Ernest Julius Magenda
Mayor Jenderal TNI (Purn) Ernst Julius Magenda (10 Februari 1919 – 15 Oktober 1972) lahir dari seorang Ayah bernama Frans Magenda, keturunan Raja di Talaud dan seorang Ibu berdarah Eropa yang bernama Dorcas Junginger.
Ernst Julius Magenda | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Kiama, Talaud, Hindia Belanda | 10 Februari 1919
Meninggal | 15 Oktober 1972 Jakarta, Indonesia | (umur 53)
Suami/istri | Nurhaya Danoekusumo Magenda |
Anak | Nurman Farid Magenda Fadjar Noor Magenda Fuad Noor Magenda Nur Farida Magenda |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1943 - 1970 |
Pangkat | Mayor Jenderal TNI |
Satuan | Infanteri |
Sunting kotak info • L • B |
E.J. Magenda nama yang dikenal dalam tubuh internal TNI dan dunia Intelijen, BAIS (Badan Intelijen Strategis) yang didirikannya bersama rekan-rekan seperjuangannya. Magenda cukup sering muncul dalam kesaksian banyak tokoh pejuang kemerdekaan bahkan sampai pemberantasan sisa-sisa PKI.
Magenda sendiri cukup dikenal di Jawa Timur seperti daerah Bondowoso dan di Malang. Sampai hari ini, nama E.J. Magenda menjadi nama Komplek Stadion di Bondowso dan nama jalan di daerah Malang.
Masa muda
suntingPada umur 9 bulan, E.J. Magenda dan kakaknya Rosemarie Magenda (yang sekitar berumur 3 tahun) dibawa ke Pati, Jawa dan dibesarkan disana oleh bibinya Victorie Magenda (adik Frans Magenda) yang menikah dengan Dr Umar (Cilacap), lalu diangkat anak oleh mereka.
Pendidikan
suntingE.J. Magenda juga memperoleh pendidikan;
- Hollandsch-Inlandsche School (HIS)
- Meer Uitgerbreid Lager Onderwijs (Mulo)
- Landbouw School Bogor (Landbouw Onderwijs)
- Reseitai, Tentara Pembela Tanah Air (PETA)
- Shodanco, Tentara Pembela Tanah Air
- Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat
Kisah menarik semasa sekolah E.J. Magenda salah satunya adalah ketika E.J. Magenda pernah diskors oleh sekolah karena tidak mau menyanyikan lagu untuk Ratu Belanda yang berulang tahun dihari tersebut.
Puncaknya, E.J. Magenda akhirnya dikeluarkan dari sekolah tersebut karena kembali tidak mau menyanyikan lagu kebangsaan Belanda.
Peristiwa penting
suntingEJ Magenda juga pernah mengambil bagian dan muncul pada kejadian-kejadian penting dalam dunia militer dan dunia politik Indonesia seperti;
- Komandan Sub Sektor I, Sektor Timur, Brigade 18, Divisi I - Pasukan Ekspedisi Negara Indonesia Timur di Bone - sekitar tahun 1950
- Komandan Batalion MAGENDA untuk penumpasan Pemberontakan Andi Aziz dan RMS didaerah Maluku Selatan - sekitar April 1950
- Masa-masa Pergolakan Aceh - sekitar tahun 1951
- Membantu mendirikan IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) - sekitar tahun 1954
- Mempimpin pasukan Team Tempur dalam perlawanan dengan PRRI Sumatera Barat dan Riau Daratan - sekitar tahun 1958
- Pengawas dan Pengendali BKSM (Badan Kerja Sama antar Militer) dalam setiap kegiatan FNPIB (Front Nasional Pembebasan Irian Barat) - sekitar tahun 1957-1958
- Misi Perebutan Irian Barat (sekarang Papua Barat). MayJen Ahmad Yani memberi tugas khusus kepada Magenda dan tugas tersebut dikenal dengan nama sandi Operasi A, B dan C.
- Operasi A - operasi yang punya tujuan untuk mengumpulkan keterangan militer dan membangkitkan semangat perlawanan rakyat Irian Barat serta membentuk kantong-kantong gerilya
- Operasi B - operasi yang punya tujuan untuk mempersiapkan satuan militer dan bekerjasama dengan Badan Kerjasama Sipil Khusus (BKSK) membentuk kader putera daerah asal Irian Barat yang akan dilatih sebagai infiltran.
- Operasi C - melakukan diplomasi luar negeri untuk memperkuat kedudukan RI di forum internasional
- Komandan Operasi Saptamarga III (Pasukan Khusus Detasemen "M") di kepulauan Sangir Talaud, Utara Sulawesi (dalam penumpasan Permesta) - sekitar tahun 1958-1959
- Memimpin pasukan APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) yang berjuang bersama rakyat menduduki wilayah Sangir-Talaud dan kemudian di daerah Minahasa - sekitar tahun 1959
- Ketua BKS (Badan Kerja Sama) antar para Pengusaha. Pengangkatan dilakukan oleh Kasad Letnan Jenderal AH Nasution yang pada saat itu selaku ketua FNPIB. Magenda dilantik bersamaan dengan Letnan Kolonel Soehardi yang juga dilantik sebagai Ketua BKS'45 - sekitar tahun 1958 - 1962
- Anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) Republik Indonesia - sekitar tahun 1960
- Wakil Direktur kemudian diangkat menjadi Direktur Intelijen Angkatan Darat - sekitar tahun 1961
- Ketua G-1 KOTI Pemibar (Gabungan 1 -Intelijen- Komando Operasi Tertinggi Pembebasan Irian Barat) - pengangkatan dilakukan oleh Presiden Ir Soekarno pada 14 Desember 1961 pada acara Sidang Dewan Pertahanan Nasional
- Kepala SAB (Staf Angkatan Bersenjata)
- Mendirikan PusIntelStrat (Pusat Intelijen Strategis) dan kemudian badan tersebut diketuai oleh LB Moerdani
- "Critical Time" di masa-masa PKI merencanakan sampai melakukan GesTaPu - sekitar 1960 - 1966
- Penugasan khusus dan langsung dari Presiden Soekarno pada Magenda untuk melakukan penyelidikan mengenai coup 19 ke Washington dan New York.
- Pada Agustus 1965 (1 Bulan menjelang GesTaPu), Magenda mengumpulkan semua jajaran di G1 KOTI (Tebet, Jakarta Selatan) untuk membahas mengenai 'surat gelap' yang menyebutkan tentang "Limited Attack" yang akan terjadi dalam waktu dekat. Saat itu jajaran-jajaran tersebut adalah ;
- Aparat Intelijen Bea Cukai
- Aparat Intelijen Kepolisian
- Aparat Intelijen TNI Angkatan Darat
- Aparat Intelijen TNI Angkatan Laut
- Aparat Intelijen TNI Angkatan Udara
- Aparat Intelijen Kejaksaan Agung
- Pada malam 30 September 1965, sekitar pukul 10 malam, Magenda sudah bertemu dengan AH Nasution untuk membahas kemungkinan adanya coup dari PKI dalam waktu sangat singkat ke depan.
- Direktur Intelijen HanKam (berdasarkan Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat) - mulai menjabat pada 31 Agustus 1966
Penghargaan
suntingSelama hidupnya, E.J. Magenda telah mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain:
- Satyalancana Perang Kemerdekaan I
- Satyalancana Perang Kemerdekaan II
- Satyalancana Aksi Militer Kedua
- Satyalancana Gerakan Operasi Militer I
- Satyalancana Gerakan Operasi Militer II
- Satyalancana Gerakan Operasi Militer III
- Satyalancana Gerakan Operasi Militer IV
- Satyalancana Prajurit Setia VIII
- Satyalancana Prajurit Setia XVI
- Satyalancana Tantama Setia VIII
- [1] Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia
- Satyalancana Saptamarga
Pensiun dari Militer dan Politik
suntingE.J. Magenda mengajukan untuk pensiun pertama kali pada tahun 1968. Namun beliau dipanggil kembali oleh negara untuk penugasan tugas khusus dan beliau menyanggupinya.
Lalu pada tahun 1970, E.J. Magenda kembali mengajukan pensiunnya yang kedua kali dengan alasan ingin kembali kepada masyarakat. Beliau mengungkapkan bahwa ingin melanjutkan melakukan kegiatan yang digemarinya yaitu berkebun dan bertani. Kali ini negara menerima permintaan pensiunnya secara penuh.
Dan E.J. Magenda hanya menikmati masa pensiunnya selama kurang lebih selama 1 tahun karena beliau meninggal dunia pada tahun berikutnya yaitu tahun 1972.
Kematian
suntingE.J. Magenda menghembuskan nafas terakhirnya (umur 53 tahun) di kediamannya di Jalan Lembang, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, pada 15 Oktober 1972 di pagi hari dan dimakamkan sore harinya dengan penuh hormat oleh negara di Taman Makam Pahlawan Kalibata.