Disinformasi Soviet
Disinformasi merupakan salah satu taktik intelijen yang digunakan oleh pemerintah Uni Soviet selama eksistensinya. Penggunaan disinformasi sebagai senjata taktis Soviet dimulai pada tahun 1923[2] dalam bentuk tindakan aktif, yang digunakan sebagai salah satu komponen dari pertempuran politis.[3]
Perkembangan
suntingPenggunaan disinformasi sebagai salah satu senjata taktis Soviet dimulai pada tahun 1923. Wakil kepala KGB, yang kemudian menjadi cikal-bakal Direktorat Politik Negara (GPU), Józef Unszlicht, mengusulkan pembentukan sebuah kantor disinformasi khusus untuk melancarkan operasi intelijen.[2] GPU adalah organisasi pertama di Uni Soviet yang menggunakan istilah disinformasi untuk taktik intelijen mereka. [4] Menurut William Safire dalam buku Quoth the Maven, disinformasi digunakan oleh pendahulu KGB untuk memanipulasi intelijen suatu negara dengan menyebarkan data yang kredibel namun menyesatkan. [4] Pembelot Ion Mihai Pacepa mengklaim bahwa istilah disinformasi diciptakan oleh Joseph Stalin, dan diterjemahkan ke bahasa Rusia dengan istilah seperti bahasa Prancis untuk mengklaim bahwa istilah tersebut berasal dari Barat. [5] Penggunaan di Rusia dimulai dengan "kantor disinformasi khusus" pada tahun 1923. [2] Disinformasi didefinisikan dalam Great Soviet Encyclopedia (1952) sebagai "informasi palsu dengan tujuan untuk menipu opini publik". [5] [6] [1]
Disinformasi kemudian menjadi taktik yang digunakan dalam perang politik Soviet yang disebut tindakan aktif.[3][2] Tindakan aktif merupakan bagian penting dari strategi intelijen Soviet yang melibatkan pemalsuan sebagai operasi rahasia, subversi, dan manipulasi media. Ensiklopedia Propaganda and Mass Persuasion menyatakan bahwa istilah disinformasi berasal dari dezinformatsia, yang digunakan oleh unit propaganda hitam Rusia yang dikenal sebagai Dinas A dan merujuk pada tindakan aktif.[3] Istilah ini digunakan pada tahun 1939 dan berhubungan dengan "Layanan Disinformasi Jerman". Kamus The Merriam-Webster New Book of Word Histories edisi tahun 1991 mendefinisikan disinformasi sebagai kemungkinan terjemahan dari kata dalam bahasa Rusia, dezinformatsiya.[7] Kamus ini mencatat bahwa ada kemungkinan versi bahasa Inggris dari kata tersebut dan versi bahasa Rusia berkembang secara independen dan paralel satu sama lain—akibat frustrasi yang berkelanjutan terkait dengan penyebaran propaganda sebelum Perang Dunia Kedua.[7]
Ion Mihai Pacepa, mantan perwira senior polisi rahasia Rumania, menjelaskan bahwa istilah disinformasi diciptakan oleh Joseph Stalin dan berkembang selama Perang Dunia II.[1][5] Pemerintahan Stalinis kemudian menggunakan taktik disinformasi dalam Perang Dunia II dan Perang Dingin. Intelijen Soviet menggunakan istilah maskirovka, yang merujuk pada kombinasi taktik termasuk disinformasi, simulasi, kamuflase, dan penyembunyian. Menurut Pacepa dalam buku Disinformation, Stalin memberi taktik tersebut nama yang terkesan Prancis untuk menciptakan anggapan bahwa teknik tersebut diciptakan oleh dunia Barat.[5] Pacepa bercerita mengenai buku petunjuk Soviet ketika bekerja sebagai seorang perwira intelijen, yang mencirikan disinformasi sebagai strategi yang digunakan oleh pemerintah Rusia yang memiliki asal-usul dalam sejarah Rusia.[1][5] Menurut buku tersebut, disinformasi berasal dari kota-kota palsu yang dibangun oleh Grigory Potyomkin di Krimea untuk memukau Catherine yang Agung selama perjalanannya pada tahun 1783 ke wilayah tersebut—yang kemudian dikenal sebagai desa-desa Potemkin.[1][5]
Dalam buku Propaganda and Persuasion, Garth Jowett dan Victoria O'Donnell berpendapat bahwa disinformasi merupakan kata kerabat dari dezinformatsia dan dikembangkan dari nama serupa diberikan kepada departemen propaganda hitam dari KGB.[8] Divisi propaganda hitam dilaporkan terbentuk pada tahun 1955 sebagai badan Dezinformatsiya.[7] Mantan direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William Colby menjelaskan bahwa Dezinformatsiya beroperasi dengan mengatakan bahwa mereka akan menempatkan artikel palsu di surat kabar yang condong ke kiri.[7] Kisah penipuan ini berhasil dimuat di sebuah majalah komunis, sebelum akhirnya diterbitkan oleh surat kabar Soviet, yang menyatakan bahwa sumbernya adalah individu-individu yang namanya tidak dapat disebutkan.[7] Melalui proses ini, kebohongan disebarkan secara global sebagai sebuah liputan asli. [7]
Terminologi disinformasi mulai digunakan secara luas sebagai bentuk tipu daya Soviet, yang didefinisikan dalam Ensiklopedia Soviet Besar tahun 1952 sebagai "penyebaran (di media cetak, radio, dll.) informasi palsu dengan tujuan untuk menipu opini publik."[6][1] Selama perang dingin, taktik ini digunakan oleh banyak badan intelijen, termasuk KGB, Dinas Intelijen Rahasia Inggris, dan CIA.[9]
Istilah disinformasi semakin sering digunakan pada tahun 1960an dan meluas pada tahun 1980an. [1] Operasi INFEKTION adalah kampanye disinformasi Soviet untuk membangun opini publik bahwa AS menciptakan penyakit AIDS.[5][1][10] AS tidak secara aktif melawan disinformasi hingga tahun 1980, ketika sebuah dokumen palsu melaporkan bahwa AS mendukung apartheid.[11] Pada tahun 1964, dinas intelijen rahasia Cekoslowakia, StB, melancarkan Operasi Neptune untuk mencemarkan nama baik sejumlah politisi Eropa Barat sebagai mantan kaki tangan Nazi.[12] Mantan perwira intelijen blok Soviet Ladislav Bittman, praktisi disinformasi pertama yang secara terbuka membelot ke Barat, menjelaskan bahwa definisi resmi disinformasi berbeda dari prakteknya. Menurut Bittman, disinformasi tidak hanya menyasar opini publik, namun juga elit pembuat keputusan." [6] Bittman adalah wakil kepala Departemen Disinformasi dari Dinas Intelijen Cekoslowakia, dan bersaksi di hadapan Kongres Amerika Serikat tentang disinformasi pada tahun 1980. [3]
Pembelotan mengungkap operasi rahasia
suntingLuasnya operasi rahasia yang dilancarkan Soviet untuk melakukan disinformasi terungkap melalui pembelotan para perwira KGB dan perwira dari negara-negara Blok Timur sejak akhir tahun 1960-an hingga tahun 1980-an.[13][14] Stanislav Levchenko dan Ilya Dzerkvilov merupakan satu dari sekian banyak tokoh yang membelot.[14] Pada tahun 1990, kedua tokoh tersebut menulis buku yang menceritakan peran mereka dalam operasi disinformasi untuk KGB.[14] Dokumentasi arsip yang terungkap dalam kekacauan runtuhnya Uni Soviet mengkonfirmasi kesaksian mereka.[13]
Salah satu contoh pertama disinformasi Soviet yang sukses dilakukan adalah pamflet berjudul A Study of a Master Spy (Allen Dulles) yang ditulis pada tahun 1961. Buku ini diterbitkan di Inggris dan mengkritik keras direktur CIA AS Allen Dulles. [11]Anggota Parlemen Partai Buruh Independen Bob Edwards dan reporter Kenneth Dunne dituduh sebagai penulis pamflet tersebut. Kendati demikian, pelaku sebenarnya adalah perwira disinformasi senior KGB Kolonel Vassily Sitnikov.[11] Pada tahun 1968, pihak Soviet menerbitkan buku Who's Who in the CIA palsu yang digunakan sebagai sumber terpercaya di Barat hingga awal tahun 1990-an.[15]
Menurut jurnalis Amerika Max Holland, arsip-arsip Soviet, khususnya yang dirilis oleh Vasili Mitrokhin, "membuktikan bahwa KGB berperan dalam menyebarkan isu bahwa CIA terlibat dalam pembunuhan Kennedy." Holland menyatakan bahwa KGB menyebarkan berita palsu di surat kabar Italia Paese Sera dengan menuduh bahwa Clay Shaw, yang didakwa oleh jaksa wilayah New Orleans Jim Garrison sehubungan dengan pembunuhan tersebut, merupakan seorang agen CIA senior. Disinformasi KGB memengaruhi argumen Garrison selanjutnya dalam sidang Clay Shaw dan kemudian dirujuk dalam film JFK karya Oliver Stone tahun 1991, meskipun Shaw dibebaskan. Holland menulis bahwa "Bisa dibilang, [JFK] adalah satu-satunya film Amerika yang dibuat selama Perang Dingin yang berpusat pada kebohongan yang dibuat di pabrik disinformasi KGB." [16]
Berdasarkan keterangan dari perwira senior SVR Sergei Tretyakov, KGB berperan menyebarkan narasi mengenai musim dingin nuklir sebagai upaya untuk menghentikan pengerahan rudal Pershing II oleh Amerika Serikat.[17] Tretyakov mengatakan bahwa pada tahun 1979, KGB mulai bekerja untuk mencegah Amerika Serikat menyebarkan rudal di Eropa Barat dan diarahkan oleh Kepala KGB Yuri Andropov untuk menyebarkan disinformasi berdasarkan laporan palsu oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet. Laporan tersebut memuat informasi palsu tentang dampak perang nuklir terhadap iklim. Informasi ini disebarluaskan kepada kelompok perdamaian, aktivis lingkungan, dan jurnal <i id="mw9Q">Ambio: A Journal of the Human Environment</i> . [17]
Pada awal tahun 1970, aparat intelijen AS tidak terlalu berupaya untuk melawan kampanye disinformasi Soviet. [11] Sikap ini berubah pada pemerintahan Carter, setelah Gedung Putih dijadikan subjek operasi propaganda oleh intelijen Soviet untuk mempengaruhi hubungan diplomatis antara AS dan Afrika Selatan.[11] Pada tanggal 17 September 1980, Sekretaris Pers Gedung Putih Jody Powell mengakui bahwa Memorandum Tinjauan Presiden mengenai Afrika yang palsu secara keliru menyatakan bahwa AS mendukung pemerintahan apartheid di Afrika Selatan dan secara aktif berkomitmen melakukan diskriminasi terhadap warga Afrika Amerika.[11] Sebelum terungkap oleh Powell, surat kabar Sun Reporter yang bermarkas di San Francisco pada tanggal 18 September 1980 menyebarkan klaim palsu tersebut. [11] Sun Reporter merupakan surat kabar yang diterbitkan oleh Carlton Benjamin Goodlett, salah seorang anggota pimpinan dari Dewan Perdamaian Dunia yang didalangi oleh Uni Soviet.[11] Presiden AS Jimmy Carter terkejut dengan kebohongan tersebut, yang kemudian memicu eskalasi upaya oleh CIA untuk melawan disinformasi. [11]
Pada tahun 1982, CIA mengeluarkan laporan mengenai tindakan aktif yang dilancarkan oleh intelijen Soviet.[18] Laporan tersebut mendokumentasikan contoh-contoh kampanye disinformasi terhadap AS, seperti menyebarkan ide bahwa AS adalah dalang di balik Pendudukan Masjidil Haram tahun 1979, serta pemalsuan dokumen yang menunjukkan bahwa AS akan menggunakan bom nuklir terhadap sekutu NATO -nya.[18]
Pada tahun 1985, Uni Soviet meluncurkan kampanye disinformasi yang dikenal dengan nama Operasi INFEKTION. Kampanya ini bertujuan untuk mempengaruhi opini global bahwa AS menciptakan AIDS.[1] [10] Kampanye tersebut menuduh bahwa penyakit tersebut diciptakan sebagai "senjata etnis" untuk menghancurkan orang-orang non-kulit putih. [10] Kepala intelijen luar negeri Rusia, Yevgeny Primakov, mengakui keberadaan Operasi INFEKTION pada tahun 1992.[1][10]
Pada tahun 1985, Aldrich Ames membocorkan kepada KGB identitas dari informan-informan CIA di dalam KGB. Pemerintah Soviet kemudian bersiap untuk menangkap orang-orang tersebut,[19] namun khawatir bahwa penangkapan yang cepat akan membuat CIA menyadari bahwa Ames adalah seorang mata-mata. [19] Untuk menyembunyikan identitas Ames sebagai agen ganda, KGB menyebarkan disinformasi mengenai alasan di balik penangkapan agen intelijen tersebut.[19] Pada musim panas tahun 1985, seorang perwira KGB yang bekerja sebagai agen ganda bagi CIA dalam sebuah misi diplomatis di Afrika melakukan perjalanan ke sebuah tempat rahasia di Moskow dalam perjalanan pulang, namun tidak pernah melaporkan keadaannya.[19] CIA kemudian mendapatkan informasi dari KGB Eropa bahwa agennya telah ditangkap.[19] Pada saat yang sama, FBI dan CIA mengetahui dari sumber KGB lainnya mengenai penangkapan agennya.[19] Setelah Ames diketahui berperan sebagai agen ganda, barulah pihak AS mengetahui bahwa KGB telah mengetahui bahwa kedua pria merupakan agen pemerintah AS, dan disinformasi Soviet berhasil membingungkan intelijen Amerika.[19]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g h i j k Taylor, Adam (26 November 2016), "Before 'fake news,' there was Soviet 'disinformation'", The Washington Post, diakses tanggal 3 December 2016
- ^ a b c d Martin J. Manning; Herbert Romerstein (2004), "Disinformation", Historical Dictionary of American Propaganda, Greenwood, hlm. 82–83, ISBN 978-0-313-29605-5
- ^ a b c d Nicholas John Cull; David Holbrook Culbert; David Welch (2003), "Disinformation", Propaganda and Mass Persuasion: A Historical Encyclopedia, 1500 to the Present, ABC-CLIO, hlm. 104, ISBN 978-1610690713
- ^ a b Senn, Ann (1995), Open Systems for Better Business: Something Ventured, Something Gained, Van Nostrand Reinhold, hlm. 25, ISBN 978-0-442-01911-2
- ^ a b c d e f g Ion Mihai Pacepa and Ronald J. Rychlak (2013), Disinformation: Former Spy Chief Reveals Secret Strategies for Undermining Freedom, Attacking Religion, and Promoting Terrorism, WND Books, hlm. 4–6, 34–39, 75, ISBN 978-1-936488-60-5
- ^ a b c Bittman, Ladislav (1985), The KGB and Soviet Disinformation: An Insider's View, Pergamon-Brassey's, hlm. 49–50, ISBN 978-0-08-031572-0
- ^ a b c d e f "disinformation", The Merriam-Webster New Book of Word Histories, Springfield, Massachusetts: Merriam-Webster, Inc, 1991, hlm. 143–144, ISBN 978-0-87779-603-9
- ^ Garth Jowett; Victoria O'Donnell (2005), "What Is Propaganda, and How Does It Differ From Persuasion?", Propaganda and Persuasion, Sage Publications, hlm. 21–23, ISBN 978-1-4129-0898-6,
In fact, the word disinformation is a cognate for the Russian dezinformatsia, taken from the name of a division of the KGB devoted to black propaganda.
- ^ Henry Watson Fowler; Jeremy Butterfield (2015), Fowler's Dictionary of Modern English Usage, Oxford University Press, hlm. 223, ISBN 978-0-19-966135-0
- ^ a b c d e United States Department of State (1987), Soviet Influence Activities: A Report on Active Measures and Propaganda, 1986–87, Washington D.C.: Bureau of Public Affairs, hlm. 34–35, 39, 42
- ^ a b c d e f g h i Waller, J. Michael (2009), Strategic Influence: Public Diplomacy, Counterpropaganda, and Political Warfare, Institute of World Politics Press, hlm. 159–161, ISBN 978-0-9792236-4-8 Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "jmichaelwaller" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ Bittman, Ladislav (1972), The Deception Game: Czechoslovak Intelligence in Soviet Political Warfare, Syracuse University Research Corporation, hlm. 39–78, ISBN 978-0-8156-8078-9
- ^ a b Holland, Max (2006), "The Propagation and Power of Communist Security Services Dezinformatsiya", International Journal of Intelligence and CounterIntelligence, 19 (1): 1–31, doi:10.1080/08850600500332342
- ^ a b c Martin, David (1990), The Web of Disinformation: Churchill's Yugoslav Blunder, Harcourt Brace Jovanovich, hlm. xx, ISBN 978-0-15-180704-8
- ^ United States Information Agency (1992), "Crude, Anti-American Disinformation: 'Geheim' and 'Top Secret' Magazines: Purveyors of Crude, Defamatory Disinformation", Soviet Active Measures in the 'Post-Cold War' Era 1988–1991 – A Report Prepared at the Request of the United States House of Representatives Committee on Appropriations by the United States Information Agency, Washington, D.C.: United States Government Printing Office
- ^ Holland, Max (March 30, 2007). "How Moscow Undermined the Warren Commission". Washington Decoded. Diakses tanggal March 22, 2022. Originally published in The Washington Post on November 22, 2003.
- ^ a b Earley, Pete (2007), Comrade J: The Untold Secrets of Russia's Master Spy in America After the End of the Cold War, Penguin Books, hlm. 167–177, ISBN 978-0-399-15439-3
- ^ a b Goulden, Joseph (2012), "Disinformation (dezinformatsiya)", The Dictionary of Espionage: Spyspeak into English, Dover Military History, Weapons, Armor, Dover Publications, hlm. 64, ISBN 978-0-486-48348-1
- ^ a b c d e f g Johnson, Loch K., ed. (2012), "Counterintelligence as Disinformation Operations", The Oxford Handbook of National Security Intelligence, Oxford Handbooks, Oxford University Press, hlm. 548–550, ISBN 978-0-19-992947-4