Padang Laweh, Sungai Tarab, Tanah Datar

nagari di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat

Padang Laweh merupakan salah satu nagari yang termasuk dalam kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Nagari ini terletak di kaki gunung merapi, dekat Batusangkar, ibu kota dari kabupaten Tanah Datar.

Padang Laweh
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenTanah Datar
KecamatanSungai Tarab
Kode Kemendagri13.04.08.2005 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Situs webpadanglaweh-sungaitarab.desa.id
Peta
PetaKoordinat: 0°24′3.600″S 100°30′57.600″E / 0.40100000°S 100.51600000°E / -0.40100000; 100.51600000

Padang Laweh Berada pada ketinggian 730 s/d 1200 m dari permukaan laut dengan kondisi wilayah pada umumnya merupakan daerah perbukitan dan bergelombang Suhu antara 21 °C – 27 °C serta curah hujan antara 450 mm per tahun, kelembaban udara 60 % - 80 % dan keadaan topografi bergelombang dengan kemiringan lahan 10 % - 30 % sehingga tanahnya cukup subur dan iklimnya yang mendukung untuk daerah pertanian.

Geografis

sunting

Secara geografis Nagari Padang Laweh memiliki batas-batas:

Sistem Administratif Nagari

sunting

Sejalan dengan langkah pemerintah dalam memberdayakan nagari, dimana selanjutnya membagi nagari menjadi beberapa Jorong dan Nagari Padang Laweh terbagi dalam empat jorong yaitu:

  1. Jorong Padang Laweh
  2. Jorong Guguak Ateh
  3. Jorong Guguak Baruah
  4. Jorong Guguak Padang Laweh

Kesenian

sunting

Alu Katentong

sunting

Atraksi Alu Katentong ini dimainkan oleh kaum wanita sebagai ekspresi kegembiraan kala menumbuk padi menggunakan alu di sebuah lesung dengan cara bergantian memukulkan alu tersebut ke lesung sehingga menghasilkan irama-irama tertentu yang bernuansa ceria. Di antarairama yang dihasilkan tersebut dikenal dengan istilah "alang babega" (elang melayang), "alang ka turun" (elang menukik) dan sebagainya.

Pacu Jawi

sunting

Pacu Jawi (Pacu Sapi) merupakan atraksi permainan anak nagari di Kabupaten Tanah Datar. Pacu Jawi pada awalnya merupakan kegiatan pengisi waktu, saat musim tanam tiba. Berbeda dengan karapan sapi di Madura yang diselenggarakan di arena kering. Pacu Jawi di Tanah Datar di gelar di persawahan sehabis panen dalam kondisi arena berlumpur. Uniknya Pacu Jawi ini dilombakan bukan dengan pasangan lawan sebagaimana layaknya perlombaan, tetapi hanya dilepas satu pasang setiap lomba. Seorang joki mengendarai sepasang sapi yang diapit dengan peralatan pembajak sawah sambil memegang tali dan ekor kedua sapi. Ketika joki ingin berlari cepat, dia akan menggigit ekor-ekor sapi. Semakin cepat sapi itu berlari, semakin keras dia harus menggigit ekor sapi.

Pranala luar

sunting