Cuci mulut dengan sabun

Mencuci mulut dengan sabun merupakan bentuk hukuman fisik tradisional yang terdiri dari meletakkan sabun, atau bahan pembersih serupa, di dalam mulut seseorang sehingga orang tersebut akan merasakannya, yang menyebabkan apa yang dianggap sebagian besar orang sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan. Bentuk hukuman ini khususnya umum di Amerika Serikat dan Britania Raya dari akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20.

Kartun tahun 1937 di Boys' Life

Mencuci mulut dengan sabun paling sering digunakan sebagai respons terhadap kata-kata kasar, kebohongan, gigitan,[1] penggunaan tembakau, atau rasa tidak hormat secara verbal. Hal ini berfungsi baik sebagai "pembersihan" simbolis setelah pelanggaran dan sebagai pencegah, karena rasa tidak enak yang tertinggal. Hal ini umumnya digunakan sebagai disiplin anak atau disiplin sekolah, dan lebih sering digunakan oleh ibu daripada ayah.[2]

Hukuman ini masih memiliki pendukung hingga saat ini, meskipun penggunaannya telah berkurang drastis dalam beberapa tahun terakhir karena lebih banyak metode disiplin yang tidak dianggap kekerasan atau memalukan. Selain itu, konsumsi sabun dan detergen dapat berpotensi menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius, dan orang yang menggunakan bentuk hukuman ini dapat menghadapi sanksi hukum.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Old Remedy Not Advised. Portsmouth Daily Times - May 3, 1988
  2. ^ Dimensions of discipline by fathers and mothers as recalled by university students http://gauss.unh.edu/~mas2/DD03%20Draft%20D9.pdf Diarsipkan 2014-04-07 di Wayback Machine.