Nyereh
Nyereh | |
---|---|
Boso, Glossogobius giuris dari Rawagembol, Prembun, Tambak, Banyumas | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | G. giuris
|
Nama binomial | |
Glossogobius giuris (F. Hamilton, 1822)
| |
Sinonim | |
|
Nyereh (Glossogobius giuris), atau kadang kala juga disebut belosoh atau beloso, adalah sejenis ikan yang hidup di dasar sungai, estuaria, dan laut, anggota suku Gobiidae. Menyebar luas di wilayah perairan Indo-Pasifik Barat, ikan ini dapat mencapai panjang 50 cm.[3] Di berbagai daerah, ikan ini dikenal dengan nama-nama seperti boboso (Btw.); beloso (Mly.); larodon (Teupah, Simeulue); tambal usu (Plg); bloso, boso, nyereh, puntang, lamucong (Jw.); jambudur, kojol, tonguloba (Md.); blonguran, belunguran mayang (Klm.); agori, bungi, bonto, bontini (Sulw.).[4] Dalam bahasa Inggris, ikan ini disebut tank goby, bar-eyed goby atau flat-headed goby.[3]
Pengenalan
suntingIkan yang bertubuh sedang, memanjang, di wilayah Kepulauan Indo-Australia tercatat mencapai panjang 350 mm,[4] namun ada pula catatan yang menyebut hingga 50,0 cm;[3] dengan tubuh bagian depan bulat torak, dan bagian belakang dekat ekor memipih tegak. Tinggi tubuh antara 5-6¼ kalinya sebanding dengan panjang standar (tanpa sirip ekor). Kepala dengan moncong melancip, memipih datar; panjang kepala sekira 3-3¾ kalinya sebanding dengan panjang standar. Diameter mata 4-8 kalinya sebanding dengan panjang kepala; jarak interorbital ⅓-1 kali diameter mata, dan terdapat gigir rendah pada masing-masing sisi interorbital. Moncong mencembung dan meruncing; pada spesimen muda moncong lebih pendek dari diameter mata, pada ikan dewasa lebih panjang dari mata. Rahang bawah menonjol ke muka, dengan bibir yang tebal. Lidah dengan dua ujung.[4]
Sisik-sisik dengan gurat sisi berjumlah 28-36 buah; sisik-sisik melintang di tengah tubuh 8-14 buah; sisik-sisik melintang di tengah batang ekor 12-30 buah; sisik-sisik sebelum sirip dorsal 12-30 buah. Sirip dorsal (punggung) dalam dua berkas, berdekatan; yang sebelah muka dengan VI jari-jari keras (duri), sedangkan yang sebelah belakang dengan I jari-jari keras dan 8-9 jari-jari lunak (bercabang). Sirip anal (dubur) I, 7-8. Sirip dorsal kedua dan sirip anal dengan ujung belakang meruncing. Sirip pektoral (dada) 17-21, sama atau lebih panjang dari kepala tanpa moncong. Sirip ventral (perut) menumpul, lebih pendek daripada sirip pektoral; sirip ventral kanan dan kiri menyatu. Sirip kaudal (ekor) menumpul atau lonjong ujung belakangnya, kurang lebih sepanjang kepala.[4]
Sisi atas tubuh berwarna hijau zaitun hingga hijau kehitaman; lebih terang di sebelah bawahnya. Sisi samping kepala dengan bintik-bintik gelap hingga ungu, bentuknya tak beraturan. Sisi samping tubuh dengan dua deret, masing-masing terdiri dari 4-6 buah, noktah besar yang tersusun berseling; kadang-kadang mengabur pada spesimen besar. Sirip-sirip hijau kekuningan, dengan bintik-bintik gelap pada sirip punggung, dada, dan ekor.[4]
Agihan dan ekologi
suntingIkan ini menyebar luas di perairan tawar, payau, dan laut di wilayah Indo-Pasifik Barat, sejak pesisir timur Afrika, Madagaskar, dan Laut Merah hingga ke Oseania;[3] termasuk pula di India, Thailand, Kepulauan Andaman, Tiongkok, Jepang, Filipina, Australia, dan kepulauan di Pasifik Selatan. Di Kepulauan Nusantara, ikan ini didapati melimpah di sungai-sungai dan laut.[4]
Nyereh terutama hidup di perairan tawar dan estuaria, namun ditemukan pula di laut; hingga kedalaman sekitar 5 m. Juga didapati di kanal-kanal, parit dan kolam. Memangsa aneka serangga, krustasea dan ikan-ikan lain yang lebih kecil, nyereh hidup baik di air yang jernih maupun yang keruh, dengan dasar perairan yang berbatu, berpasir, atau tanah. Ikan ini juga diketahui bersifat kanibal. Di perairan payau, nyereh tumbuh hingga ukuran besar, jauh lebih besar daripada individu di perairan tawar.[3]
Manfaat
suntingIkan ini biasa tertangkap oleh jala lempar dan jaring serok. Di pasar-pasar lokal, nyereh dijual segar bercampur dengan aneka ikan kecil Cyprinidae (wader, lunjar dll.) dan Gobioidei lainnya.
Catatan kaki
sunting- ^ Larson, H., R. Britz & J.S. Sparks. 2016. Glossogobius giuris. The IUCN Red List of Threatened Species 2016: e.T166533A19011337. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2016-3.RLTS.T166533A19011337.en. Downloaded on 29 December 2016.
- ^ Hamilton, F. 1822. An account of the Fishes found in the River Ganges and its branches. p. 51 & 366. Edinburgh : Printed for Archibald Constable & Co. (ilustrasi: Plate XXXIII Fig. 15).
- ^ a b c d e f "Glossogobius giuris". FishBase. Ed. Ranier Froese and Daniel Pauly. December 2016 version. N.p.: FishBase, 2016.
- ^ a b c d e f Koumans, FP. 1953. The Fishes of Indo-Australian Archipelago, X (Gobioidea): 165-8. Leiden: EJ. Brill.
Pranala luar
sunting- ITIS: Glossogobius giuris
- WoRMS: Glossogobius giuris
- Fish of Australia: Glossogobius giuris
- Bangladesh Fish: Glossogobius giuris
- India Biodiversity Portal: Glossogobius giuris