Kekaisaran Mughal (1526–1857)

kekaisaran di Asia Selatan (1526–1857)
(Dialihkan dari Kesultanan Mogul)

Kekaisaran Mughal (bahasa Persia: شاهان مغول Shāhān-e Moġul; sebutan diri: گوركانى - Gūrkānī; juga disebut Mogul atau Moghul) adalah sebuah negara yang pada masa jayanya memerintah Afganistan, Balochistan, dan sebagian besar wilayah India, antara 1526 dan 1857. Kata mughal adalah versi Indo-Arya dari kata Mongol, karena leluhurnya merupakan Dinasti Timuriyah yang berasal dari Asia Tengah. Agama resmi rakyat Mughal adalah Islam.

Kekaisaran Mughal

گورکانیان
Shāhān-e Moġul
مغلیہ سلطنت
मुग़ल साम्राज्य
mugal saamraajy
1526–1857
{{{coat_alt}}}
Segel Kekaisaran
Peta Globe Kekaisaran Mughal pada tahun 1707
Peta Globe Kekaisaran Mughal pada tahun 1707
Wilayah terluas Kekaisaran Mughal, pada 1700-an M.
Wilayah terluas Kekaisaran Mughal, pada 1700-an M.
StatusKekaisaran
Ibu kotaAgra
(1526–1540; 1555–1571;1598–1648)
Kabul
(1526–1681)
Fatehpur Sikri
(1571–1585)
Lahore
(1540–1555;1585–1598)
Shahjahanabad, Delhi
(1648–1857)
Bahasa yang umum digunakanPersia (bahasa pengadilan dan resmi)[1]
Turki Chagatai (hanya inisial)
Hindustani (periode akhir)
Arab
Agama
Islam Sunni (1526–1857)
Din-i-Ilahi (1582–1605)
PemerintahanMonarki absolut, negara kesatuan
dengan struktur federal
Kaisar (Badshah)[2] 
• 1526–1530
Babur (pertama)
• 1837–1857
Bahadur Shah II (terakhir)
Era SejarahPeriode modern awal
21 April 1526
• Kekaisaran diinterupsi oleh Sur
1540-1555
• Kematian Aurangzeb
3 Maret 1707
1738–1740
• Perang Karnatik
1746–1763
1757
1756-1765
21 September 1857
Luas
17005.200.000 km2 (2.000.000 sq mi)
Populasi
• 1700
200000000
 - Total
USD 25 Triliun
Mata uangRupee
Didahului oleh
Digantikan oleh
kslKesultanan
Delhi
Rajput
kslKesultanan
Dekan
kslKesultanan
-kesultanan Dekkan
kslKesultanan
Gujarat
dnsDinasti
Tarkhan
kslKesultanan
Bengal
ksrKekaisaran
Sur
ksrKekaisaran
Maratha
ksrKekaisaran
Durrani
Perusahaan Hindia Timur Britania
Raj Britania
Negara Hyderabad
Nawab Carnatic
Nawab Bengal
Nawab Awadh
krjKerajaan
Mysore
Negara Bharatpur
krjKerajaan
Sikh
Sekarang bagian dari Afghanistan
 Bangladesh
 India
   Nepal
 Pakistan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Selama sekitar dua abad, kekaisaran membentang dari pinggiran luar lembah Indus di barat, Afghanistan utara di barat laut, Kashmir di utara, hingga dataran tinggi Assam, Bangladesh masa kini di timur, dan dataran tinggi Dekkan di India Selatan. Pada puncak kekuasaan terbesarnya, merupakan salah satu monarki terbesar dalam sejarah Asia Selatan. Dan menyatukan kembali hampir seluruh wilayah di anak benua India setelah Kekaisaran Maurya, 16 abad yang lalu. Nama lain untuk bentuk kekaisaran adalah Hindustan, seperti yang tampak pada penggunaan gelar penguasa Badhishah-i-Hindustani.[3]

Silsiah Mughal masih berkaitan dengan Dinasti Timuriyah yang menyebut diri mereka Gurkani (گوركانى - menantu); Penggunaan "Mughal" dan "Moghul" berasal dari terjemahan "Mongol" dalam bahasa Arab dan Persia, dan ini menekankan asal usul Dinasti Timuriyah dari Mongol.[4]

Nama lain untuk kekaisaran tersebut adalah Hindustan yang didokumentasikan dalam Ain-i-Akbari, dan digambarkan sebagai nama yang paling dekat dengan nama resmi.[5] Catatan administrasi Mughal juga menyebut kekaisaran sebagai "Tanah Hindustan" (bahasa Persia: بِلادِ هِندوستان), "Negeri Hindustan" (bahasa Persia: وِلايَتِ هِندوستان),[6] atau "Kesultanan Hindia" (Arab: سلطنة الهندية, Sultanate Al Hindiyyah) seperti yang terlihat pada gelar Aurangzeb.[7] Kaisar Mughal menyebut diri mereka sebagai "Badshah Hindustan".

Sejarah

sunting
 
Kerajaan Mysore, Negara Hyderabad, Nawab Arcot, Negara Awadh, Nawab Bengal, Nawab Sind, Nawab Bhopal, dan Nawab Bhawalpur yang setelah memisahkan diri tetapi tetap menjadi bawahan dari Mughal.

Kesultanan ini didirikan oleh Babur pemimpin Mongol dari cabang Dinasti Timuriyah pada tahun 1526, ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir dalam Pertempuran Panipat I. Kekaisaran ini sebagian besar sempat ditaklukkan oleh Sher Shah pada masa Humayun, tetapi bisa direbut kembali. Di bawah Akbar yang Agung, Kekaisaran ini tumbuh pesat, dan terus berkembang sampai akhir pemerintahan Aurangzeb. Jahangir, anak Akbar, memerintah kekaisaran ini antara 1605-1627. Pada Oktober 1627 Shah Jahan, anak dari Jahangir mewariskan tahta dan kerajaan yang luas dan kaya di India. Pada abad tersebut, kekaisaran ini mungkin merupakan negara monarki terbesar di dunia. Kaisar Mughal Shah Jahan, memerintahkan pembangunan Taj Mahal antara 1630-1653 di Agra, India. Pada masa kejayaannya sebagai salah satu Negeri Mesiu Islam dan juga memiliki pengaruh yang kuat di wilayah Asia Selatan.[8]

Setelah kematian Aurangzeb pada tahun 1707, kekaisaran ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Mughal harus menghadapi perlawanan dari kaum Sikh dan Maratha. Disusul usaha bangsa Eropa untuk menguasai wilayah pesisir Mughal. Pada 1739 dikalahkan oleh pasukan dari Persia dalam Invasi dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Negara Eropa telah mendirikan persaingan Kongsi dagang dan mulai kuat membentuk koloni, seperti EIC, Prancis, Belanda dan Portugal, hingga Kerajaan Britania akhirnya membubarkannya dan Mengakhiri Kekaisaran Mughal pada 1857 setelah pemberontakan sepoy di India.[9]

Pemerintahan

sunting

Ibu kota

sunting

Selama pendiriannya, Mughal memilki beberapa ibu kota pemerintahan yang berpindah-pindah. Seperti kota Agra, Delhi, Fatehpur Sikri dan Lahore. Kota-kota tertentu juga berfungsi sebagai ibu kota provinsi jangka pendek, seperti halnya dengan pergeseran Aurangzeb ke Aurangabad di Dekkan.[10]

Setelah Aurangzeb, ibu kota Mughal secara definitif menjadi kota bertembok Shahjahanabad (sekarang Old Delhi).[11]

Pembagian wilayah

sunting

Subah ( Urdu : صوبہ) adalah istilah untuk provinsi di Kekaisaran Mughal. Kata ini berasal dari bahasa Arab. Gubernur Subah dikenal sebagai subahdar (kadang-kadang juga disebut sebagai "Subah"),[12] yang kemudian menjadi subedar untuk merujuk kepada seorang perwira di Angkatan Darat. Subah didirikan oleh badshah (kaisar) Akbar selama reformasi administrasi 1572-1580; awalnya berjumlah 12, setelah penaklukannya menambah jumlah subah menjadi 15 sampai akhir masa pemerintahannya. Subah dibagi menjadi Sarkar, atau distrik. Sarkar kemudian dibagi lagi menjadi Parganas atau Mahals. Penggantinya, terutama Aurangzeb, memperluas jumlah subah lebih jauh melalui penaklukan mereka. Ketika kekaisaran mulai bubar pada awal abad ke-18, banyak subah secara efektif merdeka, atau ditaklukkan oleh Kemaharajaan Maratha atau Inggris.

Subah Asli

sunting

Dua belas subah asli dibuat sebagai hasil reformasi administrasi oleh Akbar:

# Subah Ibukota
1 Kabul Subah (Kashmir dimekarkan 1586) Kabul
2 Lahore Subah (1580-1758) Lahore
3 Multan Subah (1580-1756) Multan
4 Ajmer Subah (1580-1758) Ajmer
5 Gujarat Subah (1573–1756) Ahmedabad
6 Delhi Subah (1568-1857) Delhi
7 Agra Subah (1580–1761) Agra
8 Malwa Subah (1568–1737) Ujjain
9 Awadh Subah (1572–1722) Faizabad, kemudian Lucknow
10 Allahabad Subah (1572–1722) Allahabad
11 Bihar Subah (1576-1757) Patna
12 Bengal Subah (1576–1765) Tanda (1574–95)

Rajmahal (1595–1610, 1639–59)

Dhaka (1610–1639, 1660–1703) Murshidabad (1703–57)

Pembentukan dan Pemekaran Subah

sunting
# Subah Ibukota Tahun dibentuk Kaisar
13 Berar Subah (1596–1724) Ellichpur 1596 Akbar
14 Khandesh Subah Burhanpur 1601
15 Ahmadnagar Subah(berganti nama Daulatabad pada 1636)

(kemudian berganti lagi Aurangabad)

Ahmadnagar (1601–1636)

DaulatabadAurangabad

1601

(selesai ditaklukan tahun 1636)

16 Orissa Subah (1575-1751) Cuttack Shah Jahan
17 Kashmir Subah (1586–1752) Srinagar
18 Thatta Subah Thatta
Qandahar Subah Qandahar 1638
(lepas 1648)
Telangana Subah Nanded 1636 (digabung dengan Bidar 1657)
Balkh Subah Balkh 1646
(lepas 1647)
Badakhshan Subah Qunduz 1646
(lepas 1647)
19 Bidar Subah Bidar 1656
20 Bijapur Subah (1684-1724) Bijapur 1684 Aurangzeb
21 Golkonda Subah (Haidarabad) (1687-1740) Hyderabad 1687
22 Sira Subah (1687-1766) Sira 1687
23 Arcot Subah (1692–1710) Gingee 1692

 

 

Militer

sunting
 
Tentara Mughal dengan senapan matchlock

Kekaisaran Mughal di India adalah salah satu dari tiga Negeri mesiu Islam, bersama dengan Kesultanan Utsmaniyah dan Safawiyah Iran. Pada abad keenam belas, Akbar adalah penguasa pertama yang memulai dan menggunakan roket silinder logam yang dikenal sebagai bans, untuk melawan gajah perang. Pada 1657, Tentara Mughal menggunakan roket selama Pengepungan Bidar.

Pada abad ke-17, orang India memproduksi beragam jenis senjata api; senjata besar khususnya, terlihat di Tanjore, Dacca, Bijapur dan Murshidabad.[13]

Angkatan laut Mughal memelihara kapal perang, namun jumlah mereka relatif kecil. Armada juga terdiri dari kapal pengangkut. Tugas utama Angkatan Laut adalah mengendalikan pembajakan, tetapi kadang kala mereka juga digunakan dalam perang untuk jangkauan wilayah kecil di Samudra Hindia dan Teluk Benggala.[14]

Senjata Mughal

sunting

Senjata Mughal berkembang secara signifikan selama periode pemerintahan Babur, Akbar, Aurangzeb dan Tipu Sultan dari Mysore. Selama penaklukan berabad-abad, militer dari Mughal menggunakan berbagai senjata termasuk pedang, busur dan panah, juga kendaraan perang seperti kuda, unta, gajah, lalu beberapa meriam besar dan berat, senapan dan flintlock bedil hingga roket.

Selama era Mughal, pusat produksi peralatan militer yang paling penting adalah Delhi dan Lahore.[15]

Kebanyakan kavaleri bergantung pada senjata pendek (kotah-yaraq) untuk pertempuran jarak dekat. Mereka diklasifikasikan ke dalam lima kategori : pedang, perisai, gada, kapak perang, tombak dan belati. Sementara senjata yang digunakan untuk serangan jarak jauh adalah busur dan anak panah (Kaman & Tir), matchlock (Banduq atau Tufanq) dan pistol. Roket juga digunakan oleh pasukan artileri (Topkanah).

Ekonomi

sunting

Perekonomian India berkembang pesat dan makmur di bawah Kekaisaran Mughal.[16] Selama era ini, produk domestik bruto (PDB) India pada tahun 1600 diperkirakan mencapai 22% dari ekonomi dunia, terbesar kedua di dunia, setelah Dinasti Ming di Tiongkok tetapi lebih besar dari Eropa. Pada tahun 1700, PDB Mughal India telah meningkat menjadi 24% dari ekonomi dunia, dengan subah Bengal sebagai provinsi terkaya. Menjadi yang terbesar di dunia, lebih besar dari Dinasti Qing di Tiongkok maupun negara-negara Eropa Barat.[17]

Kekaisaran Mughal memproduksi sekitar 25% dari hasil industri dunia hingga abad ke-18. Pertumbuhan PDB India meningkat pesat di bawah Kekaisaran Mughal dibandingkan 1.500 tahun sebelum era Mughal. Perekonomian Mughal India telah digambarkan sebagai bentuk proto-industrialisasi, seperti di Eropa Barat abad ke-18 sebelum Revolusi Industri.[18]

Kaisar Mughal

sunting

Para penguasa Mughal menggunakan gelar Padisyah atau Badisyah (dengan dialek Persia) yang setara dengan Kaisar atau Maharajadiraja, untuk membedakan status yang lebih tinggi dari sultan yang berkuasa di tanah India. Beberapa penguasa di era awal memilki nama anumerta yang berkaitan dengan ranah surgawi, yang sangat identik digunakan oleh bangsa asia timur.

Beberapa penguasa juga menegaskan gelar kaisar dalam titelnya, seperti Akbar, Jahangir, Shah Jahan, dan Aurangzeb. Mereka menggunakan titular Shahenshah-e-Sultanat Al-Hindiyyah wa Al-Mughaliyyah (شَاهَنْشَاهِ سُلْطَنَاتُ ٱلْهِنْدِيَّه وَٱلْمُغَالِيَّه) yang bermakna Kaisar dari Sultan India dan Mughal.[19]

Portrait Nama Lahir Pemerintahan Wafat Ayah Ibu
  Zahiruddin Muhammad
(Babur)
14 Februari 1483
Andijan, Kekaisaran Timurid
20 April 1526 - 26 Desember 1530 26 Desember 1530
Agra, Kekaisaran Mughal
Umar Sheikh Mirza II Qutlugh Nigar Khanum
  Nasiruddin Muhammad
(Humayun)
6 Maret 1508
Kabul
Periode Pertama
26 Desember 1530 - 17 Mei 1540

Periode Kedua
22 Februari 1555 - 27 Januari 1556
27 Januari 1556
Delhi, Kekaisaran Mughal
Babur Maham Begum
  Jalaluddin Muhammad
(Akbar-i-Azam)
15 Oktober 1552
Amarkot, Rajputana
11 Februari 1556 - 27 Oktober 1605 27 Oktober 1605
Fatehpur Sikri, Kekaisaran Mughal
Humayun Hamida Banu Begum
  Nuruddin Muhammad Salim
(Jahangir)
31 Agustus 1569
Fatehpur Sikri, Kekaisaran Mughal
3 November 1605 - 28 Oktober 1628 28 Oktober 1628
Kashmir, Kekaisaran Mughal
Akbar Mariam-uz-Zamani
  Shahabuddin Muhammad Khurram
(Shah Jahan)
5 Januari 1592
Lahore, Kekaisaran Mughal
19 Januari 1628 - 14 Februari 1658 22 Januari 1666
Agra, Kekaisaran Mughal
Jahangir Jagat Gosaini
  Muhiuddin Muhammad
(Alamgir)
4 November 1618
Dahod, Kekaisaran Mughal
31 Juli 1658 - 3 Maret 1707 3 Maret 1707
Ahmednagar, Kekaisaran Mughal
Shah Jahan Mumtaz Mahal
  Qutbuddin Muhammad Azam
(Azam Shah)
28 Juni 1653
Burhanpur, Kekaisaran Mughal
14 Maret 1707 – 20 Juni 1707 20 Juni 1707
Jajau, Kekaisaran Mughal
Alamgir I Dilras Banu Begum
  Muhammad Mu'azzam
(Bahadur Shah Alam)
14 Oktober 1643
Burhanpur, Kekaisaran Mughal
19 Juni 1707 - 27 Februari 1712 27 Februari 1712
Lahore, Kekaisaran Mughal
Alamgir I Nawab Bai
  Mu'izuddin Muhammad
(Jahandar Shah)
9 Mei 1661
Deccan, Kekaisaran Mughal
27 Februari 1712 - 11 Februari 1713 12 Februari 1712
Delhi, Kekaisaran Mughal
Bahadur Shah I Nizam Bai
  Farrukhsiyar 20 Agustus 1685
Aurangabad, Kekaisaran Mughal
11 Januari 1713 - 28 Februari 1719 19 April 1719
Delhi, Kekaisaran Mughal
Azim-us-Shah Sahiba Niswan
  Rafi ud-Darajat 1 Desember 1699 28 Februari 1719 - 6 Juni 1719 6 Juni 1719
Agra, Kekaisaran Mughal
Rafi ush-Shan Razyiat-un Nissa Begum
  Rafi ud-Daulah
(Shah Jahan II)
Juni 1696 6 Juni 1719 - 17 September 1719 18 September 1719 Rafi ush-Shan Nur-un Nissa Begum
  Roshan Akhtar
(Muhammad Shah)
7 Agustus 1702
Ghazna, Kekaisaran Mughal
27 September 1719 - 26 April 1748 26 April 1748 Khujaista Akhtar
(Jahan Shah Mirza)
Fakhr-un Nissa Begum
  Ahmad Shah Bahadur 23 Desember 1725
Delhi, Kekaisaran Mughal
29 April 1748 - 2 Juni 1754 1 Januari 1775
Delhi, Kekaisaran Mughal
Muhammad Shah Udham Bai
(Qudsia Begum)
  Azizuddin
(Alamgir II)
4 Juni 1699
Burhanpur, Kekaisaran Mughal
3 Juni 1754 - 29 November 1759 29 November 1759
Kotla Fateh Shah, Kekaisaran Mughal
Jahandar Shah Anup Bai
  Muhi-ul-Millat
(Shah Jahan III)
1711 10 Desember 1759 - 10 Oktober 1760 1722 Muhi us-Sunnat Rushqimi Begum
  Ali Gauhar
(Shah Alam II)
25 Juni 1728
Shahjahanabad, Kekaisaran Mughal
10 Oktober 1760 - 31 Juli 1788 19 November 1806
Shahjahanabad, Kekaisaran Mughal
Alamgir II Zinat Mahal
  Bidar Bakht
(Jahan Shah IV)
1749
Benteng Merah, Kekaisaran Mughal
31 Juli 1788 - 11 Oktober 1788 19 November 1790
Shahjahanabad, Kekaisaran Mughal
Ahmad Shah Bahadur
  Mirza Akbar
(Akbar Shah II)
22 April 1760
Mukundpur, Kekaisaran Mughal
19 November 1806 - 28 September 1837 28 September 1837
Delhi, Kekaisaran Mughal
Shah Alam II Qudsia Begum
  Abu Zafar Sirajuddin Muhammad
(Bahadur Shah II)
24 Oktober 1775
Shahjahanabad, Kekaisaran Mughal
28 September 1837 - 21 September 1857 7 November 1862
Rangoon, Burma
Akbar Shah II Lela Banu Begum

Warisan budaya

sunting

Kekaisaran Mughal adalah periode awal modern dalam sejarah Asia Selatan, dengan warisannya di India, Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan terlihat dalam kontribusi budaya seperti:

Referensi

sunting
  1. ^ Conan, Michel (2007). Middle East Garden Traditions: Unity and Diversity : Questions, Methods and Resources in a Multicultural Perspective, Volume 31. Washington, D.C.: Dumbarton Oaks Research Library and Collection. hlm. 235. ISBN 978-0-88402-329-6. 
  2. ^ Gelar Mirza diturunkan ke seluruh anak laki-laki keluarga tanpa terkecuali. In the Royal family it is placed after the name instead of before it, thus, Abbas Mirza and Hosfiein Mirza. Mirza is a civil title, and Khan is a military one. The title of Khan is creative, but not hereditary. pg 601 Monthly magazine and British register, Volume 34 Publisher Printed for Sir Richard Phillips, 1812 Original from Harvard University
  3. ^ Vanina, E. I︠U︡. (Evgenii︠a︡ I︠U︡rʹevna) (2012). Medieval Indian mindscapes : space, time, society, man. New Delhi: Primus Books. ISBN 978-93-80607-19-1. OCLC 794922930. 
  4. ^ Dodgson, Marshall G.S. (2009). The Venture of Islam. 3. University of Chicago Press. hlm. 62. ISBN 978-0-226-34688-5. 
  5. ^ Vanina, Eugenia (2012). Medieval Indian Mindscapes: Space, Time, Society, Man. Primus Books. hlm. 47. ISBN 978-93-80607-19-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 September 2023. Diakses tanggal 19 October 2015. 
  6. ^ Nehemia Levtzion (1979). Conversion to Islam. Holmes & Meier. ISBN 978-0-8419-0343-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 April 2023. Diakses tanggal 19 March 2023. 
  7. ^ "Name of the Monument/ site: Tomb of Aurangzeb" (PDF). asiaurangabad.in. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 23 September 2015. 
  8. ^ Hodgson, Marshall G. S. (1974). The venture of Islam : conscience and history in a world civilization. Chicago: University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-34687-8. OCLC 55714996. 
  9. ^ Eraly, Abraham. (2007). The Mughal world : life in India's last golden age. New Delhi: Penguin Books. ISBN 978-0-14-310262-5. OCLC 182716767. 
  10. ^ Sinopoli, Carla M.; Morrison, Kathleen D. (2003). "Channabasappa Soodayya Patil 1951-2001". Asian Perspectives. 33 (2): 185–191. doi:10.1353/asi.2003.0050. ISSN 1535-8283. 
  11. ^ Historic cities of the Islamic world. Clifford Edmund Bosworth. Leiden: Brill. 2007. ISBN 978-90-474-2383-6. OCLC 308130674. 
  12. ^ Dudley, Paul; Thornton, John Wingate (1857). English definitions of Indian terms. Portland: Published for the Society. 
  13. ^ Shokoohy, Mehrdad (1997-07-XX). "Bidar: its history and monuments. By G. Yazdani. pp. xv, 240, 113 pl., 17 figs., 2 maps. Delhi, Motilal Banarsidass, 1995. First pub. 1947. Rs. 795". Journal of the Royal Asiatic Society. 7 (2): 304–305. doi:10.1017/s1356186300009032. ISSN 1356-1863. 
  14. ^ Deloche, Jean (1978-10-XX). "Book Reviews : ATUL CHANDRA ROY, A History of Mughal Navy and Naval Warfares, Cal cutta, The World Press Ltd, 1972, Pp. 164. B.K. APTE, History of the Maratha Navy and Merchantships, State Board for Literature and Culture, Bombay, 1973, Pp. 311, 40 figures, 17 plates". The Indian Economic & Social History Review. 15 (4): 530–533. doi:10.1177/001946467801500410. ISSN 0019-4646. 
  15. ^ Gallery, Manchester City Art (1983). A Century of Collecting, 1882-1982: A Guide to the Manchester City Art Galleries (dalam bahasa Inggris). Manchester City Art Gallery. ISBN 978-0-901673-20-6. 
  16. ^ An atlas and survey of South Asian history, 2015, ISBN 978-1-317-47680-1, OCLC 910069630, diakses tanggal 2022-03-16 
  17. ^ Maddison, Angus (2003). The world economy : historical statistics. Organisation for Economic Co-operation and Development. Development Centre. Paris, France: Development Centre of the Organisation for Economic Co-operation and Development. hlm. 256. ISBN 92-64-10412-7. OCLC 326529006. 
  18. ^ The Ashgate companion to the history of textile workers, 1650-2000. Lex Heerma van Voss, Els Hiemstra-Kuperus, Elise van Nederveen Meerkerk. Farnham, Surrey: Ashgate. 2010. ISBN 978-0-7546-9591-2. OCLC 647885921. 
  19. ^ Limited, Alamy. "Imperial and royal titles of the Mughal emperors". www.alamy.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-22. 

Pranala luar

sunting

Lihat pula

sunting