Angpau
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Januari 2022) |
Angpau (Hanzi sederhana: 红包; Hanzi tradisional: 紅包; Pinyin: hóngbāo; Pe̍h-ōe-jī: âng-pau) adalah uang yang diberikan sebagai hadiah kepada seseorang yang dibungkus dalam amplop berwarna merah. Menurut tradisi Tionghoa, angpau umum diberikan kepada orang-orang tertentu dalam hari raya tradisional atau perayaan khusus tertentu, misalnya kepada anak-anak, para lajang, dan orang tua (dari anaknya) pada perayaan Tahun Baru Imlek atau kepada kedua mempelai yang sedang melangsungkan upacara pernikahan.[1]
Angpau | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Angpau | |||||||||||||||||
Nama Tionghoa | |||||||||||||||||
Hanzi tradisional: | 紅包 | ||||||||||||||||
Hanzi sederhana: | 红包 | ||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
nama alternatif | |||||||||||||||||
Hanzi: | 利是 atau 利事 | ||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
Nama Vietnam | |||||||||||||||||
Vietnam: | lì xì |
Praktik pemberian angpau berakar dari tradisi Tionghoa dan menjadi salah satu tradisi yang tetap dipraktikkan secara masif oleh orang-orang Tionghoa, baik di dalam maupun di luar Tiongkok. Mulai pada pertengahan tahun 2010-an, praktik pemberian angpau secara digital pada Tahun Baru Imlek muncul di Tiongkok pada layanan aplikasi pesan, khususnya WeChat, dengan sistem dompet elektronik.
Dalam bahasa Kanton, angpau juga disebut sebagai laisi (Hanzi: 利市/利是; Pinyin: lìshì; Jyutping: lai6 si6/lei6 si6/lei6 si5).
Etimologi
suntingIstilah angpau dalam kamus berbahasa Mandarin didefinisikan sebagai "uang yang dibungkus dalam kemasan merah sebagai hadiah; bonus bayaran; uang bonus yang diberikan kepada pembeli oleh penjual karena telah membeli produknya; sogokan". Hong memiliki arti marga Hong; merah, populer, revolusioner, bonus". Bao memiliki arti "menutupi, membungkus, memegang, memasukkan, mengurusi, kontrak, kemasan, pembungkus, kontainer, tas, menerima, bungkusan".[2]
Kegunaan dan kebiasaan
suntingAngpau umumnya muncul pada saat ada pertemuan masyarakat atau keluarga seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru, hari raya seperti tahun baru Imlek, memberi bonus kepada pemain barongsai, beramal kepada guru religius atau tempat ibadah, dan sebagainya. Pada pesta pernikahan, pasangan yang menikah biasanya diberi angpau oleh anggota keluarga yang lebih tua dan para undangan. Masyarakat yang masih teguh memegang budaya tradisional juga menggunakan angpau untuk membayar guru dan dokter.
Angpau melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik. Warna merah angpau melambangkan ungkapan semoga beruntung dan mengusir energi negatif. Oleh sebab itu, angpau tidak diberikan sebagai ungkapan berbelasungkawa karena akan dianggap si pemberi bersukacita atas musibah yang terjadi di keluarga tersebut.
Pemberi dan penerima
suntingPara pemberi angpau biasanya adalah pasangan yang sudah menikah, sementara penerimanya adalah orang yang belum menikah atau anak kecil.
Beberapa orang memiliki kebiasaan untuk memberi uang dalam bentuk koin atau berupa lembaran dalam jumlah banyak supaya penerima tidak bisa memperkirakan jumlah uang yang ia terima. Masyarakat biasanya juga melarang anak-anak untuk membuka angpau pada saat masih berkumpul bersama-sama supaya tidak terjadi kecanggungan di antara para pemberi angpau (misalnya karena jumlah uang yang diberikan berbeda).
Jumlah uang
suntingJumlah uang yang ada dalam sebuah amplop angpau bervariasi. Untuk perhelatan yang bersifat suka cita biasanya besarnya dalam angka genap, angka ganjil untuk kematian. Menurut kepercayaan masyarakat China, angka ganjil dihubungkan dengan pemakaman, dan angka "empat" (Hanzi=四, pinyin=sì) homofon dengan kata "mati" (Hanzi=死; pinyin= sǐ). Namun, pada wilayah tertentu di China, masyarakat biasanya memberikan nominal ganjil kepada pasangan yang menikah sebagai lambang angka ganjil tidak dapat dibagi lagi.
Dalam pernikahan, pemberi angpau memperkirakan nominal yang ia berikan apakah dapat menutupi biaya yang dikeluarkan oleh pasangan menikah untuk menjamunya. Selain itu, nominal yang digunakan terkadang juga menunjukkan ungkapan selamat si pemberi kepada pasangan menikah, misalnya $288 (2 melambangkan pasangan dan 88 melambangkan shuangxi atau kebahagiaan berganda) dan $388 (3 melambangkan pasangan segera dianugerahi keturunan [2 orang tua + 1 anak]). Karena angka 8 melambangkan kekayaan, biasanya orang berusaha memberi uang dalam angpau dengan nominal 8.
Sejarah
suntingPada masa Dinasti Qin di China, orang-orang tua biasa mengikat uang koin dengan benang merah. Uang itu disebut yāsuì qián (壓祟錢) yang berarti "uang pengusir roh jahat", dipercaya dapat melindungi orang-orang tua dari penyakit dan kematian. Yāsuì qián kemudian digantikan amplop merah semenjak bangsa China menemukan metode printing. Uang tersebut selanjutnya disebut yāsuì qián (壓歲錢), aksara sui yang digunakan bukan berarti "roh jahat" melainkan "usia tua".
Kebiasaan di berbagai negara
suntingVietnam
suntingMasyarakat Vietnam menyebut angpau sebagai lì xì (mirip dengan dialek Kantonis) atau dalam beberapa kasus sebagai phong bao mừng tuổi (amplop tahun baru).
Negara-negara Asia Tenggara
suntingMasyarakat Thailand menyebut ang pow (menyerupai dialek Teochew) atau tae ea oleh warga China-Thailand. Myanmar (Burma) menyebutnya an-pao (bahasa Burma: ') dan di Kamboja sebagai ang pao.
Filipina
suntingWarga China di Filipina saling menukar ang pao pada saat perayaan tahun baru Imlek. Bagi masyarakat Filipina yang bukan China, ang paw (atau ampaw) secara umum dianggap melambangkan tahun baru Imlek. Beberapa penduduk pribumi telah mengadopsi kebudayaan tersebut untuk ulang tahun, terutama memberi aguinaldo pada saat perayaan Natal.
Korea Selatan
suntingMasyarakat Korea Selatan menggunakan amplop putih yang disebut "sae bae don".
Jepang
suntingDi Jepang, pemberian uang yang disebut otoshidama diberikan kepada anak-anak oleh seluruh kerabatnya pada saat perayaan tahun baru Jepang. Namun, amplop yang digunakan berwarna putih dan ditulisi nama orang yang menerima. Praktik yang mirip, Shūgi-bukuro, digunakan dalam pesta pernikahan, tetapi amplopnya dilipat bukan dilem serta dihiasi oleh pita.
Malaysia
suntingAngpau di Malaysia disebut berdasarkan bahasa Kantonis, yaitu àng pao. Tradisi ini kurang populer di wilayah Semenanjung Malaysia, tetapi sangat populer di Sabah. Warga Tionghoa di Sabah memberi ang pao kepada cucu, rekan karib, murid, dan tetangga mereka, atau digunakan untuk mengemas dana yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak dana di klenteng.
Amplop hijau
suntingWarga muslim di Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Singapura telah mengadopsi kebudayaan China sebagai bagian dari Idul Fitri atau pernikahan. Namun, mereka tidak menggunakan angpau berwarna merah, melainkan amplop dengan desain menyerupai angpau tetapi berwarna hijau. Warna hijau merupakan warna tradisional yang digunakan oleh Islam dan adaptasi tersebut didasarkan pada tradisi sedekah. Dalam Alquran, sedekah bersifat lebih tidak formal dibandingkan zakat, dan dalam berbagai kebudayaan lebih mendekati pemberian di antara teman dibandingkan beramal yang lebih ditetapkan untuk orang yang membutuhkan.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ (Indonesia) Arti kata angpau dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
- ^ MDBG. Akses= 29 Mei 2013. Chinese-English Dictionary.