Skandal kecelakaan Renault F1 tahun 2008

Kontroversi di Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu musim 2008

Skandal kecelakaan tim Renault F1 di Grand Prix Singapura 2008, atau dikenal juga dengan istilah Crashgate atau Singapore-gate,[1][2] merupakan sebuah skandal yang terjadi di dalam ajang F1 musim 2008 yang melibatkan tim Renault F1. Diawali dengan kemenangan Fernando Alonso di Grand Prix Singapura 2008 yang kemudian disinyalir juga melibatkan rekan setimnya, yaitu Nelson Piquet Junior, yang ditugaskan untuk membantu Alonso memenangi lomba dengan cara menabrakkan mobilnya ke arah dinding pembatas.[3]

Mobil Renault R28 berwarna putih, kuning dan oranye dalam keadaan rusak yang sedang diangkut oleh mobil derek sesaat setelah kecelakaan yang dialami oleh Nelson Piquet Junior terjadi di Sirkuit Jalan Raya Marina Bay di Singapura tahun 2008.
Mobil Renault R28 yang dikendarai oleh Nelson Piquet Jr. sesaat sesudah kecelakaan di Singapura. Kecelakaan tersebut menjadi fokus utama dari skandal ini.

Sebagai hasilnya, Nelson Piquet Jr. dipecat dari tim Renault di Grand Prix Hungaria 2009 dan tidak akan balapan di Grand Prix Formula Satu lagi, dan 6 tahun kemudian, Piquet Jr. menjadi pembalap di dalam ajang Formula E dan meraih gelar juara Formula E di musim 2014-2015 bersama dengan Team China Racing NEXTEV dan kemudian membalap di dalam ajang Stock Car Brasil setelah meninggalkan Formula E pada akhir musim 2018-2019, sementara Flavio Briatore juga meninggalkan ajang F1 dan terus menjadi direktur Queens Park Rangers F.C..

Pada tanggal 28 September 2008, pada putaran ke-15 balapan di negara Singapura, yang mendekati waktu pit stop yang diharapkan untuk pemberhentian pertama semua pembalap, mobil Renault R28 yang dikendarai oleh Piquet Jr. menabrak dinding sirkuit di tikungan ke-17, yang mengharuskan pengerahan mobil keselamatan. Alonso sebelumnya telah melakukan pit-stop lebih awal, dan dipromosikan menjadi pemimpin jalannya balapan ini karena mobil lain kehabisan bahan bakar dan terpaksa harus masuk ke dalam pit di bawah kondisi mobil keselamatan, yang mengakibatkan penalti, atau segera setelah periode mobil keselamatan, yang mendorong mereka turun beberapa posisi di belakang pembalap yang lain, dan sekarang berbaris di belakang mobil keselamatan. Alonso kemudian berhasil memenangkan balapan ini setelah memulai jalannya balapan ini di urutan ke-15 di grid. Pada saat itu, Piquet Jr. menggambarkan kecelakaannya sebagai sebuah "kesalahan sederhana", dan memaafkan dirinya sendiri dengan betapa sulitnya mobil itu dikendarai dengan bahan bakar yang berat.

Setelah dikeluarkan dari tim Renault setelah Grand Prix Hungaria 2009, Piquet Jr. menuduh bahwa dia telah diminta oleh tim untuk sengaja menabrakkan mobilnya demi memperbaiki situasi balapan untuk Alonso, yang memicu penyelidikan terhadap tim Renault F1 atas pengaturan balapan oleh Fédération Internationale de l'Automobile (FIA), badan pengatur ajang Formula Satu. Setelah penyelidikan, tim Renault F1 didakwa dengan konspirasi pada tanggal 4 September, dan harus menjawab dakwaan tersebut pada tanggal 21 September 2009.

Pada tanggal 16 September, Renault menyatakan bahwa mereka tidak akan menentang dakwaan tersebut, dan mengumumkan bahwa direktur pelaksana tim, Flavio Briatore, dan direktur eksekutif tekniknya, Pat Symonds, telah meninggalkan tim.

Pada tanggal 21 September, diumumkan bahwa tim Renault F1 telah didiskualifikasi dari ajang Formula Satu. Diskualifikasi tersebut berupa ditangguhkan selama dua tahun sambil menunggu pelanggaran aturan yang sebanding lainnya. Briatore dilarang mengikuti semua acara Formula Satu dan acara yang disetujui oleh FIA tanpa batas waktu, sementara Symonds menerima larangan selama lima tahun.[4][5] Larangan terhadap mereka kemudian dibatalkan oleh pengadilan negeri Prancis, meskipun mereka berdua sepakat untuk tidak bekerja di dalam ajang Formula Satu atau acara yang disetujui oleh FIA untuk waktu tertentu sebagai bagian dari penyelesaian selanjutnya yang dicapai dengan badan pengatur ajang olahraga bermotor tersebut. Briatore pada akhirnya akan kembali lagi ke dalam ajang F1 pada tahun 2022 sebagai seorang duta besar, dan ke Tim Enstone pada tahun 2024 sebagai seorang penasihat,[6] sementara Symonds akan kembali lagi ke dalam ajang olahraga bermotor tersebut pada tahun 2011 sebagai seorang konsultan teknis untuk tim Virgin Racing.[7][8][9][10]

Latar belakang

sunting

Renault F1

sunting
 
Nelson Piquet Jr., Desember 2007.

Tim Formula Satu Renault F1 terbentuk setelah produsen mobil Renault kembali lagi ke dalam ajang Formula Satu pada tahun 2000, dengan membeli tim Formula Satu Benetton Formula. Pengusaha asal Italia, yaitu Flavio Briatore, pernah menjabat sebagai direktur pelaksana bagi tim Benetton hingga tahun 1997, dan kemudian dia digantikan oleh bos Prodrive, yaitu David Richards. Setelah mengelola perusahaan saudara Renault di bidang olahraga bermotor Mecachrome, Briatore kembali lagi ke tim utama setelah diambil alih Renault, lagi-lagi sebagai direktur pelaksana. Selain minatnya pada olahraga Formula Satu, pada bulan Agustus 2007, Briatore adalah ketua dan salah satu pemilik klub sepak bola asal Inggris, yaitu Queens Park Rangers F.C. (QPR), yang dia beli bersama dengan presiden Formula Satu pada saat itu, yakni Bernie Ecclestone, yang kemudian diikuti oleh dana dari industrialis asal India, yaitu Lakshmi Mittal.[11]

Pembalap mobil profesional asal Spanyol, yaitu Fernando Alonso, telah terlibat di dalam ajang Formula Satu sejak tahun 2001, dan membalap untuk tim tersebut dari 2002 hingga 2006. Setelah menjadi Juara Dunia pembalap pada tahun 2005 dan 2006 dan sempat "singgah" selama satu tahun bersama dengan tim McLaren pada tahun 2007, dia kembali ke tim tersebut pada tahun 2008. Insinyur asal Inggris, yaitu Pat Symonds, telah naik ke jabatannya sebagai direktur eksekutif Teknik dengan tim Renault F1 setelah sebelumnya bekerja untuk tim Benetton, dan setelah memasuki ajang Formula Satu dengan pendahulu Benetton, yaitu Toleman Motosport, pada awal dasawarsa 1980-an. Pembalap mobil profesional asal Brasil, yaitu Nelson Piquet Jr. – putra dari juara dunia tiga kali Formula Satu, yaitu Nelson Piquet – bergabung bersama dengan tim Renault F1 sebagai pembalap kedua bersama dengan Alonso untuk musim 2008, setelah sebelumnya menjadi pembalap cadangan dan pembalap penguji selama tahun 2007. Sejak bulan Oktober 2006, Piquet Jr. juga secara pribadi dikontrak oleh perusahaan manajemen Flavio Briatore, yaitu FFBB.[12] Sebelum insiden di negara Singapura, tim Renault F1 tidak pernah berhasil memenangkan perlombaan selama hampir dua tahun (Grand Prix terakhir yang berhasil dimenangkan oleh tim adalah pada tanggal 8 Oktober 2006, yaitu Grand Prix Jepang), dan dikatakan hampir saja berhenti dari ajang olahraga bermotor tersebut.[13]

Grand Prix Singapura 2008

sunting
 
Alonso di atas podium Grand Prix Singapura 2008, dengan Briatore yang berada di paling kanan (baju putih).

Grand Prix Singapura 2008 adalah balapan yang kelima belas dari ajang Formula Satu musim 2008, dan berlangsung pada tanggal 28 September 2008. Balapan ini adalah balapan malam yang paling pertama di dalam sejarah ajang Formula Satu.[14] Pada akhir pekan balapan, meskipun Alonso hampir berada di posisi teratas di dalam sesi latihan bebas, namun tim Renault mengalami sesi kualifikasi yang buruk dan memulai balapan dari posisi yang jauh di bawah grid, dengan Fernando Alonso yang memulai balapan di posisi kelima belas, dan Nelson Piquet Jr. yang berada tepat di sampingnya di posisi ke-16. Alonso sendiri tersingkir selama berlangsungnya sesi kualifikasi karena mobilnya mengalami kegagalan mekanis.

Selama putaran pemanasan, Piquet Jr. berputar di tikungan yang tepat di mana dia kemudian mengalami kecelakaan, tetapi dalam hal ini dia mampu melanjutkan balapan.[15] Setelah balapan ini dimulai, Alonso adalah pembalap yang paling pertama yang melakukan pit stop rutin untuk bahan bakar dan ban pada putaran ke-12, dan bergabung kembali dalam balapan di barisan yang paling belakang.[16] Dia telah memasukkan muatan bahan bakar ringan di awal balapan dalam upaya untuk menyalip mobil-mobil di depannya; sebagian besar pembalap yang lolos di posisi rendah cenderung melakukan yang sebaliknya dan menggunakan muatan bahan bakar yang lebih berat untuk membuat satu pit stop lebih sedikit (masing-masing sekitar 30 detik dalam hal kehilangan waktu) daripada para pembalap yang berada di posisi teratas, karena mereka tidak ingin membuang-buang mobil ringan dan pit stop tambahan untuk mobil yang lebih cepat yang terjebak di belakang kendaraan yang lebih lambat. Tiga putaran kemudian, Piquet Jr. menabrak dinding sirkuit di tikungan ketujuh belas, salah satu tikungan di sirkuit yang tidak memiliki derek di dekatnya, yang mengharuskan pengerahan mobil keselamatan.[17]

 
Pembalap mobil profesional asal Brasil, yaitu Felipe Massa, memimpin jalannya Grand Prix ini untuk tim Ferrari sebelum kecelakaan yang dialami oleh Piquet Jr..

Peraturan mobil keselamatan pada tahun 2008 mengharuskan jalur pit untuk ditutup, hingga semua mobil berkumpul di belakang mobil keselamatan. Oleh karena itu, keuntungan mobil yang berada di posisi terdepan akan hilang sebelum mereka dapat masuk ke dalam pit dan setelah mereka masuk ke dalam pit, mereka akan kembali memasuki balapan di barisan yang paling belakang. Alonso, yang sebelumnya telah masuk ke dalam pit sebelum mobil keselamatan diperkenalkan, memperoleh keuntungan yang signifikan. (Berdasarkan peraturan sebelumnya, jalur pit tetap terbuka selama insiden mobil keselamatan, dan mobil terdepan dapat segera masuk ke dalam pit sebelum keunggulan mereka hilang dan kembali memasuki balapan dengan kehilangan posisi lintasan yang lebih sedikit.) Untuk menghindari kehabisan bahan bakar, beberapa pembalap memang perlu masuk ke dalam pit pada saat jalur pit ditutup dan mereka dikenai penalti atas pelanggaran tersebut.

Sebagian besar mobil yang berada di posisi terdepan berakhir di belakang Alonso dan juga di belakang beberapa pembalap yang lebih lambat, yang terbukti sulit untuk disalip di sirkuit sempit; mobil di depan Alonso lebih hemat bahan bakar dan meskipun mereka mampu menjauh, namun mereka tetap perlu melakukan pit stop. Setelah memimpin di sepertiga akhir balapan, Alonso terus melaju dan kemudian berhasil memenangkan balapan ini.

Podium yang pertama di musim ini dan kemenangan yang pertama juga dan saya sangat senang. Saya tidak percaya sekarang, saya pikir saya butuh beberapa hari untuk menyadari bahwa kami memenangkan perlombaan tahun ini. Tampaknya mustahil sepanjang musim untuk mendekati para pembalap teratas dan tiba-tiba kami menjadi kompetitif sejak [hari] Jumat. Jelas kami memulai dari belakang dan mobil keselamatan pertama sangat membantu saya dan saya mampu memenangkan perlombaan.

— Fernando Alonso setelah perlombaan, kemenangan pertamanya tahun ini.[18]

Sejak awal balapan, segalanya menjadi rumit dan saya mengalami banyak graining dan situasinya semakin memburuk. Tim meminta saya untuk memacu, yang saya coba lakukan dan akhirnya saya kehilangan bagian belakang mobil saya. Saya menabrak tembok dengan keras tetapi saya baik-baik saja. Saya kecewa dengan balapan saya, tetapi jelas sangat senang untuk tim malam ini.

— Nelson Piquet Jr. setelah balapan.[19]

Pada awalnya, tidak ada tindakan yang diambil atas kecelakaan tersebut. Piquet Jr. pada awalnya menganggap kecelakaan itu sebagai sebuah "kesalahan sederhana".[14] Dalam siaran pers pasca-balapan dari tim Renault F1, tim tersebut menggambarkan performa Alonso sebagai sebuah "gerakan taktis yang brilian", sementara Briatore dan Symonds menganggap penggunaan mobil keselamatan sebagai sebuah tanda keberuntungan.[19] Setelah balapan, jurnalis lepas Formula Satu, yaitu Joe Saward, menulis di grandprix.com, menyatakan bahwa "sebagian orang sinis" mempertanyakan insiden tersebut, tetapi menepisnya dengan pendapat bahwa "seseorang ingin percaya bahwa tidak ada tim yang akan begitu putus asa sampai-sampai pembalapnya menabrakkan mobilnya ke tembok".[19][20] Menurut sebuah stasiun televisi asal Brasil, yaitu Rede Globo, pembalap mobil profesional asal Brasil, yaitu Felipe Massa, yang menyelesaikan balapan di negara Singapura ini di posisi ke-13 setelah sebelumnya sempat memimpin jalannya balapan ini pada saat kecelakaan yang menimpa Piquet Jr. terjadi, dan pada akhirnya kehilangan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2008 dari Lewis Hamilton dengan selisih hanya satu poin saja, menanyai Briatore tentang kecelakaan tersebut pada saat itu, meskipun presiden FIA pada saat itu, yaitu Max Mosley, menyatakan bahwa olahraga tersebut tidak dapat mengambil tindakan berdasarkan "spekulasi".[13]

Piquet Jr. meninggalkan tim Renault

sunting

Fernando Alonso mengakhiri musim 2008 di peringkat kelima di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 61 poin, sementara Nelson Piquet Jr. finis di peringkat kedua belas, dengan 19 poin. Total poin kolektif mereka membuat tim Renault F1 menempati peringkat keempat di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor. Meskipun ada rumor bahwa dia akan meninggalkan tim, namun tim Renault kembali mengontrak Piquet Jr. dengan kontrak satu tahun untuk musim 2009, sekali lagi bersama dengan Alonso.[21] Pada balapan yang kesepuluh di musim 2009, Piquet Jr. gagal mencetak satu poin pun, sedangkan Alonso berhasil mencetak 13 poin. Pada tanggal 3 Agustus 2009, Piquet Jr. mengonfirmasi bahwa dia telah dikeluarkan dari tim Renault. Kepergiannya berlangsung dengan sengit, dengan Piquet Jr. yang mengkritik tim dan Briatore. Posisinya digantikan oleh pembalap uji coba Romain Grosjean selama sisa musim ini.[22]

Tuduhan Piquet Jr.

sunting

Laporan awal dan investigasi

sunting

Pada tanggal 30 Agustus 2009, sebuah laporan dari sebuah stasiun televisi asal Brasil, yaitu Rede Globo, menyatakan bahwa Piquet Jr. telah diperintahkan untuk melakukan tabrakan selama balapan di negara Singapura.[23] Badan pengatur Formula Satu, yaitu Fédération Internationale de l'Automobile (FIA), segera mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki adanya "dugaan insiden pada acara F1 sebelumnya".[24] Dilaporkan secara luas bahwa balapan yang dimaksud adalah Grand Prix Singapura 2008.[25]

Tim Renault menyerang

sunting

Pada tanggal 4 September, menyusul penyelidikan oleh FIA, tim Renault F1 secara resmi dituduh mencampuri hasil Grand Prix Singapura 2008, dan berkonspirasi dengan Piquet Jr.[16] Dalam sebuah pernyataan, FIA menyatakan bahwa tuduhan terhadap tim Renault F1 termasuk "pelanggaran Pasal 151c dari Kode Olahraga Internasional, bahwa tim tersebut berkonspirasi dengan pembalapnya, Nelson Piquet Jr, untuk menyebabkan kecelakaan yang disengaja di Grand Prix Singapura 2008 dengan tujuan menyebabkan mobil keselamatan dikerahkan untuk menguntungkan pembalap lainnya, Fernando Alonso."[26] Tim tersebut dipanggil ke pertemuan Dewan Olahraga Bermotor Dunia FIA (WMSC) di kota Paris pada tanggal 21 September, beberapa hari sebelum penyelenggaraan Grand Prix Singapura tahun 2009.[16] Setelah didakwa, tim Renault F1 menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan komentar apa pun hingga sidang.[26]

Bukti yang bocor

sunting

Pada tanggal 10 September, Piquet Jr. membuat pernyataan yang kedua dari dua pernyataannya kepada FIA.[27] Pada hari yang sama, transkrip pernyataan yang pertama dari Piquet kepada FIA yang dibuat di kantor pusat mereka di kota Paris pada tanggal 30 Juli diterbitkan oleh F1SA.com (Asosiasi Pendukung F1).[28]

Menanggapi pertanyaan tentang keasliannya, presiden FIA pada saat itu, yaitu Max Mosley, menyatakan bahwa, "Saya belum melihat apa pun yang saya yakini sebagai pemalsuan."[29] Dalam transkrip, Piquet Jr. menyatakan bahwa dia telah diminta oleh Briatore dan Symonds untuk menabrakkan mobilnya di tikungan tertentu.[27] Alonso membantah bahwa dia telah mengetahui adanya rencana untuk meminta Piquet Jr. menabrakkan mobilnya, dengan menyatakan bahwa, "Saya tidak dapat membayangkan hal-hal ini, situasi-situasi ini. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah terlintas di dalam pikiran saya."[30] Piquet Jr. mempertanyakan apakah Alonso tahu bahwa kecelakaan itu direncanakan, dengan menyatakan bahwa jika dia berada di tempatnya, maka dia akan mempertanyakan strategi balap Alonso yang "tidak masuk akal" dari tim Renault dengan memulai jalannya balapan ini dengan muatan bahan bakar yang lebih rendah, dan melakukan pit stop lebih awal pada putaran kedua belas.[31] Selama proses investigasi dan sebelum sidang WMSC, Alonso dibebaskan dari segala tuduhan oleh FIA.[32]

Pada tanggal 11 September, Mosley mengonfirmasi bahwa Piquet Jr. tidak akan menghadapi tindakan apa pun setelah membuat dua pernyataannya, bahkan jika kasus tersebut berhasil dimenangkan oleh tim Renault.[29]

Tim Renault memulai tindakan hukum

sunting
 
Briatore di Grand Prix Tiongkok, 2008.

Pada tanggal 11 September, sehari setelah pernyataan Piquet Jr. kepada FIA bocor, tim Renault F1 menyatakan bahwa mereka bermaksud untuk mengambil tindakan hukum terhadap Piquet Jr. dan ayahnya di pengadilan negeri Prancis dan Inggris, dengan menyatakan bahwa "...hari ini ING Renault F1 Team dan direktur pelaksananya Flavio Briatore secara pribadi ingin menyatakan bahwa mereka telah memulai proses pidana terhadap Nelson Piquet Jr. dan Nelson Piquet Sr. di Prancis terkait dengan pembuatan tuduhan palsu dan upaya terkait untuk memeras tim agar mengizinkan Tn. Piquet Jr. membalap selama sisa musim 2009".[27] Menanggapi tuntutan hukum tersebut, Piquet Jr. menyatakan bahwa, "Karena saya mengatakan kebenaran, saya tidak perlu takut pada apa pun, baik dari tim Renault maupun Tuan Briatore – dan meskipun saya sangat menyadari kekuatan dan pengaruh mereka yang tengah diselidiki, serta besarnya sumber daya yang mereka miliki, saya tidak akan diganggu lagi untuk membuat keputusan yang saya sesali".[33]

Pada tanggal 14 September 2009, Symonds juga dilaporkan telah ditawari kekebalan dari tindakan jika dia memberikan rincian dugaan konspirasi tersebut kepada FIA.[34] Symonds dilaporkan telah memberi tahu penyelidik FIA bahwa ide awal kecelakaan datang dari Piquet Jr..[32]

Pada tanggal 15 September, The Times menerbitkan potongan percakapan radio dari tim Renault F1 yang disiarkan sebelum dan sesudah Grand Prix Singapura antara personel tim Renault F1, termasuk Piquet Jr., Alonso, Symonds, dan Briatore.[34][35]

Briatore dan Symonds hengkang dari tim Renault

sunting

Pada tanggal 16 September, tim Renault F1 mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan mengajukan keberatan terhadap tuduhan tersebut pada pertemuan WMSC di kota Paris pada tanggal 21 September, dan menyatakan bahwa Briatore dan Symonds telah meninggalkan tim.[36]

ING Renault F1 Team tidak akan membantah tuduhan terbaru yang dibuat oleh FIA terkait Grand Prix Singapura 2008. Tim ini juga ingin menyatakan bahwa direktur pelaksananya, Flavio Briatore dan direktur eksekutif tekniknya, Pat Symonds, telah meninggalkan tim.

— Pernyataan tim Renault F1, 16 September 2009.[37]

FIA mengonfirmasi bahwa pertemuan pada tanggal 21 September akan tetap dilaksanakan menyusul kepergian Briatore dan Symonds, dengan sanksi terhadap tim Renault F1 yang masih mungkin untuk diberlakukan.[36] Sehari setelah pengumuman tim Renault, tim Renault mengonfirmasi bahwa Briatore telah mengundurkan diri dari tim, sementara Briatore sendiri menyatakan tentang kepergiannya bahwa "Saya hanya berusaha menyelamatkan tim. Itu tugas saya. Itulah alasan saya keluar."[38][39]

Pertemuan WMSC

sunting

Pertemuan luar biasa WMSC berlangsung pada tanggal 21 September 2009 di kota Paris. Setelah sidang selama sembilan puluh menit, dewan menjatuhkan diskualifikasi pada tim Renault F1, yang ditangguhkan selama dua tahun. Ini berarti bahwa jika insiden yang serupa terjadi sebelum musim 2011 berakhir, maka tim Renault F1 akan dilarang dari ajang Formula Satu. Briatore dilarang tanpa batas waktu dari acara apa pun yang disetujui oleh FIA, sementara Symonds menerima larangan selama lima tahun. Lebih jauh, Briatore dilarang tanpa batas waktu dari mengelola pembalap, dengan FIA yang menyatakan bahwa lisensi super tidak akan dikeluarkan atau diperbarui untuk pembalap mana pun yang terkait dengannya di masa mendatang. Alonso dibebaskan dari kesalahan; FIA tidak menemukan bukti bahwa dia atau mekaniknya mengetahui apa pun tentang skema tersebut.[4][5][40]

WMSC bersikap keras terhadap Briatore karena dia telah menyangkal keterlibatannya meskipun ada banyak bukti. Sebaliknya, Symonds telah mengaku, dan mengungkapkan "penyesalan dan rasa malu yang tidak terhingga" atas perannya di dalam skema tersebut.[41] Dalam pengumuman sanksi tersebut, dewan menyatakan bahwa tindakan tim Renault F1 cukup serius sehingga layak untuk dikeluarkan dari ajang Formula Satu sama sekali. Namun, dewan lebih memilih untuk menjatuhkan hukuman percobaan karena tim Renault F1 telah mengambil tindakan cepat dengan memaksa Briatore dan Symonds mengundurkan diri.[40] The Daily Mirror menggambarkan larangan seumur hidup secara de facto terhadap Briatore sebagai sanksi yang terberat yang pernah dijatuhkan kepada seorang individu dalam sejarah ajang olahraga bermotor.[42]

Kontribusi utama terhadap hukuman Briatore dan Symonds adalah kesaksian dari "Saksi X" yang tidak disebutkan namanya, yang mana dia merupakan seorang karyawan tim Renault F1 yang juga hadir pada pertemuan pra-balapan, tetapi menolak gagasan tersebut.[43]

Kronologi

sunting
No Tanggal Kejadian
1 28 September 2008 Fernando Alonso yang start dari posisi 15 memenangi GP Singapura, memanfaatkan keluarnya safety car akibat rekan setimnya di tim Renault Nelson Piquet Jr menabrak dinding di pinggir lintasan. Alonso saat itu berada di pit, dan keluar dari pit stop untuk memimpin lomba ketika safety car masuk.
2 26 Juli 2009 Di GP Hungaria, Nelson Piquet Senior (ayah Nelsinho Piquet) mengungkapkan kepada FIA, anaknya diminta untuk dengan sengaja mengalami kecelakaan di GP Singapura 2008.
3 3 Agustus 2009 Nelson Piquet Jr dipecat dari tim F1 Renault.
4 30 Agustus 2009 Saat GP Belgia, televisi Brasil Rede Globo melaporkan bahwa FIA melakukan penyelidikan mengenai kecelakaan yang menimpa Piquet Jr.
5 4 September 2009 FIA memerintahkan tim F1 Renault menghadiri sidang dengar pendapat dengan Dewan Olahraga Motor Dunia di Paris, Prancis, 21 September 2009, terkait tudingan melakukan kecelakaan yang disengaja di GP Singapura 2008.
6 10 September 2009 Piquet sebagai sumber FIA menyatakan, kecelakaan di GP Singpaura 2008 atas perintah bos Renault Flavio Briatore dan Ketua Direktur Mesin Pat Symonds.
7 11 September 2009 Ketua FIA Max Mosley mengumumkan Renault terancam dicoret dari ajang balap jet darat jika terbukti secara sengaja melakukan kecelakaan di GP Singapura 2008. Sedangkan Piquet Jr mendapatkan hak untuk dilindungi dari hukuman. Renault balik menuding, mantan pembalapnya itu melakukan pemerasan, dan mengajukan tuntutan hukum terhadap Piquet Jr dan ayahnya.
8 16 September 2009 Briatore dan Symonds memutuskan mundur dari tim Renault, dan tim asal Prancis itu tidak akan menghadiri sidang dengar pendapat di Paris, Prancis, 21 September.
9 17 September 2009 Petinggi Renault Patrick Pelata menyatakan, skandal itu merupakan pukulan berat bagi perusahaannya.
10 21 September 2009 FIA menghukum Renault skors dua tahun dalam sidang di Paris, Prancis. Hukuman itu harus dijalani jika Renault melakukan kesalahan serupa sebelum gelaran balap F1 musim 2011 berakhir.

Reaksi dan tanggapan

sunting

Setelah tim Renault F1 secara resmi didakwa, pelanggaran yang dituduhkan dianggap belum pernah terjadi sebelumnya di dalam ajang Formula Satu.[16] Skandal tersebut menyusul dua skandal kecurangan Formula Satu baru-baru ini: kasus spionase industri antar tim (termasuk tim Renault F1); dan contoh Juara Dunia Pembalap musim 2008, yaitu Lewis Hamilton, yang kedapatan berbohong kepada pengawas balapan pada bulan Maret 2009.

Skandal tersebut menghentikan peluncuran empat kendaraan listrik perusahaan induk tim Renault S.A. di Frankfurt Motor Show setelah wartawan menginterogasi kepala eksekutif Renault, yaitu Carlos Ghosn, mengenai permasalahan tersebut, yang mengarahkan semua pertanyaan kepada Bernard Rey, ketua tim Renault F1.[44] Pada tanggal 17 September, Patrick Pelata, Chief Operating Officer Renault S.A., perwakilan pertama dari Renault yang secara resmi mengomentari kecelakaan di negara Singapura, menyatakan bahwa "Tim [Renault F1] yakin bahwa telah terjadi kesalahan, dan hukuman harus dijatuhkan. Flavio Briatore menganggap dirinya bertanggung jawab secara moral dan mengundurkan diri", dan bahwa tim akan menunda pengambilan keputusan mengenai pilihan masa depan untuk tim.[38] Pelata menambahkan bahwa dia tidak ingin tindakan Briatore dan Symonds "berdampak pada seluruh perusahaan dan seluruh tim Formula 1".[14] Selain itu, Ghosn juga meminta agar tetap tenang dan agar Renault "tidak bereaksi dalam situasi yang panas" sementara tim Renault F1 bekerja sama dengan pihak berwenang, seraya menambahkan bahwa "Saya yakin ketika fakta-fakta telah ditetapkan, kami dapat mengambil keputusan yang sangat jelas".[45]

Mantan kepala tim F1 Jordan Grand Prix, yaitu Eddie Jordan, yakin bahwa kepergian Briatore dan Symonds dari Renault pada tanggal 16 September merupakan pengakuan bersalah yang efektif.[36] Mantan Juara Dunia Pembalap Formula Satu sebanyak tiga kali dan mantan pemilik tim, yaitu Sir Jackie Stewart, mengatakan tentang skandal di negara Singapura bahwa "Ada sesuatu yang pada dasarnya busuk dan salah di jantung Formula Satu. Dalam pengalaman saya, Formula Satu tidak pernah berada dalam suasana penghancuran diri seperti ini. Jutaan penggemar heran, jika tidak jijik, pada olahraga yang sekarang berubah dari krisis ke krisis dengan semua orang menyalahkan orang lain."[46] Mantan Juara Dunia Pembalap Formula Satu sebanyak tiga kali dan mantan manajer tim Jaguar Racing, yaitu Niki Lauda, sambil juga membandingkan insiden Singapura dengan kontroversi spionase pada musim 2007, menyatakan bahwa "Ini [insiden kecelakaan Singapura], bagaimanapun, adalah hal baru. Kerusakan terbesar yang pernah ada. Sekarang FIA harus menghukum Renault dengan berat untuk memulihkan kredibilitas dalam olahraga ini."[46] Mantan Juara Dunia Pembalap F1 1996, yaitu Damon Hill, menggambarkan kecelakaan di negara Singapura sebagai "bukan episode yang baik" bagi olahraga tersebut, dan berkata tentang masa depan F1 bahwa "Saya khawatir olahraga ini akan menderita sebagai tantangan yang nyata, yang selalu saya rasakan seharusnya dan saya inginkan, dalam hal keterampilan dan daya saing".[46] Mantan pembalap Eddie Irvine, yang telah pensiun dari ajang Formula Satu pada akhir tahun 2002, yakin bahwa tanggapan terhadap insiden di negara Singapura adalah reaksi yang berlebihan, dengan menyatakan bahwa "[Insiden Singapura] ini mungkin sedikit menyimpang dari sisi kecurangan, tetapi di masa lalu setiap tim telah melakukan apa pun yang mereka bisa untuk menang – curang, melanggar aturan, melanggar aturan, menyabotase lawan", "[i]ni hanyalah FIA yang sedang melakukan perang salib". Dia juga berspekulasi bahwa FIA akan bersikap lunak terhadap tim Renault F1 dan tidak akan mengeluarkan mereka, mengingat kondisi olahraga tersebut saat ini yang "goyah" setelah beberapa tim hengkang baru-baru ini.[47]

Kepala Penulis Olahraga Simon Barnes dari The Times, memicu perdebatan atas insiden tersebut ketika dia menyebutnya sebagai sebuah "kecurangan terburuk dalam sejarah olahraga" terutama karena "dampak yang berpotensi mematikan" bagi Piquet Jr., pembalap lain, petugas polisi, dan penonton.[48][49] Mendukung Barnes, koresponden balapan bermotor The Times', yaitu Edward Gorman, mengutip dugaan unsur-unsur konspirasi tingkat atas yang berupaya mengorbankan satu anggota tim untuk menguntungkan yang lain agar insiden tersebut setara dengan kontroversi seperti Ben Johnson, doping kuda dan penggunaan lunas yang ilegal dalam Piala Amerika. Gorman kemudian menduga bahwa insiden ini lebih buruk daripada yang lain karena Briatore dan Symonds memicu "peristiwa kehancuran hebat, yang konsekuensinya tidak dapat mereka prediksi atau kendalikan."[49] Matthew Syed membantah bahwa meskipun insiden tersebut direncanakan sebelumnya, "sangat tidak etis" dan berbahaya, insiden tersebut tidak sembrono seperti skandal doping atletik di negara Jerman Timur dan contoh-contoh doping jangka panjang yang lainnya. Syed juga berpendapat bahwa tim Renault F1 tidak akan menduga cedera akan terjadi akibat kecelakaan tersebut, berbeda dengan insiden seperti penyerangan terhadap pemain seluncur es Nancy Kerrigan.[49]

Menanggapi pengunduran diri Flavio Briatore dari tim Renault F1, ketua Manajemen Formula Satu, yaitu Bernie Ecclestone, menyatakan bahwa "Sangat disayangkan bahwa Flavio mengakhiri karier Formula Satu-nya dengan cara seperti ini", "Anda sama sekali tidak dapat membelanya. Apa yang dilakukannya sama sekali tidak perlu. Sangat disayangkan bahwa itu terjadi", meskipun Ecclestone membantah bahwa skandal tersebut akan 'mengakhiri' olahraga tersebut, dengan mengutip pemulihan olahraga tersebut dari kematian Ayrton Senna dan pensiunnya Juara Dunia Pembalap sebanyak tujuh kali, yaitu Michael Schumacher (untuk yang pertama kalinya).[50]

sunting
 
Peralatan tim Renault F1 di dinding pit di Grand Prix Jepang 2009, dengan logo ING yang tertutup setelah perusahaan tersebut mengakhiri kemitraan sponsor mereka.

Sebagai tanggapan atas skandal tersebut, sponsor utama tim Renault F1, yaitu ING dan Mutua Madrileña, mengakhiri perjanjian sponsor mereka dengan tim Renault F1 lebih awal, dalam waktu seminggu setelah keputusan FIA dan tepat sebelum balapan berikutnya, yaitu Grand Prix Singapura 2009, dengan tim yang menghapus logo mereka dari mobil sebelum acara balapan tersebut berlangsung.[51]

Sponsor utama Mutua Madrileña menarik sponsornya terhadap tim Renault F1 terlebih dahulu, tepat sebelum akhir pekan balapan Grand Prix Singapura 2009, dengan keyakinan bahwa situasi tersebut "dapat memengaruhi citra, reputasi, dan nama baik sponsor tim tersebut."[52] Mutua Madrileña tidak menarik sponsornya terhadap pembalap Renault F1, yaitu Fernando Alonso, karena dia tidak terlibat di dalam skandal tersebut.[53] Hal ini diikuti beberapa jam kemudian oleh penarikan sponsor utama ING Group dengan efek langsung, yang sebelumnya akan mengakhiri sponsor mereka terhadap tim tersebut pada akhir tahun 2009.[54]

Tanggapan dari Flavio Briatore

sunting

Pada tanggal 19 Oktober 2009, Flavio Briatore mengumumkan niatnya untuk menuntut FIA atas larangan bermain seumur hidupnya, dengan mengklaim bahwa "FIA [telah] digunakan sebagai alat balas dendam atas nama satu orang" dan bahwa telah terjadi beberapa kali kesalahan hukum, termasuk penundaan panggilan, kegagalan untuk menyatakan tuduhan terlebih dahulu, dan kurangnya akses ke dokumen dan "Saksi X".[55] Pada tanggal 5 Januari 2010, Tribunal de Grande Instance Prancis membatalkan larangannya, dan memberikannya kompensasi sebesar €15.000.[7] Larangan Symonds juga dibatalkan, dan dia juga dianugerahi kompensasi sebesar €5.000.[56] Briatore diyakini menuntut FIA atas ganti rugi selain agar larangannya dibatalkan, dan juga telah menyatakan niatnya untuk melakukan tindakan hukum terhadap keluarga Piquet.[57]

Banding FIA

sunting

Pada tanggal 11 Januari 2010, FIA mengumumkan bahwa mereka akan mengajukan banding atas keputusan Tribunal de Grande Instance yang membatalkan larangan yang dijatuhkan kepada Briatore dan Symonds. FIA memberlakukan kembali larangan tersebut pada saat proses banding masih berlangsung, tetapi menyatakan bahwa pembalap yang dikelola oleh Briatore akan diberikan lisensi super untuk tahun 2010.[58] Pada tanggal 12 April, FIA mengumumkan penyelesaian dengan Briatore dan Symonds, dan bahwa gugatan hukum telah berakhir. Kedua pria itu setuju untuk tidak bekerja di dalam ajang Formula Satu hingga tahun 2013, atau kejuaraan yang lain yang disetujui oleh FIA hingga akhir tahun 2011.[8]

Kasus pencemaran nama baik terhadap tim Renault F1

sunting

Pada tanggal 7 Desember 2010 diumumkan bahwa Piquet Jr. dan ayahnya telah memenangkan kasus pencemaran nama baik terhadap tim Renault F1 di Pengadilan Tinggi berdasarkan tuduhan yang dijelaskan di atas. Tim Renault F1 meminta maaf kepada keluarga Piquet dan membayar mereka ganti rugi yang besar. Mengakui telah mencemarkan nama baik kedua pembalap tersebut, pernyataan tim Renault F1 berbunyi bila: "Tim menerima, seperti yang telah dilakukan di hadapan Dewan Olahraga Bermotor Dunia, bahwa tuduhan yang dibuat oleh Nelson Piquet Junior tidak salah. Akibatnya, tuduhan serius yang tercantum dalam siaran pers kami sepenuhnya tidak benar dan tidak berdasar, dan kami mencabutnya dengan tegas. Kami ingin meminta maaf tanpa syarat kepada Tn. Piquet Junior dan ayahnya atas tekanan dan rasa malu yang ditimbulkan sebagai akibatnya. Sebagai tanda ketulusan permintaan maaf dan penyesalan kami, kami telah setuju untuk membayar mereka sejumlah besar ganti rugi atas pencemaran nama baik serta biaya mereka, dan telah berjanji untuk tidak mengulangi tuduhan ini di masa mendatang. Kami juga menerima bahwa Tn. Piquet Junior dan ayahnya tidak mengarang tuduhan ini untuk memeras tim agar mengizinkannya membalap untuk mereka selama sisa musim 2009."[59][60]

Potensi konsekuensi dan akibatnya

sunting

Media massa memberitakan bahwa jika Briatore secara pribadi terbukti bersalah atas pengaturan hasil akhir balapan, maka dia mungkin akan gagal dalam uji kelayakan dan kepatutan Liga Sepak Bola Inggris yang berlaku bagi pemilik dan direktur klub sepak bola, yang peraturannya mengecualikan orang-orang yang "dikenakan larangan dari badan pengatur olahraga terkait dengan pengelolaan olahraga mereka", meskipun laporan BBC berpendapat bahwa posisinya mungkin aman mengingat dia telah meninggalkan tim Renault.[11] Liga Sepak Bola menyatakan bahwa mereka akan menunggu kesimpulan investigasi sebelum memeriksa kelayakan Briatore untuk terus menjadi direktur Queens Park Rangers F.C.[61] Dewan Liga Sepak Bola membahas masalah tersebut pada tanggal 8 Oktober 2009 dan menyatakan bahwa mereka akan menunggu tanggapan dari Briatore atas berbagai pertanyaan sebelum berkomentar lebih lanjut.[62] Briatore mengundurkan diri dari klub pada bulan Februari 2010 sebagai akibatnya.

Selain sanksi olahraga apa pun oleh FIA, tim Renault F1, Piquet Jr., atau bahkan Felipe Massa dapat mengambil tindakan hukum atas insiden tersebut.[13] Media berspekulasi bahwa Briatore dan Symonds dapat diekstradisi ​​ke negara Singapura untuk menghadapi tuntutan pidana terkait insiden tersebut, yang menurut seorang pengacara dapat mencakup "menyebabkan kerusakan properti yang disengaja atau jahat, membahayakan kendaraan, dan konspirasi kriminal untuk melakukan kejahatan serius".[63][64] Namun, hal ini diperkirakan tidak mungkin terjadi, karena pihak berwenang negara Singapura diyakini tidak mau menarik tuduhan publisitas negatif yang akan ditimbulkannya, dan juga diperumit oleh fakta bahwa negara Singapura memiliki perjanjian ekstradisi dengan negara Inggris (di mana Symonds merupakan warga negara Inggris) tetapi tidak dengan negara Italia karena Briatore merupakan warga negara Italia.[63]

Piquet Jr. dikritik oleh banyak orang di komunitas dan beberapa orang berpendapat bahwa kontroversi tersebut secara efektif mengakhiri harapannya untuk terus berkiprah di dalam ajang Formula Satu. Martin Brundle, yang pada saat itu menjadi komentator Formula Satu untuk BBC, menyatakan bahwa Piquet Jr. kini tidak dapat dipekerjakan di dalam ajang Formula Satu, dengan mengatakan bahwa tidak ada tim atau sponsor yang ingin dikaitkan dengan keluarga Piquet. Brundle mencatat bahwa Piquet Jr. "tidak berhasil di Renault, dia tidak cukup cepat, itulah sebabnya dia dibebastugaskan dan itulah sebabnya dia telah menjatuhkan granat tangan ke dalam sistem sejak saat itu". Brundle juga sangat kritis bahwa Piquet Jr. lolos dari sanksi dari FIA meskipun mengakui melakukan pengaturan balapan, sementara yang lain yang terlibat dihukum berat.[65][66] Tokoh-tokoh terkemuka di dalam ajang Formula Satu lainnya juga menyuarakan sentimen Brundle. Kepala tim Toyota Racing, yaitu John Howett, dikutip mengatakan bahwa, "Saya pikir berdasarkan penampilannya...tanpa menghiraukan masalah tersebut, saya mungkin tidak akan memberinya kesempatan dan saya mungkin akan semakin terpengaruh dalam keputusan itu oleh apa yang terjadi." Christian Horner, kepala tim Red Bull Racing, menambahkan bahwa, "Saya rasa kami tidak akan tertarik [pada Piquet Jr.] di Red Bull Racing."[67]

Setelah skandal tersebut, Piquet Jr. bergabung bersama dengan ajang NASCAR di negara Amerika Serikat, dan berkompetisi penuh waktu di Camping World Truck Series dari tahun 2011 hingga 2012 dan Nationwide Series pada tahun 2013. Piquet Jr. juga berkompetisi penuh waktu di dalam ajang Global Rallycross untuk balap SH dari tahun 2014 hingga 2015. Pada tahun 2014–2015, Piquet Jr. ambil bagian di dalam musim perdana Formula E bersama dengan tim China Racing, dan pada akhirnya berhasil menjadi juara perdana Formula E dengan selisih hampir satu poin saja dari Sébastien Buemi. Kelak, dia akan terus berkompetisi penuh waktu di dalam ajang Formula E hingga dia keluar di pertengahan musim 2018–19. Kelak, pada tahun 2024, Piquet Jr. akan berlaga penuh waktu di dalam ajang Stock Car Pro Series untuk tim Cavaleiro Sports.

Meskipun ada skandal, namun karier Alonso dikatakan sama sekali tidak ternoda olehnya, meskipun dia adalah orang utama yang paling diuntungkan dari kecelakaan tersebut.[68] Setelah kecelakaan itu, dia membalap untuk tim Ferrari (2010-2014) dan McLaren (2015-2018), lalu keluar dari ajang Formula Satu selama dua musim sebelum pada akhirnya kembali lagi ke dalam ajang Formula Satu untuk membalap untuk tim Alpine dari tahun 2021 hingga 2022, dan kemudian untuk tim Aston Martin mulai dari tahun 2023 dan seterusnya. Pada tahun 2014, Massa mengklaim bahwa Alonso mengetahui tentang kecelakaan yang direncanakan, meskipun FIA telah membebaskannya dari pengetahuan tersebut.[69]

Dari musim 2011 hingga 2013, Symonds kembali lagi ke dalam ajang F1 sebagai seorang konsultan teknis untuk tim Virgin Racing (yang kemudian berubah nama menjadi Marussia pada tahun 2012).[70][71][72] Pada tahun 2013, dia meninggalkan tim untuk menjabat sebagai kepala petugas teknis bagi tim Williams dari tahun 2013 hingga 2016.[73] Pada bulan Maret 2017, Symonds dipekerjakan sebagai Kepala Teknis Formula Satu, sebuah jabatan yang dipegang olehnya hingga bulan Mei 2024 di mana kemudian dia menjadi konsultan teknik eksekutif untuk program Andretti Cadillac F1.[74]

Pada tahun 2022, Flavio Briatore kembali lagi ke dalam ajang Formula Satu sebagai duta olahraga bermotor tersebut setelah lebih dari satu dekade setelah Crashgate terjadi.[75][76][77] Briatore kembali ke Tim Enstone pada tahun 2024 sebagai penasihat khusus.[78]

Pada tahun 2023, dalam sebuah wawancara untuk The Mirror, Bernie Ecclestone mengatakan bahwa dia dan Presiden FIA pada saat itu, yaitu Max Mosley, telah mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi selama musim 2008. "Piquet Jr telah memberi tahu ayahnya Nelson bahwa dia diminta oleh tim untuk sengaja menabrakkan mobil ke dinding pada waktu tertentu untuk memicu fase mobil keselamatan dan membantu rekan setimnya Alonso. Kami memutuskan untuk tidak melakukan apa pun untuk saat ini. Kami ingin melindungi olahraga ini dan menyelamatkannya dari skandal besar." Dia menambahkan bahwa: "Ada aturan pada saat itu bahwa peringkat kejuaraan dunia tidak dapat diganggu gugat setelah upacara penghargaan FIA di akhir tahun. Jadi Hamilton diberikan trofi Kejuaraan Dunia dan semuanya baik-baik saja." Oleh karena itu, dia percaya bahwa Felipe Massa seharusnya menjadi Juara Dunia Pembalap F1 pada tahun 2008 dan bukan Lewis Hamilton.[79]

Menyusul komentar Ecclestone, Massa dilaporkan mulai menyelidiki apakah dia dapat mengambil tindakan hukum untuk membantah hasil akhir Kejuaraan Dunia Pembalap Formula Satu musim 2008. Lewis Hamilton memimpin klasemen sementara Kejuaraan Dunia Pembalap dengan selisih hanya satu poin saja pada saat memasuki balapan di negara Singapura, dan muncul dengan keunggulan 7 poin. Mengingat Hamilton pada akhirnya berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia pembalap dengan selisih hanya satu poin saja setelah berhasil menyalip Timo Glock di putaran terakhir di negara Brasil, Massa berpendapat bahwa Crashgate pada akhirnya membuatnya kehilangan gelar juara dunia pembalap.[80] Mantan presiden FIA, yaitu Jean Todt, juga mendukung klaim dari Massa yang menyatakan bahwa FIA seharusnya membatalkan hasil balapan segera setelah tuduhan pengaturan balapan pertama kali terungkap pada tahun 2009.[81]

Peninggalan

sunting

Pada sebuah artikel retrospektif di tahun 2018, BBC berargumen bahwa tidak ada perubahan yang terjadi di dalam ajang Formula Satu setelah skandal tersebut terjadi, dan tidak ada satu pun orang yang terlibat di dalam ajang Formula Satu yang ingin membahas hal tersebut.[68] Di tahun 2021, Motorsport.com mendaftarkan insiden tersebut sebagai salah satu insiden kecurangan yang terbesar di dalam sejarah ajang Formula Satu.[82]

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Smith, Ben (21 September 2009). "Renault given two-year suspended ban in Crashgate hearing". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 July 2019. Diakses tanggal 22 May 2010. 
  2. ^ Blitz, Roger (21 September 2009). "Renault handed two-year suspended sentence for 'Crashgate'". Financial Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 July 2019. Diakses tanggal 13 September 2013.  (perlu berlangganan)
  3. ^ "FIA interview with Renault F1 director of engineering, Pat Symonds". The Telegraph. 15 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 October 2020. Diakses tanggal 17 November 2020. 
  4. ^ a b "Renault handed suspended F1 ban". BBC Sport. 21 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 22 May 2010. 
  5. ^ a b "FIA Press Release". Fédération Internationale de l'Automobile. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 October 2009. 
  6. ^ "Flavio Briatore Returns to F1 with Alpine | thejudge13". thejudge13.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 June 2024. Diakses tanggal 29 May 2024. 
  7. ^ a b Noble, Jonathan (5 January 2010). "Court overturns Briatore's F1 ban". autosport.com. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 January 2010. Diakses tanggal 5 January 2010. 
  8. ^ a b Elizalde, Pablo (12 April 2010). "FIA, Briatore reach settlement". autosport.com. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2010. Diakses tanggal 12 April 2010. 
  9. ^ "Pat Symonds given role with Virgin Racing despite role in Crashgate". www.telegraph.co.uk. 12 February 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2021. Diakses tanggal 18 May 2022. 
  10. ^ "Markante Flavio Briatore als adviseur terug in Formule 1". Telegraaf (dalam bahasa Belanda). 8 March 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2022. Diakses tanggal 18 May 2022. 
  11. ^ a b "Football League looks at Briatore". BBC Sport. 21 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 January 2016. Diakses tanggal 13 September 2013. 
  12. ^ Asthana, Anushka; Sherman, Jill (18 September 2009). "Nelson Piquet Sr to begin court fight against Flavio Briatore". The Times. London. Diakses tanggal 18 September 2009. [pranala nonaktif]
  13. ^ a b c Cary, Tom (17 September 2009). "Q and A: why Renault face race-fixing allegations and other questions". The Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2009. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  14. ^ a b c "Renault blames Briatore & Symonds". BBC Sport. 17 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2019. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  15. ^ Arron, Simon (28 September 2008). "Lewis Hamilton in pole position for F1 title after Felipe Massa's costly Singapore slip". The Daily Telegraph. Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2019. Diakses tanggal 25 September 2019. 
  16. ^ a b c d Hamilton, Maurice (4 September 2009). "FIA charges Renault over Nelson Piquet Jr crash in Singapore". The Guardian. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 December 2014. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  17. ^ "Index - Sport". Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 February 2012. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  18. ^ "Singapore GP – Sunday – Press Conference". GrandPrix.com. Inside F1, Inc. 28 September 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2009. Diakses tanggal 6 September 2009. 
  19. ^ a b c Gorman, Ed (17 September 2009). "A load of utter rubbish from Renault after a "complicated" night for Nelson Piquet". Formula One Blog. The Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 September 2009. Diakses tanggal 18 September 2009. 
  20. ^ "Grand Prix Results, Singapore GP, 2008". GP Encyclopedia, Races. grandprix.com. 28 September 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2010. Diakses tanggal 18 September 2009. 
  21. ^ Arron, Simon (5 November 2008). "Fernando Alonso and Nelson Piquet to stay with Renault in 2009". The Daily Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 June 2017. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  22. ^ Elizalde, Pablo (3 August 2009). "Angry Piquet confirms Renault exit". autosport.com. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2009. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  23. ^ Hamilton, Maurice (31 August 2009). "Renault may quit Formula One over new cheating claim". The Guardian. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 December 2014. Diakses tanggal 13 September 2009. 
  24. ^ "F1 launches Singapore race probe". BBC News. 31 August 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  25. ^ Cooper, Adam (29 August 2009). "FIA probes claim that Piquet's crash in 2008 was deliberate". Autoweek (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 September 2023. 
  26. ^ a b "Renault summoned by FIA's WMSC". autosport.com. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 September 2009. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  27. ^ a b c Dart, Tom (11 September 2009). "Renault to start legal action against Nelson Piquet Jr over crash claims". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  28. ^ "Transcript of Nelson Piquet Jr's statement to the FIA". Yahoo! Eurosport UK & Ireland. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2009. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  29. ^ a b Dart, Tom (11 September 2009). "Nelson Piquet Jr granted immunity from prosecution in Renault 'crash-gate' scandal". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  30. ^ "Alonso 'surprised' by fix claim". BBC Sport. 10 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  31. ^ Cary, Tom (18 September 2009). "Singapore crash: Nelson Piquet Snr takes step back from Fernando Alonso allegation". The Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2009. Diakses tanggal 18 September 2009. 
  32. ^ a b Cary, Tom (17 September 2009). "Q&A: what will be the fallout from the Renault Fomula One race-fixing scandal?". The Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2009. Diakses tanggal 18 September 2009. 
  33. ^ "Renault to launch Piquet lawsuit". BBC Sport. 11 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 October 2021. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  34. ^ a b "Singapore transcript reveals Flavio Briatore's anger at Nelson Piquet". The Guardian. London. 15 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2013. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  35. ^ Gorman, Edward (15 September 2009). "'Nelson Piquet Jr's had a crash. It's huge. Is he all right? Is he all right?". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  36. ^ a b c "Briatore out over Renault fix row". BBC Sport. 16 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 November 2021. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  37. ^ "ING Renault F1 Team Statement – 16 September 2009". ING Renault F1. 16 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 September 2009. 
  38. ^ a b Dineen, Robert (17 September 2009). "Renault chief admits 'Crashgate' has damaged company". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  39. ^ "Briatore: I did it for Renault". Sky Sports. 17 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 September 2009. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  40. ^ a b Noble, Jonathan (21 September 2009). "Renault given two-year suspended ban". autosport.com. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2009. Diakses tanggal 21 September 2009. 
  41. ^ "FIA hands individual punishments to Briatore and Symonds". Formula One. 21 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 December 2009. Diakses tanggal 13 September 2009. 
  42. ^ Young, Byron (21 September 2009). "Renault owner Flavio Briatore slapped with lifetime F1 ban". The Daily Mirror. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 October 2010. Diakses tanggal 21 September 2009. 
  43. ^ "Who is Renault's "Witness X"? · RaceFans". 22 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2021. Diakses tanggal 18 May 2021. 
  44. ^ Sage, Adam (17 September 2009). "Renault fearful of dent to global brand". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  45. ^ "Renault chief calls for calm". UK Press Association. 17 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 May 2024. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  46. ^ a b c "Singapore crash: what they are saying". The Telegraph. London. 17 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2009. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  47. ^ "Teams do anything to win – Irvine". BBC Sport. 17 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2012. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  48. ^ Barnes, Simon (17 September 2009). "The worst act of cheating in the history of sport". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 September 2009. Diakses tanggal 18 September 2009. 
  49. ^ a b c Asthana, Anushka; Sherman, Jill (18 September 2009). "Are Renault really the worst villains?". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 18 September 2009. 
  50. ^ "Briatore says he sacrificed himself for team". Yahoo! Eurosport UK & Ireland. 17 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2009. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  51. ^ Elizalde, Pablo (25 September 2009). "Renault removes ING, Mutua logos". autosport.com. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 June 2013. Diakses tanggal 13 September 2013. 
  52. ^ "Briatore ban too harsh – F1 boss". BBC Sport. 24 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2009. Diakses tanggal 24 September 2009. 
  53. ^ Rogers, Iain (24 September 2009). "Spanish insurer cancels Renault sponsorship". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 July 2011. Diakses tanggal 24 September 2009. 
  54. ^ "Title sponsor ING axes Renault backing". Motorsport.com. 7 October 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 June 2011. Diakses tanggal 13 September 2013. 
  55. ^ Noble, Jonathan (18 October 2009). "Briatore takes FIA to court". autosport.com. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 October 2009. Diakses tanggal 19 October 2009. 
  56. ^ Gorman, Edward (6 January 2010). "FIA considering appeal after bans on Flavio Briatore and Pat Symonds lifted". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 6 January 2010. 
  57. ^ Lostia, Michele; Beer, Matt (6 January 2010). "Briatore plans action against Piquets". autosport.com. Haymarket Publications. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 January 2010. Diakses tanggal 6 January 2010. 
  58. ^ "FIA to appeal against decision to Flavio Briatore ban". BBC Sport. 11 January 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 11 January 2010. 
  59. ^ "Nelson Piquet Jr and his father win Renault libel case". BBC Sport. 7 December 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 May 2014. Diakses tanggal 16 December 2010. 
  60. ^ "Piquet duo win libel case over Renault". CNN. 7 December 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2014. Diakses tanggal 13 September 2013. 
  61. ^ Kempson, Russell; Jacob, Gary (17 September 2009). "'Crashgate' could force QPR to find new owner". The Times. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 October 2022. Diakses tanggal 17 September 2009. 
  62. ^ "Briatore's QPR fate put on hold". BBC Sport. 8 October 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 October 2009. Diakses tanggal 8 October 2009. 
  63. ^ a b "Singapore unlikely to extradite Flavio Briatore and Pat Symonds". The Guardian. London. 18 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2016. Diakses tanggal 18 September 2009. 
  64. ^ "Disgraced F1 pair could face S'pore extradition". Business Times. Singapore. 20 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2009. Diakses tanggal 21 September 2009. 
  65. ^ Brundle, Martin (14 September 2009). "Piquet 'now unemployable in F1'". BBC Sport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 September 2009. Diakses tanggal 23 September 2009. 
  66. ^ Ferdinand, Dan (11 August 2009). "Nelson Piquet can expect a paddock backlash for deliberately crashing his Renault at last year's Singapore Grand Prix". Daily Mirror. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2009. Diakses tanggal 23 September 2009. 
  67. ^ "Little support for Nelson Piquet". F1-Live.com. 2 October 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 October 2009. Diakses tanggal 3 October 2009. 
  68. ^ a b "Still in F1 10 years after 'crashgate'". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2020. Diakses tanggal 23 September 2020. 
  69. ^ Collantine, Keith (9 January 2014). "Massa suspects Alonso knew about Crashgate plan". RaceFans. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 June 2021. Diakses tanggal 22 June 2021. 
  70. ^ "Marussia F1 team says there is no rush to replace Pat Symonds". www.autosport.com (dalam bahasa Inggris). 15 August 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2021. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  71. ^ Cooper, Adam (15 July 2013). "Symonds quits Marussia, will replace Coughlan as Williams F1 technical director". Autoweek (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 July 2021. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  72. ^ "Pat Symonds given role with Virgin Racing despite role in Crashgate". www.telegraph.co.uk. 12 February 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2021. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  73. ^ "Technical director Pat Symonds to leave Williams". ESPN.com (dalam bahasa Inggris). 20 December 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2021. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  74. ^ "Formula 1's Pat Symonds joins the Andretti Cadillac F1 programme". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). 21 May 2024. Diakses tanggal 17 June 2024. 
  75. ^ "Markante Flavio Briatore als adviseur terug in Formule 1". Telegraaf (dalam bahasa Belanda). 8 March 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2022. Diakses tanggal 18 May 2022. 
  76. ^ Woodhouse, Jamie (10 March 2022). "Flavio Briatore lined-up for Formula 1 return as an advisor - report". PlanetF1 (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2022. Diakses tanggal 18 May 2022. 
  77. ^ "Flavio Briatore's big Formula 1 comeback". Monaco Tribune (dalam bahasa Inggris). 11 March 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 May 2022. Diakses tanggal 18 May 2022. 
  78. ^ "Flavio Briatore Returns to F1 with Alpine | thejudge13". thejudge13.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 June 2024. Diakses tanggal 29 May 2024. 
  79. ^ "Bernie Ecclestone discredits Lewis Hamilton F1 title and tied Michael Schumacher record". MSN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 March 2023. Diakses tanggal 2 March 2023. 
  80. ^ "'Sad': F1 scandal erupts over stolen title". wwos.nine.com.au (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 April 2023. Diakses tanggal 5 April 2023. 
  81. ^ "FIA should have cancelled Singapore 2008 F1 result, says Todt". 14 December 2023. 
  82. ^ "The biggest incidents of F1 cheating: Spygate, Crashgate and more". www.motorsport.com (dalam bahasa Inggris). 10 June 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2022. Diakses tanggal 18 May 2022.