Takowa
Takowa adalah salah satu pakaian adat Gorontalo yang digunakan oleh laki-laki suku Gorontalo di Pulau Sulawesi, Indonesia.[1]
Takowa seringkali digunakan masyarakat Gorontalo dalam berbagai upacara adat maupun acara resmi dalam agenda pemerintahan maupun sebagai pakaian adat dalam merayakan hari besar keagamaan.
Pada tahun 2019, Takowa ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.[2]
Penggunaan
suntingTakowa merupakan baju adat yang digunakan oleh para pria suku Gorontalo dalam berbagai kegiatan, diantaranya:
- Upacara adat Pohutu Moponika (upacara adat pernikahan), digunakan oleh orang tua laki-laki dari kedua belah mempelai. Selain itu juga digunakan oleh tamu laki-laki yang menghadiri acara
- Upacara adat Pulanga (penobatan gelar adat), digunakan oleh penerima gelar pulanga maupun para tamu undangan pria yang hadir dalam acara tersebut. Perbedaannya terletak dari warna dan motif Takowa yang akan menerima Pulanga maupun yang telah mendapatkan gelar adat, berwarna hitam dan putih gading.
- Acara perayaan keagamaan, dapat digunakan oleh laki-laki Gorontalo saat sholat idul fitri
Pasangan utama dari pakaian adat Takowa adalah Galenggo, yang dikenakan oleh para perempuan Gorontalo. Selain itu, Takowa juga bisa disandingkan dengan Madipungu dalam menghadiri acara pernikahan.
Makna Takowa
suntingTakowa merupakan sebutan untuk baju adat laki-laki Gorontalo yang banyak dipengaruhi oleh budaya melayu dan budaya arab karena secara filosofis dipahami bahwa pakaian ini menunjukkan kerendahan hati, ketulusan, dan ketakwaan manusia dihadapan Allah s.w.t.
Secara harfiah, kata Takowa berasal dari kata Taqwa atau Takwa, yang artinya meyakini keesaan Allah s.w.t dengan menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan patuh akan segala perintah-Nya.[3] Pakaian adat Takowa mengilhami setiap laki-laki Gorontalo yng mengenakannya agar senantiasa menjaga keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang maha esa dengan menjadi sebaik-baiknya muslim di dunia.
Ragam jenis Takowa
suntingTakowa terdiri dari beberapa jenis yang umumnya digunakan, yaitu:
Takowa Penerima Gelar adat Pulanga
suntingPulanga merupakan gelar adat yang diberikan oleh para tetua adat dari persekutuan 5 Kerajaan di Gorontalo. Gelar adat ini memiliki makna filosofis dan kesakralan yang tinggi karena adanya sumpah pertanggungjawaban dihadapan masyarakat serta dihadapan Tuhan yang maha esa, Allah s.w.t.
Oleh karena itu, Takowa yang dihunakan para penerima Pulanga berbeda dengan Takowa yang digunakan oleh masyarakat umum, yaitu:
Jenis Takowa | Handali Alapiya | Takowa Da'a |
---|---|---|
Warna Pakaian | Atasan: Hitam,
Bawahan: Putih Gading |
Atasan dan Bawahan berwarna sama
Tilabatayila (4 warna adat) |
Aksesoris Kepala | Menggunakan Peci/Songkok Hitam | Menggunakan Peci/Songkok Hitam |
Pita Emas Peci | 1 pita emas besar ditengah Peci/Songkok | 1 pita emas besar ditengah Peci/Songkok |
Pita Emas Kemeja | Pita emas mengelilingi tepian baju | Pita emas mengelilingi tepian baju |
Aksesoris Pinggang | Palipa (Sarung) dilipat didalam kemeja | Palipa (Sarung) dilipat didalam kemeja |
Keterangan | Hanya dapat digunakan oleh
para penyandang gelar Pulanga |
Utamanya digunakan oleh
pembesar negeri atau pejabat |
Sebagai catatan, bagi pengguna Takowa yang belum memiliki gelar adat Pulanga, biasanya menggunakan peci/songkok hitam dengan 2 pita emas kecil di tepiannya.
Warna Adat Takowa
suntingAdat Gorontalo mengenal empat warna adat yang disebut dengan "Tilabatayila", yakni
- Merah,
- Kuning,
- Hijau dan
- Ungu.[4]
Selain itu, penggunaan warna atasan Hitam dan bawahan Putih Gading hanya khusus berlaku bagi seseorang yang memiliki gelar adat Pulanga.
Warisan Budaya Takbenda Indonesia
suntingTakowa ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi pada tahun 2019.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Serentak Kenakan Baju Adat Takowa Saat HUT ke-292 Kota Gorontalo". gopos.id. 2020-03-19. Diakses tanggal 2022-08-31.
- ^ "Warisan Budaya Takbenda | Beranda". warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-08-31.
- ^ "QTafsir Tafsir Ibn Kathir Mobile". m.qtafsir.com. Diakses tanggal 2022-08-31.
- ^ Arthasalina, Dian Septi; Arthasalina, Dian Septi. "Filosofi Bijak di Balik Baju dan Aksesoris Pengantin Adat Gorontalo". IDN Times. Diakses tanggal 2022-08-19.