Kejatuhan Kabul (2021)
Kejatuhan Kabul, juga disebut pengepungan Kabul, menyerahnya Kabul, atau kejatuhan Afganistan,[15] adalah puncak dari serangan Taliban 2021 dalam perang di Afganistan yang masih berlangsung. Peristiwa ini terjadi pada 15 Agustus 2021, ketika pasukan Taliban memasuki ibu kota Afganistan, Kabul, beberapa jam setelah Presiden Afganistan Ashraf Ghani terbang meninggalkan negara itu. Langkah mereka bermula dengan serangan besar-besaran dari pinggiran kota dan pemadaman listrik di seluruh kota, kemudian berhenti saat perwakilan Taliban dan pejabat Afganistan yang tersisa melanjutkan perundingan, yang memulakan perebutan kekuasaan penuh oleh Taliban.[16][17][18]
Kejatuhan Kabul | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari serangan Taliban 2021 dalam perang di Afganistan | |||||||
Orang-orang mencoba memasuki Bandar Udara Internasional Kabul yang dihentikan oleh militan Taliban. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Taliban |
Republik Islam Afganistan dukungan non-militer : Amerika Serikat[a] Britania Raya[b] | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Abdul Ghani Baradar.[4] Suhail Shaheen[5] |
Ashraf Ghani (dalam pelarian)[6] Joe Biden Boris Johnson | ||||||
Pasukan | |||||||
Pasukan Taliban Kelompok militan lainnya |
Pasukan Keamanan Nasional Afganistan (ANSF)
|
Sementara perundingan berlangsung dengan alot, Taliban meminta peralihan kekuasaan secara damai dan pemerintah telah menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan Kabul secara damai kepada pemberontak.[19][20] Pemerintah meminta agar kekuasaan dialihkan ke pemerintahan transisi, sementara Taliban menyatakan bahwa mereka menginginkan pengalihan kekuasaan sepenuhnya.[21]
Latar belakang
suntingTaliban dan kelompok-kelompok militan sekutu memulai serangan luas pada 1 Mei 2021, bersamaan dengan penarikan sebagian besar pasukan Amerika Serikat dari Afganistan. Setelah kekalahannya yang segera di seluruh Afganistan, Tentara Nasional Afghanistan dibiarkan dalam kekacauan dan hanya dua unit yang tetap beroperasi pada pertengahan Agustus, yaitu Korps ke-201 dan Divisi ke-111 yang semuanya berpangkalan di Kabul. Kabul sendiri dibiarkan terkepung setelah pasukan Taliban merebut Mihtarlam, Sharana, Gardez, Asadabad, dan kota-kota lain serta distrik-distrik di timur Afganistan.[14] Pada hari-hari setelah pengepungan, perkiraan keadaan Kabul memburuk dengan segera. Para pejabat Amerika Serikat meramal pada awal Agustus bahwa Kabul dapat bertahan selama beberapa bulan, tetapi masa pengepungan membawa ramalan yang lebih suram, yaitu lima hari sebelum Taliban mencapai Kabul, perkiraan menurun dan analisis menunjukkan bahwa Kabul akan bertahan 30 hingga 90 hari,[22] dan dalam dua hari, para pejabat memperkirakan kota itu akan jatuh dalam seminggu.[23]
Perlawanan dan pembubaran pemerintahan Afganistan
suntingPada 15 Agustus, komando Taliban menginstruksikan pasukannya secara resmi untuk menghentikan langkah mereka di gerbang Kabul dengan menyatakan bahwa mereka tidak akan merebut Kabul dengan paksa, meskipun pemberontak memasuki pinggiran kota itu.[24] Penduduk setempat melaporkan bahwa pemberontak Taliban bergerak ke daerah perkotaan terlepas dari pernyataan resmi pemimpin mereka.[16][20] Selepas beberapa bentrokan, pemberontak dilaporkan merebut penjara Pul-e-Charkhi dan membebaskan semua narapidana. Pemberontak Taliban mengibarkan bendera mereka di beberapa wilayah kota dan menekan beberapa polisi untuk menyerahkan semua persenjataan mereka.[16] Lapangan Terbang Bagram dan Fasilitas Penahanan Parwan yang menampung 5000 tahanan juga jatuh ke tangan Taliban.[16][25]
22 pesawat Angkatan Udara Afghanistan dan 24 helikopter yang membawa 585 personel militer Afghanistan telah terbang ke Uzbekistan. Satu Embraer EMB 314 Super Tucano Afganistan jatuh setelah melintasi perbatasan dan pihak berwenang Uzbekistan mengeluarkan laporan yang saling bertentangan tentang penyebabnya. Dua pesawat militer Afganistan yang membawa lebih dari 100 tentara juga mendarat di Bokhtar, Tajikistan.[26]
Kementerian Dalam Negeri Afganistan dalam pernyataannya menyebut bahwa Presiden Ashraf Ghani telah memutuskan untuk melepaskan kekuasaan dan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Taliban akan dibentuk.[27] Setelah itu, pertempuran mereda, meskipun banyak warga sipil tetap ketakutan dan bersembunyi di rumah mereka.[16] Pada 11:17 CET, perunding dari pihak Taliban dilaporkan telah tiba di istana presiden untuk memulai peralihan kekuasaan.[28] Meskipun perundingan berlangsung dengan alot, pemerintah menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan Kabul kepada pemberontak secara damai,[20][19] dan mendesak warga sipil untuk tetap tenang.[29] Al Arabiya melaporkan bahwa pemerintah peralihan akan dibentuk di bawah kepemimpinan mantan menteri Ali Jalali,[30] tetapi kemudian dibantah oleh Taliban.[31]
Kemudian pada hari yang sama, laporan berita dari Afghanistan dan India mengklaim Ashraf telah meninggalkan Afghanistan bersama Wakil Presiden Amrullah Saleh. Mereka dilaporkan terbang ke Tajikistan.[32][33][34][35] Istana kepresidenan Arg dievakuasi dengan helikopter. Sementara itu, salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar tiba di Bandar Udara Kabul untuk mempersiapkan pengambilalihan pemerintah.[4]
Pada pukul 20.55 waktu Afganistan, Taliban mengklaim telah mengambil alih Arg yang telah dikosongkan oleh Presiden Ashraf pada hari itu juga. Diduga, semua pegawai istana lainnya diperintahkan angkat kaki setelah Ashraf pergi.[36] Wartawan dari Al Jazeera kemudian diizinkan masuk ke Arg dan mewawancarai milisi Taliban.[37]
Sekitar pukul 21.12 waktu Afganistan, dilaporkan bahwa Taliban akan segera mendeklarasikan Keamiran Islam Afganistan dari Arg, sehingga mengembalikan simbolisme resmi pemerintah Taliban sejak 1996 hingga 2001.[38] Sekitar pukul 23.00 waktu Afganistan, Ashraf mengunggah status di Facebook bahwa ia telah melarikan diri dalam upaya untuk menghindari pertempuran berdarah, sembari menambahkan Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka".[39]
Evakuasi Bandar Udara Kabul
suntingKarena Taliban telah merebut semua penyeberangan perbatasan, Bandar Udara Kabul tetap menjadi satu-satunya kawasan yang aman untuk keluar dari Afghanistan.[40] Setelah jatuhnya Herat pada 12 Agustus, Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan pengerahan masing-masing 3.000 dan 600 tentara mereka ke Bandar Udara Kabul untuk mengamankan pengangkutan udara bagi warga negara mereka, staf kedutaan, dan warga Afganistan yang bekerja dengan pasukan koalisi ke luar negeri.[40] Para pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa pengerahan pertama mereka akan terjadi dalam 24 hingga 48 jam ke depan dan semua pasukan mereka diperkirakan masih akan meninggalkan Afghanistan pada akhir Agustus 2021.[41] Sebuah memorandum telah dikirim ke semua staf kedutaan pada 13 Agustus untuk mengurangi barang-barang dengan logo kedutaan atau agensi, bendera Amerika Serikat atau barang-barang yang dapat disalahgunakan dalam upaya propaganda.[42] Gumpalan asap kecil terlihat di dekat atap kedutaan karena diplomat dilaporkan dengan cepat menghancurkan dokumen rahasia dan materi sensitif lainnya.[40]
Saat Taliban mengepung dan mulai memasuki Kabul, helikopter militer Amerika Serikat CH-47 Chinook dan UH-60 Black Hawk dan helikopter Kementerian Luar Negeri CH-46 Sea Knight terlihat mendarat di kedutaan besar Amerika Serikat untuk melakukan evakuasi. Konvoi kendaraan sport utility vehicle (SUV) lapis baja berangkat dari kedutaan besar dan sebuah helikopter serang dilaporkan terlihat menyebarkan suar di daerah tersebut untuk mempertahankan diri dari kemungkinan baku tembak.[40] Bersama dengan pegawai kedutaan besar, 5.000 tentara Amerika Serikat dan beberapa tentara NATO tetap berada di Kabul.[43][44] Pemerintah Amerika Serikat kemudian mengizinkan pengerahan 1.000 pasukan tambahan dari Divisi Lintas Udara ke-82 ke bandar udara untuk memperkuat kehadiran pasukan di Kabul menjadi 6.000 pasukan untuk memfasilitasi evakuasi.[45]
A widely-shared video shows Afghans running alongside an airplane taking off at Kabul airport. |
Kepanikan menyebar di kalangan penduduk sipil saat Taliban mulai merebut ibu kota, dengan banyak warga bergegas ke rumah mereka atau ke bandar udara yang tetap berada di bawah kendali NATO setelah pemerintah Afganistan dibubarkan.[40][16][29] Situasi kacau berkembang saat ribuan warga sipil Afghanistan yang melarikan diri menyerbu bandar udara Kabul, dengan ratusan orang memadati landasan dalam upaya mengejar penerbangan ke luar kota; beberapa telah memanjat tembok perbatasan untuk memasuki landasan udara.[46] Tentara AS menerbangkan helikopter dengan rendah sebagai pengendalian massa, melempar granat asap, dan kadang-kadang menembakkan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan orang-orang yang mencoba menaiki pesawat dengan paksa.[47][48][49] Rekaman video memperlihatkan ratusan orang berlari di samping pesawat angkut C-17A militer Amerika Serikat yang bergerak meluncur di landasan dengan beberapa orang terlihat menempel di pesawat tepat di bawah sayap. Yang lain berlari sambil melambai dan berteriak.[50] Dua orang dilaporkan jatuh dari bawah pesawat segera setelah lepas landas dalam upaya untuk menumpangi pesawat. Mayat lain kemudian ditemukan di roda pendaratan C-17.[51] Salah satu korban di antaranya diidentifikasi sebagai Zaki Anwari, yang sempat menjadi pemain tim nasional sepak bola remaja Afganistan.[52] Tiga mayat termasuk seorang wanita juga ditemukan di lapangan luar dekat gedung terminal penumpang, tetapi penyebab kematian mereka tidak jelas, meskipun beberapa pengamat berspekulasi mereka mungkin meninggal karena terinjak-injak.[47][53] Tujuh orang akhirnya dipastikan tewas selama evakuasi bandar udara, termasuk dua pria bersenjata yang ditembak setelah mendekati Angkatan Laut Amerika Serikat, menurut Kementerian Pertahanan Amerika Serikat. Tentara Angkatan Laut tidak terluka dan orang-orangnya tidak diidentifikasi.[47][54]
Sekitar pukul 20.30 waktu Afganistan, muncul laporan bahwa kedutaan besar Amerika Serikat terbakar. Kedutaan besar mengeluarkan deklarasi yang menginstruksikan warga Amerika Serikat di daerah tersebut untuk berlindung di tempat.[55] Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan bahwa kedutaan besar akan dipindahkan ke bandar udara karena militer Amerika Serikat telah mengambil alih keamanan dan kendali lalu lintas udara di sana.[56][57] Saat ini, berbagai negara lain telah mengumumkan rencana untuk mengevakuasi kedutaan besar mereka, termasuk Spanyol, Jerman, Inggris, dan Belanda.[58][59] Pemerintah Jerman mengumumkan bahwa mereka mengirim pesawat A400M Atlas dengan kontingen pasukan terjun payung untuk evakuasi, dengan menambahkan mereka tidak akan meminta persetujuan parlemen yang diperlukan untuk operasi tersebut sampai misi selesai.[60] Pemerintah Italia dilaporkan telah memindahkan staf kedutaan besar serta keluarga dari 30 karyawan Afghanistan ke bandar udara Kabul di bawah garda Carabinieri untuk mempersiapkan evakuasi.[61] India dilaporkan telah menyiapkan pesawat angkut C-17 untuk mengevakuasi staf diplomatik India, tetapi telah mengantisipasi bahwa akan memakan waktu lebih lama bagi Taliban untuk merebut Kabul.[62] Albania mengatakan telah menerima permintaan Amerika Serikat untuk menjadi pusat transit bagi para pengungsi.[63]
Sebuah penerbangan oleh Emirates Airlines ke Kabul telah dialihkan dan kemudian kembali ke Dubai dan maskapai penerbangan Uni Emirat Arab Flydubai mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan penerbangan ke Kabul pada 16 Agustus.[64][65] Pada 16 Agustus, sebagian besar maskapai lain juga mengumumkan penangguhan penerbangan ke Kabul. Otoritas Penerbangan Sipil Afganistan mengumumkan bahwa mereka telah melepaskan wilayah udara Kabul kepada militer dan memperingatkan bahwa setiap transit melalui wilayah udara Kabul tidak akan terkendali.[66]
Pada 16 Agustus, Pentagon membenarkan bahwa kepala Komando Pusat Amerika Serikat, Jenderal Kenneth F. McKenzie Jr., telah bertemu dengan para pemimpin Taliban di Qatar untuk mengamankan kesepakatan. Taliban dilaporkan setuju untuk mengizinkan penerbangan evakuasi Amerika Serikat di Bandar Udara Kabul untuk dilanjutkan tanpa hambatan.[67] Pengangkutan udara internasional bagi para pengungsi telah dilanjutkan pada 17 Agustus setelah penghentian sementara untuk membersihkan landasan pacu dari warga sipil karena Pentagon membenarkan bahwa bandar udara tersebut terbuka untuk semua penerbangan militer dan penerbangan komersial terbatas. Pejabat Pentagon menambahkan bahwa upaya evakuasi diperkirakan akan dipercepat dan dijadwalkan akan berlanjut hingga 31 Agustus.[68][69]
Sebuah foto menampilkan 640 pengungsi yang diangkut ke dalam pesawat C-17 Amerika Serikat yang lepas landas dari Kabul dibagikan banyak pengguna di media sosial.[70][71] Surat kabar Prancis Le Monde menyatakan bahwa foto itu telah menjadi simbol pelarian dari Taliban.[72] Video lainnya yang viral pada 17 Agustus menampilkan seorang pria yang mencoba melarikan diri dari negara itu dengan merekam dirinya dan orang lain berpegangan pada pesawat militer C-17.[73]
Pada 18 Agustus, dilaporkan bahwa seorang penerjemah Afganistan yang pernah bekerja untuk militer Australia telah ditembak di kakinya oleh Taliban saat ia melintasi pos pemeriksaan menuju bandar udara.[74] Pada hari yang sama, dilaporkan lebih lanjut bahwa penerbangan evakuasi pertama oleh Australia telah meninggalkan bandar udara dengan hanya 26 orang di dalamnya, meskipun memiliki daya tampung lebih dari 120 orang.[75] Penerbangan evakuasi Jerman pertama sehari sebelumnya juga mengangkut sejumlah kecil pengungsi, lepas landas dengan hanya 7 penumpang.[76]
Pada 19 Agustus, Menteri Pertahanan Britania Raya Ben Wallace menyatakan bahwa penerbangan evakuasi tidak dapat membawa anak-anak tanpa pendamping setelah sejumlah video yang diposting ke media sosial menunjukkan keluarga yang putus asa berusaha meyakinkan tentara NATO untuk membawa anak-anak mereka ke tempat yang aman.[77] Pada hari yang sama, The Guardian melaporkan bahwa pemerintah Britania Raya telah memberitahu 125 penjaga Afganistan yang telah menjaga kedutaan besar Britania Raya di Kabul tidak akan ditawarkan suaka di Britania Raya.[78] Malam harinya, pemerintah Finlandia mengumumkan sedang bersiap mengirim pasukan ke bandar udara untuk membantu evakuasi sekitar 60 warga Finlandia masih terjebak di Kabul.[79] Surat kabar Prancis Libération memperoleh laporan rahasia Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menemukan bahwa Taliban memiliki daftar individu utama untuk ditangkap dan juga menyasar keluarga orang-orang yang pernah bekerja dengan pemerintah Afganistan dan NATO.[80]
Pada 21 Agustus, The Indian Express melaporkan Taliban telah menghalangi 72 orang Sikh dan Hindu Afghanistan untuk menaiki penerbangan evakuasi Angkatan Udara India.[81] Pagi hari di hari yang sama, Kim Sengupta dari The Independent melaporkan bahwa setidaknya empat wanita tewas terinjak-injak di jalan sempit menuju bandar udara.[82] Pada sore hari, pemerintah Amerika Serikat menperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke bandar udara karena besarnya risiko.[83][84]
Pada 22 Agustus, Australian Broadcasting Corporation mengungkapkan bahwa pemerintah Australia telah menolak visa kepada lebih dari 100 warga Afganistan yang telah bekerja sebagai penjaga keamanan untuk kedutaan besar Australia.[85]
Dampak terhadap warga sipil
suntingBeberapa penduduk setempat terutama wanita takut akan Taliban yang kembali berkuasa dan beberapa orang dilaporkan merasa dikhianati dan ditinggalkan oleh pemerintah Ashraf dan sekutu NATO.[86][87][88] Dilaporkan bahwa jalanan di Kabul macet dengan penduduk yang bergegas menuju bandar udara dengan beberapa warga di antaranya meninggalkan mobil mereka untuk berjalan kaki melewati lalu lintas.[89] Antrean panjang dilaporkan di luar bandar udara dan kedutaan besar asing, dengan penduduk menunggu berpanas-panasan dengan harapan bisa mendapatkan visa atau penerbangan ke luar negeri.[90] Penduduk yang bekerja dengan pemerintah dan organisasi internasional dilaporkan merusak kartu identitas mereka agar terhindar dari Taliban dan banyak dari mereka yang melarikan diri ke bandar udara tidak membawa barang-barang mereka.[91] Sebagian kecil penduduk merayakan pencapaian Taliban.[16] Mantan Walikota Maidan Shar Zarifa Ghafari yang sempat bekerja di Kementerian Pertahanan di Kabul mengatakan kepada media bahwa tidak ada yang membantunya atau keluarganya walau khawatir jika seandainya dirinya terbunuh. Ia juga menekankan tetap bersama keluarganya dan tidak tahu harus pergi ke mana.[92]
Dilaporkan bahwa penjualan burkak melonjak pada hari-hari menjelang kedatangan Taliban, dengan harga satu burkak melonjak dari 200 afgani menjadi 3000 afgani (kira-kira Rp35 ribu menjadi Rp522 ribu), dengan kekhawatiran Taliban akan memberlakukannya kembali sebagai kewajiban pada wanita dan akan menyasar wanita yang menolak.[93] Seorang wanita asal Kabul mengatakan kepada The Guardian bahwa mahasiswi telah dievakuasi dari asrama universitas mereka sebelum Taliban dapat menjangkau mereka dan wanita yang lulus dari universitas di seluruh kota menyembunyikan ijazah mereka.[94] Mantan kapten tim nasional sepak bola wanita Afganistan Khalida Popal meminta para pemain tim nasional wanita membakar seragam mereka untuk menghindari pembalasan.[95] Toko-toko di Kabul diketahui mulai mengecat dan menghilangkan iklan yang menampilkan wanita serta poster publik yang menampilkan wanita dirusak.[96][97]
Penduduk juga melaporkan lonjakan harga pangan yang tinggi.[16] Dilaporkan bahwa sejumlah besar pedagang di Kabul berusaha melikuidasi saham mereka dengan harapan mengumpulkan cukup uang untuk melarikan diri dari negara itu.[98] Kekhawatiran tentang ribuan pengungsi yang melarikan diri dari pasukan Taliban di wilayah Afganistan lain dan kini terjebak di Kabul juga telah dikemukakan.[99]
Pada malam 15 Agustus, Museum Nasional Afghanistan mengunggah pernyataan di Facebook yang menyatakan keprihatinan tentang keamanan artefak museum dan barang-barang untuk karyawan museum.[100][101] Tim kesehatan keliling Organisasi Kesehatan Dunia menangguhkan kegiatannya di Kabul karena masalah keamanan dan pengiriman pasokan medis melalui bandar udara terdampak signifikan.[102]
Pada 16 Agustus, sebagian besar jalanan kota dilaporkan sepi, kecuali jalanan menuju bandar udara, dengan kegiatan bisnis tidak beroperasi dan tiada petugas di pos pemeriksaan keamanan ANA. Bagaimanapun, Pasukan Taliban terlihat memamerkan bendera dan senjata mereka serta mengambil swafoto di markah tanah Kabul.[103] Pasukan Taliban juga terlihat mengetuk setiap pintu untuk mencari pekerja pemerintah Afganistan dan aktivis hak asasi manusia.[104] Pada hari-hari setelah kejatuhan Kabul, beberapa penduduk melaporkan bahwa Taliban telah memberlakukan kembali larangan perempuan meninggalkan rumah mereka tanpa wali laki-laki dan bahwa banyak bisnis di kota yang dijalankan oleh perempuan ditiadakan.[105] Stasiun televisi lokal mulai menyensor siaran asing dan hiburan, sementara lembaga penyiaran milik negara berhenti menyiarkan hampir semua kecuali pernyataan Taliban dan khutbah Islam.[106] Taliban juga mulai memecat wartawan perempuan dari pekerjaannya.[[107]
Tanggapan
suntingMantan Presiden Afganistan Hamid Karzai mendesak transisi kekuasaan yang damai secara terbuka dan berjanji akan tetap di Kabul bersama anak-anak perempuannya.[108]
Amerika Serikat, Jerman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kanada, India, dan Swedia telah mengevakuasi kedutaan besar mereka. Rusia, Pakistan dan Tiongkok tidak berniat untuk menutup kedutaan besar mereka.[109] Beberapa negara termasuk Swedia, Jerman, dan Finlandia mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan bantuan pembangunan ke Afghanistan.[110] Negara-negara lain termasuk mereka yang tidak menjalin hubungan diplomatik di Afganistan telah memulai atau mempercepat upaya repatriasi bagi warganya di negara itu.[111][112]
Menurut media Suriah North Press, media Rojava, moral kelompok jihadis dan ekstremis di wilayah seperti Suriah dan Irak, termasuk Tahrir al-Sham, telah meningkat secara dramatis setelah kejatuhan Kabul.[113] Direktur penelitian Soufan Center Colin Clarke menyatakan bahwa dia memperkirakan kuatnya gelombang propaganda dari kelompok-kelompok jihadis, terutama dengan peringatan 20 tahun serangan 11 September.[114][115] Pengambilalihan Kabul oleh Taliban juga disambut oleh kelompok kanan jauh di Amerika Utara dan Eropa.[116]
Mikhail Gorbachev, pemimpin Uni Soviet yang telah mengawasi penarikan Uni Soviet dari Afganistan pada tahun 1988, berargumen bahwa NATO dan Amerika Serikat semestinya mengakui kegagalan lebih awal dan bahwa kampanye NATO di Afghanistan gagal sejak awal yang didasarkan pada ancaman yang dilebih-lebihkan dan gagasan-gagasan geopolitik yang tidak diartikan dengan baik.[117] Peraih Nobel Malala Yousafzai, yang selamat dari upaya pembunuhan Taliban di Pakistan pada 2012, menyatakan bahwa dia sangat terkejut dan sangat khawatir tentang perempuan, minoritas, dan pembela hak asasi manusia.[118] Penulis Afganistan Khaled Hosseini juga menyatakan keprihatinannya atas masa depan hak-hak perempuan di Afghanistan dan menyatakan harapannya bahwa Taliban tidak akan kembali ke kekerasan dan kekejaman seperti yang terjadi pada dasawarsa 1990-an.[119][120] Human Rights Watch menyatakan organisasi itu bersama perempuan Afghanistan dalam perjuangan mereka dan berupaya menemukan alat untuk menekan Taliban dan kemauan politik untuk melakukannya.[121] Amnesty International menyatakan bahwa situasinya adalah tragedi yang seharusnya dapat diramalkan dan dihindari dan menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk memastikan jalan keluar yang aman dari Afghanistan bagi semua orang yang berisiko menjadi sasaran Taliban.[122]
Analisis
suntingBeberapa pengamat politik dan tokoh masyarakat menggambarkan kejatuhan Kabul dan Republik Islam Afganistan sebagai bencana yang signifikan dan kegagalan bagi NATO. Politikus Jerman Armin Laschet, Presiden Menteri Nordrhein-Westfalen dan penerus Angela Merkel sebagai pemimpin CDU/CSU, menyatakan bahwa itu adalah bencana terbesar yang dialami NATO sejak pembentukannya dan ini adalah perubahan zaman yang harus dihadapi. Ketua Komite Pemilihan Urusan Luar Negeri Parlemen Britania Raya Tom Tugendhat menyatakan bahwa pembubaran pemerintah itu adalah bencana kebijakan tunggal terbesar sejak Krisis Suez.[123] Wartawan Nick Turse berargumen bahwa tanpa evaluasi ulang yang sebenarnya kali ini, Amerika Serikat berisiko jatuh ke dalam pola usang yang mungkin membuat bencana militer di Asia Tenggara dan Asia Barat Daya terlihat sangat kecil.[124]
Namun, beberapa tokoh menolak klaim kegagalan ini. Berbicara di Dewan Rakyat pada 18 Agustus, Perdana Menteri Britania Raya Boris Johnson berpendapat bahwa Britania Raya telah bergabung dalam sebuah misi untuk membasmi al-Qaeda di negara itu dan untuk melakukan apa pun yang bisa untuk menstabilkan Afganistan, terlepas dari semua kesulitan dan tantangan yang dihadapi dan berhasil dalam misi inti itu, menambahkan tidak benar bila pemerintah Inggris tidak siap atau tidak memperkirakan hal ini.[125]
Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump menggambarkan eksekusi penarikan pasukan sebagai penghinaan terbesar dalam sejarah negaranya dan menyatakan bahwa Taliban akan terlebih dahulu mengalahkan Amerika Serikat, kemudian kolaborator Afganistan mereka, semua peralatan canggih Angkatan Darat Afghanistan yang disumbangkan oleh tentara Amerika Serikat dan akhirnya militer, semua ini dengan syarat bahwa Taliban mematuhi Perjanjian Doha.[126][127] Donald juga menentang kebijakan intervensionis negaranya dengan menggambarkannya sebagai keputusan mengerikan untuk melakukan campur tangan di Timur Tengah dan tidak memperbaiki situasi dalam 20 tahun terakhir.[128]
Penyebab
suntingPembubaran pemerintah dan pasukan keamanan Afganistan
suntingPenilaian Komunitas Intelijen Amerika Serikat awalnya menyimpulkan Kabul akan jatuh dalam beberapa bulan atau minggu setelah penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afganistan meskipun situasi keamanan dengan cepat memburuk, sehingga pada 16 Agustus Presiden Joe Biden mengakui bahwa kejatuhan Kabul lebih cepat daripada yang diperkirakan.[129][130]
Beberapa pejabat Afganistan menyalahkan pembubaran pemerintahan Ashraf.[131][132] Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Afganistan Abdullah Abdullah mengecam pelarian Ashraf dari negara itu dengan menyatakan bahwa Ashraf meninggalkan Afganistan dalam situasi yang sulit. Jenderal Bismillah Khan Mohammadi, mantan kepala staf ANA dan Menteri Pertahanan Sementara, mencuit mengutuk Ashraf.[133] Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyatakan bahwa pada akhirnya, Kepemimpinan politik Afghanistan gagal melawan Taliban.[134]
Bubarnya Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan (ANSF) yang akan segera terjadi dan ketidakmampuan mereka untuk menahan serangan Taliban juga menjadi fokus perhatian. Dikatakan bahwa meskipun Amerika Serikat menginvestasikan lebih dari $85 miliar untuk melatih dan melengkapi pasukan keamanan Afghanistan sejak tahun 2001, pasukan Afghanistan telah terbukti sangat tidak kompeten, tidak memadai dan kurang terlatih untuk melawan pemberontakan yang membayangi.[135]
Penarikan pasukan NATO
suntingLaporan dari Inspektur Jenderal Khusus Rekonstruksi Afganistan Amerika Serikat yang diterbitkan pada 17 Agustus menemukan bahwa Amerika Serikat telah berjuang untuk mengembangkan dan menerapkan strategi yang koheren untuk perang dan bahwa jika tujuannya adalah untuk membangun kembali dan meninggalkan negara yang dapat menopang dirinya sendiri dan menimbulkan sedikit ancaman bagi kepentingan keamanan nasional AS, gambaran keseluruhannya suram. Laporan tersebut juga menemukan bahwa AS memprioritaskan kepentingan politik internal daripada kepentingan Afghanistan, bahwa AS telah menunjukkan ketidaktahuan akan konteks lokal, dan telah menyia-nyiakan miliaran dolar untuk proyek-proyek yang tidak berkelanjutan dan birokratis.[136]
David E. Sanger, koresponden New York Times correspondent, menganalisis keputusan untuk meninggalkan Afghanistan oleh Joe Biden dan akibatnya kejatuhan Kabul, sebagai akibat dari empat anggapan dasar, atau salah perhitungan. Ia menyebutkan bahwa ada cukup waktu sebelum pemerintah Afganistan bubar untuk menarik AS, bahwa pasukan Afghanistan memiliki "dorongan yang sama" untuk menang seperti yang dilakukan Taliban, bahwa ada "sistem yang direncanakan dengan baik untuk mengevakuasi kedutaan" dan warga Afghanistan yang telah membantu AS dan keluarga mereka, dan bahwa jika Taliban berhasil sampai ke Kabul, maka akan terjadi "perang saudara berdarah blok-demi-blok" yang terjadi di jalan-jalannya.[137]
Perbandingan
suntingMesir 1956
suntingDalam artikel di The Conversation, William Maley, seorang emeritus di Universitas Nasional Australia, membandingkan kejatuhan Kabul dengan Krisis Suez tahun 1956, menyatakan bahwa Biden telah "mengecewakan rakyat Afghanistan dan menodai kredibilitas Amerika di dunia", menyebut Amerika Serikat sebagai "kekuatan yang memudar secara internasional". Menurut Maley, runtuhnya Republik Islam Afghanistan disebabkan oleh kurangnya pengalaman Biden di bidang kebijakan luar negeri, kurangnya pemahaman Barat tentang masyarakat Afghanistan, dan legitimasi yang diterima Taliban dengan kepemimpinan Trump melalui Perjanjian Doha. Dia menyimpulkan dengan mengutip mantan Perdana Menteri Inggris David Lloyd George, lewat pernyataannya pada tahun 1940, "surat promes kami sekarang menjadi sampah di pasar," menyatakan ini merupakan akibat dari kegagalannya di Afghanistan, Pemerintahan Biden dengan cepat menuju ke arah yang sama.[138]
Kuba 1961
suntingAlih-alih Saigon, mantan Menteri Pertahanan Amerika Leon Panetta membandingkan jatuhnya Kabul dengan Invasi Teluk Babi di Kuba yang gagal pada tahun 1961, mengatakan bahwa "Presiden Kennedy mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi. Saya sangat merekomendasikan kepada Presiden Biden agar dia bertanggung jawab ... mengakui kesalahan yang telah dibuat."[139]
Vietnam 1975
suntingA widely-shared image shows a helicopter landing in the US Embassy courtyard. The Army CH-47 Chinook evacuated diplomatic staff to Kabul airport as the city fell. | |
Many comparisons were drawn to a similar photo from the fall of Saigon In it, a Marine CH-46 Sea Knight landed on the embassy roof to evacuate the final Americans in South Vietnam.[140] |
Peristiwa tersebut oleh banyak komentator dan publik dibandingkan dengan Kejatuhan Saigon pada akhir Perang Vietnam pada bulan April 1975.[141][142][143][144][145] Sebulan sebelum Taliban tiba di Kabul, Joe Biden telah menolak perbandingan tersebut, menyatakan bahwa "Taliban bukanlah Tentara Vietnam Utara, kalian tidak akan melihat orang-orang diangkat dari atap dari kedutaan besar Amerika Serikat di Afghanistan. Membandingkan keduanya sama saja tindakan konyol."[146]
Wartawan berpendapat bahwa komentar Biden tidak menua dengan baik, karena staf kedutaan membakar dokumen dan "helikopter digambarkan melayang di atas kompleks, mengantar diplomat ke bandara" kurang dari sebulan kemudian.[4] Laksamana Muda Larry Chambers, yang telah memberikan perintah untuk mendorong helikopter dari USS Midway selama Operasi Frequent Wind agar memberi jalan bagi lebih banyak pesawat pengungsi dari Saigon untuk mendarat, menyatakan bahwa "apa yang terjadi sekarang lebih buruk dari apa yang terjadi di Vietnam", dia menjelaskan "[Di Vietnam] kami mencoba mengeluarkan sebanyak mungkin orang yang bekerja sama dengan kami... Di Afghanistan, kami mengabaikan orang-orang yang mendukung kami selama kami berada di sana."[147]
Pada hari Taliban memasuki Kabul, menteri luar negeri Blinken menolak perbandingan dengan Saigon, dengan menyatakan dalam wawancara This Week bahwa "ini jelas bukan Saigon. Kami pergi ke Afghanistan 20 tahun yang lalu dengan satu misi dalam pikiran kami, yaitu berurusan dengan orang-orang yang menyerang kami pada 9/11, dan misi itu telah berhasil."[148]
Irak 2014
suntingIbrahim al-Marashi dari Universitas California membandingkannya dengan serangan Irak Utara 2014, di mana Daesh menyerbu sebagian besar Irak dan memproklamasikan kekhalifahan, dengan alasan bahwa keruntuhan itu disebabkan oleh pengenaan "doktrin militer Amerika yang kaku dan hierarkis" pada militer Afghanistan dan Irak, bahwa Taliban dan Daesh adalah kelompok bersenjata yang lebih kohesif, dan pemerintah Afghanistan serta Irak yang didukung NATO telah "membiarkan jaringan patronase juga korupsi berakar".[149] Pemerintah dan tentara Irak sama-sama diganggu oleh korupsi struktural dan jumlah tentara hantu yang tidak diketahui jumlahnya.
Ukraina
suntingSekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev membandingkan situasinya dengan Hubungan Ukraina–Amerika Serikat, dengan menyatakan bahwa "situasi sama seperti menunggu pendukung pilihan Amerika di Ukraina".[150] Runtuhnya Afganistan telah menyebabkan Joe Biden menerima kritik yang sangat besar, dan telah menantang kebijakan strategis Biden tentang proaktif Amerika dalam membantu sekutu.[151][152][153][154]
Taiwan
suntingMedia pemerintah di China membandingkan situasi di Afghanistan dengan Hubungan Amerika Serikat dengan Taiwan. Dia mempertanyakan komitmen Amerika untuk membela Taiwan jika China memutuskan untuk mengambil kendali Taiwan, yang diklaim sebagai provinsinya, dengan paksa.[155]
Peristiwa selanjutnya
suntingPada 17 Agustus, Taliban mengadakan konferensi pers resmi pertama mereka di Kabul, dengan juru bicara Zabihullah Mujahid menyatakan bahwa Taliban ingi memastikan masyarakat internasional termasuk Amerika Serikat bahwa tidak ada yang akan dirugikan di Afghanistan dan bahwa setelah konsultasi yang akan segera selesai, pembentukan pemerintahan Islam yang kuat dan inklusif akan terjadi.[156] Pada 21 Agustus, pemimpin politik Taliban Abdul Ghani Baradar tiba di Kabul untuk pertama kalinya in over a decade as the Taliban began internal negotiations on how to govern the country.[157]
Pada malam 18 Agustus, Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab mengumumkan mereka telah menyambut Ashraf ke negara mereka atas dasar kemanusiaan.[158]
Pada hari-hari setelah peristiwa ini, badan-badan pemerintah Amerika mulai menghapus artikel dan gambar publik yang menampilkan warga sipil Afganistan dari situs web mereka karena takut pemerintahan Taliban mungkin menggunakan situs web tersebut untuk mengidentifikasi dan menargetkan warga sipil untuk pembalasan.[159] Pemerintah Amerika Serikat juga mengumumkan bahwa mereka akan membekukan aset senilai $9,5 miliar milik bank sentral Afganistan Da Afghanistan Bank untuk mencegah Taliban menggunakan dana tersebut.[160]
Beberapa perusahaan media sosial termasuk Facebook dan YouTube mengumumkan mereka akan tetap melarang konten Taliban dari platform mereka.[161][162] Facebook juga menerapkan fitur yang memungkinkan warga Afganistan mengunci akun mereka untuk mencegah Taliban mengetahui informasi mereka.[163] Taliban telah mengecam larangan tersebut dengan alasan bahwa itu melanggar hak mereka untuk kebebasan berbicara.[164] Lonjakan pembuatan akun baru yang mendukung Taliban dilaporkan di Twitter yang merupakan salah satu dari sedikit perusahaan media sosial yang tidak melarang grup tersebut beberapa hari setelah kejatuhan Kabul.[165]
Pengungsi
suntingBeberapa pengamat mengantisipasi lonjakan pengungsi yang melarikan diri dari Afganistan setelah kejatuhan Kabul, di sisi lain beberapa negara mengumumkan rencana pada hari-hari setelah kejatuhan Kabul untuk menerima pengungsi.[166][167] Lebih dari 300 ribu warga sipil Afganistan yang bekerja untuk Amerika Serikat berada dalam risiko pembalasan Taliban.[168] Pada 17 Agustus, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa mereka akan membentuk skema pemukiman kembali untuk 20 ribu pengungsi Afganistan, memprioritaskan perempuan, anak-anak, dan minoritas.[169] Pada 19 Agustus, pemerintah Finlandia mengumumkan rencana untuk menggandakan kuota pengungsinya untuk menerima lebih banyak dari Afganistan.[170] Filipina juga menyatakan keterbukaan untuk menerima pengungsi dari Afganistan.[171] Presiden Parlemen Eropa David Sassoli meminta negara-negara Uni Eropa untuk menerima bagian pengungsi mereka secara adil, dengan menyatakan bahwa Uni Eropa harus menunjukkan kepeduliannya terhadap penghormatan terhadap etika.[172]
Namun, beberapa pemerintah mulai menunjukkan sikap bermusuhan terhadap pengungsi.[173][174][175] Dalam konferensi pers, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa Prancis perlu mengantisipasi dan melindungi diri dari gelombang migran.[176][177] Pemerintah Austria mengumumkan bahwa mereka tidak akan menangguhkan deportasi ke Afghanistan, tidak seperti beberapa negara Uni Eropa lainnya.[178] Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton dalam sebuah wawancara acara televisi menganggap bahwa mengizinkan warga sipil Afganistan yang telah bekerja dengan pemerintah Australia untuk mengklaim suaka di Australia dapat menimbulkan risiko keamanan dan menekankan Australia belum mengetahui latar belakang imigran dengan cukup baik.[179] Pemerintah Uzbekistan telah memperingatkan bahwa mereka akan menekan keras segala upaya untuk melintasi perbatasan negara itu secara ilegal. Namun, bandar udara di Tashkent dibuka untuk para pengungsi yang akan segera dialihkan ke penerbangan menuju Berlin sebagai bagian dari perjanjian dengan Jerman.[180]
Pada 19 Agustus, 125 penjaga kedutaan besar Britania Raya di Kabul telah diberitahu melalui telepon bahwa mereka tidak lagi memiliki pekerjaan dan tidak memenuhi syarat untuk perlindungan Inggris karena dipekerjakan melalui kontraktor, GardaWorld, tidak seperti penjaga di kedutaan besar Amerika Serikat yang dievakuasi.[181]
Pemerintah Cile telah menerima sekitar sepuluh keluarga pengungsi.[182]
Perlawanan
suntingDengan jatuhnya Kabul, mantan anggota Aliansi Utara dan pasukan anti-Taliban lainnya yang berpangkalan di Panjshir yang dipimpin oleh Ahmad Massoud dan mantan Wakil Presiden Amrullah Saleh menjadi perlawanan terorganisasi utama terhadap Taliban di Afghanistan.[183][184][185] Kedutaan besar Afghanistan di Tajikistan mengganti foto Presiden Ashraf dengan foto mantan Wakil Presiden Amrullah dan mengajukan permintaan kepada Interpol agar surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuk Ashraf bersama dengan penasihat utamanya Fazel Mahmood dan Penasihat Keamanan Nasional Hamdullah Mohib atas tuduhan mencuri dari perbendaharaan Afghanistan.[186]
Pada 17 Agustus, unjuk rasa kecil diadakan oleh beberapa wanita di Kabul yang menuntut persamaan hak bagi perempuan, sehingga menjadikannya unjuk rasa wanita pertama terhadap pemerintahan baru yang dilaporkan.[187] Pada 18 Agustus, unjuk rasa yang lebih besar yang juga diikuti pria diadakan tiga kota di timur Afganistan yang didominasi orang Pashtun, yaitu Jalalabad, Khost, dan Asadabad, dengan pengunjuk rasa mengibarkan bendera Republik Islam Afganistan dan menurunkan bendera Taliban.[188][189][190] Di Jalalabad, Taliban melepaskan tembakan sehingga menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari belasan orang.[191] Pada 19 Agustus, unjuk rasa diselenggarakan di beberapa wilayah di Kabul, termasuk unjuk rasa besar di dekat Bandar Udara Kabul ketika mobil dan orang-orang mengibarkan bendera Republik Islam Afganistan, dan unjuk rasa lainnya yang dihadiri lebih dari 200 orang di dekat istana presiden di Kabul sebelum dibubarkan dengan kekerasan oleh Taliban.[192][193][194] Unjuk rasa juga berlanjut di Khost dan Asadabad, dengan Taliban menggunakan kekerasan untuk membubarkan unjuk rasa di kedua kota tersebut. Di Asadabad, unjuk rasa dilaporkan bertambah hingga ratusan orang.[191]
Catatan
suntingReferensi
sunting- ^ "Afghan president flees the country as Taliban move on Kabul". AP NEWS. 2021-08-15. Diakses tanggal 2021-08-15.
- ^ "Afghan President Ghani leaves country - reports". BBC News. 2021-08-15. Diakses tanggal 2021-08-15.
- ^ Mistlin, Joanna Walters (now); Alex; Murray, Jessica; Sullivan (earlier), Helen (15 August 2021). "Taliban claim they will soon declare 'Islamic Emirate of Afghanistan' after President Ghani said to have fled – live" – via www.theguardian.com.
- ^ a b c "The Taliban's terrifying triumph in Afghanistan". Economist. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "'At the gates': Taliban ready to take Afghan capital".
- ^ Batchelor, Tom (15 August 2021). "Afghan president Ashraf Ghani flees capital Kabul for Tajikistan as Taliban enter city". The Independent. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Roggio, Bill (8 August 2021). "Taliban takes control of Afghan provincial capitals of Kunduz, Sar-i-Pul and Taloqan". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamamartyrdom unit
- ^ "Afghan Taliban Documents Training, Graduation of "313 Badri Battalion" Fighters" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2021. Diakses tanggal 28 July 2021. "Taliban Badri 313 Battalion" (dalam bahasa English). 29 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 August 2021. Diakses tanggal 29 July 2021.
- ^ Esfandiari, Golnaz; Ahmadi, Mumin (9 July 2021). "Fighting The Taliban Was 'Suicide': Hundreds Of Afghan Soldiers Escape To Tajikistan". Radio Free Europe/Radio Liberty (dalam bahasa English). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 July 2021. Diakses tanggal 26 July 2021.
- ^ Trofimov, Yaroslav; Cullison, Alan; Amiri, Ehsanullah (9 August 2021). "Taliban Make New Gains in Afghanistan, Putting Kabul in Crisis". Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ Glinski, Stefanie (24 September 2020). "Feeling Abandoned by Kabul, Many Rural Afghans Flock to Join the Taliban". Foreign Policy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 December 2020. Diakses tanggal 9 August 2021.
In May, a retired Afghan general in the country’s western Farah province defected to the Taliban—as have army soldiers over the past years.
- ^ Nossiter, Adam (31 March 2021). "After two decades of fighting, the Taliban believe they have won the war". The Irish Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ a b c Roggio, Bill (14 August 2021). "Taliban encircling Afghan capital Kabul, prepping final assault through east". FDD's Long War Journal. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Jakes, Lara; Schmitt, Eric; Cooper, Helene (2021-08-15). "Afghanistan Live Updates: Afghan President Said to Have Fled as Taliban Enter Kabul". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2021-08-15.
- ^ a b c d e f g h Mistlin, Alex; Sullivan, Helen; Harding, Luke; Harding, Luke; Borger, Julian; Mason, Rowena (2021-08-15). "Afghanistan: Kabul to shift power to 'transitional administration' after Taliban enter city – live updates". The Guardian. ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2021-08-15.
- ^ "Afghanistan: Heavy fighting ongoing on the outskirts of Kabul as of early Aug. 15; a total blackout reported in the city".
- ^ Jakes, Lara; Schmitt, Eric; Cooper, Helene (2021-08-15). "Afghanistan Live Updates: Afghan President Said to Have Fled as Taliban Enter Kabul". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2021-08-15.
- ^ a b "Taliban enter Kabul, await 'peaceful transfer' of power". AP NEWS. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ a b c "Afghanische Regierung kündigt friedliche Machtübergabe an". FAZ. 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Taliban officials: there will be no transitional government in Afghanistan". Reuters. 2021-08-15. Diakses tanggal 2021-08-15.
- ^ Lamothe, Dan; Hudson, John; Harris, Shane; Gearan, Anne (10 August 2021). "U.S. officials warn collapse of Afghan capital could come sooner than expected". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ "Taliban expected to reach Afghan capital Kabul 'in seven days', ITV News learns". ITV News. 2021-08-13. Diakses tanggal 2021-08-14.
- ^ "Afghanistan Live Updates: Taliban Advances on Kabul; U.S. Embassy Evacuation Underway". The New York Times. 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghan forces surrender Bagram air base to Taliban" – via The Economic Times.
- ^ "Uzbekistan says hundreds of Afghan soldiers flee over border with dozens of aircraft".
- ^ "Afghan president to abdicate after Taliban entered Kabul: Sources". Al Arabiya English. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghan official tells AP that Taliban negotiators heading to presidential palace to prepare for a 'transfer' of power". ABC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ a b Tanzeem, Ayesha; Gul, Ayaz (15 August 2021). "Reports: Taliban Enter Kabul". VOA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Former interior minister Jalali seen heading interim Afghan administration: Sources". Al Arabiya (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Taliban officials: there will be no transitional government in Afghanistan". Reuters (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "President Ashraf Ghani Flees Afghanistan, Taliban Take Over Kabul: Report". NDTV.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Amid Taliban blitz, Afghan President Ashraf Ghani flees country: Report". Business Standard India. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "اشرف غنی افغانستان چھوڑ کر چلے گئے: افغان میڈیا کا دعویٰ". Urdu News – اردو نیوز (dalam bahasa Urdu). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "اشرف غنی مستعفی، افغانستان سے فرار". Hum News – ہم نیوز (dalam bahasa Urdu). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghanistan crisis: President Ghani flees country". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Photos: Taliban takes control of Afghan presidential palace". Al Jazeera (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Afghanistan crisis: Taliban is soon to declare the Islamic Emirate of Afghanistan". AP News. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Taliban has won, says Afghan President Ghani as militants enter Kabul". Deccan Herald. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ a b c d e "Taliban Fighters Enter Kabul As Helicopters Land At U.S. Embassy". NPR.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Kimball, Amanda Macias,Spencer (12 August 2021). "U.S. deploying 3,000 troops to help evacuate Kabul embassy staff as Taliban advance". CNBC (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "US embassy asked to reduce sensitive material as Taliban advance". msn.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ Mengli, Ahmed; Yusufzai, Mushtaq; Mogul, Rhea; Mitchell, Andrea (15 August 2021). "Afghan president flees country as U.S. rushes to exit with Taliban on brink of power". NBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "NATO says it is helping keep Kabul airport open for evacuations". Reuters. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Schnell, Myhael (15 August 2021). "Pentagon authorizes sending additional 1,000 troops to Afghanistan". The Hill. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "In Pictures: Kabul the day after the Taliban takeover". www.aljazeera.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ a b c "Violence Erupts at Kabul Airport as Afghans Try to Flee Taliban". Wall Street Journal. 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "At least five killed at Kabul airport – witnesses". Reuters News (dalam bahasa Inggris). 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Afghanistan: US takes control of Kabul airport to evacuate staff from country". BBC News. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Kabul airport: footage appears to show Afghans falling from plane after takeoff". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 2021-08-16. Diakses tanggal 2021-08-17.
- ^ "Body of dead Afghan found in landing gear of military jet leaving Kabul airport". Politico. 16 Aug 2021. Diakses tanggal 17 Aug 2021.
- ^ Canova, Daniel (2021-08-19). "Afghan youth soccer player died in fall from US aircraft at Kabul airport". Fox News. Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ Doherty, Ben; Harding, Luke (16 August 2021). "Kabul airport: footage appears to show Afghans falling from plane after takeoff". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Biden to address nation on deadly chaos in Afghanistan". AP News (dalam bahasa Inggris). 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Afghanistan crisis: President Ghani flees country". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Mistlin, Joanna Walters (now); Alex; Murray, Jessica; Sullivan (earlier), Helen (15 August 2021). "Afghanistan president, Ashraf Ghani, reported to have left country as Taliban orders fighters to enter Kabul – live". The Guardian. ISSN 0261-3077. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Deese, Kaelan (16 August 2021). "US forces take over air traffic control at Kabul airport for evacuations". Yahoo News. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Germany closes Kabul embassy and rushes evacuation of citizens, local helpers". Reuters. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Mellen, Ruby (14 August 2021). "Here are the countries evacuating their embassies in Kabul as the Taliban advances". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Germany sending A400M planes for Kabul evacuation – Bild am Sonntag". Reuters. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "The Latest: Afghan leaders form council to meet Taliban". ABC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "India preps to evacuate envoys, citizens still in Afghanistan as Taliban enters Kabul". Hindustan Times. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Albania ready to temporarily house Afghan refugees, PM Rama says". Reuters. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Emirates flight to Kabul diverts to Dubai, flydubai suspends services". Reuters. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "UAE's flydubai to suspend Kabul flights from Monday, spokesperson says". nationalpost. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Airlines warned to stay away from Afghanistan". news.trust.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "US reaches deal with Taliban over evacuations from Kabul airport, report says". The Independent. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Evacuation flights restart from Kabul as Taliban hold first press conference". Reuters. 17 August 2021.
- ^ "U.S. military to pick up pace of evacuation flights out of Afghanistan". Politico. 17 August 2021.
- ^ Nicholson, Kate (17 August 2021). "Extraordinary Photo Shows 640 Afghans Fleeing Kabul On Packed U.S. Plane". HuffPost. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "Inside military cargo plane that saved more than 600 Afghans". skynews. 17 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "A Kaboul, l'image de 600 Afghans dans un avion américain devient un symbole de la fuite face aux talibans". Le Monde (dalam bahasa Prancis). 17 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Steinbuch, Yaron (Aug 17, 2021). "Man films himself clinging to US plane as it leaves Afghanistan". New York Post. Diakses tanggal Aug 17, 2021.
- ^ https://www.theguardian.com/australia-news/2021/aug/18/australian-interpreter-shot-amid-chaotic-scenes-at-kabul-airport
- ^ https://www.theguardian.com/australia-news/2021/aug/18/australia-rescues-just-26-people-from-afghanistan-on-evacuation-flight-with-space-for-128
- ^ https://www.dw.com/en/afghanistan-germany-justifies-evacuating-just-7-on-first-kabul-flight/a-58883406
- ^ "Britain says: We cannot evacuate unaccompanied children from Afghanistan". 19 August 2021.
- ^ "Guards at Kabul embassy told they are ineligible for UK protection". 19 August 2021.
- ^ "Finland sending troops to Kabul to safeguard evacuation".
- ^ LIBERATION; AFP. "Les talibans en recherche active de leurs opposants, avertit un rapport de l'ONU". Libération (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ Goyal, Divya (21 August 2021). "Taliban stop 72 Afghan Sikhs and Hindus from boarding IAF plane". The Indian Express. Diakses tanggal 21 August 2021.
- ^ Hickey, Seán (21 August 2021). "Women at Kabul airport crushed in 'horrendous' scenes, journalist tells LBC". LBC. Diakses tanggal 21 August 2021.
- ^ "U.S. citizens advised not to travel to Kabul airport". NBC News.
- ^ https://www.bbc.com/news/world-asia-58293832
- ^ https://www.abc.net.au/news/2021-08-22/australian-government-denies-visas-to-afghan-contracted-guards/100397454
- ^ Batrawy, Aya (15 August 2021). "An Afghan woman in Kabul's dashed hopes amid Taliban blitz". ABC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghan war: Kabul's young women plead for help as Taliban advance". BBC News. 13 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "I am an Afghan woman working for a western NGO in Kabul. I feel forgotten". The Guardian. 18 August 2021. Diakses tanggal 21 August 2021.
- ^ Faulkner, Charlie; Philp, Catherine; Zeffman, Henry; Janjua, Haroon. "Panic on streets of Kabul as Taliban enter capital from all sides". The Times. ISSN 0140-0460. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Ward, Alexander; McLeary, Paul; Seligman, Lara (15 August 2021). "Taliban seize power amid chaos in Kabul". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Kullab, Samya (16 August 2021). "Afghan woman in limbo at Kabul airport after Taliban sweep". ABC News. Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ Day, Michael (15 August 2021). "Afghanistan's first female mayor: 'I'm waiting for Taliban to come and kill me'". i. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Afghan women's defiance and despair: 'I never thought I'd have to wear a burqa. My identity will be lost'". Guardian. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "An Afghan woman in Kabul: 'Now I have to burn everything I achieved'". The Guardian. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Axon, Iain (18 August 2021). "Former Afghan women's captain tells players to burn kits, delete photos". Reuters. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Giordano, Chiara (15 August 2021). "Ads depicting women 'painted over' after Taliban enters Kabul". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Epstein, Jake (19 August 2021). "Striking photo from Kabul shows why so many Afghan women fear for their future under Taliban rule". South China Morning Post. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Golshiri, Ghazal (15 August 2021). "Dans Kaboul menacée par les talibans, les habitants « cherchent à liquider toute leur vie avant de quitter le pays "". Le Monde. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Graham-Harrison, Emma; Harding, Luke (15 August 2021). "The fall of Kabul: A 20-year mission collapses in a single day". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghanistan Updates: Biden Is Set To Speak As Chaos Unfolds In Kabul". NPR (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ Goldsbrough, Susannah (16 August 2021). "Will the Taliban destroy Afghanistan's priceless treasures?". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "WHO concerned about COVID-19 in Afghanistan as jabs slow". Reuters. 17 August 2021. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Latifi, Ali M. "Kabul near standstill on day one of the Taliban's 'Emirate'". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ Ormiston, Susan (2021-08-18). "'I'm scared': Afghan who worked with foreign partners fearful of Taliban visits". CBC. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "As I walk around Kabul, the streets are empty of women". The Guardian. 19 August 2021. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Zia, Hujjatullah (2021-08-19). "I woke up to the Taliban walking in my city". Al Jazeera. Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ "Afghanistan. Une présentatrice télé raconte avoir été empêchée de travailler par les talibans". Ouest France (dalam bahasa Prancis). Agence France-Presse. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ Bose, Saikat Kumar (15 August 2021). "In Video With Daughters, Afghanistan's Hamid Karzai Appeals To Taliban". NDTV.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "World reacts as Taliban closes in on Afghan capital". Al Jazeera. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Sweden halts aid for Afghanistan but vows it's 'not abandoning the people'". The Local. 17 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "Here are the countries evacuating their embassies in Kabul as the Taliban takes over". Washington Post. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "Asian countries evacuate diplomats, citizens as Taliban declares general amnesty". Manila Bulletin. Xinhua. 18 August 2021. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "Extremists' morale high after Taliban advance: American analyst". 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ https://ici.radio-canada.ca/nouvelle/1817734/djihadistes-inspiration-victoire-taliban-afghanistan
- ^ Basit, Abdul (18 August 2021). "A Taliban Takeover Will Strengthen Pakistan's Jihadis". Foreign Policy. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ Scott, Mark (18 August 2021). "Western far-right groups claim Taliban victory as their own". Politico. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ "Gorbachev, who pulled Soviets from Afghanistan, says U.S. campaign was doomed from start". Reuters. 17 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021 – via NBC News.
- ^ https://www.theguardian.com/world/2021/aug/16/malala-yousafzai-deeply-worried-taliban-take-control-afghanistan-girls-education
- ^ "Taliban Systematically Terrorised Women, Says Afghani Writer Khaled Hosseini". News18 (dalam bahasa Inggris). 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "'Kite Runner' author on the Taliban takeover: 'Hard to describe how devastating it is'". American Voices (dalam bahasa Inggris). MSNBC. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "The Fragility of Women's Rights in Afghanistan". Human Rights Watch. 17 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "International community must avert further tragedy in Afghanistan". www.amnesty.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Sandford, Alasdair (16 August 2021). "'NATO's biggest debacle': Afghanistan troop withdrawals slammed". euronews (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ Turse, Nick (15 August 2021). "The Fall of Kabul". The Intercept. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "MPs on all sides accuse Boris Johnson of Afghanistan failures". BBC News. 19 August 2021. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ "Trump: US 'humiliated' over Afghan withdrawal". Marca. 18 August 2021. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Sam Clench (18 August 2021). "Donald Trump calls Afghanistan withdrawal the 'greatest embarrassment' in US history". News.com.au. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ "Trump slams Biden's 'humiliating' withdrawal from Afghanistan". Fox News. 18 August 2021. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ CNN, Kevin Liptak, Jeff Zeleny, Kaitlan Collins, Jennifer Hansler and Maegan Vazquez. "Biden admits Afghanistan's collapse 'did unfold more quickly than we had anticipated'". CNN.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaauto3
- ^ Latifi, Ali M (15 August 2021). "'Unpatriotic': Afghans slam President Ghani's swift departure". Al Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ Teh, Cheryl (16 August 2021). "The Afghan Embassy in India sent out a tweet calling Afghan President Ashraf Ghani a 'traitor' who 'screwed and f—ed everything up'". Business Insider. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Afghan president flees the country as Taliban move on Kabul". CTV News. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "NATO chief blames Afghan leadership for Kabul collapse". Al Jazeera. 17 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Whitlock, Craig (16 August 2021). "Afghan security forces' wholesale collapse was years in the making". Washington Post. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ "Watchdog describes litany of US failures in Afghanistan mission". Al Jazeera. 17 August 2021. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Michael Barbaro (17 August 2021). "America’s Miscalculations, Afghanistan’s Collapse". The Daily (Podcast). New York Times. https://www.nytimes.com/2021/08/17/podcasts/the-daily/afghanistan-taliban-joe-biden-kabul.html. Diakses pada 18 August 2021.
- ^ Maley, William. "How Joe Biden failed the people of Afghanistan — and tarnished US credibility around the world". The Conversation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-23.
- ^ Mastrangelo, Dominick (16 August 2021). "Leon Panetta compares fall of Afghanistan to Bay of Pigs". The Hill. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Last Days in Vietnam: The Embassy Evacuation". PBS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Rash Report: In Kabul, shadows of Saigon". Star Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Editorial: President Biden's Saigon moment". Boston Herald. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Kabul evacuations 'sequel to humiliating fall of Saigon in 1975'". Al Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Fall of Kabul, fall of Saigon: Their horror was our horror. Anguished, we pray for a miracle". USA Today. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Bourdoiseau, Christophe (19 August 2021). "Après la «défaite de Kaboul», l'Allemagne envisage de changer son fusil d'épaule". Libération (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Pettypiece, Shannon. "As the Taliban gains ground, Biden grapples with the ghosts of Saigon". NBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Altman, Howard (15 August 2021). "'What's happening now is worse': Midway skipper who pushed choppers off deck in fall of Saigon". Air Force Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Pilkington, Ed (15 August 2021). "'This is manifestly not Saigon': Blinken defends US mission in Afghanistan". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Al-Marashi, Ibrahim (17 August 2021). "The collapse of Afghan military: We've seen this movie before". Al Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "US will abandon Ukraine like Afghanistan, senior Russian official says". South China Morning Post. Reuters. 19 August 2021. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Kempe, Frederick (21 August 2021). "Op-ed: The disaster in Afghanistan threatens Biden's 'America is back' message to allies". CNBC.
- ^ "Afghan chaos undercuts Biden's promise of competence". BBC News. 17 August 2021.
- ^ "How the US disaster in giving Afghanistan to the Taliban happened". The Jerusalem Post | JPost.com.
- ^ "Allies embraced Biden. Did Kabul lay bare "great illusion"?". AP NEWS. 19 August 2021.
- ^ Birtles, Bill (17 August 2021). "Beijing used Afghanistan to mock America. It also gave them clues about how a potential war would play out". ABC News. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "Transcript of Taliban's first news conference in Kabul". Al Jazeera. 17 August 2021. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Ellis-Petersen, Hannah (21 August 2021). "Top Taliban leader flies into Kabul for talks on setting up new Afghan regime". The Guardian. Diakses tanggal 21 August 2021.
- ^ Salem, Mostafa; John, Tara; Lister, Tim; Ritchie, Hannah (18 August 2021). "Former Afghan President Ashraf Ghani emerges in the UAE". CNN. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "US agencies scrub websites in bid to protect Afghans". Al Jazeera. 18 August 2021. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Mohsin, Saleha (18 August 2021). "US freezes Afghan central bank's assets of $9.5bn". Al Jazeera. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Lee, Katy (19 August 2021). "Social Media Giants Grapple With Taliban Dilemma". International Business Times. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ Thorbecke, Catherine (19 August 2021). "How the Taliban uses social media to seek legitimacy in the West, sow chaos at home". ABC News. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ "Facebook met en place des mesures pour que les Afghans vulnérables protègent leur compte des talibans". 20 August 2021 – via Le Monde.
- ^ Mackey, Robert (18 August 2021). "Taliban Spokesman Accuses Facebook of Stifling Free Speech by Banning Group". The Intercept. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Frenkel, Sheera; Decker, Ben (18 August 2021). "Taliban ramp up on social media, defying bans by the platforms". The Seattle Times. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ "Finnish Immigration Service prepares for Afghan refugees, sees repeat of 2015 as unlikely". Yle Uutiset News. 18 August 2021. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Benen, Steve (18 August 2021). "For the right, Afghan refugees become the new political fight". MSNBC. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Jordan, Miriam (16 August 2021). "Thousands Who Helped the U.S. in Afghanistan Are Trapped. What Happens Next?". The New York Times. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ Elgot, Jessica; Sabbagh, Dan; O'Carroll, Lisa; Allegretti, Aubrey (17 August 2021). "UK to take 20,000 Afghan refugees over five years under resettlement plan". The Guardian. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "Interior Ministry proposes doubling Finland's refugee quota".
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaph-refugees
- ^ https://www.politico.eu/article/afghanistan-refugees-eu-parliament-president-david-sassoli/
- ^ "Swiss won't accept large groups of Afghan refugees directly". National Post. Reuters. 18 August 2021. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Pikulicka-Wilczewska, Agnieszka (18 August 2021). "Uzbekistan not keen to admit Afghan refugees fleeing Taliban". Toronto Star. Associated Press. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ https://www.aljazeera.com/news/2021/8/19/afghanistans-ex-soviet-neighbours-panic-reject-refugees
- ^ Gatinois, Claire (17 August 2021). "Afghanistan : après les attaques de l'opposition, l'exécutif assume une posture ferme sur l'immigration clandestine". Le Monde (dalam bahasa Prancis). Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Willsher, Kim (17 August 2021). "Macron accused of pandering to far right over Afghan crisis". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "Austria calls for 'deportation centres' to host Afghans near Afghanistan". Reuters. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Hurst, Daniel (18 August 2021). "Peter Dutton suggests some former Afghan guards and interpreters could pose security risk to Australia". The Guardian. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Mirovalev, Mansur (19 August 2021). "Afghanistan's Central Asian neighbours panic, reject refugees". Al Jazeera (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ "Guards at Kabul embassy told they are ineligible for UK protection". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 2021-08-19. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ Vera, Diego (August 17, 2021). "Chile recibirá a 10 familias afganas y estudiante de la U de Chile pide que rescaten a sus parientes". Radio Bío-Bío (dalam bahasa Spanish). Diakses tanggal August 20, 2021.
- ^ "Leadership". Northern Alliance: Fighting for a Free Afghanistan. Friends of the Northern Alliance. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaauto1
- ^ Graham-Harrison, Emma (18 August 2021). "'Panjshir stands strong': Afghanistan's last holdout against the Taliban". The Guardian. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Ray, Siladitya; Dangor, Graison (18 August 2021). "Afghan Embassy In Tajikistan Demands Interpol Arrest Escaped Former President Ashraf Ghani". Forbes. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "Watch: Afghan women hold street protest as Taliban fighters look on". The Indian Express. 18 August 2021. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Deadly Jalalabad protests as Taliban consolidate Islamist rule
- ^ Taliban violently disperse rare protest, killing 1 person
- ^ Afghanistan’s Taliban Rulers Meet Their First Political Protests With Gunfire
- ^ a b "Afghan protests spread to Kabul in early challenge to Taliban". Reuters. August 19, 2021.
- ^ "As demonstrations spread, the Taliban face growing challenges in running the nation". New York Times. August 19, 2021.
- ^ Seir, Ahmad; Faiez, Rahim; Gannon, Kathy; Gambrell, Jon (19 August 2021). "Afghans protest Taliban in emerging challenge to their rule". AP News. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ "Afghans display national flag as they mark independence day". Al Jazeera. 19 August 2021. Diakses tanggal 19 August 2021.