dan Gies memutuskan untuk mengembalikannya pada Anne setelah perang berakhir. Pada tanggal 7 Agustus 1944, Gies berupaya untuk memfasilitasi pembebasan para tahanan dengan cara bernegosiasi dan menawarkan uang sogok, tetapi tidak berhasil.[41]

Pada tahun 2015, sebuah buku yang ditulis oleh jurnalis Flemish Jeroen de Bruyn dan putra bungsu Bep Voskuijl, Joop van Wijk, menuduh bahwa Nelly Voskuijl, adik perempuan Bep, mungkin telah mengkhianati keluarga Anne Frank. Penulis buku tersebut menemukan bukti bahwa Nelly Voskuijl adalah seorang kaki tangan Nazi. Nelly Voskuijl sendiri meninggal dunia pada tahun 2001.[42]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b Anne Frank Fonds.
  2. ^ a b Barnouw & Van Der Stroom 2003, hlm. 3, 17.
  3. ^ Müller 1999, hlm. 143, 180–181, 186.
  4. ^ a b Riset oleh Anne Frank House pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa Frank kemungkinan meninggal dunia pada bulan Februari 1945, bukannya bulan Maret, sebagaimana yang diperkirakan oleh pemerintah Belanda. "New research sheds new light on Anne Frank’s last months". AnneFrank.org, 31 March 2015
  5. ^ Müller 1999, preface: Family tree.
  6. ^ van der Rol & Verhoeven 1995, hlm. 10.
  7. ^ Lee 2000, hlm. 17.
  8. ^ Lee 2000, hlm. 20–23.
  9. ^ van der Rol & Verhoeven 1995, hlm. 21.
  10. ^ Müller 1999, hlm. 131.
  11. ^ Müller 1999, hlm. 129–135.
  12. ^ Müller 1999, hlm. 92.
  13. ^ a b Lee 2000, hlm. 40.
  14. ^ a b Müller 1999, hlm. 128–130.
  15. ^ Müller 1999, hlm. 117–118.
  16. ^ van der Rol & Verhoeven 1995, hlm. 3.
  17. ^ Lee 2000, hlm. 96.
  18. ^ Frank 1995, hlm. 1–20.
  19. ^ Müller 1999, hlm. 119–120.
  20. ^ Müller 1999, hlm. 153.
  21. ^ Associated Press (4 February 2014). "Marbles that belonged to Anne Frank rediscovered". MSN.com. 
  22. ^ Müller 1999, hlm. 163.
  23. ^ Lee 2000, hlm. 105–106.
  24. ^ Westra et al. 2004, hlm. 45, 107–187.
  25. ^ Lee 2000, hlm. 113–115.
  26. ^ Lee 2000, hlm. 120–21.
  27. ^ Lee 2000, hlm. 117.
  28. ^ Westra et al. 2004, hlm. 191.
  29. ^ Lee 2000, hlm. 119.
  30. ^ Müller 1999, hlm. 203.
  31. ^ Frank 1995, hlm. 167.
  32. ^ Frank 1995, hlm. 63.
  33. ^ Frank 1995, hlm. 157.
  34. ^ Müller 1999, hlm. 204.
  35. ^ Müller 1999, hlm. 194.
  36. ^ Marcuse 2002.
  37. ^ Barnauw & van der Stroom 2003.
  38. ^ Müller 1999, hlm. 233.
  39. ^ Schloss 2013, hlm. 196.
  40. ^ Müller 1999, hlm. 291.
  41. ^ Müller 1999, hlm. 279.
  42. ^ Van Jaarsveldt, Janene (7 April 2015). "Sister of Anne Frank helper likely betrayed Frank family: book". NL Times. Diakses tanggal 8 April 2015.