Bahasa Tibet Kuno

bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet

Bahasa Tibet Kuno adalah tahap terawal bahasa Tibet yang dibuktikan secara tertulis dalam catatan-catatan pada masa Kekaisaran Tibet pada pertengahan abad ke-7 hingga awal abad ke-11. Pada tahun 816 M, masa pemerintahan Sadnalegs, kesusastraan Tibet mengalami perubahan besar-besaran yang bertujuan untuk membakukan bahasa dan kosa kata terjemahan yang dibuat dari naskah-naskah India, kemudian menghasilkan apa yang sekarang disebut sebagai bahasa Tibet Klasik.[3]

Bahasa Tibet Kuno
Naskah dwibahasa Mongol-Tibet yang ditemukan di Turpan
WilayahTibet
Eraabad ke-7 hingga ke-11, kemudian berkembang menjadi bahasa Tibet Klasik
Aksara Tibet
Kode bahasa
ISO 639-3otb
LINGUIST List
otb
GlottologTidak ada
QIDQ7085214
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Tibet Kuno diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [1][2]
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Fonologi sunting

Bahasa Tibet Kuno dicirikan oleh banyak fitur yang telah hilang dalam bahasa Tibet Klasik, termasuk awalan my- ketimbang m- sebelum sisipan -i- dan -e-, gugusan sts- yang kemudian disederhanakan menjadi s- dalam bahasa Tibet Klasik, dan bentuk kebalikan dari huruf vokal "i" (gi-gu).[4] Konsonan aspirasi bukanlah fonemik dan banyak kata yang ditulis sembarangan dengan konsonan dari deret teraspirasi atau niraspirasi. Sebagian besar konsonan dapat dipalatalisasi, dan deret palatal dari aksara Tibet merepresentasikan palatalisasi koronal. Bunyi yang secara biasa ditranskripsikan dengan huruf འ (Wylie: 'a) merupakan frikatif velar bersuara, sedangkan, sedangkan rotik dan lateral nirrsuara ditulis dengan digraf ཧྲ hr dan ལྷ lh. Tabel berikut didasarkan pada analisis Hill tentang bahasa Tibet Kuno:[5]

Fonem konsonan bahasa Tibet Kuno[6]
Labial Koronal Dorsal
Sengau m n ŋ
Letup nirsuara p t k
bersuara b d ɡ
Gesek nirsuara ts
bersuara dz
Frikatif nirsuara s x ~ h h
bersuara z ɣ ~ ɦ '
Getar nirsuara hr ཧྲ
bersuara r
Aproksiman nirsuara lh ལྷ
bersuara w l j y

Dalam bahasa Tibet Kuno, semivokal w terjadi pada sisipan tengah, bukan pada awalan. Huruf tertulis ཝ w dalam aksara Tibet awalnya merupakan digraf yang mewakili dua konsonan Tibet Kuno ɦw.[7]

Susunan suku kata sunting

Dalam bahasa Tibet Kuno, suku kata bisa sangat rumit dengan hingga tiga konsonan di awal, dua semivokal, dan dua konsonan akhir. Susunan ini dapat ditunjukkan sebagai (K1K2)K3(G1G2)V(K4C5), dengan semua posisi kecuali K3 dan V secara tidak tetap. Hal ini memungkinkan suku kata yang rumit seperti བསྒྲིགས bsgrigs berarti "diatur" and འདྲྭ 'drwa berarti "jaring", yang pengucapannya [βzgriks] dan [ɣdrʷa] dapat direkonstruksi.

Kontras bunyi hanya ada di kolom K3 dan menyebar ke K1 dan K2 jadi སྒོ sgo berarti "pintu", dapat diwujudkan sebagai [zgo] sementara སྐུ sku berarti "badan" diwujudkan sebagai [sku]. Konsonan akhir selalu nirsuara, contohnya འཛིནད་ 'dzind [ɣd͡zint] dan གཟུགས་ gzugs [gzuks]. Fonem /b/ dalam kolom K1 kemungkinan besar diwujudkan sebagai [ɸ] (atau [β] ketika K3 bersuara) contohnya བསྒྲེ bsgre [βzgre] dan བརྩིས brtsis [ɸrtsis]. Fitur palatalisasi /i̯/ [Kʲ] dan labialisasi /w/ [Kʷ] dapat dianggap sebagai fonem terpisah, masing-masing diwujudkan sebagai semivokal masing-masing dalam SV1 dan SV2. Hanya konsonan tertentu yang diperbolehkan dalam beberapa kolom suku kata, seperti dirangkum di bawah ini:[8]

K1 K2 K3 SV1 SV2 V K4 K5
b [ɸ] d§
g§
b
m
s
r
l
semua konsonan
r
w a
e
i
o
u
ɨ~ø(?)
g
d
b
ŋ
n
m
s
ɣ '
r
l
s
d

§ Dalam posisi K2, /d/ dan /g/ tersebar saling melengkapi: /g/ muncul sebelum /t/, /ts/, /d/, /n/, /s/, /z/, /l/, dan /l̥/ dalam K3, sedangkan /d/ muncul sebelum /k/, /g/, /ŋ/, /p/, /b/, dan /m/ dalam K3. Selain itu, /g/ ditulis k sebelum /l̥/.

Palatalisasi sunting

Palatalisasi /Kʲ/ secara fonemik berbeda dengan gugusan awal /Ky/. Hal tersebut menghasilkan pembeda antara གཡ g.y /gj/ dan གྱ gy /gʲ/, ditunjukkan oleh pasangan minimal གཡང་ g.yaṅ berarti "domba" dan གྱང་ gyaṅ berarti "juga" atau "dan".[9] Bunyi-bunyi yang ditulis dengan huruf palatal ཅ c, ཇ j, ཉ ny, ཞ zh, dan ཤ sh menjadi terpalatalisasi dengan padanan bunyi fonemik ཙ ts, ཛ dz, ན n, ཟ z, dan ས s.[10]

Morfologi sunting

Kata benda sunting

Penanda kasus dibubuhkan ke seluruh frasa kata benda, bukan ke kata-kata tunggal (yaitu Gruppenflexion). Bahasa Tibet Kuno membedakan sepuluh kasus yang sama dengan bahasa Tibet Klasik:[11]

Namun, sementara lokativus, allativus, dan terminativus berangsur-angsur menyatu dalam bahasa Tibet Klasik (dan dirujuk ke tradisi gramatikal pribumi sebagai la don bdun), idalam bahasa Tibet Kuno ketiga kasus ini dibedakan secara jelas.[12] Ahli tata bahasa Tibet tradisional tidak membedakan penanda huruf dengan cara ini, melainkan menyebarkan morfem huruf ini (tidak termasuk -dang dan -bas) ke dalam delapan huruf yang diserap dari bahasa Sanskerta.

Kata kerja sunting

Kata kerja transitif lama Tibet berubah hingga empat pemenggalan kata, sedangkan kata kerja intransitif hanya memiliki satu atau dua pemenggalan kata. Dalam diatesis aktif, ada pemenggalan kata yang tidak sempurna dan pemenggalan kata yang sempurna, masing-masing sesuai dengan sistem pemenggalan kala lampau dan kini dalam bahasa Tibet Klasik. Kata kerja transitif juga mungkin memiliki dua pemenggalan kata diatesis pasif, pemenggalan kata dinamis, dan pemenggalan kata statis. Kedua pemenggalan ini pada gilirannya sesuai dengan kala mendatang dalam tahap Tibet Klasik.[13]

Kata ganti orang sunting

Bahasa Tibet Kuno memiliki tiga kata ganti tunggal orang pertama ṅa, བདགbdag, dan ཁོ་བོkho-bo, dan tiga kata ganti jamak orang pertama ངེདnged, བདག་ཅགbdag-cag, dan འོ་སྐོལ་ 'o-skol. Kata ganti orang kedua meliputi dua bentuk tunggal ཁྱོད་ khyod, dan ཁྱོ(ན)་འདའ་ khyo(n)-'da' dan bentuk jamak ཁྱེད་ khyed.[14]

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  2. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  3. ^ Hodge 1993, hlm. vii.
  4. ^ Hill 2010a, hlm. 117–118.
  5. ^ Hill 2010a, hlm. 113–120, 122.
  6. ^ Hill 2010a, hlm. 122.
  7. ^ Hill 2010a, hlm. 114.
  8. ^ Hill 2010a, hlm. 121–122.
  9. ^ Hill 2012b.
  10. ^ Hill 2010a, hlm. 118.
  11. ^ Hill 2012a.
  12. ^ Hill 2011.
  13. ^ Bialek, Joanna (2020). "Old Tibetan verb morphology and semantics: An attempt at a reconstruction". Himalayan Linguistics. 19 (1). doi:10.5070/H919145017. 
  14. ^ Hill 2010b.

Daftar pustaka sunting

Pranala luar sunting