Kontribusi Polandia pada Perang Dunia II

Teater Eropa pada Perang Dunia II dibuka dengan invasi Polandia oleh Jerman pada Jumat, 1 September 1939 dan invasi Polandia oleh Soviet pada 17 September 1939. Angkatan Darat Polandia kalah setelah lebih dari sebulan melakukan serangan. Setelah Polandia kalah, pemerintahan dalam pengasingan (bermarkas besar di Inggris), angkatan bersenjata, dan sebuah layanan intelijensi didirikan di luar Polandia. Organisasi-organisasi tersebut berjasa atas upaya Sekutu sepanjang perang. Tentara Polandia berekreasi ke Barat, serta di Timur (setelah invasi Uni Soviet oleh Jerman).

Kontribusi Polandia pada Perang Dunia II
Pilot of the 303 Squadron
PZL.37 Łoś, sebuah pengebom medium mesin ganda Polandia yang dibangun di pabrik PZL di Mielec
ORP Dragon, dalam Angkatan Laut Polandia sejak Januari 1943
Kendaraan anti-pesawat, berisi tiga meriam Polsten Polandia
Personil submarinir ORP Sokół mengibarkan Jolly Roger menandai jumlah kapal musuh yang rusak atau tenggelam

Polandia memberikan jasa signifikan atas upaya Sekutu sepanjang perang, bertarung di darat, laut dan udara. Yang terkenal adalah jasa Angkatan Udara Polandia, tak hanya dalam kemenangan Sekutu pada Pertempuran Britania namun juga perang udara berikutnya. Angkatan Darat Polandia hadir dalam Kampanye Afrika Utara (pengepungan Tobruk); kampanye Italia (termasuk penaklukan bukit biara di Pertempuran Monte Cassino); dan dalam pertempuran-pertempuran setelah invasi Prancis (pertempuran kantung Falaise; sebuah penjatuhan parasut brigade airborne saat Operasi Market Garden dan satu divisi di invasi Jerman oleh Sekutu Barat). Pasukan Polandia di timur, yang bertarung bersama dengan tentara Merah dan di bawah komando Soviet, ikut serta dalam serangan-serangan Soviet di sepanjang Belarus dan Ukraina sampai Polandia, di sepanjang Vistula dan sampai Oder dan kemudian sampai Berlin. Beberapa jasa Polandia kurang terlihat, yang paling terkenal adalah mesin pemecah kode-kode mesin Enigma Jerman buatan kriptologis Marian Rejewski dan para koleganya. Jarinagn intelijensi Polandia juga menyediakan nilai lebih kepada intelijensi Sekutu.

Tak seperti di Prancis, Nazi tak menjadikannya pemerintahan kolaborasionis. Sebagai gantinya, Polandia secara langsung diperintah oleh pemerintahan Jerman murni yang dikenal sebagai Generalgouvernement. Pemerintahan tersebut berbalik ditentang oleh Negara Bawah Tanah Polandia, yang tak hanya menjadi salah satu dari tiga pasukan partisan terbesar yang berdiri,[b] namun merupakan contoh langka dari pemerintahan bawah tanah, sebuah fenomena yang tak disaksikan di beberapa negara pendudukan lainnya.

Pasukan Polandia secara keseluruhan dianggap menjadi tentara Sekutu terbesar ke-4 di Eropa, setelah Uni Soviet, Amerika Serikat dan Inggris.[a]

Pranala luar

sunting