Taman Wisata Alam Punti Kayu
Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu adalah sebuah kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata alam dan rekreasi di Palembang, Sumatera Selatan . Terletak di tengah kota Palembang - tepatnya di kawasan Km.7 Palembang, Punti Kayu menjadi tempat liburan favorit yang ramai dikunjungi warga kota Palembang khususnya pada akhir pekan dan hari-hari libur. Kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas flying fox, taman bermain, miniatur 7 keajaiban dunia, danau, waterpark, dan berbagai hiburan lainnya.
Taman Wisata Alam Punti Kayu | |
---|---|
Lokasi | Jalan Kol. Burlian Km. 6,5 , Kec. Alang-Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan |
Area | 50 hektare (120 ekar; 0,50 km2) |
Punti Kayu merupakan hutan pinus dalam kota terbesar di Indonesia.[1] Selain menjadi tempat favorit wisata tengah kota, Punti Kayu berkontribusi dalam penyerapan karbon dioksida dan mengimbangi pembangunan kota Palembang yang cukup pesat. Lebih dari 80% lahan Punti Kayu adalah lahan konservasi yang hingga saat ini masih sangat terjaga.
Punti Kayu, pernah dikenal dengan nama Taman Sari atau Taman Syailendra. Punti Kayu berasal dari bahasa komering, salah satu suku di Provinsi Sumatera Selatan yang berarti pohon pepaya. Masyarakat terdahulu banyak menjumpai pepaya tumbuh di sekitar kawasan tersebut.
Kawasan hutan Punti Kayu pada masa pemerintahan Belanda dinamakan Erpacht Punti Register 51. Ditetapkan sebagai hutan konservasi (Instandhouding Aangewezen Bosch) pada 13 Februari 1937. Setelah ditata batas pada 30 Juli 1937, Erpacht Punti Register 51 ditunjuk sebagai kawasan hutan dengan luas 98 ha.
Berdasarkan surat Dirjen Kehutanan Nomor: 1337/DJ-I/1980 tanggal 26 April 1980 luas kawasan hutan yang sebelumnya 98 ha dikeluarkan 48 ha untuk kepentingan pengembangan dan pembangunan wilayah kota Palembang. Kawasan hutan Punti Kayu ditata batas ulang pada tahun 1982 dengan luas 50 ha.
Hutan Punti Kayu dijadikan sebagai hutan percobaan pinus melalui Surat Keputusan (SK) Menhut No. 57/Kpts-II/1985 tanggal 7 April 1985 yang kemudian diubah fungsinya menjadi hutan wisata. Hutan wisata Punti Kayu ditunjuk sebagai Taman Wisata Alam (TWA) melalui SK. Menhut No 76/Kpts-II/ 2001 tanggal 15 Maret 2001 dengan luas 50 ha dan ditetapkan sebagai TWA melalui SK Menteri Kehutanan Nomor 9273/Kpts-II/2002.
Topografi dan Iklim
suntingKawasan TWA Punti Kayu mempunyai topografi datar hingga bergelombang. Curah hujan bulanan di TWA Punti Kayu dan wilayah sekitarnya berkisar antara 42 - 442 mm, dengan angka curah hujan tahunan sebesar 2.385 mm. Jumlah hari hujan bulanan berkisar antara 7-19 hari dengan jumlah hari hujan setahun sebesar 154 hari. Suhu rata-rata bulanan berkisar antara 26,0 - 27,0 °C dengan kelembaban udara tahunannya sebesar 86% (BKSDA Sumatera Selatan 2003).
Flora dan Fauna
suntingVegetasi di TWA Punti Kayu didominasi oleh Tusam (Pinus merkusii), selain itu terdapat jenis-jenis lain seperti Akasia (Acacia mangium), Albasia (Albazia falcatari), Ampupu (Eucalyptus alba), Bambu (Bambusa spp), Kayu Putih (Malaleuca leucadendron), Mahoni (Switenia swageri), Pulai (Alstonia granensis) dan Sengon (Alstonia granensis).[3] Vegetasi-vegetasi ini banyak dimanfaatkan oleh salah satu satwa kera ekor panjang (Macaca fascicularis) untuk aktivitas sehari-hari seperti bermain dan makan, karena jenis satwa ini diliarkan oleh pengelola Taman Wisata Alam Punti Kayu dan dianggap tidak mengganggu aktivitas pengunjung.[4]
Di TWA Punti Kayu terdapat berbagai macam satwa yang terdiri atas 4 kelas, yaitu : mamalia, primata, unggas, dan reptil. Jenis satwa di TWA Punti Kayu didominasi oleh kera ekor panjang, sedangkan jenis satwa lain yang dapat dijumpai antara lain babi hutan, ular hijau, ular kobra, ular sanca, burung elang, burung kutilang, burung krocokan, burung raja udang, burung but-but, burung ayam-ayaman, kupu-kupu, capung, tonggeret, biawak, kadal dan beberapa jenis kodok.[2]
Fasilitas
suntingSelain menikmati kesejukan di hutan konservasi, pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas dan permainan di TWA Punti Kayu antara lain:
- Jembatan gantung
- Waterpark
- Arena bermain
- Menunggang kuda dan gajah (hanya pada hari Minggu)
- Outbound
- Berkemah
- Kebun binatang mini
- Replika landmark keajaiban dunia
Referensi
sunting- ^ "Punti Kayu, Hutan Taman Wisata Alam di Tengah Kota". nativeindonesia.com. 14 July, 2019.
- ^ a b Syabana, T. A. A., Shabilianti, M., dan Adi, K. (2015). "Potensi Karbon di Taman Wisata Alam Punti Kayu" (PDF).
- ^ Qurniati, R., dan A. R. Shaleh (2010). "Biaya Perjalanan Domestik Pengunjung Terhadap Manfaat Rekreasi Di Taman Wisata Punti Kayu (TWAP) Kota Palembang": 83–87.
- ^ Sugiarto, Ari (2017). "Potensi Pengembangan, Kelebihan dan Kekurangan, serta Masukan dalam Membantu Meningkatkan Nilai Ekowisata dari Hutan Wisata Punti Kayu".