Institut Agama Islam Negeri Kudus
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus atau IAIN Kudus adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. IAIN Kudus didirikan berdasarkan pada Surat Keputusan Presiden Nomor 11 Tanggal 21 Maret 1997 bertepatan dengan Tanggal 12 Dzulqaidah 1417 H.[3]
Institut Agama Islam Negeri Kudus | |
---|---|
Informasi | |
Nama lain | IAIN Kudus |
Jenis | Perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia |
Didirikan | 12 Dzulqaidah 1417 H / 21 Maret 1997 M |
Lembaga induk | Kementerian Agama Republik Indonesia |
Afiliasi | Islam |
Akreditasi | BAN-PT: Baik Sekali (2022–2027)[1] |
Rektor | Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si.[2] |
Alamat | Jl. Conge, Ngembalrejo, Bae , , |
Warna | Merah |
Situs web | www.iainkudus.ac.id |
Sejarah
suntingMasa Rintisan
suntingEksistensi IAIN Kudus tidak dapat terlepas dari sejarah berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Indonesia yaitu Institut Agama Islam Negeri. Di samping itu, keberadaan IAIN sendiri tidak terlepas dari pasang surutnya perjuangan Islam di Indonesia terutama dalam bidang Dakwah Islamiyah.
Sejarah telah mencatat bahwa kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa berada di Demak, yang dikenal dengan Kerajaan Islam Demak. Bersamaan dengan kejayaan Kerajaan Islam tersebut hidup sejumlah Wali yang cukup tersohor dan sangat berjasa pada dalam penyiaran dan pengembangan agama Islam di Nusantara, khususnya di Pulau Jawa, lebih khusus lagi di kawasan timur pantai utara Jawa Tengah. Di antara sejumlah Wali tersebut ada 9 (sembilan) orang yang terkenal dan dua di antara mereka ada di Kudus, yaitu Syaikh Ja'far Shodiq (Sunan Kudus) dan Raden Umar Said (Sunan Muria). Dengan demikian maka Jawa Tengah bagian utara dulu pernah menjadi pusat pengkajian dan penyebaran agama Islam.
Pada waktu pemerintahan Republik Indonesia berpusat di Yogyakarta (1949), Pemerintah mendirikan perguruan tinggi yang diberi nama Universitas Gajah Mada yang semula adalah perguruan tinggi swasta, yang diperuntukkan untuk golongan nasional. Sedangkan untuk golongan Islam didirikan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang diambilkan dari Fakultas Agama Universitas Islam Indonesia yang notabene adalah perguruan tinggi swasta.
Dalam proses selanjutnya, pada tahun 1960 PTAIN di Yogyakarta dan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta digabung menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dengan nama al-Jami'ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. IAIN yang semula hanya ada di Yogyakarta, kemudian berkembang menjadi 14 IAIN yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1963 Yayasan Kesejahteraan Daerah (YKD) Kudus mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu Ekonomi yang sekarang menjadi Universitas Muria Kudus, dan Perguruan Tinggi Agama Islam yang kemudian menjadi Fakultas Tarbiyah yang secara operasional menginduk kepada IAIN Sunan Kalijaga. Kemudian pada tahun 1969 berdiri juga Fakultas Ushuluddin. Dalam perkembangannya, pada tanggal 6 April 1970 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 Fakultas Ushuluddin dinegerikan. Bersamaan dengan itu pula Fakultas Tarbiyah ditarik ke IAIN Walisongo Semarang dan Fakultas Ushuluddin tetap di Kudus sebagai Fakultas Daerah dari IAIN Walisongo Semarang. Kemudian para dermawan, seperti BAPENI, pemerintah daerah, tokoh agama dan masyarakat serta industri rokok memberikan tanah wakaf untuk Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo yang berada di Kudus.
Sejarah Awal STAIN Kudus
suntingPada bulan Maret 1997 keluar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997 tentang Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Dengan berdasarkan Keputusan Presiden tersebut, maka Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang yang berada di Kudus beralih status dan berdiri sendiri menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus atau yang lebih dikenal sebagai STAIN Kudus.
Setelah berdiri sendiri menjadi STAIN Kudus, Fakultas Ushuluddin menjadi Jurusan Ushuluddin dan kemudian STAIN Kudus berhasil mengembangkan menjadi beberapa jurusan. STAIN Kudus pada tahun 2016, mempunyai empat jurusan yaitu; Jurusan Ushuluddin, Jurusan Tarbiyah, Jurusan Syari'ah & Ekonomi Islam, dan Jurusan Dakwah & Komunikasi.
Seiring berjalannya waktu, tahun 2016 STAIN Kudus semakin melebarkan sayapnya dengan menambahkan beberapa fasilitas penunjang perkuliahan dan membuka beberapa program studi baru.
Pada tahun 2017 STAIN Kudus tercatat sudah memiliki Program Studi sebanyak 28 Program Studi. Program Studi yang dimiliki STAIN Kudus saat ini sebagaimana terinci sebagai berikut;
- 26 (dua puluh enam) Program Studi pada strata satu/sarjana (S1), yang tersebar di empat Jurusan:
- Jurusan Tarbiyah ada 10 program studi,
- Jurusan Syariah dan EI; 7 program studi,
- Jurusan Ushuluddin; 4 program studi,
- Jurusan Dakwah dan Komunikasi; 5 program studi.
- 2 (dua) program studi pada strata dua/pascasarjana (S2), yang tersebar di dua Jurusan; yaitu Jurusan Tarbiyah dan Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, masing-masing 1 (satu) program studi.
Menjadi IAIN Kudus
suntingDalam perkembangannya, animo masyarakat semakin besar dan adanya tuntutan regulasi baru, pimpinan STAIN Kudus dengan Ketua Dr. H. Fathul Mufid, M.S.I., mulai tahun 2016 mengajukan proposal perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Agama Islam menjadi Institut Agama Islam Negeri. Setelah melalui proses yang panjang, pada tahun 2018 melalui Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2018 tanggal 7 April 2018 STAIN Kudus resmi berubah bentuk menjadi Institut Agama Islam Negeri Kudus (IAIN Kudus) dan melalui Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor B.II/3/15450 tanggal 18 April 2018 mengangkat Dr. H. Mundakir, M.Ag. sebagai Rektor IAIN Kudus.[4]
Fakultas
suntingIAIN Kudus memiliki 5 fakultas dan 1 program pascasarjana, yakni sebagai berikut:
Fakultas Tarbiyah
sunting- S1 Pendidikan Agama Islam (PAI)
- S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
- S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
- S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
- S1 Tadris Bahasa Inggris (TBI)
- S1 Tadris Biologi
- S1 Tadris Matematika
- S1 Tadris IPA (TIPA)
- S1 Tadris IPS (TIPS)
- S1 Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI)
Fakultas Syari'ah
sunting- S1 Ahwal Syakhsyiyyah (AS)/Hukum Islam
- S1 Hukum Ekonomi Syari'ah (HES)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
sunting- S1 Ekonomi Syari'ah (ES)
- S1 Manajemen Bisnis Syari'ah (MBS)
- S1 Manajemen Zakat dan Wakaf (MZW)
- S1 Perbankan Syari'ah (PS)
- S1 Akuntansi Syari'ah (AKSYA)
Fakultas Ushuluddin
sunting- S1 Ilmu al-Qur'an dan Tafsir (IQT)
- S1 Ilmu Aqidah (IA)
- S1 Tasawuf dan Psikoterapi Islam (TPI)
- S1 Ilmu Hadis (IH)
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
sunting- S1 Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
- S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
- S1 Manajemen Dakwah (MD)
- S1 Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
- S1 Pemikiran Politik Islam (PPI)
Pascasarjana
sunting- S2 Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
- S2 Magister Ekonomi Syari'ah (ES)
- S2 Magister Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah) (HKI)
- S2 Magister Pendidikan Agama Islam (PAI)
- S2 Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
- S2 Magister Studi Islam (SI)
Pimpinan
suntingartikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Selama masa rintisan sampai saat ini, IAIN Kudus telah dipimpin oleh beberapa periode kepemimpinan yang menjabat mulai dari Ketua STAIN sampai Rektor IAIN Kudus, berikut daftar namanya:
- Drs. H. Muslim A. Kadir, MA. (Pjs. Ketua STAIN Kudus, 1997)[4]
- Dr. Masyharuddin, M.Ag (Ketua STAIN Kudus, 2007)
- Dr. H. M. Ridwan Lubis (Pgs. Ketua STAIN Kudus, 2008–2009)
- Dr. H. Fathul Mufid, M.S.I. (Ketua STAIN Kudus, 2016)
- Prof. Dr. H. Mudzakir, M. Ag. (2018–2022)
- Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si. (2022–2026)
Kemahasiswaan
suntingBeberapa unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang dapat diikuti oleh mahasiswa IAIN Kudus, antara lain:[5]
- UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
- UKM Al Izzah
- UKM Pecinta Alam Mahasiswa (Palwa) “51”
- UKM Musik
- UKM Kelompok Pecinta Nalar (KPN)
- UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
- UKM Student English Club (STEC)
- UKM Olahraga (OLGA)
- UKM Teater “SATOESH”
- UKM Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz (JQH) “Asy-Syauq”
- UKM Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Paradigma
- UKM Bela Diri
Alumni
suntingDalam konteks lembaga, alumni menjadi juru bicara kesuksesan IAIN Kudus. Sementara, dalam konteks umum, alumni punya peran tinggi dalam mengamalkan ilmunya, ikut mencerdaskan masyarakat dan membangun peradaban umat.[6] Beberapa tokoh yang berasal dari Alumni IAIN Kudus antara lain:
Dimohon hanya mencantumkan Alumni yang memenuhi kriteria kelayakan sebagai tokoh.
- Muhammad Agil Nuruz Zaman, (FEBI), Ketua Umum PP IPNU 2022-2025[7]
Referensi
sunting- ^ "Selamat! IAIN Kudus Raih Akreditasi Baik Sekali". IAIN Kudus. 30 November 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2023. Diakses tanggal 11 November 2023.
- ^ "Profil Pimpinan". IAIN Kudus. Diakses tanggal 8 November 2023.
- ^ "Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 Tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri" (pdf). Database Peraturan Perundang-undangan, Ditjen PP. Diakses tanggal 8 November 2023.
- ^ a b "Sejarah IAIN Kudus". IAIN Kudus. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 November 2023. Diakses tanggal 8 November 2023.
- ^ "Pelantikan Bersama, Rektor: Orientasikan Kegiatan yang Menunjang Akreditasi". IAIN Kudus. 13 Februari 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 November 2023. Diakses tanggal 8 November 2023.
- ^ "IAIN Kudus Bakal Jadi Kampus Ramah Difabel". Arinal Azka Firman Syah dalam Wisuda Program Sarjana IAIN Kudus ke 35, diliput Joglo Jateng. 30 Oktober 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2023. Diakses tanggal 11 November 2023.
- ^ "Profil Muhammad Agil Nuruz Zaman, Berkiprah dari Ranting Kini Ketua Umum PP IPNU". NU Online. 16 Agustus 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2023. Diakses tanggal 11 November 2023.