Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis lahir di Denpasar, Bali, 10 April 1975 (umur 49), lebih sering diketahui sebagai Mister Fingers sebagai nama panggungnya, adalah seorang pianis berkebangsaan Indonesia. Erik Sondhy adalah mantan keyboardist Jiwa Band dan sekarang sebagai leader dari Erik Sondhy Project dan keyboardist dari Rio Sidik Quartet.

Erik Sondhy
a.k.a Mister Fingers
a.k.a Mister Fingers
Informasi latar belakang
Nama lahirEurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis
Lahir10 April 1975 (umur 49)
Bali
AsalIndonesia Indonesia
Genre
Pekerjaan
Tahun aktif1996–sekarang
Artis terkaitErik Sondhy Project, Karma Jazz Trio, Balawan, Rio Sidik Quartet, Superman is Dead
Situs weberiksondhy.com

Perjalanan Erik hingga kini, mencatatnya telah tampil bersama musisi Indonesia seperti Ireng Maulana, Mus Mujiono, Indra Lesmana, Cendy Luntungan, Dewa Budjana, Dwiki Dharmawan, Indro Hardjodikoro, Balawan, Barry Likumahuwa, Oele Pattiselanno, Jeffrey Tahalele, Sandy Winarta, Rio Sidik, Monita Tahalea, Sierra Soetedjo, Maruli Tampubolon, Titi Dj, Krisdayanti, Harvey Malaiholo, Andien, Dira Sugandi, Ruth Sahanaya, Dewi Gita, Syaharani, Tompi, Superman Is Dead dan Ayu Laksmi.

Sedangkan pada skala internasional, Erik telah tampil di Penang Island Jazz Festival, Singapore Jazz Festival, Kota Kinabalu Jazz Festival, Jazz café ternama di London, Ronnie Scott’s dan Troy Jazz Bar. Erik telah bermain bersama musisi ternama seperti Hadrien Feraud (bass), Toninho Horta (gitar), Andy Davis (trumpet), Mark Lewandowski (bass), Saleem Raman (drums) dan membuka konser pianis Jazz Latin pemenang Grammy Award Chucho Valdez.

Latar Belakang

Berkas:Erik Perform.jpg
Erik's performing in 2010

Eurysondhy Andrean John Imanuel Mangempis atau lebih sering dikenal dengan Erik Sondhy atau Mister Fingers lahir pada tanggal 10 April 1975, Denpasar, Bali, Indonesia. Anak dari Marthen Eugene Mangempis, pria asal Manado seorang guide yang fasih berbahasa Belanda dan Ni Luh Putu Sri Nulatri Sedani, penari profesional asal Bali, kemudian bertumbuh sebagai anak sulung dari 5 bersaudara.

Disaat anak-anak yang lain, memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter atau insinyur, Erik Sondhy sejak kecil, sudah tahu pasti, apa yang ia inginkan di masa depannya kelak, yaitu menjadi seorang musisi yang terkenal. Cita-citanya ini terbentuk, karena semenjak kecil Erik sangat mengagumi sebuah band asal Inggris yaitu The Beatles. Kegemarannya pada band The Beatles mendorong Erik untuk mempelajari berbagai alat musik, dan alat pertama yang pertama ia tekuni adalah gitar, seiring berjalannya waktu, Erik pun mulai belajar bermain piano, yang ternyata menjadi gairahnya hingga kini.

Berkat keseriusannya dalam mempelajari piano secara otodidak, pada tahun 1987, Erik pun menerima penawaran untuk tampil pertama kali di gereja. Saat itu Erik baru saja menginjak usia 12 tahun dan ia tampil bermain organ dihadapan banyak orang, Erik sangat menikmatinya sehingga semakin memantapkan cita-citanya untuk kelak menjadi seorang musisi terkenal. Kecintaannya terhadap The Beatles, tidak pernah surut, kesehariannya selalu ia lewati sambil mendengarkan band favoritnya itu. “The Beatles songs are the soundtrack of my life” Erik sering berujar kepada teman-temannya.

Waktu itu, tahun 1992, setelah tamat SMP, Erik yang mengetahui bahwa sang nenek adalah seorang pecinta musik dan penyanyi choir di gereja, meminta ijin kepada orang tuanya untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang SMA di kota Bandung, tempat neneknya berada. Tidak bisa menghentikan keinginan sang anak, kedua orang tuan Erik pun merestui Erik yang masih berusia belia untuk pindah ke kota Bandung. Disini Erik semakin aktif dalam bermusik dengan band yang terbentuk saat bersekolah di SMA Santa Maria 2, Bandung. Sebuah kegiatan yang membuatnya ketagihan dan terus Erik tekuni dan membuatnya semakin bahagia, karena terus mendapat dukungan dari sang nenek untuk terus mendalami talenta musiknya. Sewaktu SMA, Erik dalam grup band menjadi vokalis, gitaris dan pemain keyboard. Pada saat itu, Erik berusaha untuk mengikuti jejak sang idolanya John Lennon, bersama grup band ini, mereka sering membawakan lagu-lagu karya The Beatles di berbagai acara sekolah.

Perjalanan Karir

Parameswara dan D Mood Jazz Band (1996 - 1999)

Tahun 1995, Erik tamat SMA, ia mantap mengawali perjalanan karirnya dengan bermain piano tunggal, sambil menjalani bandnya kala itu, Paremeswara. Tatkala itu, mulai timbul ketertarikan Erik terhadap aliran musik Jazz sehingga ia mengambil keputusan untuk mengambil kursus di Piano Jazz Bandung, yang ia jalani selama setahun. Tidak puas disitu, ia juga mengambil kursus di Swara Harmony Music School, Bandung. Erik kemudian bersama bandnya Parameswara kemudian berangkat ke kota Yogyakarta pada tahun 1996 selama 3 bulan. Namun, Erik akhirnya menetap di kota Yogyakarta dan melanjutkan karirnya bermusik disini bersama D Mood Jazz Band sampai tahun 1999.

Jiwa Band (2000 - 2002)

Rindu dengan kampung halaman dan keluarganya di Bali, setelah menorehkan namanya dalam lingkungan Jazz berskala nasional, Erik yang memiliki visi ingin membangun Jazz di pulau Dewata tempat kelahirannya itu akhirnya memutuskan untuk pindah kembali ke pulau Bali pada awal tahun 2000. Disinilah awal pertemuannya dengan Rio Sidik (trumpet), yang kemudian mengajaknya bergabung dalam Jiwa Band bersama dengan Ito Kurdhi (bass), Koko Harsoe (gitar) dan Sonny Riwis (drum). Kala itu Jiwa Band semakin berkibar dan mengisi berbagai ajang Jazz di Indonesia, seperti Jazz Merah Putih dan Matra Jamz Jazz hingga mereka menandatangani perjanjian dengan label BMG Records untuk memproduksi album mereka. Ternyata, setelah proses rekaman awal, dikarenakan beberapa dari personil Jiwa Band menerima tawaran untuk bermain di luar negeri, produksi terpaksa ditunda. Dan pada akhirnya Jiwa Band bubar pada tahun 2002.

Svara Band (2002 - 2005)

Pada tahun 2002, lahirlah Svara Band, yang terdiri dari Erik Sondhy (keyboard), Rio Sidik (trumpet), Koko Harsue (gitar), Doddy Sambodo (bass) dan Oni Pah (drum). Svara Band juga kerap mengikuti berbagai ajang Jazz, seperti Jazz Merah Putih dan Indonesian Open Jazz. 3 tahun kemudian, pada tahun 2005, Erik Sondhy mulai menjajaki kembali bersolo karir, bermain piano solo di Jazz Merah Putih dan tampil di Java Jazz bersama Bertha and Friends, selain bermain solo ia pun bermain dalam Koko Harsue Quartet. Pada tahun 2007, Erikpun merilis album perdananya bertajuk Introducing Trio 07 yang digarapnya bersama dengan Helmy Agustrian (bass) dan I Made Niko (drum).

Berkas:Erik with Rio Sidik Quartet at.jpg
Rio Sidik Quartet after performing at the Kota Kinabalu Jazz Festival

Rio Sidik Quartet (2008 - sekarang)

Pada tahun 2008, Erik bergabung dengan Rio Sidik Quartet yang terdiri atas Rio Sidik (trumpet), Ito Kurdhi (bass), Erik Sondhy (keyboard) dan Eddy Siswanto (drum) dan masih berjalan. Dan mereka kerap mengisi ajang Festival Jazz di dalam maupun luar negeri. Di tahun 2015 telah tampil di Kota Kinabalu Jazz Festival, Java Jazz dan Jazz Market by the Sea yang diselenggarakan di Nusa Dua.

Erik Sondhy Project (E.S.P) (2009 - sekarang)

Erik yang telah menapaki perjalanan yang cukup panjang ini, dalam karir bermusiknya merasa bahwa penampilan yang baik harus organik dan sinergi, Erik kerap berada di antara penonton terlebih dahulu sebelum naik ke panggung untuk merasakan energinya secara langsung, sehingga totalitas dapat tercipta dalam setiap penampilannya. Erik yang mengagumi gairah dan energi Keith Jarrett ketika bermain di panggung, mulai memiliki sebuah impian untuk dapat melakoni banyak kreasi, sebuah project tanpa batas dalam bermusik. Sehingga, pada Agustus 2009, lahirlah Erik Sondhy Project atau lebih dikenal luas hingga sekarang dengan nama E.S.P. Pada kesempatan yang berbeda, tanggal 17 Juni 2009, Erik turut tampil dalam World Peace Orchestra oleh Dwiki Dharmawan . Di tahun ini juga, terbentuk kelompok jazz yang dinamakan Jazz Empat Orang oleh pemain saksofon Donny Koeswinarno bersama Rayendra (drum), Indra Perkasa (bass) dan Erik Sondhy (piano). Mereka kemudian mengambil beragam inspirasi dari kultur jazz yang kaya. Donny Koeswinarno sendiri adalah pendiri dan pemimpin kelompok jazz Pitoelas, juga menulis lagu dan membuat aransemen bagi big band yang beranggotakan 17 orang itu. Personil lain seperti Rayendra jebolan Berklee College of Music kala itu aktif sebagai sideman di beberapa band selain mendirikan Parkdrive, sedangkan Indra Perkasa merupakan bassis Tomorrow People Ensemble yang menyelesaikan studinya di Institut Musik Daya. Pada tanggal 11 Oktober 2009 Jazz Empat Orang tampil di Salihara. Pada tanggal 6 November 2009, Erik tampil bersama Balawan, Barry Likumahuwa, Karen (finalis Indonesian Idol) dan Sandy Winarta, dengan special performance Bubi Chen dalam Big Jazz Return. Tanpa menunggu lama, setelah Erik merintis project-nya, pada tanggal 29 November 2009, Erik Sondhy Project (E.S.P) tampil pertama kalinya di Jazz Goes to Campus.

Pada tahun 2010, Erik tampil di Java Jazz bersama Revelation, beranggotakan Jeffrey Tahalele, Sandy Winarta, Oele Pattiselano, Sierra Soetedjo dan Arief Setiady. Pada tanggal 14 Februari 2010, Erik tampil bersama dengan Sandy Winarta dan Dira Sugandi. Pada 9 November 2011, Erik Sondy Project (E.S.P), tampil di Festival Seni Surabaya.

Karma Jazz Trio

Pada tahun 2012 Erik Sondhy Project, menggarap trio bernama Karma Jazz Trio, yang beranggotakan Erik Sondhy (rhodes), Sandy Winarta (drum) dan Indra Gupta (bass). Dan menghasilkan album bertajuk Karma yang memuat tiga track dan berisikan elemen jazz serta nuansa gamelan Bali pada scale yang digunakan serta pada beat rhythm.

Berkas:Java Jazz.jpg
Erik Sondhy at Java Jazz Festival
Mister Fingers

Pada tahun 2012 Erik mulai kerap dijuluki Mister Fingers, karena ulasan dalam The Yak Magazine, di tahun ini Erik Sondhy Trio (E.S.P), tampil di Java Jazz beranggotakan Erik Sondhy, Sandy Winarta dan Kevin Joshua. Dan Erik juga bermain di Ngayogjazz Festival.

Langganan tampil di Java Jazz setiap tahun sejak 2005, Erik Sondhy yang pada tahun 2013, terpilih sebagai salah satu nominasi Yak Man of the Year dari The Yak Magazine ini, kerap tampil dengan banyak project dan band, diantaranya Erik Sondhy Trio (E.S.P.), Karma Jazz Trio (E.S.P.), Bertha and Friends, Dewa Budjana, The Revelation dan masih banyak musisi Jazz kenamaan lainnya. Pertama kali Erik tampil di Java Jazz adalah bersama Bertha and Friends pada tahun 2005. Erik juga bermain di Braga Jazz Festival di tahun yang sama bersama Pra Budi Dharma (bass) dan penyanyi Trie Utami.

Pada tahun 2014, Erik tampil di Bali Live International Festival, dan tahun 2015, Erik Sondhy telah tampil di Jazz Café Ubud Bali, Ubud Village Jazz Festival, Bali Live International Jazz Festival, berkolaborasi dengan DJ Wilson dan Rio Sidik dalam acara Midnight Madness Velvet Hypnotized. Tampil di Java Jazz sebagai featuring dari band Maruli Tampubolon, bersama dengan Mus Mujiono dan Rio Sidik.

Berkas:Erik Sondhy at Abbey Road Studios.jpg
Erik Sondhy sesi rekaman di Abbey Road Studios, London
Abbey Road Studios, London

Pada bulan Juni 2015, Erik Sondhy berangkat ke London, Inggris, untuk merekam album ketiganya di Abbey Road Studios, studio yang membesarkan nama band sang idola The Beatles. Sebuah album yang akan ia rilis awal tahun 2016. Dulunya Abbey Road Studios di London sering disebut sebagai EMI Studio, berlokasi di 3 Abbey Road, St John’s Wood, City of Westminster, London, Inggris. Seperti mimpi yang jadi kenyataan, The Beatles merupakan alasan kenapa Erik Sondhy memilih karir sebagai musisi. Proses rekaman Erik di Abbey Studio ditangani oleh Chris Bolster, pria asal New Zealand yang telah menangani beragam musisi termasuk diantara Al Di Meola, Jamie Cullum, Herbie Hancock, dan banyak lagi lainnya. Kesempatan untuk berangkat ke London dan rekaman didapat Erik dengan bantuan dari seorang penggemar beratnya. Disana, Erik sempat bermain di klab jazz kenamaan Ronnie Scott's dan berkesempatan ngejam bersama Andy Davies (trumpet), Mark Lewandowski (bass) dan Saleem Raman (drums). Dalam album terbarunya ini, Erik Sondhy memiliki 3 buah lagu yang ia ciptakan sendiri, berjudul London Blues, The Love of My Life dan Song for My Mother.

Diskografi

Berkas:Karma Trio - Album Cover.jpg
Karma album cover, released in 2012
Berkas:Karma Trio.jpg
Karma Jazz Trio - Erik Sondhy, Sandy Winarta dan Indra Gupta
TITLE CONTRIBUTING ARTISTS ALBUM ARTIST ALBUM YEAR # GENRE LENGTH
Introducing Erik Sondhy, Helmi Agustrian, I Made Niko Erik Sondhy Trio Introducing Trio 07 2007 1 Jazz 3:00
Morning Alarm Erik Sondhy [Pianio] Balawan See You Soon 2008 2 Jazz, Rock, Pop 3:34
Nature Boy Erik Sondhy [Piano] Balawan See You Soon 2008 4 Jazz, Rock, Pop 3:51
Magic Reong Jam Erik Sondhy [Piano] Balawan See You Soon 2008 6 Jazz, Rock, Pop 6:29
Shred Ahead Jazz Erik Sondhy [Piano] Balawan See You Soon 2008 8 Jazz, Rock, Pop 4:12
I don’t want to Eat Alone Anymore Erik Sondhy [Piano] Balawan See You Soon 2008 10 Jazz, Rock, Pop 1:31
Your Love is Erik Sondhy [Piano] Balawan See You Soon 2008 11 Jazz, Rock, Pop 4:12
Like Someone in Love Erik Sondhy [Piano] Balawan See You Soon 2008 13 Jazz, Rock, Pop 2:42
See You Soon Erik Sondhy [Piano] Balawan See You Soon 2008 14 Jazz, Rock, Pop 3:23
Morning Glance Erik Sondhy [Piano] Devian Zikri Morning Glance 2011 2 Jazz 3:20
Body Erik Sondhy, Sandy Winarta, Indra Gupta Karma Trio Karma 2012 1 Fusion Jazz 10:23
Speech Erik Sondhy, Sandy Winarta, Indra Gupta Karma Trio Karma 2012 2 Fusion Jazz 18:59
Thought Erik Sondhy, Sandy Winarta, Indra Gupta Karma Trio Karma 2012 3 Fusion Jazz 8:43

Penghargaan dan Nominasi

Pianis dan keyboardist pemenang utama Jazz Goes To Campus (1999)

Jadwal yang seharusnya hanya 3 bulan, diubahnya, ketika Erik memutuskan untuk menetap disini, sehingga sejak tahun 1996, Erik mulai menetap di kota Yogyakarta. Keputusannya ini justru menjadi awal yang baru, bagi perkembangan karir seorang Erik Sondhy. Di kota ini, Erik menemukan banyak teman musisi, ia semakin jatuh cinta dengan aliran musik Jazz yang memberikannya kebebasan untuk berimprovisasi dan mengekspresikan suasana hati lebih bebas. Dan mentor yang berjasa dalam mengembangkan kemampuan Erik di Yogyakarta adalah bassist Agung Prasetyo dan pianis Idang Rasjidi. Band-nya kala itu D'Mood Jazz beranggotakan Erik (keyboard), Agung Prasetya (bass), Bagus Djatmiko atau BJ (drum), Yohanes (trombone) dan Septa Suryoto (saksofon), kemudian mencoba ikut dalam sebuah kompetisi Festival Jazz se-Indonesia Jazz Goes To Campus , yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di kota Jakarta pada tahun 1999, dan berhasil keluar sebagai pemenang utama, menorehkan nama serta mengawali langkah pasti dalam dunia Jazz skala nasional karena juga mengantongi penghargaan pianis dan keyboardist terbaik.

Nominasi Yak Man of the Year (2013)

Erik Sondhy masuk sebagai nominasi Yak Man of the Year pada tahun 2013 versi Yak Magazine. The Yak Magazine merupakan awal mula yang memperkenalkan Erik dengan sebutan Mister Fingers dalam sebuah ulasan artikel pada tahun 2012. Membuat Erik Sondhy hingga kini dikenal dengan sebutan tersebut.

Pranala Luar

  1. Video Erik Sondhy
  2. Erik Sondhy Rekaman di Abbey Road Studios
  3. Erik Sondhy Tour with Hadrien Feraud

Referensi