Matius 6:10 (disingkat Mat 6:10; bahasa Inggris: Matthew 6:10) adalah ayat kesepuluh dari pasal keenam Injil Matius, yaitu kitab pertama dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ayat ini termasuk ke dalam rangkaian Khotbah di bukit yang diucapkan oleh Yesus Kristus di Galilea (~29 M), yang dicatat oleh Matius, salah seorang dari keduabelas Rasul pertama. Merupakan salah satu ayat yang paling sering dikutip dari Alkitab Kristen, karena memuat kalimat-kalimat Doa Bapa Kami.

Codex Sinaiticus (~330-360 M), Matius 6:4–32 dalam bahasa Yunani kuno.

"Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." Matius 6:10 (Terjemahan Baru)

Konteks Alkitab

sunting

Ayat ini adalah bagian dari nas Alkitab dalam Matius 6 terutama ayat Matius 6:9–13 yang memuat Doa Bapa Kami. Nas ini merupakan sebagian dari rangkaian pasal Matius 5:1–7:29, yang biasanya disebut Khotbah Kristus di Bukit, berisi penyataan dari prinsip-prinsip kebenaran Allah dengan mana semua orang Kristen harus hidup oleh iman kepada Anak Allah (Galatia 2:20) dan oleh kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam diri orang beriman (Roma 8:2–14; Galatia 5:16–25). Semua orang yang menjadi anggota Kerajaan Allah harus lapar dan haus akan kebenaran yang diajarkan dalam Khotbah Kristus (lihat Matius 5:6).[1]

Analisis

sunting
 
Lukisan James Tissot: The Lord's Prayer (1886-1896)

Ayat ini adalah bagian dari contoh suatu doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Dengan contoh doa ini, Kristus menunjukkan apa saja yang harus menjadi pokok doa orang Kristen. Ada enam permohonan dalam doa itu: tiga yang pertama berkaitan dengan kekudusan dan kehendak Allah; tiga sisanya berkaitan dengan kebutuhan orang beriman sehari-hari. Singkatnya doa ini tidak berarti bahwa orang beriman harus berdoa secara singkat saja mengenai kebutuhannya. Kristus kadang-kadang berdoa sepanjang malam (Lukas 6:12).[1]

Doa melibatkan penyembahan kepada Bapa sorgawi.

  • 1) Sebagai Bapa, Allah mengasihi kita, memperdulikan kita, dan dengan gembira menyambut persekutuan dan keakraban dengan kita; melalui Kristus kita dapat menghampiri Dia pada setiap saat untuk menyembah Dia dan membawa persoalan kita kepada-Nya (Matius 6:25–34).
  • 2) Allah sebagai Bapa tidak berarti bahwa Dia seperti seorang Bapa manusiawi yang membiarkan anak-anak-Nya berbuat salah atau yang tidak mendisiplinkan mereka dengan benar. Allah adalah Bapa yang kudus yang harus menentang dosa. Allah tidak akan membiarkan dosa sekalipun di dalam diri mereka yang menyebut-Nya Bapa. Nama-Nya harus "dikuduskan".
  • 3) Sebagai Bapa sorgawi, Ia dapat memberi berkat dan juga dapat menghukum, menahan atau memberi, bertindak dengan adil atau dengan murah hati. Cara Allah menanggapi kita sebagai anak-anak-Nya tergantung pada iman dan ketaatan kita kepada-Nya.[1]

Datanglah kerajaan-Mu

sunting

Doa orang Kristen haruslah berhubungan dengan Kerajaan Allah di bumi sekarang ini dan dengan perwujudannya pada masa yang akan datang.

  • 1) Orang beriman harus berdoa untuk kedatangan Kristus yang kedua kalinya serta penegakan Kerajaan Allah yang abadi di langit baru dan bumi baru (Wahyu 21:1; bandingkan 2 Petrus 3:10–12; Wahyu 20:11; 22:20).
  • 2) Orang beriman harus berdoa untuk kehadiran dan manifestasi rohani dari Kerajaan Allah sekarang ini. Hal ini termasuk penyataan kuasa Allah di antara umat-Nya agar menghancurkan pekerjaan Iblis, menyembuhkan orang sakit, menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang, meningkatkan kebenaran dan mencurahkan Roh Kudus atas umat-Nya.[1]

Sebagaimana bagian terakhir (Matius 6:13), frasa ini merupakan gema doa Yahudi Qaddish. Doa ini memuat permohonan agar Kerajaan Allah dimulai pada masa hidup pendoa itu. "Kerajaan" ini merupakan metafora Kerajaan Allah yang akan dibawa oleh Mesias Yahudi. Pada beberapa tempat dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus menyatakan bahwa Ia membawa Kerajaan ini, dan Kerajaan ini adalah iman Kristen, bukan kekaisaran duniawi seperti yang dinanti-nantikan. Fowler mencatat bahwa sejumlah orang berargumen bahwa doa ini sudah ketinggalan zaman, karena ditujukan kepada pendengar pra-Kristen, bukan kepada mereka yang hidup pada saat Kekristenan sudah didirikan. Satu respons untuk argumen ini adalah bahwa Kekristen masih jauh dari keadaan universal, dan bahwa frasa ini memohon agar Kerajaan Kristus menyebar bagi mereka yang belum percaya. Bahkan orang-orang yang sudah percaya tidak pernah menjadi orang Kristen sempurna, dan sejumlah bagian hati mereka selalu tidak tersentuh, sehingga ayat ini merupakan permohonan untuk menerima adopsi penuh Kekristenan. Alternatif lain adalah biasa untuk melihat "Kerajaan" memiliki lebih dari satu makna dalam Perjanjian Baru, dan meskipun Yesus telah memulai suatu Kerajaan baru, ayat ini bersifat eskatologis, melihat ke depan kepada akhir zaman.[2]

Jadilah kehendak-Mu

sunting

Berdoa seperti ini berarti bahwa orang beriman sungguh-sungguh menginginkan kehendak dan maksud Allah terwujud dalam kehidupannya dan keluarganya sesuai dengan rencana-Nya yang abadi. Orang beriman terutama dapat mengetahui kehendak Allah di dalam Firman-Nya yang telah dinyatakan, yaitu Alkitab, dan melalui pimpinan Roh Kudus di dalam hatinya (bandingkan Roma 8:4–14). Kehendak Allah terlaksana bila orang beriman berdoa agar "kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya" datang di antara mereka (Matius 6:33).[1]

Frasa "jadilah kehendak-Mu" ini tidak dijumpai pada doa versi Injil Lukas, sehingga Hill menduga bahwa bagian ini dicatat oleh penulis Injil Matius untuk membentuk struktur lipat tiga yang indah pada doa ini.[3]

Masih menjadi perdebatan mengenai ciri eskatologis petisi atau permohonan ketiga ini. Kehendak Allah dapat merujuk kepada kuasa Allah, perwujudan pemerintahan-Nya, dan kemudian permohonan di ayat 13 merupakan suatu addendum atau tambahan agar kuasa Allah diwujudkan di bumi seperti yang nyata di sorga, suatu rujukan jelas kepada akhir zaman. Penafsiran kedua adalah bahwa permohonan ini menyerukan manusia untuk mematuhi kehendak Allah, perintah-perintah-Nya dan ajaran-ajaran etika-Nya. Permohonan untuk tingkah laku manusia yang sepatutunya, bukan untuk intervensi ilahi.

Frasa asli dalam bahasa Yunaninya bersifat rancu. Dapat berarti "hal-hal di dunia seharusnya menjadi seperti sebagaimana di sorga" atau dapat dibaca sebagai pernyataan agar "hal-hal ini seharusnya terjadi di dunia maupun di sorga". Penafsiran pertama lebih umum diterima, dan memberikan informasi yang langka mengenai sorga, menyatakan jelas bahwa dalam keadaan itu kehendak Allah sepenuhnya tergenapi. Tidak jelas apakah frasa ini dimaksudkan sekadar untuk mengubah permohonan terakhir, atau ketiga-tiganya.[4]

Bahasa Kuno

sunting
 
Bagian awal Doa Bapa Kami dari Matius 6:9-11 dalam bahasa Latin ("Meister des Lehrbuchs Kaiser Maximilians I"), tahun 1500, Vienna.

Bahasa Yunani

sunting

Textus Receptus/Novum Testamentum Graece

ἐλθέτω* ἡ βασιλεία σου· γενηθήτω τὸ θέλημά σου ὡς ἐν οὐρανῷ καὶ ἐπὶ τῆς γῆς·

(*)Umumnya ditulis ἐλθέτω, tetapi ada naskah kuno yang mengeja ἐλθάτω, misalnya Codex Sinaiticus (~330-360 M).

Transliterasi (dengan pranala konkordansi Strong):

elthetō basileia sou· genēthētō to thelēma sou, hōs en ouranō kai epi gēs·.

Terjemahan harfiah:

datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, seperti di sorga (= langit), demikianlah di atas bumi.

Sumber naskah kuno: Codex Sinaiticus, Codex Vaticanus

Bahasa Suryani/Aram

sunting

Teks bahasa Suryani yang terdapat dalam Pesyita dari abad ke-2 M[5]

ܬ݁ܺܐܬ݂ܶܐ ܡܰܠܟ݁ܽܘܬ݂ܳܟ݂ ܢܶܗܘܶܐ ܨܶܒ݂ܝܳܢܳܟ݂ ܐܰܝܟ݁ܰܢܳܐ ܕ݁ܒ݂ܰܫܡܰܝܳܐ ܐܳܦ݂ ܒ݁ܰܐܪܥܳܐ ܀

Bahasa Latin

sunting

Vulgata (abad ke-4 M)

veniat regnum tuum fiat voluntas tua sicut in caelo et in terra.

Bahasa Indonesia

sunting
 
Halaman yang memuat Injil Matius pasal 5 dan 6 dalam bahasa Indonesia versi Terjemahan Lama (1958).
Versi Matius 6:10
Terjemahan Baru (1974) Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.[6]
BIS (1985) Engkaulah Raja kami. Semoga Engkau memerintah di bumi dan kehendak-Mu ditaati seperti di surga.[7]
Terjemahan Lama (1958) Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu, seperti di surga, demikian juga di atas bumi.[7]
AYT Draft Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga.[7]
MILT (2008) datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu seperti di surga juga di atas bumi.[7]
WBTC Draft (2006) Kami berdoa supaya kerajaan-Mu datang, dan yang Engkau kehendaki terjadi di bumi ini sama seperti yang di surga.[7]
FAYH (1989) Kami mohon kiranya kehendak-Mu terlaksana di bumi ini sama seperti di surga.[7]
ENDE (1969) Datanglah KeradjaanMu, djadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam Surga.[7]
Shellabear Draft (1912) Datanglah kerajaanmu. Jadilah kehendakmu di atas bumi seperti disurga.[7]
Shellabear 2000 (2000) Datanglah kerajaan-Mu. Terlaksanalah kiranya kehendak-Mu di bumi seperti di surga.[7]
Melayu BABA (1913) Datang-lah kraja'an-mu. Jadi-lah kahandak-mu, sperti di shorga bgitu juga di atas bumi.[7]
Klinkert 1879 (1879) Datanglah kiranja karadjaanmoe; kahendakmoe berlakoelah di-atas boemi ini saperti dalam sorga.[7]
Klinkert 1863 (1863) Karadjaan Toehan dateng dan kahendak Toehan djadi, seperti didalem sorga, bagitoe djoega di-atas boemi.[7]
Leydekker Draft (1733) Karadja`anmu datanglah. Kahendakhmu djadilah, seperti di dalam sawrga, demikijenlah di`atas bumi.[7]

Bahasa-bahasa Daerah di Indonesia

sunting
kraton Dalem kawiyarna
ing donya inggih kalampahana
karsa Dalem kados ing swargi

Versi lain:

Karaton Dalem mugi rawuha
Karsa Dalem kalampahana
wonten ing donya kados ing swarga

Versi lain:

Kraton Paduka mugi rawuh.
Karsa Paduka mugi kalampahan
wonten ing bumi kadosdéné wonten ing swarga.

Bahasa Jawa Suriname

Muga kratonmu tumekaa
lan kekarepanmu klakonana
ing donya kayadéné nang swarga.
Karajaan Ama mugi rawuh.
Pangersa Ama mugi
laksana di dunya, sapertos di sawarga.
Sai ro ma harajaon-Mu.
Sai saut ma lomo ni rohaM di banua tonga on songon na di banua ginjang.
Kam kap Raja kami.
Kam kap si erkuasa i doni janah sura-SuraNdu seh kerina bali ras i surga.

Versi lain

Reh lah min kinirajanNdu.
Seh lah min bagi peratenNdu
I doni enda bagi ni surga.
Sai roh ma harajaon-Mu.
Sai saud ma harosuh ni uhur-Mu
i nagori tongah on songon na i nagori atas.
beuteuka kheueh keurajeuen Droeneueh,
beujeuet kheueh keuheundak Droeneueh,
dibumoe lagée lam syeuruga.
Pamrentahan Palungguh Aji mangda kadegang,
pakarsan Palungguh Aji mangdaja mamargi iriki ring mrecapada, sakadi ring suarga.
Tennapodo risompa-Ko sibawa ripakalebbi.
Iko ritu Arutta. Tennapodo mapparénta-Ko ri linoé,
na élo-Mu riturusi pada-pada ri surugaé.
iKatte nisomba siagang nipakala’biri’.
IKattemi Karaenna ikambe. Poro iKattemi ammarenta ri lino,
na nituruki erotTa ri lino kamma ri suruga.
Karaja’annepon Junandalem moga dhatengnga.
Karsaepon Junandalem moga kalakona e bume akadi e sowarga.
Ma Mu yangyangun endat.
Ma Mu hahauk enjad na bum ratan, waun vuk na sorga raan.
Mapasaamin ang kaharian Mo,
Sundin ang loob Mo
Dito sa lupa para ng sa Langit.

Versi Katolik:

yatobali mbanua-U fefu niha
ya'itörö zomasi ndra'ugö,
hulö simane ba zorugo

Versi Protestan:

yatobali banua-U fefu niha
ya'itörö zomasi ndra'Ugö,
hulö simane ba zorugo

Bahasa Tountemboan Tumompaso (Ma'kele'i) (Minahasa)

sunting
I tongkore'i eng Kapetor wangko',
Ka'awoang i Amang mamuali ang kayobaang iasar ka kele inambale karondorang

Versi lain:

"Hanyu sa nasambah nelang nahormat."
"Hanyu Raja kami."
"Wuah hanyu marentah hang ambau tane,"
"nelang kabahumennu ngalut nuu kala hang surga."

Bahasa Dayak Ma'anyan

sunting
"Hanyu sa nasambah nelang nahormat."
"Hanyu Raja kami."
"Wuah hanyu marentah hang ambau tane,"
"nelang kabahumennu ngalut nuu kala hang surga."

Dayak Dusun Witu versi Katolik

sunting
"hawilah kerajaan Nu, jarilah kahandak Nu"
"tahamau bumi sameh nihi ta langit."
"Méiémo ung kakolanoanNu,"
"Mamoalila ung ginenangMu wia un tana tanu a mbana ang kasendukan;"

Bahasa asing

sunting
 
Matius 6:9-10 dalam bahasa Jerman pada suatu pahatan di Jerman.

Bahasa Inggris

sunting

Versi Raja James (1610)

"Thy kingdom come. Thy will be done in earth, as it is in heaven."

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  2. ^ Fowler, Harold. The Gospel of Matthew: Volume One. Joplin: College Press, 1968
  3. ^ Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
  4. ^ Hendriksen, William. The Gospel of Matthew. Edinburgh: Banner of Truth Trust, 1976
  5. ^ Analysis of Peshitta verse Matthew 6:10
  6. ^ Matius 6:10
  7. ^ a b c d e f g h i j k l m SabdaWeb Matius 6:10

Pranala luar

sunting