KRI Pulau Romang (723)
KRI Pulau Romang (723) (atau sebelum masuk ke Indonesia F. Pritzwalk (325) Kondor II[1]) adalah kapal perang milik Tentara Nasional Indonesia Angakatan Laut (TNI AL) bernomor lambung 723 yang diproduksi oleh Jerman Timur dan dibeli oleh Indonesia, beserta 39 jenis kapal perang bekas jenis Korvet, Landing Ship Tank (LST), dan Penyapu Ranjau lainnya pada tahun 1990-an, yakni saat Presiden Sohearto masih berkuasa.[2] Setelah masuk ke Indonesia, kapal perang tersebut dinamai dengan nama "Pulau Romang" yang merupakan nama pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. KRI Pulau Romang (723) merupakan kapal perang berjenis kapal penyapu ranjau (Minesweeper) yang digunakan untuk memotong kabel penghubung ranjau laut dengan jangkar ranjau.[3]
KRI Pulau Romang (723) termasuk dalam tipe Kelas Kondor, bersama dengan KRI Pulau Rote (721), KRI Pulau Raas (722), KRI Pulau Rimau (724), KRI Kelabang (826), KRI Pulau Rondo (725), KRI Pulau Rusa (726), KRI Pulau Rangsang (727), KRI Kala Hitam (828), dan KRI Pulau Rempang (729). tipe Kelas Kondor termasuk dalam arsenal Satran (Satuan Kapal Penyapu Ranjau) TNI AL, baik Satran Komando Armada Kawasan Barat (Koarmabar) dan Satran Komando Armada Kawasan Timur (Koarmatim).[4]
KRI Pulau Romang (723) pada saat ini digunakan sebagai Kapal spesialis survei dan pemetaan kelautan oleh Dinas Hidro Oseanografi Angkatan Laut (Dishidros)[5] sebagai kapal perang Bantu Hidro Oseanografi (BHO), bersama dengan KRI Rigel (933), KRI Dewa Kembar (932), KRI Louser (924), KRI Pulau Rote (721), KRI Pulau Rempang (729), KRI Spica (934), Kapal Angkatan Laut (KAL) Aries dan KAL Vega.[6]
Spesifikasi
suntingKRI Pulau Romang (723) memiliki bobot kapal sebesar 516,66 Ton dengan panjang 56,79 meter, lebar 7,73 meter, dan tinggi 2,46 meter. KRI Pulau Romang (723) memiliki dua unit mesin diesel 2-shaft yang dapat menghasilkan tenaga 4.400 bhp. Dengan mesin yang dimiliki, KRI Pulau Romang (723) dapat mencapai kecepatan Jelajah maksimum sebesar 14 knot dan pada kecepatan minimum 10 knot. KRI Pulau Romang (723) juga dapat mengangkut 46 kru yang terdiri dari 16 orang perwira dan 33 orang Bintara dan Tamtama.[4][7]
Sebagai Kapal perang Dishidros, KRI Pulau Romang (723) menggunakan alat hidro oseanografi, seperti Digital Tide Gauge (Thalimedes), Wave and Tide Recorder (SBE 26), Automatic Weather Station (AWS), Side Scan Sonar (SSS) Geoacustics, Multibeam Echosounder (MBES) Geoswat Plus, dan peralatan pendukung hidro oseanografi lainnya.[5]
Persenjataan
suntingKRI Pulau Romang (723) dipersenjatai dengan meriam 25 MM Bofors dan senapan mesin berat (SMB) kaliber 12,7 mm.[4][7]
Komandan
suntingPada tahun 2012, Komandan KRI Pulau Romang (723) dipimpin oleh Mayor Laut (P) Guruh Dwi Yudanto.[5] Pada tahun 2014 sampai dengan 2015, Komandan KRI PUlau Romang-723 dipimpin oleh Mayor Laut (P) Tri Ariyah HS, Pada tahun 2015 sampai dengan 2017, Komandan KRI Pulau Romang (723) dipimpin oleh Mayor Laut (P) Ibnu A. Aziz. Setelah 30 Oktober 2017, kepemimpinan KRI Pulau Romang (723) berganti dari Mayor Laut (P) Ibnu A. Aziz ke Mayor Laut (P) Aminanto yang dilaksanakan pada acara Pengukuhan Jabatan dalam Upacara Militer yang dipimpin oleh Dansatsurvei Hidros Kolonel Laut (P) Dwi Jantarto bertempat di Lapangan Apel Satsurvei Hidros.[8]
Misi-misi
suntingMisi-misi yang pernah dijalani oleh KRI Pulau Romang (723) antara lain:
Penyelamatan Korban Nelayan Bulangang
suntingPenyelamatan korban tiga nelayan yang terhempas ombak laut besar sehingga kapal yang ditumpangi tenggelam dilakukan oleh KRI Pulau Romang (723) pada tanggal 11 Oktober 2015. Saat ditemukan oleh KRI Pulau Romang (723), satu korban tewas, sedangkan dua korban dalam kondisi kritis di perairan Kepulauan Talaud. Setelah diselidiki, para korban tersebut merupakan warga Desa Bulangang, Tagulandang Utara, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dan para korban terombang-ambing di laut selama delapan hari tanpa makan dan minum dengan kondisi terpapar matahari secara langsung.[9]
Operasi Survey dan Pemetaan di Tolitoli
suntingKRI Pulau Romang (723) sebagai salah satu kapal perang yang bertugas di Dinas Hidro dan Oseanografi TNI AL melaksanakan operasi survey dan pemetaan laut di Selat Makassar bagian Utara, khususnya wilayah perairan Laut Dermaga Ogotua, Dampal Utara, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah pada tanggal 10 November 2018. Operasi ini dilaksanakan selama 30 hari dengan tujuan membuat peta laut kertas terbaru untuk kepentingan militer maupun penguna jasa maritim, khususnya kapal-kapal bertonase besar yang akan mengunakan Dermaga Ogotua.[10] Pelaksanaan Operasi ini dikomandai oleh Mayor Laut (P) Aminanto dan dilaksanakan oleh Kapten Laut (P) Hendra Jayanto.
Operasi Survey dan Pemetaan di Sorong dan Manokwari
suntingKRI Pulau Romang (723) berhasil melaksanakan operasi Survei Pemetaan Hidrografi Oseanografi di perairan Sorong dan Manokwari, Papua Barat selama empat bulan dari akhir bulan Juli 2012 hingga awal bulan Desember 2012. Operasi ini dilaksanakan bertujuan untuk memetakan data-data kelautan yang meliputi pengumpulan data hidrografi, oseanografi, meteorologi dan geografi maritim dan memperbaharui dan menyempurnakan peta laut data hidro oseanografi di perairan Papua Barat dari peta yang telah dibuat sebelumnya.[5]
Manuvra Lapangan (Manlap) Latihan Survei dan Pemetaan (Latsurta) Hidro-oseanografi
suntingKRI Pulau Romang (723) bersama dengan Unit Tanggap Segera dan Kapal Angkatan Laut (KAL) VEGA melaksanakan Manuvra Lapangan (Manlap) Latihan Survei dan Pemetaan (Latsurta) Hidro oseanografi pada tanggal 10 April 2018 selama 5 hari di perairan Pulau Pari dan Pulau Pramuka, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Manlap ini bertujuan untuk mempertahankan, meningkatkan dan melatih kemampuan, serta kesiapsiagaan kegiatan survei dan pemetaan personel dan Alutsista Pushidrosal. Manlap yang dipraktekan antara lain pengukuran geodetik, pemeruman, pengukuran garis pantai, pengecekan sarana bantu navigasi, pengamatan pasang surut, pengukuran arus dan gelombang, pengumpulan data geografi fisik, serta pengumpulan data geografi maritim dan sosial.[11]
Pencarian Air Asia Surabaya - Singapura
suntingPencarian Air Asia jenis Airbus A320 dicari oleh TNI AD dan TNI AL setelah mengalami hilang kontak pada 29 Desember 2014 dengan rute penerbangan Surabaya - SIngapura. TNI AL mengerahkan kapal perang untuk pencarian Air Asia antara lain KRI Yos Sudarso (353), KRI Hasanudin (366), KRI Kapitan Pattimura (371), KRI Bung Tomo (357), KRI Sutedi Senaputra (378), KRI Banda Aceh (593), KRI Pulau Rengat (711), KRI Pulau Romang (723), dan KAL.[12]
Referensi
sunting- ^ "Transfer Ship Type". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-15.
- ^ "TENTANG PEMBELIAN KAPAL BEKAS JERMAN". HM Soeharto. 2018-11-12. Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ News, Nusantara Maritime. "Kapal Penyapu Ranjau, Penjaga Laut yang Gagah | Nusantara Maritime News". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-11. Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ a b c "Kondor Class: Penyapu Ranjau TNI AL dari Era Perang Dingin". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2013-08-27. Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ a b c d "KRI PULAU ROMANG-723 SUKSES LAKSANAKAN SURVEI DI PERAIRAN SORONG DAN MANOKWARI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-10.
- ^ Fakhri, Fakhrizal (2015-05-15). "Kasal Sambut Kedatangan KRI Tercanggih di Asia". Okezone.com. Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ a b REDAKSI (2018-11-08). "KRI Pulau Romang -723 Lakukan Tugas Survei di Perairan Tolitoli". PORTALSULAWESI.com. Diakses tanggal 2020-01-10.[pranala nonaktif permanen]
- ^ aksi.id. "Dansatsurvei Hidros Kukuhkan Komandan KRI Pulau Rote-721, KRI Pulau Romang-723 & KAL Antares". aksi.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ Jatmiko, Bambang Priyo (ed.). "Delapan Hari Terombang-ambing di Laut, Seorang Nelayan Tewas dan Dua Lainnya Kritis". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ "KRI Pulau Romang Lakukan Operasi Survey dan Pemetaan di Tolitoli". rri.co.id (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-10. Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ "PUSAT HIDROGRAFI & OSEANOGRAFI TNI AL". pushidrosal.id. Diakses tanggal 2020-01-10.
- ^ "Ini Armada dan Personel TNI yang Dikerahkan dalam Pencarian AirAsia". detikcom. Diakses tanggal 2020-01-10.