Museum Kesehatan Jiwa
Museum Kesehatan Jiwa adalah museum khusus yang mengoleksi benda-benda yang berhubungan dengan kesehatan jiwa. Lokasinya di Desa Sumberporong, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Museum Kesehatan Jiwa dibuka pada tanggal 23 Juni 2009. Fungsi dari Museum Kesehatan Jiwa sebagai tempat wisata untuk tujuan pendidikan sejarah, rekreasi dan penelitian mengenai kesehatan jiwa.
Bangunan Museum Kesehatan Jiwa terdiri dari pintu masuk, ruang pamer, dan gudang penyimpanan koleksi. Jumlah koleksi Museum Kesehatan Jiwa sekurangnya 700 item yang meliputi potret diri, foto, lukisan, dokumen, artefak, alat kesehatan jiwa, dan alat musik. Museum Kesehatan Jiwa dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Kesehatan Jiwa Radjiman Wediodiningrat. Kunjungan ke Museum Kesehatan Jiwa dapat dilakukan secara gratis tiap hari Senin hingga Jumat. Lokasinya dapat dicapai melalui Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Stasiun Lawang dan Terminal Arjosari.[1]
Lokasi
suntingAlamat Museum Kesehatan Jiwa di Jalan Ahmad Yani, Desa Sumberporong, Kecamatan Lawang.[2] Lokasinya termasuk dalam wilayah Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Titik koordinat Museum Kesehatan Jiwa pada 7°49’30.8” Lintang Selatan dan 112°42’51.7” Bujur Timur.[1]
Fungsi
suntingMuseum Kesehatan Jiwa diresmikan pembukaannya pada tanggal 23 Juni 2009. Tanggal peresmiannya bersamaan dengan hari jadi dari Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat (RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat).[3] Museum Kesehatan Jiwa difungsikan sebagai objek wisata pendidikan dan sejarah. Pameran yang diadakan oleh Museum Kesehatan Jiwa bertujuan untuk mengenalkan tentang perasaan yang dialami oleh pasien yang menderita gangguan jiwa. Selain itu, pameran pada Museum Kesehatan Jiwa mengenalkan tentang sejarah RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.[4] Bagi masyarakat umum, Museum Kesehatan Jiwa mengizinkan kegiatan rekreasi dan penelitian.[5]
Bangunan dan koleksi
suntingKoleksi Museum Kesehatan Jiwa merupakan peninggalan dari masa penjajahan Belanda di Indonesia yang berkaitan dengan kesehatan jiwa.[5] Jumlah koleksi Museum Kesehatan Jiwa sekurangnya sebanyak 700 item. Sebagian besar koleksinya berupa foto dan lukisan. Namun ada juga koleksi berupa dokumen dan artefak.[2] Museum Kesehatan Jiwa juga memilik koleksi berupa i proyektor, alat pasung, hingga alat musik. Koleksi Museum Kesehatan Jiwa ada yang dipamerkan pada ruang pameran dan ada pula yang disimpan di dalam gudang.[5]
Setelah melewati pintu masuk, terpajang potret berukuran besar yang memperlihatkan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat pada masa lalu. Bersama dengan potret tersebut terdapat foto dari Mevrouw Hulshoff Pol. Ia adalah istri dari seorang direktur RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat pada masa lalu. Ada pula bersama potret dan foto ini, sebuah baju putih berenda khas Eropa yang dipakainya oleh Mevrouw Hulshoff Pol. Pajangan lain di ruangan setelah pintu masuk ialah informasi mengenai sejarah RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat dan foto dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.[3]
Di bagian kanan ruangan pintu masuk terdapat sebuah ruangan milik rr. Hulshoff Pol. Di dalam ruangan ini terdapat mesin tik, telepon yang digunakan pada masa lalu dan foto-foto yang menampilkan direktur rumah sakit asal Belanda yang bertugas di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat pada masa lalu. Selain itu terdapat sederet jurnal-jurnal tebal dalam bahasa Belanda yang isinya membahas tentang penanganan pasien yang ada di seluruh Keresidenan Pasuruan.[6]
Selain koleksi tentang sejarah RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat, Museum Kesejatan Jiwa juga memiliki koleksi berupa peralatan terapi dan peralatan laboratorium yang digunakan oleh dokter jiwa untuk mempelajari otak manusia pada masa lalu. Museum Kesejatan Jiwa juga mengoleksi bak mandi untuk hidroterapi dan baju pengekang untuk menenangkan pasien.[6]
Pada bagian belakang Museum Kesehatan Jiwa terpajang berbagai lukisan yang dibuat oleh pasien yang menderita gangguan jiwa ketika sedang mengikuti rehabilitasi. Gaya lukis yang tampak pada lukisan antara lain surealisme, abstrak dan naturalisme. Selain lukisan, para pasien yang menderita gangguan jiwa juga membuat gantungan kunci, rajutan, dan tempat laptop.[7]
Pengelolaan
suntingPemilik Museum Kesehatan Jiwa adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Museum Kesehatan Jiwa dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Kesehatan Jiwa Radjiman Wediodiningrat.[5] Kunjugan Museum Kesehatan Jiwa dapat dilakukan secara gratis pada hari Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.[8] Sementara pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur, Museum Kesehatan Jiwa ditutup.[9] Lokasi Museum Kesehatan Jiwa dapat dicapai dari Bandar Udara Abdulrachman Saleh dengan jarak tempuh sejauh 24 km. Museum Kesehatan Jiwa juga dapat dicapai dari Stasiun Lawang dengan jarak tempuh sejauh 6 km atau dari Terminal Arjosari dengan jarak tempuh sejauh 19 km.[1]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ a b c Rusmiyati, dkk. 2018, hlm. 139.
- ^ a b Kurniawan 2018, hlm. 45.
- ^ a b Kurniawan 2018, hlm. 46.
- ^ Anggraeni, Dewi (Juli 2017). "Promosi Museum Kesehatan Jiwa melalui Media Sosial" (PDF). Gugah: Buletin Kesehatan Jiwa: 04.
- ^ a b c d Rusmiyati, dkk. 2018, hlm. 138.
- ^ a b Kurniawan 2018, hlm. 47.
- ^ Kurniawan 2018, hlm. 47-48.
- ^ Kurniawan 2018, hlm. 48.
- ^ "Museum Kesehatan Jiwa Lawang". Sistem Registrasi Nasional Museum. Diakses tanggal 25 Mei 2024.
Daftar pustaka
sunting- Kurniawan, Redite (2018). Qodratillah, Meity Taqdir, ed. Lawang Kota kenangan (PDF). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 978-602-437-419-8.
- Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. ISBN 978-979-8250-67-5.