Pulau-Pulau Aru, Kepulauan Aru
Pulau-Pulau Aru adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Indonesia. Kecamatan ini terdiri atas sejumlah pulau kecil, seperti Pulau Wamar yang menjadi pusat pemerintahan dan pelabuhan besar maupun Pulau Ujir dengan sejarahnya yang panjang di sebelah barat Kabupaten Kepulauan Aru ditambah Pulau Besar Wokam sebagai batas ujung timur kecamatan ini.
Pulau-Pulau Aru | |||||
---|---|---|---|---|---|
Koordinat: 5°45′44″S 134°13′59″E / 5.762310°S 134.233126°E | |||||
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Maluku | ||||
Kabupaten | Kepulauan Aru | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Roberthus Ngebursian | ||||
Populasi | |||||
• Total | 50.674[1] jiwa | ||||
• Kepadatan | 55,86/km2 (144,7/sq mi) | ||||
Kode Kemendagri | 81.07.01 | ||||
Kode BPS | 8105030 | ||||
Luas | 907,09[2] | ||||
Kepadatan | 55,86 | ||||
Desa/kelurahan | 15 | ||||
|
Geografi
suntingDi Kecamatan Pulau-Pulau Aru, terdapat dua sumur yg diambil dengan pompa di tahun 2020 yang sudah tidak berfungsi lagi di tahun 2021. Sedangkan delapan sumur manual yang ada di kecamatan ini masih berfungsi seperti biasanya. Dari dua mata air tercatat di tahun 2020, satu di antaranya sudah mengering di tahun 2021.[3]
Pulau Wamar menjadi pulau yang rawan terkena gelombang pasang tinggi dan abrasi.[4]
Demografi
suntingRasio seks penduduk Pulau-Pulau Aru adalah 105,83.[1] Adapun pendataan potensi desa tahun 2021 di kecamatan ini menunjukkan bahwa terdapat setidaknya 22 masjid, 29 gereja kristen kecuali di Kelurahan Samang dan Ujir yang tidak memiliki satupun gereja, empat gereja katolik, dan satu klenteng, yakni di kelurahan Galai Dubu.[5]
Sebanyak 1.666 keluarga tercatat yang ada di Kecamatan Pulau-Pulau Aru dari 13.236 rumah tangga yang menduduki Pulau-Pulau Aru hidup tanpa aliran listrik.[6] Artinya, ada sekitar 12,59% warga Kecamatan Pulau-Pulau Aru yang tidak mendapat akses listrik. Dari 87,41% sisanya atau dari 11.570 rumah tangga yang mendapat aliran listrik, sebanyak 541 di antaranya atau 4,68% di antaranya tidak mendapatkan listrik dari PLN.[6] Sekitar tiga atau empat kelurahan dari lima belas kelurahan yang ada memanfaatkan kebutuhan dapurnya dengan tabung gas seberat 5½kg atau 12 kg.[7] Sedangkan mayoritas warga di kecamatan ini memanfaatkan kebutuhan dapurnya dengan minyak tanah ataupun kayu bakar.[7]
Ekonomi
suntingPerkebunan
suntingPisang (133 kuintal) dan pepaya (95 kuintal) menjadi buah yang paling banyak dipanen di kecamatan ini.[8] Ada pula alpukat (22 kuintal), duku (20 kuintal), nanas (18 kuintal), dan mangga (17 kuintal) yang turut menyumbang aktivitas perkebunan di Kecamatan Pulau-pulau Aru.[8] Sedangkan sayur yang paling banyak dipanen di kecamatan ini meliputi kangkung (286 kuintal), tomat (265 kuintal), terong (251 kuintal), kacang panjang (228 kuintal), bayam (226 kuintal), dan cabai rawit (224 kuintal).[9] Tanaman lain yang menjadi komoditas perkebunan di kecamatan ini adalah kunyit (511 kg dipanen di tahun 2021), lengkuas (438 kg), dan jahe (311 kg).[10]
Pemerintahan
sunting- Kelurahan Ujir
- Pulau Kenari
- Pulau Wasir
- Pulau Wamar
- Kelurahan Durjela
- Kelurahan Galai Dubu
- Kelurahan Siwa Lima
- Kelurahan Wangel
- Pulau Wokam
Rujukan
suntingCatatan kaki
sunting- ^ a b Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 27.
- ^ Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 9.
- ^ Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 47.
- ^ Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 55.
- ^ Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 40.
- ^ a b Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 48.
- ^ a b Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 51.
- ^ a b Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 68.
- ^ Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 71-72.
- ^ Badan Pusat Statistik 2022, hlm. 74.
Kepustakaan
sunting- Badan Pusat Statistik (26 September 2022), Kecamatan Pulau-pulau Aru Dalam Angka 2022 (pdf), BPS Kepulauan Aru, diakses tanggal 4 Desember 2022