Alga coklat, alga pirang, atau Phaeophyceae adalah salah satu kelas dari dari alga Heterokontophyta.[3] Nama alga ini diambil dari pigmen dominan yang dimiliki, yaitu xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang dimiliki Phaeophyceae adalah klorofil dan karotena.

Alga coklat
Rentang waktu: Jura Akhir sampai sekarang 150–0 jtyl[1][2]
Fucus distichus di Olympic National Park
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Klad: Diaphoretickes
Klad: SAR
Klad: Stramenopila
Filum: Gyrista
Subfilum: Ochrophytina
Superkelas: Fucistia
Kelas: Phaeophyceae
Kjellman

Umumnya, alga cokelat bersifat makroskopis, dapat mencapai ukuran lebih dari 30 meter, dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang dapat berfungsi sebagai pelampung.[4]

Alga coklat memiliki anggota sekitar 1500 spesies.[5] Semua alga coklat berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi dengan bagian-bagian serupa akar, batang, dan daun. Umumnya alga coklat bersifat makroskopis, dan dapat mencapai ukuran lebih dari 30 meter, dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung.

Hampir semua alga coklat hidup di laut, terutama di laut yang dingin.

Ciri-ciri

sunting

Ciri-ciri alga coklat adalah sebagai berikut:

  • Mempunyai klorofil a dan c, pigmen tambahan xantofil dan fikosantin.
  • Sebagian besar habitatnya di laut.[6]
  • Sebagian besar memliki struktur tubuh mirip dengan tumbuhan tinggi.
  • Hampir semua anggota alga cokelat bersifat multiseluler.[5]
  • Ukuran talus mikroskopis sampai makroskopis.
  • Berbentuk filamen bercabang, tidak bercabang, dan ada juga yang tegak.
  • Mempunyai kloroplas tunggal berbentuk seperti benang ada pula yang berbentuk cakram (discoid).
  • Kloroplas yang mengandung pirenoid untuk menyimpan cadangan makanan berupa laminarin.[7]

Perkembangbiakan alga coklat

sunting
  • Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan fragmentasi dan pembentukan spora (aplanospora dan zoospora). Zoospora yang dihasilkan memilki dua flagela yang tidak sama panjang dan terletak di bagian lateral.
  • Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan isogami, anisogami, atau oogami.
  • alga ini juga hidup di tepi pantai yang dangkal dan menempel pada bebatuan karang.
  • klasifikasi Sargassum

Divisi :Phaeophyta Kelas :Phaeophyceae Bangsa:Fucales Suku :Sargassaceae Marga :Sargassum Jenis :Sargassum siliquosum

Contoh alga coklat

sunting
  • Fucus vesiculosus, banyak terdapat di laut dalam. Alga ini berkembang biak secara oogami dengan menghasilkan sel gamet betina (ovum) dan sel gamet jantan (spermatozoid) . Sel gamet jantan dan betina masing-masing dihasilkan oleh tumbuhan yang berbeda. Sel gamet dihasilkan oleh alat pembiak yang disebut konseptakel. Konseptakel ini berkumpul dalam badan penghasil alat pembiak yang disebut reseptakel. Reseptakel dibentuk di ujung lembaran/talus fertil.
  • Sargassum siliquosum, hidup dengan baik di tepi laut yang dangkal. Umumnya menempel pada batu karang. Di pantai yang bersuhu sedang, Sargassum tumbuh subur sehingga menutupi permukaan laut. Laut yang demikian disebut laut sargaso.
  • Turbinaria australis, hidup dengan baik di tepi laut yang dangkal. Umumnya menempel pada batu karang.
  • Fucus distichus
  • Laminaria
  • Macrocystis

Referensi

sunting
  1. ^ Medlin, L. K.; et al. (1997). Phylogenetic relationships of the 'golden algae' (haptophytes, heterokont chromophytes) and their plastids (PDF). Plant Systematics and Evolution. 11. hlm. 187–219. doi:10.1007/978-3-7091-6542-3_11. hdl:10013/epic.12690. ISBN 978-3-211-83035-2. 
  2. ^ Lim, B.-L.; Kawai, H.; Hori, H.; Osawa, S. (1986). "Molecular evolution of 5S ribosomal RNA from red and brown algae". Japanese Journal of Genetics. 61 (2): 169–176. doi:10.1266/jjg.61.169 . 
  3. ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 
  4. ^ Yani, Riani; Atikah, Tintin; Purwianingsih, Widi (2009). Biologi 1 SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 74–75. ISBN 978-979-068-834-6. 
  5. ^ a b Firmansyah, Rikky; Mawadi H, Agus; Umar Riandi, M (2009). Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 54. ISBN 978-979-068-834-6. 
  6. ^ Suwarno (2009). Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 56. ISBN 978-979-068-137-8. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-27. Diakses tanggal 2020-11-23. 
  7. ^ Subardi, Nuryani; Pramono, Shidiq (2009). Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 56–57. ISBN 978-979-068-835-3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-23. Diakses tanggal 2020-11-23. 
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Lim1986" yang didefinisikan di kelompok <references> "" tidak memiliki konten.

Pranala luar

sunting