Suma Oriental

Kompendium yang ditulis oleh Tomé Pires pada tahun 1512-1515
Revisi sejak 27 Mei 2020 03.59 oleh Rajo Angek Garang (bicara | kontrib) (Sumatra → pulau-pulau yang membentuk bandar dan barang dagangan)

Suma Oriental que trata do Mar Roxo até aos Chins ("Ikhtisar Wilayah Timur, dari Laut Merah hingga Negeri Cina") adalah kompendium (summa) yang ditulis oleh Tomé Pires pada tahun 1512-1515, berisi informasi tentang kehidupan di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara pada abad ke-16. Naskah ini sebenarnya merupakan laporan resmi yang ditulis Tomé Pires kepada Raja Emanuel tentang potensi peluang ekonomi di wilayah yang baru dikenal oleh Portugis saat itu sehingga tidak pernah diterbitkan.

Buku ini terdiri dari enam jilid, dua jilid pertama berisi informasi tentang wilayah antara Mesir dan Malabar, dan sisanya berisi informasi tentang wilayah Bengali, Indocina, Malaysia, Indonesia, Cina, dan Jepang. Tentang Indonesia, Suma Oriental memuat informasi terutama tentang Pulau Jawa dan Pulau Sumatra.

Setelah sempat "menghilang" berabad-abad, pada tahun 1944, Armando Z. Cortesão menerbitkan terjemahan Suma Oriental ke dalam bahasa Inggris, berdasarkan versi salinannya yang ditemukan di Perpustakaan Chambre des Deputes di Paris.

Kesultanan Delhi di India

Tomé Pires menulis tentang Kesultanan Delhi (atau Moghul?) yang beragama Islam di India, antara tahun 1512-1515.

Perdagangan dengan Koromandel, Malabar, atau Benggala, disebutkannya tidak menguntungkan. Disebutkan contohnya di pelabuhan Masulipatnam hanya melibatkan perdagangan garam, cabe, opium.

Disebutkan bahwa Kain dari Benggala amat bermutu tinggi dan mendapat permintaaan yang banyak. Ia juga menceritakan tentang Kerajaan Hindu di Orissa dan Tippera. Juga terdapat uraian mengenai ibu kota Benggala.

Ia melakukan hubungan dengan berbagai pihak, khususnya dengan para ahli pelayaran, pedagang, dan administrator di negara-negara yang disinggahinya. Pelayarannya yang mewakili Portugis ini melibatkan budak dari Abesinia.

Kepulauan India

Sumatra

Deskripsi atau laporan kebesaran, kekayaan dan kepadatan penduduk Pulau Sumatra (Camotora) dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya, dan itu akan dijelaskan sepanjang jalan, mulai dari Gamispola di sepanjang bandar dengan mengitari Pamchur kembali ke Gamispola.

Dan pertama-tama Tomé Pires akan memberi tahu berapa banyak kerajaan yang dimilikinya, dan kemudian seperti apa masing-masing dan perdagangan serta jenis barang dagangan yang ada di pulau ini dan seberapa besar itu dan apa yang menghalangi lancaran dan jung-nya.

Mulai dari Gamispola ada kerajaan Aceh (Achei) dan Biar Lambry, kerajaan Pedir, kerajaan Pirada, kerajaan Pasai (Paçee), kerajaan Bata, kerajaan Aru, kerajaan Arcat, kerajaan Rupat, kerajaan Siak (Ciac), kerajaan Kampar (Campar), kerajaan Tongkal (Tuncall), kerajaan Indragiri (Amdargery), kerajaan Capocam, kerajaan Trimtall [Tongkal?], kerajaan Jambi, kerajaan Palembang (Palimbão), tanah Sekampung (Çaçanpom), Tulang Bawang (Tulimbavam), Andalas (Andallos), Pariaman (Pirjaman), Tiku (Tiquo), Panchur, Barus (Baruez), Singkil (Chinqele), Meulaboh (Mancopa), Daya, Pirim [Pedir?]—ini berbatasan dengan Lambri dan pulau yang berada di Gamispola. Dan dari Siak ke Jambi, dan dari Pariaman ke Panchur di sisi lain, adalah tanah Minangkabau (Menamcabo), yang memiliki tiga raja. Mereka berada di pedalaman pulau, dan ada danau air manis di negeri Minangkabau ini, seperti yang akan diceritakan ketika Minangkabau diuraikan.[n 1]

Pulau Pisang (Pullo Piçam), Karimun (Carimam), pulau Celates yang disebut Çelağuym gum, Kundur (Sabam), Buaya, Linga, Tiga (Tigua), Pulau Berhala (Pullo Baralam), Banka (Bamca) dan Monomby. Ini akan dijelaskan di tempatnya.[n 2]

Sumatra memiliki emas dalam kuantitas besar, kapur barus yang dapat dimakan dari dua jenis, lada, sutra, asam kemenyan, gaharu apoteker; pulau ini memiliki madu, lilin, pitch, belerang, kapas, rotan yang banyak, yang merupakan tongkat tempat mereka membuat tikar. Ini digunakan seperti sabut atau esparto dan berfungsi sebagai tali yang dengannya mereka mengikat semuanya.[n 3]

Jawa

Mengenai kehidupan di Jawa, Pires memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi dan politik di Jawa pada masa paruh pertama abad ke-16. Ia menyebut lima pelabuhan utama Kerajaan Sunda, adanya pelabuhan di Cirebon, pengaruh Demak terhadap wilayah barat Pulau Jawa. Timnya berlayar hingga ke bagian timur Jawa.

Kesultanan Melaka

Tomé Pires menulis tentang Kesultanan Melaka, antara tahun 1402-1511. Ia menceritakan pula tentang aktivitas perdagangan berbagai negara dan kota di Asia Tenggara, serta pelabuhan-pelabuhannya:

  • Pendiri Melaka ialah Parameswara seorang pangeran dari Palembang.
  • Pada masa itu, Palembang merupakan pusat kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan terkenal yang memiliki kekerabatan dengan Syailendra.
  • Pada 1377, Kerajaan Sriwijaya ditaklukkan oleh Majapahit, dan saat itu Parameswara telah menikah dengan seorang puteri dari Majapahit, Jawa Timur.
  • Parameswara enggan membayar upeti kepada Majapahit, lalu mendeklarasikan kemerdekaannya. Ia melarikan diri saat tentara Majapahit menyerang dan memusnahkan Palembang.
  • Di Temasik, Parameswara membunuh Tamagi, seorang wakil kerajaan Siam.
  • Pada 1398, muncul pasukan kerajaan Ayutthaya menyerang Temasik dan Parameswara melarikan diri ke Sungai Muar dan seterusnya Sungai Bertam.
  • Pada 1400 Orang laut yang menjadi pengikutnya setuju Sungai Bertam dijadikan perkampungan yang akhirnya menjadi kerajaan Melaka.

Buku Suma Oriental telah diterjemahkan dan diterbitkan pada tahun 1944 dengan judul Hakluyat Society, tetapi bukanlah tulisan asli yang sebenarnya dari Tomé Pires.

Pranala luar

Catatan kaki

  1. ^ Kerajaan di Pulau Sumatra
  2. ^ Pulau-pulau yang membentuk bandar dari Kampar ke Palembang, di mana seseorang berlayar ke Jawa, Banda dan Maluku.
  3. ^ Ini adalah barang dagangan yang diproduksi di Pulau Sumatra sendiri.