Brassica napus

spesies tumbuhan

Brassica napus L. (suku kubis-kubisan atau Brassicaceae) dikenal dari salah satu kelompoknya yang menjadi tumbuhan penghasil minyak penting dunia, yaitu rapa. Rapa secara agak salah kaprah disebut juga kanola (dari canola), nama untuk sebagian kultivar dengan ciri tertentu). B. napus merupakan hasil persilangan alami antara B. rapa dan B. oleracea. Di alam tidak pernah ditemukan B. napus yang tumbuh liar di tempat yang dianggap menjadi pusat keragamannya (daerah Laut Tengah bagian timur).

Brassica napus
Brassica napus
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo: Brassicales
Famili: Brassicaceae
Genus: Brassica
Spesies:
B. napus
Nama binomial
Brassica napus

Artikel ini terutama membahas rapa, kelompok yang paling banyak dibudidayakan.

Botani

sunting

Tumbuhan semak dwimusim (biennial) atau semusim (annual) dengan batang yang agak berkayu. Tipe dwimusim dikenal di kalangan pertanian sebagai "tipe musim dingin" (winter type) sementara yang semusim dikenal sebagai "tipe musim panas" (summer type) atau "musim semi" (spring type). Hasil persilangan kedua tipe tersebut menghasilkan "tipe separuh musim dingin" (semi-winter type) yang sesuai dengan daerah subtropika.

Sebagai hasil persilangan alami antara B. rapa (genom AA, 2n = 2x = 18) dan B. oleracea (CC, 2n = 2x = 20), B. napus adalah tumbuhan amfidiploid (AACC, 2n = 4x = 38). Hal ini pertama kali diungkap oleh Takahara U yang terkenal dengan "Segitiga U"-nya.

B. napus dapat mencapai ketinggian 2,5m dan membentuk cabang yang banyak. Tumbuhan ini dikenal sangat elastis terhadap ruang. Jika tumbuh sendirian, ia akan membentuk banyak cabang, tetapi dalam penanaman rapat jumlah cabangnya berkurang. Mulai dari bunga mekar hingga bijinya siap panen memerlukan waktu lebih kurang 2 bulan.

Akar tumbuhan ini memiliki akar tunggang yang besar dan dalam (mencapai 1m atau bahkan lebih, tergantung keadaan tanah). Beberapa kultivar (Kelompok Napobrassica) memiliki akar tunggang yang membesar dan menjadi tempat penyimpanan cadangan energi (umbi). Di bagian dekat permukaan tumbuhan banyak cabang akar yang meluas.

Bunga lengkap dan sempurna. Mahkota bunga berjumlah empat (karena itu termasuk suku Cruciferae, nama lama yang berarti "pembawa palang" atau cross-bearer), berwarna kuning cerah, beberapa agak mendekati jingga. Terdapat mutan dengan mahkota berwarna putih/kuning pucat. Jumlah benang sari enam dalam dua lingkaran. Putik tunggal dengan satu karpela yang terbelah dua oleh suatu sekat. Bunga yang dibuahi akan menghasilkan buah mirip polong yang disebut siliqua. Dalam lingkungan yang sesuai, satu siliqua dapat memiliki biji antara 20 dan 30 butir. Biji kecil, non-endospermik, dengan diameter sekitar 1mm dibalut cangkang berwarna hitam (terdapat mutan yang berwarna kuning). Tipe perkecambahan epigeal.

Sebagai tumbuhan budidaya, B. napus dibagi menjadi tiga kelompok budidaya:

  • B. napus Kelompok Napobrassica, rutabaga
  • B. napus Kelompok Napus, pakan ternak
  • B. napus Kelompok Oleifera, rapa yang bijinya diperas untuk diambil minyaknya.

Bagian ini akan membahas hanya kelompok Oleifera, sedangkan rutabaga dibahas dalam artikel tersendiri.

B. napus relatif baru sebagai tumbuhan budidaya. Tanaman ini dikenal manfaatnya dan secara sistematis ditanam pada saat Abad Pertengahan di Eropa untuk diambil minyaknya sebagai bahan bakar untuk lampu. Minyak rapa tidak baik dimakan karena mengandung asam erukat yang tinggi (sekitar 50%) yang dapat mengganggu fungsi otot jantung. Sifat ini sama dengan minyak yang dihasilkan Brassica lain, yang secara umum dikenal sebagai minyak rapeseed. Kultivar rapa dengan kualitas minyak demikian dikenal sebagai HEAR (high erucic acid rapeseed). Namun demikian, minyak rapa dikonsumsi juga pada masa perang, di saat sulit mendapatkan lemak hewani. Setelah Revolusi Industri, minyak rapa mulai digunakan sebagai pelumas.

Pada akhir dasawarsa 1960-an pemulia di Kanada menemukan mutan rapa dari ras lokal 'Bronowski' asal Polandia yang mengandung praktis 0% asam erukat. Dikeluarkanlah sejumlah kultivar rendah asam erukat, LEAR (low erucic acid rapeseed). Beberapa tahun kemudian dirilis kultivar dengan kadar asam erukat dan glukosinolat yang rendah sehingga rasa pahit pada minyak hilang dan bungkil rapa yang kaya protein dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Sejak saat itu rapa/kanola menjadi tanaman sumber minyak yang sangat disukai karena mengandung asam lemak takjenuh dalam kadar yang tinggi.

Produksi biji rapa dari tahun ke tahun meningkat, apalagi setelah dirilisnya rapa varietas hibrida, yang mampu meningkatkan hasil lebih dari 20%. Saat ini sebagian besar penanaman rapa di Tiongkok, Kanada, Amerika Serikat, dan Jerman, sebagai penghasil utama rapa dunia, didominasi oleh varietas ini.

Kanola

sunting

Kanola (canola) adalah sebutan bagi sekelompok kultivar rapa (B. napus Kelompok Oleifera) yang dipatenkan. Kanola umumnya diolah untuk menghasilkan minyak rapa berkadar asam erukat rendah dan pakan berkadar glukosinolat rendah. Minyak kanola juga dikenal dengan nama minyak "LEAR" (singkatan dari Low Erucic Acid Rapeseed). Dalam literatur tentang rapa, minyak dengan kadar rendah untuk asam erukat dan glukosinolat juga dikenal sebagai "00-quality" (dibaca sebagai "double-low" atau "double-O-quality").

Kanola pada awalnya dikembangkan di Kanada oleh Keith Downey dan Baldur Stefansson pada tahun 1970-an. Nama aslinya, "canola", berasal dari akronim "Canadian oil, low acid" yang diperkenalkan pada tahun 1978. Nama ini dipakai karena adanya asosiasi negatif terhadap kata "rape" (perkosaan) di Amerika Utara, sekaligus untuk membedakannya dengan minyak rapa biasa waktu itu yang memiliki kadar asam erukat yang lebih tinggi.

Kanola menjadi sasaran kritik penentang tanaman transgenik karena sebagian besar kultivar yang ditanam di Amerika merupakan hasil rekayasa genetika, yang memasukkan gen toleran herbisida. Kritik terutama diarahkan pada kemungkinan munculnya "gulma super" karena rapa merupakan tanaman menyerbuk silang dan memiliki kekerabatan dengan beberapa gulma pertanian penting. Apabila serbuk sarinya berhasil membuahi suatu gulma dan menghasilkan biji dan tumbuhan yang fertil, akan muncul gulma yang toleran terhadap herbisida dan hal ini membahayakan keseimbangan lingkungan.

Budidaya dan produksi

sunting

Tumbuhan rapa menyukai tanah berlempung. Karena memiliki kemiripan kecocokan tanah, rapa menjadi tanaman penyela bagi jelai dan gandum. Penanaman untuk tipe musim dingin dimulai pada pertengahan Agustus hingga paling lambat pertengahan September. Untuk tipe musim panas dilakukan pada akhir bulan Maret hingga April, tergantung kondisi cuaca dan topografi. Panen di Eropa dilakukan pada bulan Juli (tipe musim dingin) atau September/Oktober (tipe musim panas), sementara di Tiongkok, yang lebih hangat dan musim dinginnya lebih pendek, panen sudah dilakukan pada bulan Mei.

Kegunaan

sunting

Seperti disebutkan pada pendahuluan, B. napus dikelompokkan berdasarkan kegunaannya.

Rutabaga dipanen untuk dimanfaatkan umbinya sebagai sayuran.

Di Eropa, beberapa kultivar tipe musim panas ditanam untuk dijadikan pakan ternak.

Namun demikian, budidaya rapa terutama dilakukan untuk diambil minyak dari bijinya. Biji rapa mengandung minyak sekitar 40-45%w/w. Minyak kanola dikenal sebagai LEAR (low erucic acid rapeseed) dan minyak dari kultivar lama dikenal sebagai HEAR (high erucic acid rapeseed).

Kurang lebih 2/3 produksi minyak rapa digunakan sebagai bahan pangan. Minyak yang dihasilkan kultivar masa kini mengandung hingga 65% asam lemak takjenuh sederhana (asam oleat) dan sekitar 30% asam lemak takjenuh berganda (asam linoleat dan asam α-linolenat), dan digunakan untuk menggoreng, campuran sayur (minyak sayur), dan pembuatan margarin. Dengan komposisi ini minyak rapa merupakan salah satu minyak pangan dengan nilai gizi terbaik.

Minyak rapa juga semakin penting sebagai bahan baku biodiesel akibat naiknya harga minyak bumi dan sifatnya yang terbaharukan dan teruraikan. Untuk kepentingan energi dan pelumas, minyak HEAR lebih disukai karena rantai asam erukat lebih panjang dan stabil pada pemanasan. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah petani lebih menyukai LEAR sehingga terjadi kompetisi terhadap penggunaannya sebagai makanan. Harga minyak rapa sekarang meningkat akibat pemanfaatan sebagai bahan bakar.

Penggunaan lain minyak rapa adalah sebagai campuran dalam oli/pelumas, lak, cat, lilin, farmasetika, emulgator, campuran plastik, tensida, dan sabun.

Referensi

sunting
  • Brosur Raps (Brassica napus) dari information.media.agrar (i.m.a) e.V. (Situs web www.ima-agrar.de)

Pranala luar

sunting