Soedjono Hoemardani

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Soedjono Hoemardani (07 Desember 1918 – 12 Maret 1986) adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat juga Pendiri dan Ketua Kehorrnatan CSIS (Center For Strategic International Studies- Pusat Pengkajian Strategi Internasional). Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto Bidang Ekonomi dan Perdagangan. Jabatan terakhir Inspektur Jenderal Pembangunan (Irjenbang) dan Anggota DPR/MPR-RI. Pangkat MIliter Mayor/Letnan Jenderal.TNI AD. Ia satu angkatan dengan Jenderal TNI (Purn.) Widjojo Soejono, Letjen TNI (Purn.) Rais Abin, Letjen TNI (Purn.) Sayidiman Suryohadiprojo, Letjen TNI (Purn.) Soerjo Wirjohadipoetro dan Letjen TNI (Purn.) H. Soedirman.[2]

Soedjono Hoemardani
Informasi pribadi
Lahir(1918-12-07)7 Desember 1918 [1]
Solo, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal12 Maret 1986(1986-03-12) (umur 66)
Tokyo, Jepang
Suami/istriNy. R. Nani Sumardinani
AlmamaterPETA (Angkatan I)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945—1969
Pangkat Letnan Jenderal TNI
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Latar Belakang

sunting

Lahir di Desa Carikan, Solo, 23 Desember 1919, wafat di Tokyo, Jepang pada 12 Maret 1986. Dari ayahnya, Raden Hoemardani adalah pedagang di Carikan, barat Pasar Klewer yang memasok berbagai jenis bahan makanan dan pakaian pamong serta abdi keraton. dan mewarisi bakat berdagang. sekitar tahun 1937, Djonit pulang ke Solo untuk mengelola usaha ayahnya, sekaligus jadi anggota merangkap bendahara organisasi pergerakan bernama Indonesia Muda.

Karier Militer

sunting

Pada masa penjajahan Jepang, Ia aktif dalam Perang Asia Timur Raya dengan jabatan Fakudanco pada Keibodan, lalu kepala keuangan pada Pekope (Penolong Korban Perang).

Saat zaman Jepang, awal usia 20an, dia menjadi fukudanco (wakil komandan) dari keibodan (pembantu polisi). Sejak awal karier militernya pada masa revolusi, Soedjono Hoemardani ditugaskan mengelola bidang ekonomi dan keuangan.

Dalam perang kemerdekaan ia menjadi anggota Resimen Infantri XVI di Solo, dan bergerilya bersama Jenderal TNI Gatot Subroto. Sebagai anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR), suatu organisasi keamanan yang kelak berubah menjadi Tentara Nasional Indonsia dan berhubungan dengan Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP), dia ditunjuk sebagai ketua bagian keuangan BPKKP di sekitar Solo.

Dalam karienya sebagai militer, Ia kerap kali ditunjuk membawahi bagian ekonomi dan keuangan. Pada masa Orde Baru, Ia dikenal ahli melakukan lobi, antara lain membuahkan kerja sama pihak Jepang dalam penyediaan dana pembangunan. Ia dikenaI juga sebagai penghayat alam kebudayaan tradisional Jawa.[3]

Sejak muda berminat besar dan mendalami masalah spiritual yang bersumber pada penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ia juga pelopor berlakunya Ketetapan MPR Aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Indonesia. Di samping memperhatikan dunia pendidikan, antara lain dengan mendirikan organisasi yang bergerak di bidang Gerakan Usaha Pembaharuan Pendidikan Islam (GUPPI), sekaligus pembina utamanya. Bidang media massa pun tidak lepas dari perhatiannya. Harian Suara Karya dan Pelita pernah dibimbingnya.

Riwayat Jabatan

sunting
  • Bendahara di Resimen 27 Divisi IV (1945-1947)
  • Perwira Keuangan Divisi IV (1947-1949)
  • Perwira Administrasi Divisi IV (1957)
  • Direktorat Administrasi Angkatan Darat (DAMAD) di Bandung
  • Wakil Deputi III/KSAD (1961)
  • Pembantu Khusus Ekubang/ Waperdam Sospol (1966)
  • Staf Pribadi Urusan Ekonomi Keuangan Presidium Kabinet Ampera
  • Asisten Pribadi Presiden Urusan Ekonomi dan Perdagangan (1969)
  • Inspektur Jenderal Pembangunan (Irjenbang)

Referensi

sunting