Silver Ticket To Home adalah grup musik pengusung pop-rock yang berasal dari Indonesia, pertama kali terbentuk pada tahun 2017 di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan nama Brokenheart Foundation oleh Rey Herdiansyah (Gitar), Anunk Ochi (Bass), Wibi Setiyoadi (Drums) dan Dede Mulachela (Vokal). Band ini mengalami beberapa kali pergantian personil hingga menyisakan Rey Herdiansyah sebagai satu-satunya founding member yang tersisa sejak awal pembentukannya dan formasi terakhirnya per 2021 adalah Rey Herdiansyah (Gitar), Reza Dianto (Bass), Riyan Fahmi (Drums) dan Ilman Wahyudi (Vokal).

Perjalanan karir

sunting

Pembentukan

Sebelum menjadi Silver Ticket To Home, formasi awal Brokenheart Foundation terdiri dari Rey Herdiansyah (Gitar dan Vokal), Anunk Ochi (Bass), Wibi Setiyoadi (Drums). Riyan Fahmi sendiri sudah sering menggantikan Wibi di beberapa kesempatan. Tak lama kemudian mereka memustuskan mentranslate nama grup mereka ke bahasa Indonesia menjadi Yayasan Patah Hati. Di tahap ini, Rey yang masih meragukan kemampuan vokalnya memutuskan untuk fokus bermain gitar dan mencari vokalis baru. Setelah sempat mencoba menggunakan vokalis perempuan bernama Atin, mereka masih merasa ada yang kurang. Pencarian cukup lama dilakukan hingga akhirnya mereka mengajak Dede. Bergabungnya Dede sendiri memberi dampak dimana mereka memutuskan untuk membuat karya sendiri. Tak lama berselang, mereka akhirnya merekam dua lagu berjudul "Tak Terbalas Sempurna" dan "Lagu Untuk Erin". Disaat yang sama mereka memutuskan untuk berganti nama menjadi Silver Ticket To Home karena operator studio yang terus cekikikan mendengar nama Yayasan Patah Hati. Lagu ini sendiri cukup dikenal di circle kecil mereka walaupun ditolak oleh salah satu radio terkenal disana. Selang kurang lebih dua bulan, personil mereka menambah seiring masuknya Aan Armstrong yang mengisi posisi gitar.

Gonta-ganti personil dan hiatus

Tak lama setelah Aan bergabung, Dede memutuskan setelah hanya sempat sekali manggung. Karena tak menemukan pengganti yang pas, akhirnya Aan mengambil alih vokal sekaligus memainkan gitar. Disusul Anunk yang memutuskan untuk keluar pada Desember 2017 dan bergabung dengan Qwerty. Ketika Anunk keluar, STTH menjadi trio dengan Rey beralih memainkan bass. Hingga pada 2018 awal, Rey menjadi satu-satunya anggota pendiri yang tersisa ketika Wibi pada akhirnya keluar demi fokus pada amanah barunya di organisasi kampus. Sempat berkeinginan membubarkan STTH, Rey memutuskan untuk melanjutkannya setelah melihat antusias Aan yang menyamainya dalam mengembangkan STTH. Untuk menggantikan Wibi, Rey mengajak kembali Riyan Fahmi untuk bergabung menjadi anggota tetap. Formasi ini tetap stabil selama 2018 walau jarang ada panggungan.

Pada akhirnya, di awal 2019, STTH memutuskan untuk "beristirahat" ketika Rey mengalihkan fokusnya untuk menyelesaikan studinya dan Aan yang pindah ke Jepang karena alasan pekerjaan.

Comeback dan Phantomhive EP

Akhir 2020, saat masa pandemi Covid 19, Rey mengajak salah satu teman masa kecilnya, Ilman untuk membuat projek akustik. Mereka berdua amat antusisas menggarap projek ini hingga suatu saat Rey menawarkan lagu ciptaannya dinyanyikan oleh Ilman. Melihat ada potensi untuk membangkitkan STTH, Rey mengajak Riyan kembali dan menambahkan Reza untuk mengisi bass dimana Rey beralih memainkan gitar kembali. Dengan formasi ini. mereka merekam lagu "Lebih Dari Ini" dan "Pamit Paling Pahit". Pada 2021, STTH akhirnya merilis album mini atau E.P. pertama mereka yang berjudul Phantomhive dengan dua lagu baru dan dua lagu lama yang direkam pada 2017. Pada tahun yang sama, mereka meluncurkan kanal Youtube official mereka sendiri yang membagikan video musik maupun vlog dari mereka.