Anti-Slavery International

Anti-Slavery International atau Anti-Perbudakan Internasional adalah organisasi amal internasional non-pemerintah[1] dan kelompok advokasi yang berbasis di Britania Raya. Didirikan pada tahun 1839, dan merupakan organisasi hak asasi manusia internasional tertua di dunia. Organisasi ini bekerja secara eksklusif menentang perbudakan dan pelanggaran yang terkait.[2]

Anti-Slavery International
SingkatanAnti-Slavery
Tanggal pendirian1839; 185 tahun lalu (1839)
TujuanAnti-perbudakan
Kantor pusatLondon, SW9
Britania Raya
Wilayah layanan
Internasional
Direktur
Jasmine O'Connor
Situs webwww.antislavery.org
Buxton Memorial Fountain, merayakan pembebasan budak di Kerajaan Inggris pada tahun 1834, di Victoria Tower Gardens, Millbank, Westminster, London.

Sejarah awal organisasi ini berasal dari organisasi yang jauh lebih awal sebelumnya yaitu Anti-Slavery Society yang dikenal sebagai "Agency Committee of the Society for the Mitigation and Gradual Abolition of Slavery Throughout the British Dominions"', yang secara substansial telah berhasil mencapai penghapusan perbudakan di Kerajaan Inggris. Disusul dengan pembentukan organisasi penerus, British and Foreign Anti-Slavery Society[3] untuk berkampanye menentang praktik perbudakan di negara lain. Pada tahun 1990 diluncurkan kembali dengan nama "Anti-Slavery International", yang berfungsi untuk memerangi perbudakan dan pelanggaran yang terkait.

Perbudakan zaman modern

sunting

Human trafficking atau perdagangan manusia adalah transportasi ilegal wanita yang diculik, anak, dan pria yang melintasi perbatasan internasional guna dijadikan sebagai budak di tempat tujuan. Bentuk perbudakan modern ini adalah salah satu yang paling umum dan dapat mempengaruhi kebanyakan orang: diperkirakan antara 500.000 hingga 800.000 orang menjadi korban perdagangan ini setiap tahun.

Organisasi Buruh Internasional[4] memperkirakan bahwa, menurut definisi mereka, lebih dari 40 juta orang mengalami beberapa bentuk perbudakan saat ini. 24,9 juta orang bekerja paksa, di antaranya 16 juta orang dieksploitasi di sektor swasta seperti pekerjaan rumah tangga, konstruksi atau pertanian, 4,8 juta orang dieksploitasi seksual secara paksa, 4 juta orang melakukan kerja paksa yang ditentukan oleh otoritas negara dan 15,4 juta orang menikah secara paksa.

Referensi

sunting
  1. ^ Anti-Slavery International, Registered Charity no. 1049160 di Charity Commission
  2. ^ Anti-Slavery International UNESCO.
  3. ^ Sharman, Anne-Marie, ed. (1993). "Anti-Slavery Reporter". 13 (8). London: Anti-Slavery International. 
  4. ^ Global Estimates of Modern Slavery: Forced Labour and Forced Marriage, International Labour Organization, 19 September 2017