Jalur Jalan Raya Kota—Pondok Labu

jalur jalan raya di Indonesia

Jalur Jalan Raya Kota - Pondok Labu adalah sebuah jalan raya yang melewati pusat bisnis utama di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Indonesia yang memiliki panjang 24 km. Jalur jalan raya ini menghubungkan kawasan Kota Tua Jakarta, Jakarta Barat di utara dengan Cilandak, Jakarta Selatan.

Jalur Jalan Raya Kota - Pondok Labu
Informasi rute
Panjang:24 km (15 mi)
Berdiri:sekitar abad ke-17 – sekarang
Persimpangan besar
 Simpang Kota Tua
Simpang Jalan Raya Mangga Besar
Simpang Jalan Samanhudi/Jalan K.H. Zainul Arifin
Simpang Jalan K.H. Hasyim Ashari
Simpang Harmoni
Simpang Jalan Medan Merdeka Utara
Bundaran Bank Indonesia
Simpang Jalan Kebon Sirih
Simpang Jalan K.H. Wahid Hasyim
Bundaran Hotel Indonesia
Simpang Dukuh Atas
Simpang Jalan Prof. Dokter Satrio dan Jalan K.H. Mas Mansyur
Simpang Susun Semanggi
Bundaran Senayan
Simpang Jalan Hang Tuah VII/Jalan Raden Patah II
Simpang CSW (Jalan Trunojoyo/Jalan Kyai Maja)
Simpang Jalan Melawai
Simpang Jalan Barito II/Jalan Panglima Polim IX
Simpang Jalan Wijaya II
Simpang Jalan Darmawangsa Raya
Simpang Jalan Cipete Raya
Simpang Fatmawati (Jalan TB Simatupang/Jalan RA Kartini
Simpang Pasar Pondok Labu
Simpang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Simpang Jalan Raya Cinere
Letak
Kota besar:Jakarta Barat
Jakarta Pusat
Jakarta Selatan
Kota Depok
Sistem jalan bebas hambatan

Suasana pembangunan salah satu bagian dari Jalur Jalan Raya Kota-Pondok Labu, yakni Jalan Jenderal Sudirman ca 1950-1960

Jalur Jalan Raya ini sebenarnya sudah terbentuk sejak sekitar abad ke-17 seiring dengan perkembangan kota Batavia, tepatnya mulai dari Jalan Pintu Besar, Gajah Mada,[1] hingga Hayam Wuruk.[2] Jalan ini kemudian diperpanjang ke arah selatan mulai tahun 1950-an, seiring dengan pembangunan kota satelit Kebayoran Baru dan ambisi Presiden RI yang pertama, yakni Ir. Soekarno untuk membangun ulang Jakarta menjadi Ibukota yang modern yang diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi "mercusuar" dari sebuah bangsa baru yang kuat.[3]

Bagian

sunting

Ruas Jalan yang merupakan bagian Jalur Jalan Raya ini adalah

Secara administratif, jalur ini melewati 2 provinsi di 4 kota administrasi, yakni:

Persimpangan

sunting

Jalur Jalan Raya Kota—Pondok Labu memiliki banyak persimpangan besar maupun kecil. Persimpangan besar pada jalur jalan raya ini adalah:

Transportasi

sunting

Angkutan bus

sunting
 
Sebuah Bus Transjakarta melewati Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan bagian dari Jalur Jalan Raya Kota-Pondok Labu

Poros jalan Kota-Pondok Labu dilayani layanan BRT Transjakarta koridor 1 yang membentang dari halte Blok M sampai dengan halte Kota. Selain itu, terdapat layanan bus kota Transjakarta sepanjang poros jalan tersebut dan bus ekspres yang dikelola oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek melalui layanan JA Connexion, JR Connexion, serta Transjabodetabek, menghubungkan Jakarta dengan wilayah penyangganya seperti KabupatenKota Tangerang, KabupatenKota Bekasi, Bogor, dan Kota Depok.

Angkutan rel

sunting
 
 
Pintu utara dari Stasiun Jakarta Kota (gambar atas) dan tampak Stasiun Sudirman dilihat dari Jalan Jenderal Sudirman (gambar bawah).
 
Kereta KRL Commuter Line melintasi Stasiun Sudirman Baru (BNI City)
 
Kereta "Ratangga" MRT Jakarta melintas di atas Poros Jalan Kota-Pondok Labu.
 
Progres penyelesaian peron Stasiun LRT Dukuh Atas sebagai satu-satunya stasiun pemberhentian LRT Jabodebek yang terletak di poros jalan ini

Poros Jalan Kota–Pondok Labu dilayani layanan kereta moda raya terpadu, yaitu MRT Jakarta dengan lin Utara-Selatan yang menghubungkan Stasiun Lebak Bulus dengan Bundaran HI, namun perpanjangan ke Stasiun Kota masih dalam pembangunan. Selain itu, terdapat kereta komuter Commuter Line serta kereta bandara di Stasiun Sudirman, Stasiun Jakarta Kota, dan Sudirman Baru, yaitu Commuter Line Cikarang, Bogor, Tanjung Priok, dan Bandara Soekarno-Hatta. Kemudian layanan lintas rel terpadu juga dilayani sepanjang poros jalan Kota-Pondok Labu, yaitu LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas.

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Yusuf, Yan (2021-09-04). "Sejarah Jalan Gajah Mada di Batavia, Dibangun Tahun 1648 oleh Kapten Tionghoa Phoa Beng Gan". Sindonews.com. Diakses tanggal 2022-08-11. 
  2. ^ Shahab, Alwi (2015-12-04). "Rijswikstraat (Jalan Hayam Wuruk) 1950-an". Republika Online. Diakses tanggal 2022-08-11. 
  3. ^ Napier, Alistair (2021-11-30). "How Sukarno's Games of the New Emerging Forces Briefly Modeled a Vision for a Postcolonial World". Failed Architecture (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-08.