Ernest Julius Magenda

tentara Indonesia
Revisi sejak 6 Desember 2020 10.07 oleh Donzdonny (bicara | kontrib)

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Ernst Julius Magenda (EJ Magenda) (10 Februari 1919 – 15 Oktober 1972) dari seorang Ayah bernama Frans Magenda, keturunan Raja di Talaud dan seorang Ibu berdarah Eropa yang bernama Dorcas Junginger. EJ Magenda nama yang dikenal dalam tubuh internal TNI dan dunia Intelijen, BAIS (Badan Intelijen Strategis) yang didirikannya bersama rekan-rekan seperjuangannya. Magenda cukup sering muncul dalam kesaksian banyak tokoh pejuang kemerdekaan bahkan sampai pemberantasan sisa-sisa PKI.

Ernst Julius Magenda
Informasi pribadi
Lahir(1919-02-10)10 Februari 1919
Belanda Kiama, Talaud, Hindia Belanda
Meninggal15 Oktober 1972(1972-10-15) (umur 53)
Indonesia Jakarta, Indonesia
Suami/istriNurhaya Danoekusumo Magenda
AnakNurman Farid Magenda
Fadjar Noor Magenda
Fuad Noor Magenda
Nur Farida Magenda.
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1943 - 1970
Pangkat Mayor Jenderal TNIInf.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini


Umur 9 bulan, EJ Magenda dan kakaknya Rosemarie Magenda (yang berumur 3 tahunan) dibawa ke tanah Jawa, Pati dan dibesarkan disana oleh tante nya Victorie Magenda (adik Frans Magenda) yang menikah dengan Dr Moewardi, lalu diangkat anak oleh mereka.


EJ Magenda juga memperoleh pendidikan ;

  1. Hollandsch-Inlandsche School (HIS)
  2. Meer Uitgerbreid Lager Onderwijs (Mulo)
  3. Landbouw School Bogor (Landbouw Onderwijs)
  4. Reseitai, Tentara Pembela Tanah Air (PETA)
  5. Shodanco, Tentara Pembela Tanah Air
  6. Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat


EJ Magenda juga pernah mengambil bagian dari kejadian-kejadian penting di Indonesia seperti;

  1. Shodancho, PETA - sekitar tahun 1943 - 1945
  2. Komandan Sub Sektor I, Sektor Timur, Brigade 18, Divisi I Jawa Timur
  3. Pasukan Ekspedisi Negara Indonesia Timur di Bone - sekitar tahun 1950
  4. Membantu mendirikan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) - sekitar tahun 1954
  5. Komandan Operasi Saptamarga III di kepulauan Sangir Talaud, Utara Sulawesi (dalam penumpasan Permesta) - sekitar tahun 1959
  6. Wakil Direktur kemudian menjadi Direktur Intelijen Angkatan Darat - sekitar tahun 1961
  7. Kepala Staf Angkatan Bersenjata (SAB)
  8. Misi Perebutan Irian Barat (sekarang Papua Barat)
  9. "Critical Time" di masa-masa PKI - sekitar 1950 - 1966


Magenda sendiri cukup dikenal di Jawa Timur seperti daerah Bondowoso dan di Malang. Sampai hari ini, nama EJ Magenda menjadi nama Komplek Stadion di Bondowso dan nama jalan di daerah Malang.


EJ Magenda menghembuskan nafas terakhirnya (umur 53 tahun) di kediamannya di Lembang Jakarta pada 15 Oktober 1972 pagi dan dimakamkan sore harinya dengan penuh hormat oleh negara di Taman Makam Pahlawan Kalibata.