Memulai
Tips

Selamat menjelajah, kami menunggu suntingan Anda di Wikipedia bahasa Indonesia!

Welcome! If you do not understand the Indonesian language, you may want to visit the embassy or find users who speak your language. Enjoy!

-- Kℇℵ℟ℑℭK 16 Maret 2020 09.46 (UTC)Balas

Drs. H. MB Hutagalung, MBA.

sunting

--Garlucci (bicara) 16 Maret 2020 12.49 (UTC)Balas

Berkas:Foto Pak Hutagalung.jpg
Foto Rapat Senat Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 2019

--Garlucci (bicara) 16 Maret 2020 12.49 (UTC)Balas

Mangantar Bilang Hutagalung
Pengguna Wikipedia
AliasMB Hutagalung
Jenis kelaminLaki laki
PekerjaanPurnawirawan Polri
Kelahiran
Tanggal lahir12 Juli 1942
Tempat lahirSipirok, Tapanuli, Sumatera Utara
Pribadi
HobiJudo
EtnisBatak
Kediaman
Negara  Indonesia
Keluarga
PasanganDra. Hj. Zuraida Bustami
AnakJultarda Oloan Hutagalung, Leona Olvida Hutagalung, Virleidya Lusitan Hutagalung, Jantarda Mauli Hutagalung
Pandangan hidup
AgamaIslam

MB Hutagalung Nama lengkapnya adalah Mangantar Bilang Hutagalung, lahir pada tanggal 12 Juli 1942 di Sipirok, Tapanuli, Sumatera Utara. Beliau adalah seorang tokoh dalam Kepolisian Republik Indonesia dan tokoh dalam Olahraga Beladiri Judo Indonesia.

Karir dalam Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)

Bergabung dalam Kepolisian Republik Indonesia melalui jalur PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) atau yang saat ini dikenal sebagai STIK - PTIK (Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian - PTIK). Diterima dan mejalani pendidikan PTIK pada tahun 1962 pada saat PTIK masih berlokasi di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Beliau merupakan angkatan ke-X (Sepuluh) PTIK. Dalam tradisi PTIK terdapat penamaan yang diberikan oleh Prof. Dr. Djokosoetono (Dekan PTIK saat itu) pada tiap-tiap angkatannya dengan menggunakan istilah dan tokoh dalam cerita pewayangan, dan nama angkatan X PTIK adalah angkatan Bima.

Setelah lulus pendidikan beliau menyandang gelar akademik berupa Drs. (Doktorandus), dan menjabat sebagai PAUR KAROLAT DANJEN AKABRI (Perwira Urusan Kepala Biro Latihan Komandan Jenderal Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) dengan pangkat IPTU (Inspektur Polisi Satu).

Selanjutnya Drs. MB Hutagalung menjabat sebagai ASOPS KOBANGDIKLAT POLRI (Asisten Operasional Komando Pengembangan Pendidikan dan Latihan POLRI), yang kemudian ditugaskan ke Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya saat menjabat sebagai DANSAT LANTAS POLWILTABES SURABAYA (Komandan Satuan Lalu Lintas Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya) terdapat peristiwa yang berkesan bagi kolega dan anak buah beliau saat itu yang selalu terkenang. Peristiwa tersebut saat Pak Hutagalung menolak dan melempar sekoper uang yang diberikan oleh seseorang yang mencoba untuk melakukan aksi gratifikasi terhadap beliau. Perisitiwa tersebut kerap diceritakan oleh mantan anak buah beliau dan kolega pada masa itu.

Tahun 1983 Drs. MB Hutagalung ditugaskan ke Jakarta dan menjabat sebagai KASELAPA (Kepala Sekolah Lanjutan Perwira POLRI). Olah raga seni bela diri Judo Polri pun sangat berkembang di Lingkungan SELAPA POLRI dan SEPOLWAN oleh karena selalu di pelopori dan dipertahankan beliau dan anggota polri lainnya pada masa itu.

Saat menjabat di Polda Irian Jaya, pada tahun 1989 - 1992 sebagai Wakapolda dan berlanjut sebagai Kapolda, beliau meresmikan tugu di daerah perbatasan pesisir Jayapura, dan peninggalan rumah dinas polri di daerah Puria, Jayapura. Kegiatan Olahraga Beladiri Judo pun digalakkan di SPN Jayapura pada masa beliau menjabat sebagai Kapolda Irian Jaya. Selama menjabat Kapolda Irja beliau dan pendahulunya Mayjen Pol. (P) Drs. M. Hindarto mengembangkan program "Binmas Pioneer" (Pembinaan Masyarakat Pioneer) mengingat pentingnya menggalang potensi masyarakat karena wilayah Irian Jaya yang begitu luas dan rentan akan gerakan pemberontak sementara personil anggota Polri yang terbatas sehingga rasio perbandingan antara Polisi dan Masyarakat tidak berimbang. Kemudian program tersebut dilanjutkan oleh Kapolda Irja selanjutnya Brigjen Pol (P) Drs. Huharsipin dan Almarhum Jenderal Polisi (P) Dibyo Widodo.

Pada tahun 1991 Drs. H. MB Hutagalung, mendapat kenaikan pangkat mejadi Brigjen Pol. (Brigadir Jenderal Polisi) dan menjabat sebagai DIRDIK POLRI (Direktur Pendidikan Polri). Dalam menjalani jabatannya beliau merupakan salah satu pencetus pembentukan sebuah lembaga induk pendidikan dalam organisasi Polri, yang kemudian program pembentukan tersebut disetujui oleh pimpinan dan terbentuklah sebuah lembaga yang menjadi payung bidang pendidikan dalam sturktur organisasi polri yang bernama LEMDIKLAT Polri (Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri) dan beliau Drs. H. MB Hutagalung menjadi KALEMDIKLAT Polri (Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri) yang pertama dan berpangkat Mayor Jenderal Polisi (Mayjen Pol.) pada tahun 1993. Pada masa kepemimpan beliau sebagai KALEMDIKLAT POLRI dibangunlah GOR (Gedung Olah Raga) yang berfungsi sebagai Dojo/ tempat olah raga seni beladiri judo polri dan Klub RBC (Remaja Bhayangkara Club) yang diberi nama Padepokan Judo Ksatrya Bhayangkara atau disingkat PJKB, yang kemudian diresmikan oleh Almarhum Bapak Jenderal Polisi Kunarto, yang menjabat sebagai KAPOLRI saat itu.

Drs. H. MB Hutagalung sempat menjadi Gubernur PTIK pada tahun 1994 - 1995 (saat ini bernama Kepala STIK - PTIK) Ketika menjabat Gubernur PTIK, Hutagalung sempat merintis kerja sama komputer on-line dengan Pusat Informasi Kompas. Sehingga mahasiswa PTIK dapat menggunakan fasilitas Pusat Informasi Kompas melalui komputer di kampus mereka. Mengapa ia sangat antusias membenahi pelayanan Polri pada masyarakat ? “Semua pimpinan Polri memiliki komitmen yang sama, bagaimana caranya agar citra Polri meningkat. Salah satu indikator adalah masyarakat merasa puas dengan pelayanan polisi, dalam segala bidang, bukan hanya pelayanan SIM dan STNK. Untuk itu, penguasaan teknologi canggih oleh anggota Polri tak dapat ditunda-tunda. Ini sudah merupakan kebutuhan,” kata Hutagalung. Jika misalnya setiap Polres (Kepolisian Resort), atau bahkan Polsek (Kepolisian Sektor) menerima laporan masyarakat dengan komputer yang sudah on-line dengan markas komando di atasnya, maka itu berarti polisi makin bekerja efektif dan efisien. Tinggal menekan komputer untuk melihat perkembangan suatu perkara, dan bagaimana menindaklanjuti sebuah kasus.

Jabatan terakhir yang dijalankan adalah sebagai DEOPS KAPOLRI (Deputi Operasional Kepala Poisi Republik Indonesia), yang berkator di jalan Trunojoyo. Mayjen Pol. Drs. H. MB Hutagalung, MBA. menjabat sebagai wakil dari Kapolri saat itu Jenderal Pol. Banurusman Astrosemitro dan periode selanjutnya Kapolri Jenderal Pol. Dibyo Widodo. dan pensiun pada tahun 1997. MB Hutagalung menekankan pada peningkatan Teknologi Informasi pada tubuh organisasi Polri guna menjalankan fungsi tugas Polri. Salah satu yang akan dikembangkan secara nasional adalah SPOT (Sistem Pendukung Operasional Terpadu) Polri. Sistem ini dicetuskan pertama kali oleh Kolonel (Pol) Drs Didi Widayadi MBA di Poltabes Semarang, dan kini Kapolwiltabes Bandung. Menurut Hutagalung, pengembangan SPOT merupakan salah satu bentuk peningkatan pelayanan Polri terhadap masyarakat. SPOT mempertajam kembali aktualisasi teknologi yang pernah diterapkan Polri dalam pengamanan Pemilu 1992 (ketika Kapolri dijabat Jenderal Pol Kunarto). Dalam tugasnya pernah menangani peristiwa politik Sri Bintang Pamungkas.

Dalam karier kepolisiannya, MB Hutagalung lebih banyak bergelut dalam dunia pendidikan. Ia pernah menjadi Kepala Sekolah Lanjutan Perwira (1980), Direktur Pendidikan Polri (1991-1993), Kalemdiklat Polri (1993-1994) dan Gubernur PTIK (1994-1995). Dalam bidang operasional, Hutagalung juga pernah menjabat Wakapolda Irja (1989-1990) dan Kapolda Irja (1990-1991). Dari pernikahannya dengan Dra. Hj. Zuraida Bustami, MB Hutagalung memiliki empat putra-putri yaitu Jultarda, Olvida, Virleidya, dan Jantarda. Keluarga MB Hutagalung dikenal sebagai keluarga sederhana.

Dalam Olahraga Beladiri Judo

Selain sebagai polisi, Hutagalung aktif dalam dunia olahraga judo. Selama 12 tahun, Hutagalung aktif di PJSI (Persatuan Judo Seluruh Indonesia) bersama Wismoyo Arismunandar (pada saat itu Ketua KONI Pusat). Beliau pernah menjabat Wakil Ketua PJSI. Bagi Polri dan ABRI pada masa itu, olah raga judo menjadi bela diri dasar. “Tidak heran, atlet judo Polri termasuk andalan dan tulang punggung atlet nasional,” kata Hutagalung. Dalam kepengurusan KONI masa bakti 1995-1999, Hutagalung menjabat Ketua Pusat Pendidikan dan Penataran. Di Kantor PJSI, pemanfaatan komputer pun dilakukannya, sehingga setiap pengurus PJSI tak perlu datang ke kantor setiap hari, cukup membaca melalui komputer di rumah masing-masing. Ia juga aktif sebagai Ketua PDBI (Persatuan Drum Band Indonesia). “Saya akan mengaktifkan kegiatan drumband agar bisa menyerap kegiatan remaja. Dengan demikian aksi remaja bermasalah dapat dikurangi,” kata Hutagalung. Pada 17 Agustus 1995 mendatang, katanya, anggota PDBI akan mengiringi pawai nasional dan Internasional yang dilaksanakan di Pasadena, California, Amerika Serikat.

Kegiatan Organisasi

Pada masa setelah lulus PTIK, MB Hutagalung pernah ditunjuk untuk menjadi Staff Redaksi Majalah AKABRI pata tahun 1973. Saai ini menjabat sebagai Ketua Persatuan Judo Daerah Khusus Ibukota Jakarta (PJ DKI Jakarta).