Soeroto Koento
Letnan Kolonel Soeroto Koento (lahir 1921 atau 1922) adalah tokoh militer Indonesia yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia. Ia dinyatakan hilang pada tanggal 27 November 1946.
Soeroto Koento | |
---|---|
Lahir | 1921 atau 1922 |
Pengabdian |
|
Dinas/cabang | Tentara Nasional Indonesia |
Lama dinas | 1945-1946 |
Pangkat | Letnan Kolonel |
Perang/pertempuran | Revolusi Nasional Indonesia |
Kehidupan awal dan pendidikan
suntingKoento lahir tahun 1921 atau 1922. Ia mengenyam pendidikan di AMS-B. Pada masa penjajahan Jepang, ia adalah mahasiswa sekolah kedokteran. Namun, ia tidak menyelesaikan kuliahnya karena menolak rambutnya digunduli. Kemudian, dia bergabung dengan kelompok pemuda Sekolah Tinggi Islam.[1]
1945-1946
suntingPada tanggal 15 Augustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu dan Koento berhasil memperoleh kabar tersebut dari radio sekutu dengan cara membobol segel radio. Ia menyebarkan kabar tersebut kepada rekan-rekannya di markas PETA Asrama Budi Kemuliaan di Jakarta. Dari kabar tersebut, perwira PETA mengeluarkan keputusan kepada empat orang, termasuk Koento, untuk menemui Sukarno dan Mohammad Hatta. Kemudian keempat pemuda tersebut menemui mereka dan mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.[2][1]
Setelah proklamasi kemerdekaan, Koento bergabung dengan BKR Resimen V Jakarta Raya dan menjadi bawahan Moeffreni Moe'min. Ia juga menjadi pasukan pengawal Soekarno saat Rapat Raksasa Lapangan Ikada.[1][3]
Pada tanggal yang tidak diketahui, Koento pindah ke Cikampek dan diangkat menjadi Kepala Staf Resimen V Cikampek. Sebagai kepala staf, ia ditugaskan untuk mengawasi lalu lintas kereta yang berisikan para tawanan. Pada tahun 1946, ia menggantikan posisi Moe'min sebagai Komandan Resimen V Cikampek Brigade III Divisi Siliwangi. Sebagai komandan, ia ditugaskan untuk menjadi delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Belanda di Bekasi tanggal 29 November 1946.[3]
Hilang
suntingSeusai menghadiri rapat Komando Pertahanan Jakarta yang dihadiri oleh pimpinan laskar-laskar di Kedunggede, Bekasi, Koento bersama dengan Adel Sofjan, pengawal, dan supir menghilang di Desa Warungbambu pada malam 27 November 1946. Dengan hilangnya dia, Komandan Resimen V digantikan oleh Ery Soedewo dan delegasi Indonesia untuk perundingan dengan Belanda digantikan oleh Mayor Sadikin dan Mayor Soedowo.[3][4]
Desas-desus muncul bahwa LRDR terlibat dalam hilangnya Koento dengan dua versi alasan yaitu konflik teritorial antara LRDR dan Koento dan ketidaksetujuan LRDR terhadap perundingan dengan sekutu.[1][4] Akan tetapi LRDR membantah keterlibatannya.[5]
Penghargaan
suntingUntuk mengenang jasa Koento, namanya diabadikan pada sebuah nama jalan di Karawang dan sebuah tugu didirikan tepat di titik ia hilang.[4]
Referensi
sunting- ^ a b c d Wirayudha, Randy. "Yang Hilang di Tengah Revolusi". historia.id. Historia. Diakses tanggal 18 November 2023.
- ^ Maulana, Irvan. "Soeroto Koento, Hacker Radio Jepang yang Namanya Jadi Jalan di Karawang". detik.com. Detik. Diakses tanggal 18 November 2023.
- ^ a b c Farhan, Farida; Ika, Aprilia. "Kisah Soeroto Koento, Mahasiswa Kedokteran yang Bobol Radio Jepang, Kawal Soekarno Pidato, hingga Hilang Diculik". regional.kompas.com. Kompas. Diakses tanggal 18 November 2023.
- ^ a b c Maulana, Irfan. "Mengenang Jejak Pahlawan Letkol Soeroto Kunto di Karawang". detik.com. Detik. Diakses tanggal 18 November 2023.
- ^ Jo, Hendi. "Bentrok TNI versus Laskar di Karawang: Dendam Berujung Pengkhianatan". merdeka.com. Merdeka. Diakses tanggal 18 November 2023.