Nippon Steel & Sumitomo Metal

perusahaan asal Jepang

Nippon Steel Corporation (日本製鉄株式会社, Nippon Seitetsu kabushiki gaisha), dibentuk pada tahun 2012 melalui penggabungan antara Nippon Steel lama dan Sumitomo Metal. Nippon Steel Corporation lama[3] didirikan pada tahun 1970 melalui penggabungan antara Fuji Iron & Steel dan Yawata Iron & Steel.

Nippon Steel Corporation
Nama asli
日本製鉄株式会社 (sejak bulan April 2019)
Nama latin
Nippon Seitetsu kabushiki gaisha
Sebelumnya
Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation (2013-2019)
Publik KK
Kode emitenTYO: 5401
Templat:NAG
Templat:Fukuoka Stock Exchange
SSE: 5401
Komponen TOPIX Large70
IndustriBaja
Pendahulu
Didirikan1950; 74 tahun lalu (1950)
Kantor pusatChiyoda, Tokyo, Jepang
Tokoh kunci
Akio Mimura, Direktur Representatif & Presiden
ProdukBaja, produk baja datar, produk baja panjang, produk kawat, plat, dan bahan kimia
PendapatanKenaikan ¥6,177 triliun (2019)[1]
Kenaikan ¥114,20 milyar (2017)[2]
Kenaikan ¥251,69 milyar (2019)[1]
Total asetKenaikan ¥8,049 triliun (2019)[1]
Total ekuitasKenaikan ¥3,230 triliun (2019)[1]
Karyawan
105.796 (2019)[1]
Anak usahaNippon Steel Engineering
Nippon Steel Materials
Nippon Steel Chemical
Situs webwww.nipponsteel.com

Hingga tahun 2019, Nippon Steel adalah produsen baja dengan volume produksi terbesar ketiga di dunia.[4]

Sejarah

sunting

Awal mula

sunting

Nippon Steel lama dibentuk melalui penggabungan antara Yawata Iron & Steel (八幡製鉄 Yawata Seitetsu) dan Fuji Iron & Steel (富士製鉄 Fuji Seitetsu). Namun mulai awal tahun 1981, Nippon Steel mengurangi produksi dan labanya menurun. Terpaksa menutup tanurnya, Nippon Steel enggan melakukan PHK, dan lebih memilih untuk menawarkan opsi pensiun dini standar, serta mencoba bisnis di bidang lain, seperti bisnis budidaya jamur dengan menggunakan panas yang dihasilkan oleh tanur baja untuk mengendalikan suhu kompleks fungi subur.[5]

Bermasalah

sunting

Karena naiknya harga bahan baku, Nippon Steel kemudian kembali bermasalah. Pada tahun 1983, Nippon Steel memberitahu bahwa akhir tahun fiskal (31 Maret) akan menunjukkan bahwa Nippon Steel berada di situasi yang makin sulit. Penurunan permintaan baja juga menyebabkan penurunan laba sebesar 39% dari tahun sebelumnya, yang sebenarnya juga tidak terlalu menggembirakan. Pada saat itu, industri baja Jepang memang sedang bersusah payah, sehingga negara lain, seperti Korea Selatan, yang upah pekerjanya tidak sebesar Jepang, pun unggul di bisnis baja. Pada tahun 1986, Nippon Steel mencatatkan kerugian, dan bertekad untuk mendiversifikasi bisnisnya menjauh dari sektor industri yang hampir mati, serta menyediakan pekerjaan baru bagi ribuan pekerjanya yang sebelumnya bekerja di tanur.

Diversifikasi

sunting

Nippon Steel pun berekspansi ke bisnis semikonduktor, elektronik, perangkat lunak, sumber daya manusia, dan bahkan membuka sebuah taman hiburan bernama Space World. Nippon Steel pun mencatatkan laba selama beberapa tahun, tetapi kembali merugi pada tahun 1993. Ribuan pekerja pun akan kembali dipindah ke bisnis baru. Berkat pengurangan biaya, Nippon Steel berhasil kembali mencatatkan laba pada tahun 1995. Pada tahun 1999, Nippon Steel kesulitan menutup biaya pensiun pekerjanya. Pada tahun 2002 dan 2003, Nippon Steel sebenarnya mencatatkan laba operasi, tetapi akhirnya mencatatkan rugi bersih, salah satunya karena perusahaan ini merevaluasi lahan yasan dan sekuritasnya. Namun permintaan baja dari Tiongkok membuat perusahaan ini kembali menguntungkan. Pasca penggabungan antara Sumitomo Corporation, Kinzoku Steel Corporation (Sumikin Bussan), dan Nippon Steel lama, NSSC pun dibentuk sebagai divisi produksi baja nirkarat dari perusahaan hasil penggabungan.[6]

Penggabungan

sunting

Pada awal tahun 2011, Nippon Steel mengumumkan rencananya untuk bergabung dengan Sumitomo Metal Industries. Dengan Nippon Steel memproduksi sekitar 26,5 juta ton baja per tahun dan Sumitomo memproduksi sekitar 11 juta ton baja per tahun, perusahaan hasil penggabungan pun akan memproduksi hampir 37 juta ton baja mentah per tahun, sehingga menjadi yang terbesar kedua di dunia, di atas Baosteel (memproduksi sekitar 31 juta ton baja per tahun), dan di bawah ArcelorMittal (memproduksi 77,5 juta ton baja mentah pada tahun 2010).

Pada tanggal 1 Oktober 2012, Nippon Steel resmi bergabung dengan Sumitomo Metal Industries, dengan tiap lembar saham Sumitomo Metal disetarakan dengan 0,735 saham Nippon Steel.[7] Perusahaan hasil penggabungan pun berbisnis dengan nama Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp. dan melantai di bursa dengan simbol saham 5401, yang sebelumnya digunakan oleh Nippon Steel.[8][9] Pada tanggal 1 April 2013, diumumkan bahwa divisi logistik dari Nippon Steel dan Sumitomo Metal akan digabung ke dalam "Nippon Steel & Sumikin Logistics Co., Ltd.", dan menjadi anak usaha dari Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation.[10] Perusahaan hasil penggabungan kemudian berencana menerbitkan buku fakta umum pada musim panas tahun 2013.[11]

Pada tanggal 1 April 2019, nama perusahaan ini diubah dari Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation menjadi Nippon Steel Corporation.

Saat ini

sunting

Pada bulan Mei 2020, Nippon Steel mencatatkan kerugian dan mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan operasi empat tanur, yang mana salah satunya akan ditutup permanen.[12]

Lokasi pabrik besar

sunting
 
Kimitsu Steel Works
 
Nagoya Works Ltd.
 
Oita Steel Works (distrik Oita)
 
Yawata Works Ltd.

Pabrik setelah bergabung dengan Sumitomo

sunting

Pabrik patungan

sunting
  • New Carlisle, Indiana, Amerika Serikat (dibangun pada tahun 1991)[13]
  • AM/NS Calvert. Sebelumnya bernama ThyssenKrupp Steel USA dan terletak di Calvert, Alabama, pabrik tersebut dibeli dari ThyssenKrupp melalui sebuah kemitraan dengan ArcelorMittal pada bulan Februari 2014 dengan harga $1,5 milyar dan diubah namanya menjadi AM/NS Calvert.[14] Pabrik tersebut mulai dibangun pada tahun 2007 dan mulai beroperasi pada tahun 2010 dengan kapasitas produksi sebesar 5,3 juta ton. Pabrik tersebut meliputi satu pabrik lembaran baja panas, satu pabrik baja roll dingin, dan empat fasilitas pelapisan baja. Produk dari pabrik tersebut dipasarkan di regional NAFTA melalui ArcelorMittal.[15]
  • Nippon Steel Trading Co., Ltd., telah membentuk sebuah joint venture bernama PT IndoJapan Steel Center dengan tiga perusahaan asal Indonesia guna memproduksi 120.000 ton baja lembaran per tahun untuk industri otomotif. Nippon Steel memegang 30% saham joint venture tersebut. Pabrik milik IndoJapan Steel Center terletak di Kawasan Industri Mitra Karawang, Jawa Barat dengan luas 4,8 hektar, dan investasi tahap pertama sebesar $38 juta diharapkan dapat mulai beroperasi pada bulan Januari 2013.[16]
  • POSCO-Nippon Steel RHF Joint Venture, Co., Ltd., terletak di Pohang, Korea Selatan. Dengan menggunakan teknologi tanur putar, perusahaan ini mendaur ulang lumpur dan debu yang dihasilkan oleh pabrik milik POSCO.[17]

Kontroversi

sunting

Pada tanggal 30 Oktober 2018, Mahkamah Agung Korea Selatan menolak tuntutan kasasi terhadap putusan tahun 2013 yang mewajibkan Nippon Steel untuk membayar kompensasi kepada empat pekerjanya asal Korea Selatan yang dipaksa bekerja selama Perang Dunia II dan mewajibkan Nippon Steel untuk membayar empat orang tersebut masing-masing sebesar 100 juta won (US$87.700).[18] Empat pekerja tersebut merupakan korban kerja paksa yang diawasi oleh Sumitomo, dan mengajukan tuntutan pada tahun 2005.[18] Seorang juru bicara Nippon Steel menyatakan bahwa putusan tersebut "sangat disayangkan," namun juga berjanji akan meninjau kembali putusan tersebut.[19] Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono menyatakan bahwa masalah tersebut "telah diselesaikan pasca Traktat Hubungan Dasar Antara Jepang dan Republik Korea".[20]

Penyitaan aset yang diperintahkan oleh Mahkamah Agung Korea Selatan meliputi saham PNR yang dipegang oleh Nippon Steel.[21]

Catatan lingkungan

sunting

Pada tahun 2005, Nippon Steel berencana meningkatkan kapasitasnya dalam mendaur ulang limbah plastik menjadi kokas sebesar 30%. Kokas adalah sumber daya utama dalam memproduksi baja. Untuk itu, perusahaan inipun berinvestasi sebesar ¥4 milyar (sekitar $38,2 juta) untuk memasang peralatan di Pabrik Oita dan memasang tanur kedua di Pabrik Kyushu.[22]

Pada tahun 2006, Nippon Steel dan Mitsubishi Heavy Industries bersama-sama membuat baja berkekuatan tinggi. Baja tersebut pertama kali digunakan pada lambung kapal peti kemas. Baja tersebut memungkinkan kapal tetap kuat, meskipun baja tersebut tidak terlalu tebal. Baja tersebut memungkinkan kapal untuk mencapai efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi, sehingga mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.[23]

Pada tahun 2006, Nippon Steel mengumumkan proyek rintisan untuk memproses limbah makanan menjadi etanol. Perusahaan inipun meminta Kota Kitakyushu untuk mengumpulkan dan menyortir limbah makanan dan meminta Nishihara Co., sebuah perusahaan manajemen limbah, untuk mengembangkan teknologi baru guna mengimplementasikan sistem pengumpulan tersortir. Untuk menghemat biaya, perusahaan ini menggunakan panas yang berasal dari fasilitas insinerasi yang tidak terlalu digunakan, dan residu yang dihasilkan dari pemrosesan limbah makanan juga akan dibakar di insinerator tersebut.[24]

Pada tahun 2011, perusahaan ini mendapat Fray International Sustainability Award di Meksiko, atas pendekatannya untuk menghasilkan proses, produk, dan solusi yang ramah lingkungan.[25]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e "Annual Report 2019" (PDF) (Siaran pers). Diakses tanggal 4 June 2020. 
  2. ^ "Annual Report 2017" (PDF) (Siaran pers). Diakses tanggal 12 December 2018.  "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-06-26. Diakses tanggal 2021-09-29. 
  3. ^ kyujitai: 新日本製鐵株式會社 Shin Nippon Seitetsu kabushiki gaisha
  4. ^ "Top steel-producing companies 2017". worldsteel.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 1 August 2020. 
  5. ^ Whymant, Robert. "Jobs mushroom in idle plant: Nippon Steel of Japan goes into mushroom growing business." The Guardian. February 19, 1985.
  6. ^ For Shareholders and Investors Diarsipkan 2007-03-15 di Wayback Machine..” Nippon Steel Corporation.
  7. ^ http://www.japantimes.co.jp/text/nn20121001a5.html
  8. ^ "Nippon Steel & Sumitomo eyes more cost cuts as debuts in weak market". Reuters. 30 September 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2021-09-29. 
  9. ^ "Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp: TYO:5401 quotes & news - Google Finance". Diakses tanggal 24 August 2015. 
  10. ^ https://web.archive.org/web/20130626064437/https://www.reuters.com/finance/stocks/SMMLF.PK/key-developments/article/2602624. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 26, 2013.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  11. ^ "Fact Book". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-07. Diakses tanggal 24 August 2015. 
  12. ^ "Nippon Steel books record loss, plans to shut more furnaces". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2020-05-08. Diakses tanggal 2020-08-02. 
  13. ^ "ArcelorMittal and Nippon Steel Corporation Announce $240 million Expansion at I/N Kote in New Carlisle, Indiana". Bloomberg L.P. 16 April 2008. Diakses tanggal 26 February 2014. 
  14. ^ Finch II, Michael (26 February 2014). "Sale of ThyssenKrupp Steel USA clears all regulatory approval". Press-Register. Mobile, Alabama. Diakses tanggal 26 February 2014. 
  15. ^ "ArcelorMittal AM/NS Calvert Webpage". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-28. Diakses tanggal 2021-09-29. 
  16. ^ "Nippon Steel sets up joint venture with local firms". November 4, 2011. 
  17. ^ "PNR | 소재·화학 | 포스코 그룹사 | 포스코". www.posco.co.kr. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-20. Diakses tanggal 2020-08-02. 
  18. ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-03. Diakses tanggal 2021-09-29. 
  19. ^ https://www.reuters.com/article/us-southkorea-japan-labourers-nippon-ste/nippon-steel-regrets-south-korea-court-decision-on-forced-labor-idUSKCN1N40FS
  20. ^ http://koreabizwire.com/japanese-foreign-minister-says-compensation-matter-already-concluded/126718
  21. ^ "South Korea court approves seizure of some of Nippon Steel's assets: Yonhap". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2019-01-08. Diakses tanggal 2020-08-02. 
  22. ^ "Nippon Steel to expand waste plastic recycling capacity"
  23. ^ "Nippon Creates New Steel"
  24. ^ "Nippon Steel to Process Food Waste[pranala nonaktif permanen]"
  25. ^ "Nippon Steel is awarded the Fray International Sustainability Award in Mexico". www.flogen.org (dalam bahasa Inggris). FLOGEN Star OUTREACH. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-03. Diakses tanggal 2021-09-29.