Spironolakton
Spironolakton, dijual dengan merk dagang Aldactone, adalah obat yang digunakan untuk menangani sembap atau edema akibat gagal jantung, sirosis hati, atau penyakit ginjal.[1] Obat ini juga dipakai untuk menangani hipertensi (tekanan darah tinggi), kadar kalium yang rendah dalam darah dan tak kunjung membaik walau sudah mengonsumsi suplemen, pubertas dini pada laki-laki, jerawat, dan pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita. Spironolakton bahkan juga dapat dimanfaatkan untuk terapi hormon feminin untuk wanita transgender.[1][12][13] Spironolakton dikonsumsi lewat mulut.[1]
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
S-[(7R,8R,9S,10R,13S,14S,17R)-10,13-Dimethyl-3,5'-dioxospiro[2,6,7,8,9,11,12,14,15,16-decahydro-1H-cyclopenta[a]phenanthrene-17,2'-oxolane]-7-yl] ethanethioate | |
Data klinis | |
Nama dagang | Aldactone, Spiractin, Verospiron, dll; kombinasi: Aldactazide (+HCTZ), Aldactide (+HFMZ), Aldactazine (+altizide), dll |
AHFS/Drugs.com | monograph |
MedlinePlus | a682627 |
Data lisensi | US Daily Med:pranala |
Kat. kehamilan | B3(AU) C(US) |
Status hukum | POM (UK) ℞-only (US) |
Rute | Lewat mulut,[1] topikal[2] |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | 60–90%[3][4][5] |
Ikatan protein | Spironolactone: 88% (pada albumin dan AGP)[6] Canrenone: 99.2% (pada albumin)[6] |
Metabolisme | Liver, lainnya: • Deacetylation via CES • S-Oxygenation via FOM • S-Methylation via TMT • Dethioacetylation • Hydroxylation via CYP3A4 • Lactone hydrolysis via PON3)[3][4][7][8][9][10][11] |
Waktu paruh | Spironolactone: 1.4 jam[3] 7α-TMS: 13.8 jam[3] 6β-OH-7α-TMS: 15.0 jam[3] Canrenone: 16.5 jam[3] |
Ekskresi | Urin, empedu[4] |
Pengenal | |
Nomor CAS | 52-01-7 |
Kode ATC | C03DA01 |
PubChem | CID 5833 |
Ligan IUPHAR | 2875 |
DrugBank | DB00421 |
ChemSpider | 5628 |
UNII | 27O7W4T232 |
KEGG | D00443 |
ChEBI | CHEBI:9241 |
ChEMBL | CHEMBL1393 |
Sinonim | SC-9420; NSC-150339; 7α-Acetylthiospirolactone; 7α-Acetylthio-17α-hydroxy-3-oxopregn-4-ene-21-carboxylic acid γ-lactone |
Data kimia | |
Rumus | C24H32O4S |
Massa mol. | 416.574 g/mol |
| |
Data fisik | |
Titik lebur | 134–135 °C (273–275 °F) |
Kontraindikasi
suntingTentunya, tidak semua orang boleh mengonsumsi obat ini. Terdapat beberapa kondisi di mana sebaiknya pasien menghindari obat ini seperti:
- Pasien dengan penyakit Addison
- Pasien dengan hiperkalemia
- Pasien yang tidak dapat buang air kecil
- Pasien yang hipersensitif terhadap kandungan bahan aktif maupun komponen lain dalam obat ini[14]
Efek Samping
suntingEfek samping yang dapat muncul jika mengonsumsi obat ini meliputi abnormalitas elektrolit (khususnya kadar kalium dalam darah yang terlalu tinggi), mual, muntah, sakit kepala, bercak, dan berkurangnya nafsu seks.[1] Mereka yang mengalami gangguan hati atau ginjal harus berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini.[1] Belum ada cukup penelitian yang mengkaji konsumsi spironolakton pada ibu hamil, sehingga obat ini sebaiknya tidak diberikan untuk menangani penyakit kehamilan hipertensi.[15] Obat ini sendiri adalah steroid yang menghambat efek hormon aldosteron dan testosteron dan memiliki efek yang seperti estrogen.[1][16] Spironolakton tergolong ke dalam golongan obat-obatan yang disebut potassium-sparing diuretic.[1]
Sejarah
suntingSpironolakton pertama kali ditemukan pada tahun 1957 dan diperkenalkan kepada umum pada tahun 1959.[17][18][19] Obat ini termasuk ke dalam daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[20] Spironolakton tersedia dalam bentuk generik.[1] Harga grosiran obat ini di negara berkembang pada tahun 2014 berkisar antara US$0,02 hingga US$0,12 per hari.[21] Di Amerika Serikat harganya dapat mencapai US$0,50 per hari.[1]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g h i j "Spironolactone". The American Society of Health-System Pharmacists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-16. Diakses tanggal Oct 24, 2015.
- ^ NADIR R. FARID; Evanthia Diamanti-Kandarakis (27 February 2009). Diagnosis and Management of Polycystic Ovary Syndrome. Springer Science & Business Media. hlm. 235–. ISBN 978-0-387-09718-3.
- ^ a b c d e f Sica, Domenic A. (2005). "Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Mineralocorticoid Blocking Agents and their Effects on Potassium Homeostasis". Heart Failure Reviews. 10 (1): 23–29. doi:10.1007/s10741-005-2345-1. ISSN 1382-4147. PMID 15947888.
- ^ a b c Maron BA, Leopold JA (2008). "Mineralocorticoid receptor antagonists and endothelial function". Curr Opin Investig Drugs. 9 (9): 963–9. PMC 2967484 . PMID 18729003.
- ^ Carone, Laura; Oxberry, Stephen G.; Twycross, Robert; Charlesworth, Sarah; Mihalyo, Mary; Wilcock, Andrew (2017). "Spironolactone". Journal of Pain and Symptom Management. 53 (2): 288–292. doi:10.1016/j.jpainsymman.2016.12.320. ISSN 0885-3924. PMID 28024992.
- ^ a b Takamura, Norito; Maruyama, Toru; Ahmed, Shamim; Suenaga, Ayaka; Otagiri, Masaki (1997). "Interactions of Aldosterone Antagonist Diuretics with Human Serum Proteins". Pharmaceutical Research. 14 (4): 522–526. doi:10.1023/A:1012168020545. ISSN 0724-8741. PMID 9144743.
- ^ Andrew Parkinson (2001). Biotransformation of Xenobiotics. McGraw-Hill. hlm. 137–138, 169, 171, 180, 195, 208.
- ^ Curtis D. Klaassen (11 December 2007). Casarett & Doull's Toxicology: The Basic Science of Poisons, Seventh Edition. McGraw Hill Professional. hlm. 173. ISBN 978-0-07-159351-9.
Some P450 enzymes (such as the rate enzyme CYP2A1) preferentially catalyze the 6α-hydroxylation reaction, whereas other P450 enzymes (such as the CYP3A enzymes in all mammalian species) preferentially catalyze the 6β-hydroxylation reaction (which is a major route of hepatic steroid biotransformation).
- ^ Los LE, Pitzenberger SM, Ramjit HG, Coddington AB, Colby HD (1994). "Hepatic metabolism of spironolactone. Production of 3-hydroxy-thiomethyl metabolites". Drug Metab. Dispos. 22 (6): 903–8. PMID 7895608.
- ^ Henry R. Black; William Elliott (28 December 2006). Hypertension: A Companion to Braunwald's Heart Disease. Elsevier Health Sciences. hlm. 295–. ISBN 978-1-4377-1078-6.
- ^ Draganov DI, La Du BN (January 2004). "Pharmacogenetics of paraoxonases: a brief review". Naunyn Schmiedebergs Arch. Pharmacol. 369 (1): 78–88. doi:10.1007/s00210-003-0833-1. hdl:2027.42/46312. PMID 14579013.
- ^ Friedman, Adam J. (1 October 2015). "Spironolactone for Adult Female Acne". Cutis. 96 (4): 216–217. ISSN 2326-6929. PMID 27141564.
- ^ Maizes, Victoria (2015). Integrative Women's Health (edisi ke-2). hlm. 746. ISBN 9780190214807.
- ^ "Spironolactone: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping". www.doktersehat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-16. Diakses tanggal 2020-07-14.
- ^ "Spironolactone Pregnancy and Breastfeeding Warnings". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 December 2015. Diakses tanggal 29 November 2015.
- ^ Prakash C Deedwania (30 January 2014). Drug & Device Selection in Heart Failure. JP Medical Ltd. hlm. 47–. ISBN 978-93-5090-723-8.
- ^ Eckhard Ottow; Hilmar Weinmann (9 July 2008). Nuclear Receptors As Drug Targets. John Wiley & Sons. hlm. 410. ISBN 978-3-527-62330-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 June 2013. Diakses tanggal 28 May 2012.
- ^ Camille Georges Wermuth (24 July 2008). The Practice of Medicinal Chemistry. Academic Press. hlm. 34. ISBN 978-0-12-374194-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 June 2013. Diakses tanggal 27 May 2012.
- ^ Marshall Sittig (1988). Pharmaceutical Manufacturing Encyclopedia. William Andrew. hlm. 1385. ISBN 978-0-8155-1144-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 June 2013. Diakses tanggal 27 May 2012.
- ^ World Health Organization (2019). World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019. Geneva: World Health Organization. hdl:10665/325771. WHO/MVP/EMP/IAU/2019.06. License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
- ^ "Spironolactone". International Drug Price Indicator Guide. Diakses tanggal 29 November 2015.