Jusuf Adiwinata
Mr. H. Jusuf Adiwinata (22 September 1901 – 20 Agustus 1958) adalah tokoh keimigrasian Indonesia yang ahli di bidang hukum dan merupakan seorang seniman dan birokrat. Ia memimpin Jawatan Imigrasi Pusat pertama dalam sejarah Indonesia sekaligus menyandang gelar "Bapak Imigrasi Indonesia".[1] Tanggal dirinya menjabat ditetapkan menjadi Hari Bhakti Imigrasi. Di pemerintahan, ia pernah menjadi sekretaris bagi Gubernur Jawa Barat hingga menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat untuk Keresidenan Banten yang berkedudukan di Serang, tanah kelahirannya.[2][3] Selain itu, Jusuf juga bekerja sebagai pamong praja di Departemen Kehakiman dengan pangkat terakhir golongan VI.
Jusuf Adiwinata | |
---|---|
Kepala Jawatan Imigrasi ke-1 | |
Masa jabatan 26 Januari 1950 – 31 Desember 1956 | |
Menteri | Daftar
|
Kepala Muda | Alwi Sutan Osman |
Pendahulu Tidak ada, jabatan baru Pengganti Alwi Sutan Osman | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Serang, Banten, Hindia Belanda | 22 September 1901
Meninggal | 20 Agustus 1958 Jakarta, Indonesia | (umur 56)
Makam | Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata |
Sunting kotak info • L • B |
Keahliannya terhadap seni telah tertanamkan sejak menjadi mahasiswa.[1] Seni yang pernah dilukisnya adalah karikatur. Pada dekade 1920-an, Jusuf menjadi satu-satunya karikaturis dari Hindia Belanda yang karyanya tampil dalam Panji Pustaka. Tidak hanya seni, ia juga tertarik dalam literatur seperti mengarang.
Kiprah di pemerintahan
suntingSelama menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat di Banten, Jusuf dikenal mempelopori Oeang Repoeblik Indonesia Daerah Banten Sementara atau ORIDABS bersama dengan Ahmad Chatib al-Bantani sebagai perwakilan dari Keresidenan Banten dan Edi Sudewo yang mewakili otoritas militer melalui "Maklumat Bersama Nomor 3" yang ditetapkan oleh pemerintah daerah di Banten.[4] Penetapan ini diakibatkan sulitnya pendistribusian mata uang Indonesia saat itu. Oleh karena itu, Jusuf dan Lumanauw selaku Kepala Kantor Inspeksi Keuangan Keresidenan Banten, atas izin pemerintah pusat, kemudian memprakarsai dibuatnya ORIDAB dengan jaminan emas mentah dari Cikotok untuk membayar gaji pegawai di Banten.[5]
Jusuf yang diangkat pada 1950 sebagai Kepala Jawatan Imigrasi Pusat pernah cuti untuk berdelegasi ke Hongkong dan Singapura pada tanggal 13 Januari 1952 hingga sebulan setelahnya.[6] Posisinya sementara dijabat oleh Inspektur Umum Jawatan Imigrasi Pusat, Notohatyanto, sampai wakilnya, Alwi Sutan Osman tiba di Indonesia usai melawat dari Tokyo, Jepang.[7]
Jasa
suntingJusuf Adiwinata pernah mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Utama. Selain itu, atas jasa-jasa besarnya, namanya dijadikan sebuah nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Daftar pustaka
sunting- Propinsi Djawa Barat. Departemen Penerangan Republik Indonesia. 1953.
- Tur, Pramudya Ananta (2014). Kronik Revolusi Indonesia. V. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-979-9106-89-6.
Referensi
sunting- ^ a b "Bung Karno "Nyaba" Banten. Bagian I, Tahun 1951. – Museum Multatuli". Diakses tanggal 2023-11-18.
- ^ 1953, hlm. 59.
- ^ "Jusuf Adiwinata". Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. 2018-04-18. Diakses tanggal 2024-07-10.
- ^ Tur 2014, hlm. 204.
- ^ Ali, Mufti, Ph.D; Permana, Dr. Rahayu, M.Hum; Alfuadi, Farhan, S.Ud (2020). Brigjen KH. Syam'un: Kiyai Panglima para Pejuang Kemerdekaan di Banten (1893-1949) (PDF). Pemerintah Kota Serang. hlm. 123.
- ^ "Kepala Djawatan Imigrasi ke Hongkong". Abadi. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 1952-01-14. hlm. 1. Diakses tanggal 2024-07-11.
- ^ "Susunan delegasi ke Djepang diumumkan". Abadi. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 1951-11-19. hlm. 1. Diakses tanggal 2024-07-11.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Jusuf Adiwinata