Indika Group
Indika Group merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang media, peralatan, properti, pertambangan, dan infrastruktur yang berpusat di Setiabudi, Jakarta Selatan, Indonesia yang didirikan pada tahun 1996.
Swasta | |
Industri | Konglomerat |
Didirikan | 1 Maret 1996 |
Pendiri | Agus Lasmono Sudwikatmono |
Kantor pusat | Gedung Graha Mitra, Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 21, Setiabudi, Jakarta Selatan 12930, Indonesia |
Tokoh kunci | Agus Lasmono Sudwikatmono Arsjad Rasjid Indra Rukmana |
Produk | |
Anak usaha | Indika Multimedia Indika Energy |
Situs web | www |
Indika awalnya merupakan singkatan dari Industri Multimedia dan Informatika. Sesuai namanya, Indika yang dirintis oleh salah satu putra konglomerat terbesar pada era Orde Baru, Sudwikatmono yaitu Agus Lasmono Sudwikatmono ini awalnya hanya berbisnis di bidang hiburan dan media massa, seperti rumah produksi sinetron dan film dengan nama Indika Entertainment, radio dengan nama Indika FM dan beberapa perusahaan lainnya sejak 1996.[1] Bisnis Agus ini berada dalam manajemen yang terpisah dengan perusahaan ayahnya.
Bisnis Indika Group mulai membesar pasca Sudwikatmono (Dwi), ayah Agus, mengalami masalah akibat efek krisis ekonomi 1997-1998 di Indonesia. Perusahaan Dwi, yang awalnya ada di bawah bendera Subentra dan Dwi Golden Graha kemudian mengalami restrukturisasi. Salah satu bentuk restrukturisasi adalah dengan menghilangnya dua perusahaan induk tersebut. Kemudian, perusahaan-perusahaan Dwi (dan putri-putrinya), diserahkan sebagai anak usaha Indika, menjadikannya induk baru dari kerajaan bisnis Dwi.[2] Misalnya, sebelum akhirnya dilepas pada 2005 ke keluarga Sariaatmadja, saham Dwi di induk stasiun televisi SCTV, PT Surya Citra Media Tbk sudah berada di tangan anak perusahaan Indika bernama PT Indika Multimedia.[3] Begitu juga misalnya PT Cikarang Listrindo yang dulu dimiliki Dwi sejak 1990, bisnis adik-adik Agus, Martina (Planet Hollywood, World Music, Fabrice, Alesandro Nannini, Lawry's), Miani (Toy's R Us, Tony Roma's, Bali Marine) dan Tri Hanurita (Indo Entertainment Productions) juga kemudian dialihkan ke Indika.[4]
Pada 2004, perusahaan ini masuk ke industri batubara dengan mengakuisisi PT Kideco Jaya Agung dengan harga senilai US$ 150 juta.[5] Ditambah dengan pengembangan usaha, lewat anak usahanya PT Indika Inti Energi, pada 2007 Indika tercatat merupakan salah satu perusahaan batubara terbesar dalam negeri.[6] Selain itu, Indika sempat terjun ke bisnis petrokimia dengan membeli Petrokimia Nusantara Interindo, namun dijual kembali setelah dimiliki secara singkat. Lalu, bisnis Indika terus berkembang misalnya dengan mengakuisisi Petrosea pada 2009,[7] dan dengan bisnis batubara dan pertambangannya, perusahaan ini telah menjadi perusahaan yang cukup besar di Indonesia.
Walaupun saat ini sudah memiliki bisnis raksasa di bidang pertambangan dan sumber daya alam, Agus tidak melupakan bisnis media yang dahulu pernah dijalaninya. Setelah melepaskan saham minoritas (14,2%) di SCTV pada 2005, Indika kemudian masuk kembali ke dunia penyiaran pada 2013 dengan menggandeng Wishnutama di bawah bendera PT Net Mediatama Televisi.[1] Misalnya, sebelum akhirnya benar-benar dilepas pada 2024 ke Manoj Punjabi, saham Agus di induk stasiun televisi NET., PT MD Entertainment Tbk sudah berada di tangan anak perusahaan Indika. Setelah saham NET. dijual ke MD Entertainment, Indika sampai saat ini sudah tidak memiliki bisnis berbasis media terbesar lagi, seperti radio dan televisi.
Unit usaha
- PT Indika Multimedia
- PT Indika Siar Sarana (Indika Broadcasting System)
- PT Indika Energy Tbk
- PT Indika Energy Infrastructure
- PT Interport Mandiri Utama
- PT Interport Mandiri Abadi
- PT Kariangau Gapura Terminal Energi
- PT Indika Multi Niaga
- PT Mitra Baruna Nusantara
- PT Interport Mandiri Abadi
- PT Solusi Mobilitas Indonesia
- PT Kalista Nusa Armada
- PT Indika Logistic and Support Services (Indika Logistics)
- PT Indika Multi Energi Internasional
- PT Prasarana Energi Indonesia
- PT Prasarana Energi Cirebon
- PT Cirebon Prasarana Energi
- PT Prasarana Energi Indonesia
- PT Interport Mandiri Utama
- PT Indika Mineral Investindo
- Nusantara Resources Ltd
- PT Masmindo Dwi Area
- PT Indy Properi Indonesia
- Nusantara Resources Ltd
- PT Indika Digital Teknologi
- Indo Energy Finance II B.V.
- Indo Energy Capital B.V.
- Indika Energy Capital Pte Ltd
- Indika Energy Capital II Pte Ltd
- Indika Energy Capital III Pte Ltd
- PT Indika Mitra Energi
- PT Kideco Jaya Agung (Kideco)
- PT Santan Batubara
- PT Electra Mobilitas Indonesia
- PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya
- PT Petrosea Tbk
- PT Petrosea Offshore Supply Base
- PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra)
- PT Sea Bridge Shipping Indonesia (SBS)
- PT Cotrans Asia Indonesia (Cotrans)
- PT Indika Multi Properti
- PT Indika Inti Properti
- PT Indika Tenaga Baru
- PT Cirebon Electric Power
- PT Kuala Pelabuhan Indonesia
- PT Diva Perdana Pesona
- PT Indika Inti Corpindo
- Indika Capital Resources Ltd
- PT Indika Energy Trading (Indika Trading)
- PT Indika Indonesia Resources (Indika Resources)
- PT Multi Tambangjaya Utama
- PT Mitra Energi Agung
- Indika Capital Investments Pte Ltd
- PT Ilectra Motor Group (ALVA)
- Yayasan Indika Untuk Indonesia (Indika Foundation)
- Indika Nature
- PT Indika Energy Infrastructure
- PT Marmitria Land (Graha Mitra)
Mantan perusahaan
- PT Surya Citra Televisi (SCTV), melalui Indika Multimedia (dijual ke PT Surya Citra Media Tbk pada tahun 2005)
- PT Net Visi Media Tbk (NET.) (dijual ke PT MD Entertainment Tbk pada tahun 2024)
- PT Indika Cipta Mandiri (Indika Pictures) (diteruskan dengan PT Limelight Pictures Indonesia (Limelight Pictures) pada tahun 2015)
- PT Indika Cipta Media (Indika Entertainment) (digabungkan dengan PT Batavia Pictures pada tahun 2010)
- PT Indika Cipta Kreasi (Indika Productions) (digabungkan dengan PT MNC Film Indonesia pada tahun 2018)
- PT Indika Telemedia Mobile (Visitel) (digabungkan dengan PT Smartfren Telecom Tbk pada tahun 2016)
- PT Indika Peranti Solusindo (digabungkan dengan PT Jati Piranti Solusindo (Jatis Solutions) pada tahun 2013)
- PT Inoveit Mitra Utama (Inovetra) (ditutup pada tahun 2019)
- PT Megatech Engineering (ditutup pada tahun 2019)
- PT Overseas Outsource (digabungkan dengan PT Outsource Indonesia pada tahun 2016)
- PT Indika Toll Cipta Marga (Indika Toll Road) (digabungkan dengan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk pada tahun 2016)
- PT Gentamulia Infra (The East) (dijual ke PT Jones Lang LaSalle Indonesia (JLL Indonesia) pada tahun 2024)
- Gedung Borneo TV (dijual ke PT Trans Properti Indonesia (Trans Property) pada tahun 2024)
- PT Indonesia Air France (Air France Indonesia) (dijual ke PT Shefai Indonesia pada tahun 2024)
- PT KLM Royal Dutch Airlines Indonesia (KLM Indonesia) (dijual ke PT Shefai Indonesia pada tahun 2024)
Referensi
- ^ a b Sejarah NET TV: Gantikan Spacetoon hingga Kini Digugat Pailit
- ^ Informasi & peluang bisnis SWA sembada, Volume 20,Masalah 17-21
- ^ Eddy Sariaatmadja, Obama dan Harta Rp 18,2 T
- ^ Indika Group.
- ^ Indonesian Commercial Newsletter, Volume 29,Masalah 387-394
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 19,Masalah 14-19
- ^ Petrominer: Petroleum, Mining & Energy, Volume 36,Masalah 1-6[pranala nonaktif permanen]
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Indika Group[pranala nonaktif permanen]