Pertanian dan perkebunan di Indonesia

industri utama di Indonesia

Di Indonesia, pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan besar dalam perekonomian Indonesia. Meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional cenderung mengalami penurunan, sektor ini masih memberikan pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga Indonesia. Pada tahun 2022, sektor pertanian (bersama dengan kehutanan dan perikanan) menyumbang 12,4% dari PDB nasional,[1][2] yang kira-kira setara dengan 2,43 kuadriliun rupiah.[3] Persentase ini menurun dibandingkan data tahun 2013 yaitu 14,43% dan tahun 2003 dengan 15,19%.[4] Pada tahun 2022, sebanyak 38,7 juta orang bekerja pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.[5] Jumlah pekerja pada tahun 2012 adalah 49 juta orang, yang mewakili 41 persen dari total angkatan kerja di negara ini.[6] Pada tahun 2018, sebanyak 31,2% lahan Indonesia digunakan sebagai lahan pertanian.[7] Sektor pertanian Indonesia ditinjau dan diatur oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Relief di candi Borobudur menampilkan petani sedang membajak sawah dengan ditarik kerbau
Budidaya padi di Banyumas, Jawa Tengah.

Umumnya, sektor pertanian di Indonesia dibagi menjadi dua jenis berdasarkan skala per 1 meter, yaitu perkebunan besar, baik milik negara maupun perusahaan swasta, dan produksi petani kecil, yang kebanyakan berupa rumah tangga yang melakukan pertanian tradisional. Perkebunan besar cenderung fokus pada komoditas ekspor; seperti minyak sawit dan karet, sementara petani skala kecil fokus pada komoditas hortikultura untuk memasok konsumsi makanan masyarakat lokal dan regional, seperti beras, kedelai, jagung, buah-buahan dan sayuran.[6]

Indonesia terletak di daerah tropis sehingga mengalami hujan lebat dan sinar matahari hampir sepanjang waktu, yang merupakan elemen penting untuk pertanian. Sebagian besar komoditas pertanian global dapat hidup di Indonesia.[8] Negara ini memiliki tanah subur yang melimpah. Indonesia adalah penghasil utama dari berbagai produk pertanian tropis. Komoditas pertanian penting di Indonesia meliputi minyak sawit, karet alam, kakao, kopi, teh, singkong, beras dan rempah-rempah tropis.[6]

Perkebunan kelapa sawit yang luas di Indonesia. Saat ini Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar di dunia.

Saat ini Indonesia adalah penghasil terbesar di dunia dari minyak sawit,[9] cengkih,[10] dan kayu manis,[11] penghasil terbesar kedua dari pala,[12] karet alam,[13][14] singkong,[15] vanili,[16] dan minyak kelapa,[17] penghasil terbesar ketiga dari beras[18] dan kakao,[19] penghasil kopi keempat terbesar,[20] produsen tembakau terbesar kelima,[21] dan produsen teh terbesar keenam.[22]

Bentuk pertanian

sunting

Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut. Yang pada masa sekarang sudah hampir punah[23]

Tegalan

sunting

Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah.[butuh rujukan] Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata.[butuh rujukan] Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman pertanian.[butuh rujukan][24]

Pekarangan

sunting

Pekarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk ditanami tanaman pertanian.[butuh rujukan]

Hasil pertanian

sunting
 
Mengetam padi

Agave merupakan tanaman hias yang mempunyai warna daun hijau muda bercampur dengan alur menyerupai pita dan bersisik mirip. Tanaman ini ditemukan pada abad 20.

Daerah - daerah penghasil agave adalah:

  1. Bukittinggi: Sumatera Barat[butuh rujukan]
  2. Deli Serdang: Sumatera Utara[butuh rujukan][25]
  3. Kediri: Jawa Timur[butuh rujukan]
  4. Malang: Jawa Timur[26]
  5. Minahasa: Sulawesi Utara[butuh rujukan]
  6. Mojokerto: Jawa Timur[butuh rujukan]
  7. Pontianak: Kalimantan Barat[butuh rujukan]

Agave biasanya digunakan sebagai bahan pembuat tali.[27] Pabrik tali agave terdapat di Pematang Siantar, Sumatera Utara.[butuh rujukan]

Alpukat

sunting

Avokad (Persea Americana) merupakan buah yang memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi manusia.[28] Kandungan nutrisi dalam 100 gr buah alpukat adalah 20 mg fosfor, 10 mg kalsium, 0,9 mg zat besi, 189 mikrogram betakaroten dan 13 g vitamin C [29].

Daerah penghasil alpukat terbanyak terdapat di daerah Jawa Timur (175.735 ton), Jawa Barat (104.665 ton), Jawa Tengah (73.933 ton), Sumatera Barat (69.787 ton), Sumatera Selatan (36.343 ton), Aceh (20.609 ton), NTB (19.260 ton), Lampung (17.304 ton), dan NTT (13.870 ton).[30]

Bawang

sunting

Bawang merah dan bawang putih merupakan salah satu tanaman sayuran yang menjadi menu pokok hampir pada semua jenis masakan dengan fungsi sebagai penyedap masakan dan khasiat bagi manusia.[31][32] Daerah penghasil bawang banyak terdapat di daerah Kabupaten Brebes, Demak, Nganjuk, Bima dan Solok.[33]

 
Seorang wanita memeriksa padi.

Beras berasal dari tanaman padi. Padi adalah sumber bahan makanan pokok rakyat Indonesia, jadi tanaman ini mempunyai andil yang sangat besar dalam kehidupan.[butuh rujukan] Daerah - daerah penghasil beras hampir merata di seluruh wilayah Nusantara, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Sumatra.[butuh rujukan]

Buncis

sunting

Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris L.) berasal dari Amerika, sedangkan kacang buncis tipe tegak (kidney bean) atau kacang jogo adalah tanaman asli lembah Tahuacan-Meksiko.[butuh rujukan] Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16.[butuh rujukan] Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris (1594), menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia.[butuh rujukan]

Pembudidayaan tanaman buncis di Indonesia telah meluas ke berbagai daerah.[butuh rujukan] Tahun 1961-1967 luas areal penanaman buncis di Indonesia sekitar 3.200 hektare, tahun 1969-1970 seluas 20.000 hektare dan tahun 1991 mencapai 79.254 hektare dengan produksi 168.829 ton.[butuh rujukan] Peningkatan produksi buncis mempunyai arti penting dalam menunjang peningkatan gizi masyarakat, sekaligus berdaya guna bagi usaha mempertahankan kesuburan dan produktivitas tanah.[butuh rujukan] Kacang buncis merupakan salah satu sumber protein nabati yang murah dan mudah dikembangkan.[34] Daerah penghasil buncis banyak terdapat di daerah Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, dan Lampung.[35]

Cengkih

sunting

Cengkih adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi.[butuh rujukan] Pohonnya merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands. Menanam pohon cengkih saat seorang anak dilahirkan adalah tradisi penduduk asli Maluku.[butuh rujukan] Secara psikologis ada pertalian antara pertumbuhan pohon cengkih dan anak tersebut sehingga pohon cengkih benar-benar dijaga dan dirawat oleh orang Maluku.[butuh rujukan] Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkih pernah menjadi salah satu rempah yang paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.[butuh rujukan] Daerah penghasil cengkih banyak terdapat di daerah Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, NTT, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.[36]

Cokelat

sunting

Cokelat berasal dari Amazon atau Orinoco, Amerika Selatan kira – kira 4000 tahun yang lalu.[37] Daerah penghasil cokelat terbanyak terdapat di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Lampung, Maluku, NTT, Papua, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan DI.Yogyakarta.[38] Daerah penghasil cokelat yang utama adalah Salatiga (Jawa Tengah).Cokelat banyak digunakan sebagai bahan minuman.[39]

Durian

sunting

Durian (Bombaceae sp.) merupakan tanaman buah berupa pohon.[butuh rujukan] Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian.[butuh rujukan] Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.[butuh rujukan] Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar.[butuh rujukan] Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan.[butuh rujukan] Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 Masehi.[butuh rujukan] Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).[40]

Durian bermanfaat untuk mencegah erosi di lahan-lahan yang miring, batangnya sebagai bahan bangunan atau perkakas rumah tangga, bijinya memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya), kulit dipakai sebagai bahan abu gosok dengan cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur.[butuh rujukan] Daerah penghasil durian banyak terdapat di daerah Kalimantan Timur, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.[butuh rujukan]

Jagung

sunting

Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan.[41] Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu). Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.[butuh rujukan] Daerah penghasil jagung hampir merata di seluruh wilayah Nusantara, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Lampung, NTB, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.[42]

Kacang Hijau

sunting

Sebagai makanan, tanaman yang diperkirakan berasal dari India ini menghasilkan berbagai masakan. Mulai dari aneka penganan kecil, bubur, sampai kolak. Kacang hijau dan kecambahnya memiliki manfaat memberikan nutrisi penting bagi tubuh, mengandung protein tinggi, kalsium, fosfor, vitamin B2 (riboflavin). Kacang hijau banyak terdapat di daerah Kabupaten Pati, Grobogan, Demak, Gresik, Sidoarjo, Madura, Sumenep dan Sampang, Garut Cianjur, Sumbawa, Dompu, Jeneponto dan Takalar.[43]

Kacang Mede

sunting

Kacang mede berasal dari biji jambu mete (Anacardium Occidentale L).[44] Jambu mete merupakan tanamnan buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara.[44] Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke daerah tropis dan subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal, Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.[45] Di antara sekian banyak negara produsen, Vietnam, India, Pantai Gading, Filipina, Benin, Tanzania, Mali, GUinea Bissau, Brazil dan Indonesia merupakan negara pemasok utama jambu mete dunia.[46] Jambu mete tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda (di Sumatera Barat: jambu erang/jambu monye, di Lampung dijuluki gayu, di daerah Jawa Barat dijuluki jambu mede, di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki.[47]

Kacang Tanah

sunting

Kacang tanah ( Arachis Hypogeae L.) yang ada di Indonesia semula berasal dari India dan Tiongkok.[48]Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati, minyak dan lain-lain.[49]Daerah penghasil kacang tanah meliputi daerah Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan Jawa Timur.[50]

Kapas adalah serat yang dihasilkan oleh tanaman kapas (Gossypium Hirsutum).[51] Tanaman kapas ini mempunyai banyak species diperkirakan berjumlah 30-40 species yang tersebar di seluruh belahan dunia dari daerah yang beriklim tropis hingga subtropis, sedangkan yang paling banya digunakan untuk produksi pakaian adalah tanaman kapas jenis Gossypium Hirsutum yang tingkat penggunaanya mencapai 90 % dari produksi kapas di dunia tanaman ini juga termasuk tanaman perdu (semak) karena tanaman ini relatif kecil namun ada juga yang memiliki ketinggian hingga 3 meter lebih.[butuh rujukan] Kapas dipintal menjadi benang kemudian benang di tenun menjadi kain rupanya ini sudah dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu di India, Mesir dan china ratusan tahun sebelum masehi tenyata kapas yang sudah diolah juga menjadi komoditas perdangangan yang sudah diperdagangkan bahkan sampai ke daerah mediterania. Daerah - daerah penghasil kapas, antara lain:

  1. Asembagus, Banyuputih, Jangkar dan Arjasa: Jawa Timur[52]
  2. Gunung Kidul: DI Yogyakarta[53]
  3. Sumbawa, Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur: NTB [54]
  4. Sumba Timur: NTT[55]
  5. Buleleng dan Karangasem: Bali [56]
  6. Wonogiri: Jawa Tengah[57]
  7. Bulukumba: Sulawesi Selatan[58]

Kapuk randu atau kapuk (Ceiba Pentandra) adalah pohon tropis yang tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan ke dalam famili terpisah Bombacaceae), berasal dari bagian utara dari Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia, dan (untuk varitas C.[butuh rujukan] pentandra var. guineensis) berasal dari sebelah barat Afrika). Kata "kapuk" atau "kapok" juga digunakan untuk menyebut serat yang dihasilkan dari bijinya.[59] Pohon ini juga dikenal sebagai kapas Jawa atau kapok Jawa, atau pohon kapas-sutra. Juga disebut sebagai Ceiba, nama genusnya, yang merupakan simbol suci dalam mitologi bangsa Maya.[60] Daerah penghasil kapuk meliputi daerah Pati (Jawa Tengah),[61] dan Jawa Timur.[62]

Sejarah karet bermula ketika Christopher Columbus menemukan benua Amerika pada 1476.[butuh rujukan] Saat itu, Columbus tercengang melihat orang-orang Indian bermain bola dengan menggunakan suatu bahan yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah).[63] Bola tersebut terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput yang dicampur dengan suatu bahan (lateks) kemudian dipanaskan diatas unggun dan dibulatkan seperti bola.[butuh rujukan] Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu salah satu komoditas penghasil devisa negara, tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk, dan sumber penghasilan bagi petani.

Daerah - daerah penghasil karet adalah:

  1. Alas: DI Aceh[butuh rujukan]
  2. Asahan: Sumatera Utara[butuh rujukan]
  3. Banyumas: Jawa Tengah[butuh rujukan]
  4. Batang: Jawa Tengah[butuh rujukan]
  5. Deli Serdang: Sumatera Utara[butuh rujukan]
  6. Gunung Kawi: Jawa Timur[butuh rujukan]
  7. Gunung Kelud: Jawa Timur [butuh rujukan]
  8. Indragiri: Riau[64]
  9. Kampar: Riau[65]
  10. Labuhan Batu: Sumatera Utara[66]
  11. Langkat: Sumatera Utara[butuh rujukan]
  12. Pegunungan Meratus: Kalimantan Selatan[butuh rujukan]
  13. Priangan: Jawa Barat[butuh rujukan]
  14. Simalungun: Sumatera Utara[butuh rujukan]
  15. Sukabumi: Jawa Barat[butuh rujukan]
  16. Tanah Gayo: DI Aceh[butuh rujukan]
  17. Tanah Kerinci: Jambi[butuh rujukan]
  18. Rejang dan Lebong: Sumatera Selatan[butuh rujukan]
  19. Tapanuli Selatan: Sumatera Utara[butuh rujukan]

Kayu Manis

sunting

Sebuah studi menemukan bahwa menambahkan kayu manis ke dalam makanan pencuci mulut dapat menekan kadar gula darah tanpa menghilangkan rasa manis.[67] Para peneliti pada Malmo University Hospital di Swedia menemukan bahwa dengan menambahkan satu sendok teh lebih kayu manis ke dalam semangkok pudding akan menurunkan kadar gula darah.[68] Kayu manis banyak terdapat di daerah Jambi, Sumatera Barat, dan DI Yogyakarta.[69][70]

Kedelai

sunting

Kedelai (Glycine Max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun Sebelum Masehi dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750.[butuh rujukan] Kedelai berfungsi sebagai zat pembangun bagi tubuh, mengurangi gejala menopouse, mencegah osteoporosis, mencegah atherosclerosis, mencegah kanker, meringankan diabetes).[71] Selain banyak dihasilkan di Bali, Jawa, dan Lombok, kedelai juga terdapat di daerah Lampung, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.[72]

Kelapa

sunting

Kelapa merupakan jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae dan satu-satunya spesies dalam genus Cocos, pohonnya mencapai ketinggian 30 m.[butuh rujukan] Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika.[butuh rujukan] Semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang, dari batang, buah dan daun semuanya dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.[butuh rujukan]

Daerah - daerah penghasil kelapa, antara lain:

  1. Bone: Sulawesi Selatan[butuh rujukan]
  2. Halmahera: Maluku[butuh rujukan]
  3. Kepulauan Alor: NTT[butuh rujukan]
  4. Kepulauan Solor: NTT[butuh rujukan]
  5. Minahasa: Sulawesi Utara[butuh rujukan]
  6. Pulau Buru: Maluku[butuh rujukan]
  7. Pulau Seram: Maluku[butuh rujukan]
  8. Sangihe Talaud: Sulawesi Utara[butuh rujukan]

Selain itu, kelapa banyak terdapat di Aceh, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Papua, Riau, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.[butuh rujukan]

Kelapa Sawit

sunting

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mamitius dan Amsterdam lalu ditanam di Kebun Raya Bogor.[butuh rujukan] Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial). Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang Belgia). Daerah - daerah penghasil kelapa sawit:

  1. Asahan: Sumatera Utara[butuh rujukan]
  2. Pulau Simeulue: Aceh Barat[butuh rujukan]
  3. Simalungun: Sumatera Utara[butuh rujukan]

Selain itu, kelapa sawit banyak terdapat di Kalimantan Timur dan Riau.[butuh rujukan] Kelapa sawit digunakan sebagai bahan pembuat sabun, mentega, lilin, dan lem timah.[butuh rujukan] Industri minyak kelapa sawit terdapat di Asahan, Sumatera Utara.[butuh rujukan]

Kentang

sunting

Kentang pertama kali mencapai daratan Eropa pada tahun 1500-an bersamaan dengan kedatangan kapal-kapal Spanyol dari Peru.[butuh rujukan] Namun saat didatangkan, kentang lambat sekali diterima masyarakat Eropa.[butuh rujukan] Kentang dilarang dimakan di Burgundy karena dianggap sebagai biang penyakit lepra.[butuh rujukan] Di tempat lain kentang mendapat julukan yang buruk karena dituduh sebagai penyebab penyakit sipilis.[butuh rujukan] Hingga tahun 1720-an, di Amerika masih terdapat kepercayaan bahwa kentang dapat memperpendek umur yang mengkonsumsinya). Baru setelah kemerdekaan Amerika, kentang lebih bisa diterima, dan saat ini telah menjadi salah satu makanan pokok orang Amerika.[butuh rujukan] Daerah penghasil kentang antara lain Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Maluku.[butuh rujukan]

Ketela Pohon

sunting

Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong atau kasape.[butuh rujukan] Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil.[butuh rujukan] Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok.[butuh rujukan] Ketela pohon berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.[butuh rujukan] Di Indonesia, ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung.[butuh rujukan] Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan.[butuh rujukan] Kayunya bisa digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak.[butuh rujukan] Dengan perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan.[butuh rujukan] Selain itu digunakan pula pada industri obat-obatan.[butuh rujukan] Daerah penghasil ketela pohon, terutama terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ketela pohon juga terdapat di seluruh nusantara, seperti:

  1. Bali[butuh rujukan]
  2. Bengkulu[butuh rujukan]
  3. DKI Jakarta[butuh rujukan]
  4. Jambi[butuh rujukan]
  5. Kalimantan Barat[butuh rujukan]
  6. Kalimantan Selatan [butuh rujukan]
  7. Lampung [butuh rujukan]
  8. NTB[butuh rujukan]
  9. Papua[butuh rujukan]
  10. Riau[butuh rujukan]
  11. Sulawesi Tenggara[butuh rujukan]
  12. Sumatera Barat[butuh rujukan]
  13. Sumatera Selatan[butuh rujukan]
  14. Sumatera Utara[butuh rujukan]
  15. DI Yogyakarta[butuh rujukan]

Kina merupakan tanaman obat berupa pohon yang berasal dari Amerika Selatan di sepanjang pegunungan Andes yang meliputi wilayah Venezuela, Colombia, Equador, Peru sampai Bolivia.[butuh rujukan] Daerah tersebut meliputi hutan-hutan pada ketinggian 900-3.000 m dpl.[butuh rujukan] Bibit tanaman kina yang masuk ke Indonesia tahun 1852 berasal dari Bolivia, tetapi tanaman kina yang tumbuh dari biji tersebut akhirnya mati.[butuh rujukan] Pada tahun 1854 sebanyak 500 bibit kina dari Bolivia ditanam di Cibodas dan tumbuh 75 pohon yang terdiri atas 10 klon.[butuh rujukan] Kina banyak terdapat di daerah Lembang (Jawa Barat) dan tanah Kerinci (Sumatera Barat).[butuh rujukan] Kulit kina digunakan sebagai bahan pembuat obat antimalaria.[butuh rujukan]

Kopi memiliki istilah yang berbeda-beda.[butuh rujukan] Pada masyarakat Indonesia lebih akrab dengan sebutan kopi, di Inggris dikenal coffee, Prancis menyebutnya cafe, Jerman menjulukinya kaffee, dalam bahasa Arab dinamakan quahwa).[73] Sejarah kopi diawali dari cerita seorang penggembala kambing Abessynia yang menemukan tumbuhan kopi sewaktu ia menggembala, hingga menjadi minuman bergengsi para aristokrat di Eropa.[butuh rujukan] Bahkan oleh Bethoven menghitung sebanyak 60 biji kopi untuk setiap cangkir kopi yang mau dinikmatinya. Daerah - daerah penghasil kopi, antara lain:

  1. Aceh: Aceh Tengah[butuh rujukan]
  2. Besuki: Jawa Timur[butuh rujukan]
  3. Bogor: Jawa Barat[butuh rujukan]
  4. Bukit Barisan: Bengkulu[butuh rujukan]
  5. Deli Serdang: Sumatera Utara[butuh rujukan]
  6. Kediri: Jawa Timur[butuh rujukan]
  7. Malang: Jawa Timur[butuh rujukan]
  8. Pegunungan Verbeek: Sulawesi Selatan[butuh rujukan]
  9. Priangan: Jawa Barat[butuh rujukan]
  10. Tapanuli: Sumatera Utara[butuh rujukan]

Selain itu, kopi juga terdapat di daerah Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.[74]

Tanaman lada (Piper Nigrum Linn) berasal dari daerah Ghat Barat, India.[butuh rujukan] Demikian juga, tanaman lada yang sekarang banyak ditanam di Indonesia ada kemungkinan berasal dari India.[butuh rujukan] Sebab pada tahun 110 Sebelum Masehi – 600 Sebelum Masehi banyak koloni Hindu yang datang ke Jawa.[butuh rujukan] Mereka itulah yang diperkirakan membawa bibit lada ke Jawa.[butuh rujukan] Pada abad XVI, tanaman lada di Indonesia baru diusahakan secara kecil-kecilan (Jawa).[butuh rujukan] Tetapi pada abad XVIII, tanaman tersebut telah diusahakan secara besar -besaran (Anonim, 1980).[butuh rujukan] Daerah - daerah penghasil lada, antara lain DI Aceh, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan DI Yogyakarta.[butuh rujukan]

25. Mangga

Nama buah mangga (Mangifera Indica) ini berasal dari Malayalam manga.[butuh rujukan] Kata ini diindonesiakan menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”.[butuh rujukan] Mangga terutama ditanam untuk buahnya.[butuh rujukan] Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk irisan atau diblender.[butuh rujukan] Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di tepi jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan cabai.[butuh rujukan] Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan lain-lain.[butuh rujukan] Di pelbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging.[butuh rujukan] Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan pada masa paceklik.[butuh rujukan] Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran.[butuh rujukan] Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar.[butuh rujukan] Kayu ini juga dapat dijadikan arang yang baik.[butuh rujukan] Daerah penghasil mangga, antara lain Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.[butuh rujukan]

Pala (Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku.[butuh rujukan] Tanaman pala menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatra.[butuh rujukan] Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik.[butuh rujukan] Daerah penghasil pala, antara lain Bengkulu, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.[butuh rujukan]

Rosella (Rami)

sunting

Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel menemukan tanaman ini pada halaman sebuah rumah di Pulau Jawa.[butuh rujukan] Ada yang berpendapat, Rosella berasal dari India.[butuh rujukan] Diduga tanaman ini dibawa oleh pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14.[butuh rujukan] Kelopak bunga rosela mengandung asam organik, polisakarida, dan flavonoid yang bermanfaat mencegah penyakit kanker, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah, dan melancarkan buang air besar.[butuh rujukan] Rosela juga digunakan sebagai bahan pembuat karung. Daerah - daerah penghasil rosela, antara lain:

  1. Kulon Progo: DI Yogyakarta[butuh rujukan]
  2. Pati: Jawa Tengah[butuh rujukan]
  3. Semarang: Jawa Tengah[butuh rujukan]
  4. Sleman: DI Yogyakarta[butuh rujukan]
  5. Surakarta: Jawa Tengah[butuh rujukan]

Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula.[butuh rujukan] Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.[butuh rujukan] Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun). Daerah - daerah penghasil tebu, antara lain Aceh Barat, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, dan DI Yogyakarta. Tebu dapat diolah menjadi gula pasir. Pabrik gula terdapat di:

  1. Cot Girek: DI Aceh[butuh rujukan]
  2. Madukismo: DI Yogyakarta [butuh rujukan]
  3. Mojokerto: Jawa Timur[butuh rujukan]

Tembakau

sunting

Tembakau (Tobacco) adalah sejenis tanaman herbal.[butuh rujukan] Tanaman ini berasal dari Amerika Utara dan Amerika Selatan.[butuh rujukan] Sejarah Tembakau penuh dengan intrik dan nuasa mitos.[butuh rujukan] Pada mulanya digunakan oleh orang - orang asli Amerika untuk digunakan sebagai media perobatan.[butuh rujukan] Sejarah mereka pada masa itu banyak dikaitkan dengan tanaman tembakau.[butuh rujukan] Ajaran - ajaran kepercayaan mereka juga ada kaitannya dengan tumbuhan tembakau, dimana pada waktu itu asap tembakau dipercaya dapat memberi perlindungan dari mahluk halus yang sangat jahat dan begitu juga sebaliknya memudahkan mereka mendekati mahluk halus yang baik.[butuh rujukan] Dahulu, Cristoper Colombus melintasi laut Atlantik untuk pertama kalinya pada tahun 1942, orang - orang asli Amerika yang telah bermukim di New World telah memberi hadiah daun Tembakau dan seabad setelah itu, merokok telah menjadi gaya hidup masyarakat tersebut.[butuh rujukan] Tembakau mengandung zat alkoloid nikotin. Daerah - daerah penghasil tembakau, anatara lain:

  1. Bojonegoro: Jawa Timur[butuh rujukan]
  2. Boyolali ; Jawa Tengah[butuh rujukan]
  3. Deli Serdang: Sumatera Utara[butuh rujukan]
  4. Klaten: Jawa Tengah[butuh rujukan]

Ubi Jalar

sunting

Tumbuhan ini ditemukan sejak 8000 tahun Sebelum Masehi pada sebuah gua di Peru.[butuh rujukan] Ubi jalar bisa hidup liar menjalar, bahkan bisa tumbuh subur di ketinggian 1 - 2.200 meter dari permukaan laut.[butuh rujukan] Ubi jalar juga berkhasiat melancarkan peredaran darah, mengatasi cacingan, menurunkan kolesterol, mencegah kemerosotan daya ingat, jantung koroner, hingga kanker.[butuh rujukan] Ubi jalar banyak terdapat di daerah - daerah Nusantara, seperti DI Aceh, Bali, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, NTB, Papua, Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.[butuh rujukan]

Vanili

sunting

Vanili (Vanilla Planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan.[butuh rujukan][75] Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong.[butuh rujukan][75] Tanaman vanili dikenal pertama kali oleh orang-orang Indian di Meksiko, negara asal tanaman tersebut.[butuh rujukan][76]

Daerah - daerah penghasil vanili, antara lain:

  1. Ambarawa: Jawa Tengah[butuh rujukan][77]
  2. Temanggung: Jawa Tengah[butuh rujukan][78][79]
  3. Wonosobo: Jawa Tengah[butuh rujukan][80]

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ "Indonesia: GDP share by sector 2022". Statista (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-05. 
  2. ^ "Indonesia - share of economic sectors in the gross domestic product 2022". Statista (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-05. 
  3. ^ "Indonesia: GDP from agriculture, forestry, and fishing 2022". Statista (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-05. 
  4. ^ Suryowati, Estu (12 August 2014). Djumena, Erlangga, ed. "Satu Dekade, Kontribusi Pertanian terhadap PDB Menurun". Kompas.com (dalam bahasa Indonesian). 
  5. ^ "Indonesia: employment numbers by sector 2022". Statista (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-05. 
  6. ^ a b c "Pertanian di Indonesia (Agriculture in Indonesia)". Indonesia Investments. Diakses tanggal 5 December 2015. 
  7. ^ "Indonesia Land use - Geography". www.indexmundi.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-05. 
  8. ^ Simbolon, Johannes (November 14, 2010). "The rise of agriculture and Indonesia's future". Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-10. Diakses tanggal 7 December 2015. 
  9. ^ "Palm Oil Production by Country in 1000 MT". Index Mundi. 
  10. ^ "Top Production, Cloves, 2012". FAOSTAT. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. 
  11. ^ "Top Production, Cinnamon (canella), 2012". FAOSTAT. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. 
  12. ^ "Top Production, Nutmeg, mace and cardamoms, 2012". FAOSTAT. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. 
  13. ^ "Top Production, Rubber, natural, 2012". FAOSTAT. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. 
  14. ^ "Chemical Economics Handbook, Natural Rubber". IHS. July 2014. 
  15. ^ "Top Production, Cassava, 2012". FAOSTAT. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. 
  16. ^ "Top Production, Vanilla, 2012". FAOSTAT. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. 
  17. ^ "Coconut Oil Production by Country in 1000 MT". Index Mundi. 
  18. ^ "Top Production, Rice Paddy, 2012". FAOSTAT. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. 
  19. ^ "Top 10 Cocoa Producing Countries". World Atlas. 
  20. ^ "Top 10 Coffee Producing Countries (2014)". World Atlas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-05. Diakses tanggal 2018-03-11. 
  21. ^ "Leading 10 tobacco producing countries worldwide in 2013 (in 1,000 metric tons)". Statista. 
  22. ^ "The Worlds Top 10 Tea Producing Nations". World Atlas. 
  23. ^ Hardjoawigeno, Sarwono (2004). "Morfologi dan klasifikasi tanah sawah" (PDF). academia. Diakses tanggal 25 Februari 2021. [pranala nonaktif permanen]
  24. ^ "Agricultural Fence". Diakses tanggal 29 Mei 2023. 
  25. ^ Ghani, Mohammad (2016). Jejak Planters di Tanah Deli (PDF). Bogor: IPB Pers. ISBN 978-979-493-998-7. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 2022-05-18. 
  26. ^ Santoso, Budi (2009). "Peluang Pengembangan Agave Sebagai Sumber Serat Alam" (PDF). Perspektif. 8 (2). 
  27. ^ admin (2020-05-06). "Agave Sisalana, Tanaman Eksotis Penghasil Serat Alam Serbaguna". Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-11. Diakses tanggal 2021-02-11. 
  28. ^ http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/119-avokad-buah-serbaguna-kaya-manfaat.html
  29. ^ "7 Manfaat Alpukat untuk Kesehatan Tubuh Anda". Hello Sehat. 2021-03-06. Diakses tanggal 2022-05-29. 
  30. ^ P, Reza. "10 Daerah Penghasil Alpukat Terbesar di Indonesia - Hortikultura sariagri.id". sariagri.id. Diakses tanggal 2022-05-29. 
  31. ^ Lyliana, Lea (2021-09-21). Lyliana, Lea, ed. "3 Fungsi Bawang Merah dalam Masakan, Bisa Jadi Penyedap Alami". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-22. 
  32. ^ Kumalasari, Desita Putri. "Bawang Merah dan Bawang Putih: Duo Bumbu Dapur yang Baik untuk Kesehatan, Sahabat Penderita Diabetes - Portal Jember". portaljember.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2022-05-22. 
  33. ^ Daniswari, Dini, ed. (2022-02-24). "5 Daerah Penghasil Bawang Merah Terbesar di Indonesia, dari Brebes hingga Solok". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-22. 
  34. ^ Tim. "5 Jenis Makanan Nabati yang Mengandung Protein Setara Daging". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  35. ^ Tanaman, Proteksi. "Bagaimana Pertanian Berkelanjutan pada Buncis di Indonesia ? – PROTEKSI TANAMAN" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-31. 
  36. ^ Daniswari, Dini, ed. (2022-02-19). "5 Daerah Penghasil Cengkeh Terbesar di Indonesia, dari Maluku Utara hingga Sulawesi". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  37. ^ "Sejarah Cokelat Dunia – Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi". Diakses tanggal 2022-05-30. 
  38. ^ Setyaningrum, Puspasari (2022-01-24). Setyaningrum, Puspasari, ed. "8 Daerah Penghasil Kakao Terbesar di Indonesia, Produksi Terbanyak Ada di Sulawesi". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  39. ^ Astuti, Novi Fuji (2021-09-22). Fuji, Novi, ed. "7 Resep Minuman dari Cokelat untuk Tingkatkan Mood, Enak dan Mudah Dibuat". Merdeka.com. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  40. ^ http://www.jombangkab.go.id/e-gov/satKerDa/page/3517080/durian.htm
  41. ^ Lyliana, Lea (2021-03-01). Lyliana, Lea, ed. "Sejarah Jagung di Indonesia, Kini jadi Makanan Pokok". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  42. ^ Tiofani, Krisda (2021-10-04). Aisyah, Yuharrani, ed. "10 Provinsi Penghasil Jagung Terbesar di Indonesia, Ada Jawa Timur". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  43. ^ "Kementan Rancang Kancang Hijau Jagoan Ekspor Komoditas Tanaman Pangan". Pertanian.go.id. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  44. ^ a b Putri, Arum Sutrisni (2020-02-23). Putri, Arum Sutrisni, ed. "Mete Itu Kacang atau Buah?". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  45. ^ Firdaus (2014). POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE DI DESA UJUNG KECAMATAN PASIMASUNGGU TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR (PDF). Makassar: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR. hlm. 24. 
  46. ^ Yolanda, Cindy. "Berasal dari Biji Jambu Monyet, Komoditi ini Jadi Salah Satu Andalan Ekspor Indonesia". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  47. ^ "Jambu Mete". ayoketaman.com. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  48. ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (29 April 2021). "Sejarah Perkembangan Varietas Kacang Tanah di Indonesia". Litbang.pertanian.go.id. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  49. ^ Krisnawati, Ega. "Manfaat Kacang Tanah untuk Kesehatan Tubuh & Kandungan Nutrisinya". Tirto.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  50. ^ Maarif, Ali (2020-09-07). "Ini Dia 3 Provinsi Produksi Kacang Tanah Terbesar di Indonesia". Panen News. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  51. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-09. Diakses tanggal 2010-04-16. 
  52. ^ Jasuli, Affan; Sunartomo, Aryo; Ridjal, Julian (November 2014). "ANALISIS POLA KEMITRAAN PETANI KAPAS DENGAN PT NUSAFARM TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KAPAS DI KABUPATEN SITUBONDO" (PDF). Berkala Ilmiah PERTANIAN. 
  53. ^ "Produksi Kapas Playen Kurang Maksimal - Website Resmi DPKP DIY". dpkp.jogjaprov.go.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  54. ^ "Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Kapas Tahun 2019 - Rekapitulasi Produksi, Luas Panen, dan Produktiitas Kapas Di Provinsi NTB | Satu Data NTB". data.ntbprov.go.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  55. ^ "Di Manakah Kapas Terbaik di Indonesia?". Kompas.com. 2009-09-10. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  56. ^ Sutika, IK (2014-01-18). Maryati, ed. "Bali produksi kapas untuk keperluan lokal". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  57. ^ Munandar, Aris (2021-06-13WIB15:12:59+00:00). "Perusahaan Perkebunan Serat Terbesar Hindia Belanda Ada Di Wonogiri Loh, Ini Lokasinya". Solopos.com. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  58. ^ Kadir, Syafruddin; Kanro, M. Zain (17 April 2018). "Kapas dan berbagai permasalahan di Sulawesi Selatan". Litbang.pertanian.go.id. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  59. ^ Rohmatullah, M. Arif; Maulia, Pradila; Maulia, Pradita; Ulfiyanti, Sakinah; Amir, Faizal (2013). "Serat kapuk (ceiba pentandra) sebagai absorban untuk pengendalian pencemaran limbah minyak". 
  60. ^ "Ceiba Adalah Simbol Maya Alam Semesta". id.eferrit.com. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  61. ^ Ihsan, Danang Nur (2020-03-01WIB05:00:10+00:00). "Kisah Java Kapok, Kapuk Jawa yang Pernah Menguasai Dunia". Solopos.com. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  62. ^ Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur (8 Februari 2018). "Produksi Perkebunan Kapuk Randu di Jawa Timur Tahun 2006-2015". Jatim.bps.go.id. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  63. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-01. Diakses tanggal 2010-04-16. 
  64. ^ Sutaryadi, Sutaryadi; Maharany, Evy; Tety, Ermi (2022-08-11). "Analisis Pemasaran Karet di Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu". PEKBIS. 13 (2): 91–104. doi:10.31258/pekbis.13.2.91-104. ISSN 2961-9955. 
  65. ^ Elinur, Elinur; Heriyanto, Heriyanto; Saputra, Joko (2019-04-06). "Efisiensi Produksi Petani Karet di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar". Indonesian Journal of Agricultural Economics (dalam bahasa Indonesia). 9 (1): 10–25. doi:10.31258/ijae.9.1.10-25. ISSN 2775-6106. 
  66. ^ Jannah, Miptahul (2018-01). "Analisis Potensi Unggulan Komoditi Tanaman Karet Rakyat Di Kabupaten Labuhan Batu Selatan". 
  67. ^ "Spoonful of cinnamon helps blood sugar stay down". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2007-06-20. Diakses tanggal 2022-06-04. 
  68. ^ "15 Minuman dan Makanan untuk Penderita Diabetes". Hello Sehat. 2021-02-08. Diakses tanggal 2022-06-05. 
  69. ^ "Kemenperin: Indonesia Eksportir Utama Kayu Manis". kemenperin.go.id. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  70. ^ Aprita, Alexander (2019-07-30). "50 Ton Kulit Kayu Manis Asal DIY Resmi Diekspor ke Prancis dan Amerika Serikat". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  71. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-24. Diakses tanggal 2010-04-16. 
  72. ^ "DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT". distan.jabarprov.go.id. Diakses tanggal 2022-05-30. [pranala nonaktif permanen]
  73. ^ Sultoni, A. 1995. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Kina. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung.
  74. ^ Sejati, Dwi Fajar (2017-01-01). RPUL untuk SD/MI Kelas 4, 5, & 6. Bmedia. ISBN 978-602-6725-06-6. 
  75. ^ a b Ditjenbun (23 Maret 2021). "Ingin Mengembangkan Vanili? Gunakan Benih Unggul Dari Kebun Sumber Benih Vanili (Vanilla Planifolia) Di Indonesia". ditjenbun.pertanian.go.id. Diakses tanggal 18 Mei 2022. 
  76. ^ "Budidaya Vanili yang Mudah Untuk Dipraktikkan di Rumah - Gramedia". Best Seller Gramedia. 2021-11-09. Diakses tanggal 2022-05-18. 
  77. ^ Terpercay, Bintangpost com : Berita Lampung Hari Ini, Terkini ,Terupdate dan. "Pembinaan Budidaya Vanili Poktan Bangun Dua Pekon Ambarawa | Bintangpost.com : Berita Lampung Hari Ini, Terkini ,Terupdate dan Terpercay". bintangpost.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-18. 
  78. ^ "Vanili Mulai Dibudidayakan Lagi di Wilayah Temanggung - Himpunan Berita Pemerintah Kabupaten Temanggung". hebat.temanggungkab.go.id. Diakses tanggal 2022-05-18. 
  79. ^ Haryono (MG-88), Soni. "Gurihnya Bisnis Tanaman Vanili di Indonesia | TIMES Indonesia". www.timesindonesia.co.id. Diakses tanggal 2022-05-18. 
  80. ^ website.wonosobokab.go.id https://website.wonosobokab.go.id/category/detail/Potensi-Investasi-Kabupaten-Wonosobo. Diakses tanggal 2022-05-18.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)

Rujukan

sunting
  • Bambang Purwanto, “The Economy of Indonesian Smallholder Rubber, 1890s-1940”, J.Th. Lindblad, ed., Historical Foundation of a National Economy in Indonesia, 1890s-1990. (Amsterdam: KNAW, 1996).
  • Booth, Anne, Agricultural Development in Indonesia. Sydney: Allen & Unwin, 1988.
  • Houben, Vincent J.H., “Private Estates in Java in the Nineteenth Century. A Reaprisal”, J.Th. Lindblad, ed., New Challenges in the Modern Economic History of Indonesia. Leiden: Programme of Indonesian Studies, 1993.
  • Soegijanto Padmo, Tobacco Plantations and Their Impact on Peasant Society and Economy in Surakarta Residency:1860-1980s. Yogyakarta: Aditya Media, 1999
  • Van der Eng, Pierre, Agricultural Growth in Indonesia Since 1880. Groningen: Universiteitsdrukkerij Rijkuniversitiet Groningen, 1993.
  • Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta
  • Danarti dan Sri Najiyati. 1998. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Swadaya, Jakarta.
  • Rahmat Rukmana, H. Ir. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pascapanen. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.