Saint-Gobain

perusahaan asal Prancis

Compagnie de Saint-Gobain S.A. adalah sebuah perusahaan multinasional yang didirikan pada tahun 1665 di Paris. Saint-Gobain kini berkantor pusat di La Défense dan Courbevoie. Awalnya hanya memproduksi cermin, perusahaan ini kini memproduksi berbagai macam bahan bangunan, bahan berperforma tinggi, dan lain sebagainya.

Compagnie de Saint-Gobain S.A.
Société Anonyme
Kode emitenTemplat:EuronextParis
Komponen CAC 40
IndustriBahan bangunan
Didirikan1665; 358 tahun lalu (1665)
Kantor pusat,
Prancis
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh kunci
Pierre-André de Chalendar (chairman dan CEO)
ProdukProduksi dan penjualan bahan konstruksi, kaca, keramik, plastik, ampelas, papan gipsum
PendapatanKenaikan 41,8 milyar (2018)[1]
Kenaikan €3,12 milyar (2018)[1]
Penurunan €497 juta (2018)[1]
Total asetKenaikan €44,0 milyar (2018)[1]
Total ekuitasPenurunan €18,2 milyar (2018)[1]
Karyawan
180.000 (2018)[2]
Situs webwww.saint-gobain.com
Facebook: saintgobaingroup X: saintgobain Instagram: saintgobaingroup LinkedIn: saint-gobain Youtube: UCsTABVarf50nyoxk910E9VQ Modifica els identificadors a Wikidata

Sejarah

sunting

1665-1789: Produksi untuk kerajaan

sunting

Sejak pertengahan abad ke-17, produk mewah seperti kain sutra, renda, dan cermin sangat diminati. Pada dekade 1660-an, cermin sangat populer di kalangan masyarakat kelas atas. Kabinet Italia, châteaux, meja samping berornamen, dan meja dermaga pun didekorasi dengan produk mahal dan mewah tersebut. Namun pada saat itu, teknologi cermin Prancis belum begitu terkenal, dan yang lebih terkenal sebagai produsen kaca adalah Republik Venesia. Menteri Keuangan Prancis, Olivier Bluche pun ingin agar Prancis dapat memproduksi produk mewah sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga memperkuat ekonomi nasional.[3]

Colbert lalu didirikan melalui surat paten dengan nama Manufacture royale de glaces de miroirs (pengucapan bahasa Prancis: [manyfaktyʁ ʁwajal ɡlas miʁwaʁ], pada bulan Oktober 1665.[4] Colbert akan berbisnis selama dua puluh tahun dan akan didanai sebagian oleh pemerintah. Direktur pertama Colbert adalah Nicolas du Noyer, penerima pajak Orléans,[5] yang diberi hak monopoli untuk memproduksi kaca dan cermin selama dua puluh tahun. Perusahaan tersebut juga biasa disebut sebagai Compagnie du Noyer.

Untuk dapat bersaing dengan industri kaca Italia, Colbert pun mempekerjakan sejumlah pembuat kaca asal Venesia. Colbert berhasil memproduksi cermin pertamanya pada tahun 1666.[6] Cermin yang diproduksi oleh Colbert di Faubourg Saint-Antoine pun mulai dapat bersaing dengan yang diproduksi di Venesia. Colbert juga mampu memproduksi cermin berukuran 40 hingga 45 inci (1,0 hingga 1,1 m) , yang pada saat itu masih sangat jarang. Kompetisi antara Prancis dan Venesia pun makin ketat, hingga Venesia menganggap bahwa bekerja di produsen kaca atau menjual kaca di daerah lain, apalagi di luar negeri, adalah sebuah tindakan kriminal. Nicolas du Noyer kemudian menulis bahwa masyarakat Venesia tidak mau memberitahu rahasianya dalam memproduksi kaca ke Prancis, sehingga perusahaannya harus bersusah payah membayar biaya produksi yang mahal. Sibuknya kota Paris mengganggu para pekerja, dan pasokan kayu bakar untuk menyalakan tungku pun lebih mahal daripada di tempat lain. Pada tahun 1667, aktivitas produksi kaca Colbert resmi dipindah ke tanur kaca kecil yang telah beroperasi di Tourlaville, dekat Cherbourg di Normandia, sehingga pabrik lamanya di Faubourg Saint-Antoine hanya digunakan untuk mengasah kaca dan memoles produk mentah.

Walaupun Compagnie du Noyer kemudian dibatasi dalam mengimpor kaca dari Venesia untuk diolah di Prancis, pada bulan September 1672, perusahaan tersebut telah dapat memproduksi kaca sendiri.[7] Pada tahun 1678, perusahaan tersebut memproduksi kaca untuk Balai Cermin di Istana Versailles.

Pada tahun 1683, perjanjian keuangan antara Colbert dengan pemerintah resmi diperpanjang untuk dua puluh tahun ke depan. Namun pada tahun 1688, Compagnie Thévart resmi dibentuk dan juga didanai oleh pemerintah. Compagnie Thévart menggunakan proses penuangan baru yang memungkinkannya membuat cermin kaca datar dengan ukuran setidaknya 60 x 40 inci (1,5 m × 1,0 m), lebih besar daripada cermin 40 inci (1,0 m) yang dapat diproduksi oleh Compagnie du Noyer.

Kedua perusahaan tersebut berinvestasi pun berkompetisi selama tujuh tahun, hingga pada tahun 1695, saat ekonomi melambat, sehingga kompetisi mereka menjadi kontraproduktif. Atas perintah dari pemerintah Prancis, keduanya pun dipaksa untuk bergabung, dan terbentuklah Compagnie Plastier.

Pada tahun 1702, Compagnie Plastier menyatakan bangkrut. Sekelompok bankir Prancis-Swiss pun menyelamatkan perusahaan tersebut, dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi Compagnie Dagincourt. Pada saat yang sama, perusahaan tersebut mendapat Piagam Kerajaan, yang memungkinkannya untuk memonopoli industri produksi kaca hingga Revolusi Prancis (1789), walaupun mendapat protes keras dari pembuat kaca yang lain.

1789-1910: Revolusi Industri

sunting

Pada tahun 1789, sebagai konsekuensi dari Revolusi Prancis, hak monopoli dan bantuan pendanaan bagi Compagnie Dagincourt dihapus. Perusahaan tersebut pun harus bergantung pada partisipasi dan modal dari investor swasta, walaupun tetap dikendalikan sebagian oleh pemerintah Prancis.

Pada dekade 1820-an, Saint-Gobain tetap melanjutkan bisnisnya di bawah Rezim Ancien, yakni memproduksi cermin dan kaca berkualitas tinggi. Namun pada tahun 1824, produsen kaca baru resmi didirikan di Commentry, Prancis, dan pada tahun 1837, sejumlah produsen kaca juga didirikan di Belgia. Namun Saint-Gobain tetap mendominasi pasar kaca dan cermin berkualitas tinggi, karena kompetitornya lebih fokus memproduksi kaca dan cermin berkualitas sedang dan rendah. Produksi kaca dan cermin berkualitas sedang dan rendah membuat makin banyak masyarakat berminat. Sehingga perusahaan ini kemudian juga memproduksi kaca dan cermin berkualitas sedang dan rendah.

Pada tahun 1830, sesaat setelah Louis Philippe I menjadi Raja dari Monarki Prancis yang baru direstorasi, badan hukum Saint-Gobain diubah menjadi perusahaan publik dan untuk pertama kalinya independen dari pemerintah.

Walaupun cermin tetap menjadi produk utama, Saint-Gobain juga mulai memproduksi panel kaca untuk genteng kaca, genteng, dan partisi ruangan; kaca tebal dan semi tebal untuk jendela; kaca dan cermin laminasi; serta panel kaca dan cermin tatah. Sejumlah bangunan terkenal yang menggunakan kaca buatan Saint-Gobain pada periode ini antara lain Crystal Palace di London, le Jardin des Plantes, les Grand et Petit Palais, dan les Halles di Paris, serta Stasiun Milan.

Saint-Gobain kemudian bergabung dengan produsen kaca dan cermin asal Prancis lain, yakni Saint-Quirin, pada pertengahan abad ke-19. Setelah bergabung, perusahaan ini dapat menguasai 25% dari total produksi kaca dan cermin di Eropa (sebelumnya hanya menguasai 10–15%). Sebagai tanggapan terhadap kompetisi di luar Prancis, perusahaan inipun mendirikan pabrik baru di negara-negara yang belum ada produsen kacanya.

Saint-Gobain mencetak kaca kosong untuk sejumlah teleskop pemantul optis terbesar pada awal abad ke-20, termasuk teleskop Hale sepanjang 60 inci (1,5 m) (mulai daring pada tahun 1908) dan teleskop Hooker sepanjang 100 inci (2,5 m) (mulai daring pada tahun 1917) di Observatorium Mount Wilson (Amerika Serikat), serta teleskop Plaskett sepanjang 72 inci (1,8 m) (mulai daring pada tahun 1918) di Observatorium Astrofisika Dominion (Kanada).

1910-1950: Pasca Revolusi Industri

sunting

Saint-Gobain mengalami kesuksesan pada awal abad ke-20. Pada tahun 1918, perusahaan ini mulai memproduksi botol, toples, perabot meja, dan perabot rumah tangga lain yang berbahan kaca.

Pada tahun 1920, Saint-Gobain mulai memproduksi kaca serat. Kaca serat digunakan untuk membuat insulasi, tekstil industri, dan penguat bangunan. Pada tahun 1937, perusahaan ini mendirikan Isover, sebuah anak usaha untuk memproduksi insulasi berbahan kaca serat .

Selama periode ini, Saint-Gobain mengembangkan tiga teknik dan proses pembuatan kaca baru. Pertama adalah teknik celup untuk melapisi kaca mobil agar tidak tercerai berai saat terjadi kecelakaan. Sebagai hasil dari teknik tersebut, 10% penjualan Saint-Gobain pada tahun 1920 pun berasal dari industri mobil, dan pada tahun 1930 meningkat menjadi 28%. Kedua adalah teknik yang memungkinkan kaca untuk dibentuk dan ditekuk.[butuh klarifikasi] Ketiga adalah proses untuk melapisi kaca dengan aluminum, sehingga dapat digunakan sebagai konduktor, dan memungkinkan perusahaan ini untuk membuat produk seperti radiavers (sebuah pemanas kaca).

1950–1970: Bergabung dengan Pont-à-Mousson

sunting

Antara tahun 1950 hingga 1969, penjualan Saint-Gobain meningkat 10% per tahun. Jumlah pekerjanya pun tumbuh dari 35.000 pada tahun 1950 menjadi 100.000 pada tahun 1969. Pada akhir 1960-an, Saint-Gobain telah memiliki lebih dari 150 anak usaha.

Penjualan kaca dan kaca serat meningkat berkat industri konstruksi yang berkembang pesat dan pulihnya konsumsi masyarakat pasca Perang Dunia II. Produksi kaca tahunan Saint-Gobain pun tumbuh dari 35 juta meter persegi (380 juta square feet) pada tahun 1950 menjadi 45 juta meter persegi (480 juta square feet) pada tahun 1969. Pada tahun 1950, kaca serat hanya menyumbang 4% dari total omset perusahaan ini, namun pada tahun 1969, telah tumbuh menjadi 20%.

Penjualan di Prancis hanya menyumbang seperlima dari total pendapatan perusahaan ini. Dengan Spanyol, Jerman, Italia, Swiss, dan Belgia juga menjadi pasar yang penting.

Pada tahun 1968, Boussois-Souchon-Neuvesel (BSN) asal Prancis mengajukan tawaran pengambilalihan pada Saint-Gobain. Saint-Gobain pun mencari bantuan untuk menolak tawaran tersebut. Suez lalu menyarankan agar Saint-Gobain dan Pont-à-Mousson bergabung, untuk tetap independen dari BSN. Setelah bergabung, Saint-Gobain-Pont-à-Mousson, yang kemudian dikenal hanya sebagai "Saint-Gobain", juga mulai memproduksi pipa, selain memproduksi kaca dan kaca serat.

1971–1986: Nasionalisasi

sunting

Pada dekade 1970-an, ekonomi negara-negara Barat mengalami penurunan tajam. Performa keuangan Saint-Gobain pun terdampak parah.

Pada tahun 1981 dan 1982, sepuluh perusahaan asal Prancis resmi dinasionalisasi oleh sosialis Republik Kelima Prancis. Pada bulan Februari 1982, Saint-Gobain resmi dikendalikan oleh pemerintah. Kemudian perusahaan ini diprivatisasi pada tahun 1987.

1986–sekarang: Ekspansi

sunting

Setelah Saint-Gobain resmi menjadi perusahaan swasta lagi, Jean-Louis Beffa, seorang insinyur dan lulusan École Polytechnique, resmi menjadi CEO. Beffa berinvestasi besar pada riset dan pengembangan serta mendorong perusahaan ini untuk memproduksi bahan hasil rekayasa, seperti ampelas dan keramik.

Di bawah kepemimpinan Beffa, perusahaan ini melanjutkan ekspansi internasionalnya, dengan membuka pabrik dan mengakuisisi sejumlah kompetitornya di luar Prancis. Pada tahun 1996, perusahaan ini membeli Poliet beserta anak usahanya, seperti Point P. dan Lapeyre. Sehingga mengembangkan jajaran produk Saint-Gobain's ke bahan bangunan. Pada tahun 2005, Olivier Bluche mengambil alih operasi rantai pasok perusahaan ini dan memodernisasi proses yang terlalu panjang dan kuno.

Struktur perusahaan

sunting


Kantor pusat

sunting

Perusahaan ini berkantor pusat di Les Miroirs di La Défense dan di Courbevoie.[8][9] Gedung seluas 97 meter (318 ft) tersebut telah menjadi kantor pusat perusahaan ini sejak tahun 1981.[9]

 
Pabrik botol sherry milik Saint-Gobain di Jerez, Andalusia (Spanyol)
 
Saint-Gobain Performance Plastics, Merrimack, New Hampshire

Komite

sunting

Komite eksekutif

sunting

Hingga bulan Agustus 2019, komite eksekutif Saint-Gobain beranggotakan:[10]

  • Pierre-André de Chalendar, Chairman - Direktur Utama
  • Benoit Bazin, Direktur Operasi
  • Laurent Guillot, Wakil Presiden Senior, CEO Solusi Performa Tinggi.
  • Patrick Dupin, Wakil Presiden Senior, CEO Regional Eropa Utara
  • Guillaume Texier, Wakil Presiden Senior, CEO Eropa Selatan, Timur Tengah, dan Afrika
  • Thomas Kinisky, Wakil Presiden Senior, Chairman Amerika Utara
  • Javier Gimeno, Wakil Presiden Senior, CEO Regional Asia-Pasifik
  • Claire Pedini, Wakil Presiden Senior, Sumber Daya Manusia dan Transformasi Digital.
  • Sreedhar N., Direktur Keuangan
  • Armand Ajdari, Wakil Presiden, Riset dan Pengembangan
  • Antoine Vignial, Sekretaris Perusahaan, bertanggung jawab atas tanggung jawab sosial perusahaan
  • Julie Bonamy, Wakil Presiden, Strategi
  • Benoit d’Irirbarne, Wakil Presiden, Performa Industri dan Teknologi
  • Laurence Pernot, Wakil Presiden, Komunikasi

Sektor bisnis

sunting

Saint-Gobain diorganisasi menjadi tiga sektor besar (% berdasarkan penjualan bersih tahun 2014, kecuali Verallia): Distribusi Bangunan (49%), Produk Konstruksi (27,5%), Bahan Inovatif (23,5%).

Distribusi bangunan

sunting

Divisi distribusi bangunan Saint-Gobain dibentuk pada tahun 1996. Sejak saat itu, divisi ini tumbuh secara organik ataupun melalui akuisisi (terhadap Point P., Lapeyre, Jewson, Graham, Raab Karcher, dan Dahl). Divisi ini memiliki 4.000 gerai di 24 negara dan mempekerjakan 63.000 orang di seluruh dunia. Penjualannya pada tahun 2006 mencapai 17,6 milyar euro. Anak usaha dari divisi ini antara lain:

  • SGBD UK
  • Raab Karcher
  • Point P.
  • Lapeyre
  • Brødrene Dahl
  • Norandex Distribution
  • Optimera, dengan 'Monter'

Produk konstruksi

sunting

Divisi produk konstruksi diorganisasi menjadi sebagai berikut:

- Gipsum, yang memproduksi papan gipsum
- Insulasi, yang memproduksi kaca serat akustik dan termal, serta insulasi PIR
- Produk Eksterior, yang memproduksi genteng, serta produk eksterior dan interior
- Pipa, yang memproduksi pipa besi untuk pengaliran air
- Mortar, yang memproduksi agregat agregat tanah liat ringan.

Divisi ini mempekerjakan 45.000 orang di seluruh dunia dan pada tahun 2006 mencatatkan pendapatan sebesar 10,9 milyar euro.

Anak usaha:

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e "Annual Results 2018" (PDF). Saint-Gobain. 
  2. ^ "Annual Results 2018". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-08. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  3. ^ Abbott Payson Usher, "Colbert and Governmental Control of Industry in Seventeenth Century France" in The Review of Economics and Statistics 16.11 (November 1934:237-240).
  4. ^ [1][pranala nonaktif]
  5. ^ Receveur général des tailles en la Généralité d'Orléans. Olivier Bluche had other financial irons in the fire. In 1666, a plea was brought against him and a partner requesting the dismantling of a tile factory they were constructing at Popincourt, Étampes. (Corpus Bibliographique Étampois: Arrests d'Ancien Régime on-line). Du Noyer married Marie Le Normand. Their son, Doompie Bluche, was treasurer to the Marechal of Flanders and Hainaut.
  6. ^ Warren C. Scoville, Capitalism and French Glassmaking, 1640-1789 (University of California Publications in Economics) 2006:28.
  7. ^ Scovill 2006:28.
  8. ^ "Legal notice." Saint-Gobain. Retrieved on 7 July 2010.
  9. ^ a b "Saint-Gobain : les miroirs des verriers." Le Journal du Net. Retrieved on 7 July 2010.
  10. ^ Executive Committee
  11. ^ "Celotex - UK PIR Thermal Insulation Manufacturers". www.celotex.co.uk. 

Sumber

sunting

Bacaan lebih lanjut

sunting
  • Hamon, Maurice (1999) From Sun to Earth, 1665-1999: a history of Saint-Gobain. Jean-Claude Lattès

Pranala luar

sunting