Bahasa Melayu Bangkok
Bahasa Melayu Bangkok juga disebut Nayu ialah varian bahasa Melayu tempatan yang dituturkan oleh suku Melayu yang tinggal di Bangkok dan kawasan sekitarnya. Bahasa ini muncul dari percampuran masyarakat Melayu dari Thailand Selatan dan perlahan-lahan menyimpang sebagai varietas bahasa Melayu yang berbeda. Walaupun keberadaan bahasa Melayu dari segi sejarah di tempat yang kini disebut Bangkok sejak zaman Ayutthaya, dialek tersebut baru mulai berkembang setelah permukiman orang-orang yang diusir dari Kedah, Kelantan, Patani, Satun, Terengganu, dan Yaring pada tahun 1786, 1791, dan 1832.
Bahasa Melayu Bangkok
ภาษามลายูบางกอก ملايو بڠكوق نايو Nayu Nayu Bakok[1] | |||||
---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Thailand | ||||
Wilayah | Bangkok | ||||
Etnis | Melayu Thai | ||||
Penutur | kira-kira 5.000 (2007) | ||||
Abjad Jawi Aksara Thai | |||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | – | ||||
Portal Bahasa | |||||
Penutur bahasa Melayu Bangkok dapat ditemui di seluruh kota, dengan konsentrasi lebih tinggi di kantong-kantong Melayu di Thon Buri, Thung Khru, Phra Pradaeng, Bang Kho Laem, Phra Khanong, Khlong Saen Saep, Min Buri, Nong Chok, Bang Nam Priao, Chachoengsao, Thon Buri, dan Pom Prap Sattru Phai.[2]
Terdapat beberapa variasi dialek, karena berbagai gelombang dan asal mula permukiman Melayu di kota. Dialek tersebut kebanyakan didasarkan pada bahasa Melayu Pattani dengan perbedaan yang terlihat dari bahasa aslinya yang dituturkan di bagian selatan. Hal ini memungkinkan bahasa Melayu Bangkok menjadi dialek yang terpisah dari bahasa Melayu Pattani. Subdialek penting lainnya dari bahasa Melayu Bangkok yang dituturkan di daerah Bang Kraso, Bang Bua Thong dan Tha It menunjukkan pengaruh Kedahan yang kuat. Ini berkaitan dengan kenyataan bahwa sebagian besar orang Melayu dari kawasan ini adalah keturunan orang-orang yang diusir yang dibawa dari Kedah pada abad ke-18.[3]
Menyusul kebangkitan urbanisme dan asimilasi dengan mayoritas orang Thai, bahasa Melayu Bangkok kini sangat terbatas pada orang dewasa di atas umur 40 tahun dengan kelancaran yang berlainan di antara generasi muda.
Lihat juga
suntingRujukan
sunting- ^ Meesantan, Chaiwat (2017) (dalam bahasa Melayu). Minoriti Melayu di Bangkok dan kawasan sekitarnya: Antara survival dan kejayaan (Tesis Ph.D.). Kuala Lumpur: Universitas Malaya. http://studentsrepo.um.edu.my/7518/6/CHAIWAT_MEESANTAN.pdf. Diakses pada 16 Mei 2019. Diarsipkan 2018-06-19 di Wayback Machine.
- ^ "เรื่องความเป็นมาของศาสนาอิสลามในประเทศไทย" (dalam bahasa Thai). Thailand: Aksorn. 28 September 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Oktober 2016. Diakses tanggal 28 September 2016.
- ^ "Bang Bua Thong Dialect - a lexicon study" (dalam bahasa Thai). Thailand. 13 Oktober 2016.
Daftar pustaka
sunting- Umaiyah Haji Umar (2003), The assimilation of Bangkok-Melayu communities in the Bangkok metropolis and surrounding areas, Ann Arbor: the University of Michigan, online edition
- Umaiyah Haji Umar (2007), Language and Writing System of Bangkok Melayu", International Conference on Minority Languages and Writing Systems, online edition
- Umaiyah Haji Umar (2005), Bang Bua Thong Melayu Dialect - a Lexicon Study, Journal Language and Culture, Bangkok:The Research Institute for Languages and Cultures of Asia (RILCA), Mahidol University, online edition
- Siti Munirah binti Kassim (2014), Sosio Budaya dan Identiti Etnik Melayu di Thailand, Kuala Lumpur:Jabatan Pengajian Asia Tenggara, Universiti Malaya, online edition (dalam bahasa Melayu)