Sungai Kaladan
Sungai Kaladan adalah sebuah sungai yang melintasi wilayah India Timur Laut dan Myanmar. Daerah aliran sungai Kaladan meliputi wilayah negara bagian Mizoram di India serta Negara Bagian Chin dan Negara Bagian Rakhine di Myanmar dan berakhir di Teluk Benggala. Sungai Kaladan memiliki penamaan lokal, yaitu sungai Bawinu di Negara Bagian Chin, sungai Chhimtuipui di negara bagian Mizoram, dan sungai Kispanada di Negara Bagian Rakhine.
Sungai Kaladan di Myanmar dihuni sekitar 1 juta orang yang memanfaatkan alirannya terutama untuk penangkapan ikan, sumber air minum dan irigasi bagi lahan pertanian di tepi sungai. Sungai Kaladan juga dijadikan sebagai sarana transportasi untuk perdagangan ikan dan produk pertanian.
Penamaan
suntingNama sungai Kaladan digunakan oleh penduduk Kota Paletwa yang terletak di bagian selatan Negara Bagian Chin.[1] Sungai Kaladan memiliki beberapa penamaan lokal lain yang digunakan oleh penduduk di wilayah yang dialirinya. Di Negara Bagian Chin, sungai Kaladan juga disebut sebagai sungai Bawinu. Sungai Kaladan disebut sungai Chhimtuipui di negara bagian Mizoram.[2] Sedangkan penduduk di Negara Bagian Rakhine, sungai Kaladan disebut dalam bahasa Pali dengan nama sungai Kispanada.[3]
Daerah aliran sungai
suntingPanjang aliran sungai Kaladan sekitar 350 km.[3] Aliran sungai Kaladan bersumber di Negara Bagian Chin.[2] Sungai Kaladan kemudian mengalir dari negara bagian Mizoram di India Timur Laut.[4] Aliran sungai Kaladan berbelok kembali melintasi wilayah bagian selatan dari Negara Bagian Chin.[2] Di Negara Bagian Chin, sungai Kaladan melintasi pegunungan dengan lembah yang sempit.[3] Sungai Kaladan kemudian mengalir melintasi wilayah Negara Bagian Rakhine di Myanmar.[5] Aliran sungai Kaladan berakhir di dekat ibu kota Negara Bagian Rakhine yaitu Kota Sittwe. Setelah itu, aliran sungai Kaladan menyatu dengan Teluk Benggala.[2]
Pemanfaatan
suntingAliran sungai Kaladan di Negara Bagian Chin dan Negara Bagian Rakhine di Myanmar, dihuni sekitar 1 juta orang. Sungai Kaladan dijadikan sebagai lokasi mata pencaharian terutama untuk penangkapan ikan dan sumber air minum bagi rumah tangga.[6] Penduduk di sekitar sungai Kaladan memancing untuk memenuhi nafkah.[7] Ikan dijadikan sebagai satu-satunya sumber makanan bagi keluarga miskin di muara sungai Kaladan.[8]
Sepanjang tepi sungai Kaladan merupakan lahan pertanian yang subur. Penduduk di tepi sungai Kaladan memanfaatkan tepi sungai Kaladan untuk membuat sawah.[9] Air dari sungai Kaladan dimanfaatkan untuk irigasi. Selain itu, sungai Kaladan dijadikan sebagai salah satu sarana transportasi.[6] Jalur air di sungai Kaladan dimanfaatkan pula untuk kegiatan perdagangan ikan dan produk pertanian.[9]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Sang 2021, hlm. 57-58.
- ^ a b c d Sang 2021, hlm. 57.
- ^ a b c Sang 2021, hlm. 58.
- ^ Datta, Sreeradha (September 2020). Kaladan Multi-Modal Transit Transport Project: Navigating Myanmar's Ethnic Conundrum (PDF) (dalam bahasa Inggris). Jaipur: CUTS International.
- ^ Sarma, Jasnea (31 Desember 2021). "5. The edge of Kaladan: A 'spectacular' road through 'nowhere' on the India- Myanmar borderlands.". Dalam Heslop, L., dan Murton, G. Highways and Hierarchies: Ethnographies of Mobility from the Himalaya to the Indian Ocean (dalam bahasa Inggris). Amsterdam University Press. hlm. 4. doi:10.1515/9789048552511-008. Ringkasan.
- ^ a b Montersino, E., dan Thouillot, F. (April 2017). Assessment study on the Kaladan River and its watershed management in Kyauktaw and Paletwa townships, Myanmar (PDF) (dalam bahasa Inggris). GRET dan Triangle Generation Humanitaire. hlm. 2.
- ^ Arakan Rivers Network 2009, hlm. 4.
- ^ Arakan Rivers Network 2009, hlm. 13.
- ^ a b Arakan Rivers Network 2009, hlm. 4-5.
Daftar pustaka
sunting- Arakan Rivers Network (November 2009). Preliminary Report on the Kaladan Multi-Modal Transit Transport Project (PDF) (dalam bahasa Inggris). Mae Sot: Arakan Rivers Network.
- Sang, June Nilian (April 2021). Dewilde, Nele, ed. India’s Geo-Strategic Kaladan Mission in Western Burma: Regional Integration, Confrontation, Social Movement (PDF) (dalam bahasa Inggris). Amphur Muang: The Regional Center for Social Science and Sustainable Development (RCSD), Faculty of Social Sciences, Chiang Mai University.