Taman Wisata Alam Danau Buyan–Danau Tamblingan

taman reservasi di Indonesia

Taman Wisata Alam (TWA) Danau Buyan-Danau Tamblingan adalah adalah kawasan konservasi dengan status sebagai taman wisata alam, yang terletak di wilayah Gunung Batukaru di perbatasan Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng. Kawasan ini ditetapkan sebagai TWA semenjak tahun 1996, dan kemudian dikukuhkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.2847/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 16 April 2014 dengan luas kawasan 1.847,38 Ha. Di dalam kawasan TWA ini terletak Danau Buyan dan Danau Tamblingan.

Taman Wisata Alam Danau Buyan - Danau Tamblingan
Peta memperlihatkan letak Taman Wisata Alam Danau Buyan - Danau Tamblingan
Peta memperlihatkan letak Taman Wisata Alam Danau Buyan - Danau Tamblingan
TWA Danau Buyan - Danau Tamblingan
LetakBuleleng, Bali, Indonesia
Koordinat8°15′5.17″S 115°7′52.14″E / 8.2514361°S 115.1311500°E / -8.2514361; 115.1311500
Luas1.847,38 Ha
Didirikan1996
Pihak pengelolaBalai KSDA Bali
Danau Buyan dan Danau Tamblingan

Daya tarik

sunting

TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan mempunyai daya tarik wisata alam yang merupakan kombinasi antara lingkungan perairan (danau) dan pegunungan. TWA ini memiliki panorama dua buah danau yang cukup luas dengan perairan yang tenang dikelilingi oleh hutan yang masih utuh, alami dan asri, serta tebing-tebing danau yang curam yang hijau, dan udara pegunungan yang sejuk dan nyaman.[1]

Di dalam kawasan TWA juga terdapat lebih dari 20 buah pura untuk peribadatan warga setempat. Beberapa di antaranya terletak di antara pepohonan yang besar dan lebat di sekitar danau, menambah keunikan dan kekhasan lokasi ini. Selain itu dapat dijumpai gua di dalam kawasan ini.[1]

Sejarah kawasan

sunting

Adapun sejarah kawasan dan perubahan statusnya adalah sebagai berikut:[2]

  • Kawasan Hutan Gunung Batukau (RTK.4) ditunjuk sebagai kawasan hutan tetap berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 28 B.b.1 tanggal 29 Mei 1927, dan batasnya diukur pada tahun 1929 dengan luas 15.390,00 Ha, dengan Berita Acara Tata Batas tanggal 15 Desember 1933 dan disahkan tanggal 23 Pebruari 1934.
  • Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 144/Kpts-II/1996 tanggal 4 April 1996 tentang Penetapan sebagian kawasan hutan Batukau (RTK.4) yang terletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng, Provinsi Daerah Tingkat I Bali, seluas 1.336,50 (Seribu tiga ratus tiga puluh enam, lima puluh perseratus) Hektar sebagai Taman Wisata Alam dengan nama Taman Wisata Alam Danau Buyan-Danau Tamblingan.
  • Surat Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Propinsi Bali Nomor 140/Kwl-5/1997 tanggal 22 Januari 1997 tentang Penetapan sebagian kawasan hutan Batukau (RTK.4) sebagai Taman Wisata Alam. Disebutkan bahwa luas kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan adalah 1.703 Ha termasuk perairan Danau Buyan dan Danau Tamblingan di dalamnya.
  • Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 433/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Bali seluas 130.686,01 (Seratus tiga puluh ribu enam ratus delapan puluh enam, satu perseratus) hektare.
  • TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan dikukuhkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.2847/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 16 April 2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Pada Kelompok Hutan Gunung Batukau (RTK.4) Seluas 15.102,90 (Lima Belas Ribu Seratus Dua dan Sembilan Puluh Perseratus) Hektar Di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali, yaitu dengan luas kawasan 1.847,38 Ha.

TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan secara administratif terletak di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan serta Kecamatan Banjar dan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Berdasarkan letak geografisnya, Kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan berada di antara 8°14’11,37”LS-8°17’10,76”LS dan 115°05’18,22”BT-115º11’22,69”BT.

Topografi

sunting

Topografi kawasan bervariasi mulai datar, landai, agak curam, curam, sampai dengan sangat curam dengan ketinggian kawasan dari 1.162,5 mdpl sampai dengan 2.100 mdpl.

Tanah dan Geologi

sunting

Berdasarkan Peta Jenis Tanah Provinsi Bali Tahun 2009, jenis tanah di kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan adalah Regosol Kelabu. Secara umum geologi di kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan berdasarkan Peta Geologi Lembar Bali, Nusatenggara Tahun 1998 terdiri dari endapan aluvium, batuan gunung api kelompok Lesong-Pohen-Sengayang, batuan gunung api sub-Resen dan batuan gunung api kelompok Buyan-Bratan Purba.

Tipe Iklim

sunting
 
Cemara gunung (Casuarina junghuhniana)

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan CA Batukau termasuk ke dalam tipe A (Sangat Basah) dengan rata-rata curah hujan sekitar 2.770 mm/tahun serta memiliki kelembaban sekitar 56-85 % dan temperatur bulanan kawasan sekitar 14-27 °C.

 
Bandotan (Ageratum conyzoides)

Jenis flora yang dapat dijumpai di kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan, antara lain:[2]

TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan juga memiliki potensi jenis tumbuhan berkhasiat obat, antara lain: alang-alang (Imperata cylindrica), anggrung/Lenggung (Trema orientalis), anting-anting (Acalypha australis), bandotan (Ageratum conyzoides), Cakar ayam (Selaginella doederleinii), Cemplonan (Drymaria cordata), daun sendok (Plantago mayor), jombang (Taraxacum mongolicum), kapulaga (Amomum compactum), lempuyang gajah (Zingiber zerumbet), Paku simpai (Cibotium barometz), patikan kebo (Euphorbia hirta), pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis), pegagan/Tapal kuda (Centella asiatica), semanggi gunung (Hydrocotyle sibthorpioides), sembung (Blumea balsamifera), senggani (Melastoma candidum), sisik naga (Drymoglossum piloselloides), suruhan (Peperomia pellucida), tapak liman (Elephantopus scaber), teki (Cyperus rotundus), Tembelekan/Kerasi (Lantana camara), tempuyung (Sonchus arvensis), widosari (Ipomoea digitata).[2]

 
Kadal kebun, Eutropis multifasciata

Jenis fauna yang terdapat di TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan di antaranya adalah:[1][2]

  1. Mamalia: Trenggiling (Manis javanica), jelarang (Ratufa bicolor), landak (Hystrix sp.), kijang (Muntiacus muntjak).
  2. Aves/Burung: Mandar batu (Gallinula chloropus), mandar hitam (Fulica atra), blekok (Ardeola speciosa), elang tikus (Elanus caeruleus), burung hantu (ordo Strigiformes), sriti (Collocalia esculenta), kuntul (Egretta sp.), kepodang (Oriolus chinensis), raja udang (Alcedo sp.), tekukur (Streptopelia chinensis), cerukcuk (Pycnonotus goiavier), bubut (Centropus sp.), cekakak sungai (Todirhamphus chloris), takur tohtor (Megalaima armillaris), pipit (Lonchura punctulata), kejeling, kutilang (Pycnonotus aurigaster), prenjak (Prinia familiaris), pelatuk (suku Picidae), sesap madu (suku Nectariniidae), kacamata gunung (Zosterops montanus), punai (Treron sp.), dll.
 
Ikan mujair (Oreochromis mossambicus)
  1. Reptilia: Ular, kadal (Eutropis multifasciata), katak, biawak (Varanus salvator).
  2. Insekta: Kupu-kupu (ordo Lepidoptera), capung, kumbang (ordo Coleoptera), lebah (Apis sp.), penggerek (Scirpophaga sp.), semut (suku Formicidae), dan belalang.
  3. Biota danau: Ikan mujair (Oreochromis mossambicus), nila (Oreochromis niloticus), tawes (Barbonymus gonionotus), karper, lele, belut, keong mas, keong, dan kijing.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b c DLH Kab. Buleleng: TWA Danau Buyan dan Danau Tamblingan, diakses pada 23/x/2024
  2. ^ a b c d Balai KSDA Bali: Profil kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan, diakses pada 23/x/2024