Tata Group

perusahaan asal India

Tata Group (/ˈtɑːtɑː/) adalah sebuah konglomerat multinasional yang berkantor pusat di Mumbai, Maharashtra, India. Didirikan pada tahun 1868 oleh Jamsetji Tata, perusahaan ini mendapat perhatian internasional setelah membeli sejumlah perusahaan global. Tata Group adalah salah satu grup industri terbesar dan tertua di India. Tiap perusahaan di dalam Tata Group beroperasi secara independen di bawah panduan dan pengawasan dari dewan direksi dan pemegang sahamnya masing-masing.

Tata Group
Swasta
IndustriKonglomerat
Didirikan1868; 155 tahun lalu (1868)
PendiriJamsetji Tata
Kantor
pusat
Bombay House, Mumbai, Maharashtra, India
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh
kunci
Natarajan Chandrasekaran (Chairman)[1]
Produk
PendapatanUS$106 milyar[2] (2020)
PemilikTata Sons (66%)
Karyawan
750.000[2] (2020)
Anak
usaha
Daftar entitas yang terasosiasi dengan Tata Group
Situs webwww.tata.com

Afiliasi besar Tata Group meliputi Tata Chemicals, Tata Communications, Tata Consultancy Services, Tata Consumer Products, Tata Elxsi, Tata Motors, Tata Power, Tata Steel, Jamshedpur FC, Tanishq, Voltas, Tata Cliq, Tata Projects Limited, Tata Capital, Titan, Trent, Indian Hotels Company Limited, TajAir, Vistara, Cromā, dan Tata Starbucks.

Sejarah sunting

1868–1904 sunting

Pada usia 29 tahun, Jamsetji Tata bekerja di perusahaan milik ayahnya. Pada tahun 1870, dengan modal sebesar Rs.21,000, ia mendirikan sebuah perusahaan perdagangan. Ia kemudian membeli sebuah kilang minyak bangkrut di Chinchpokli dan mengubahnya menjadi sebuah pabrik katun dengan nama Alexandra Mill, yang lalu ia jual kembali dua tahun kemudian. Pada tahun 1874, ia mendirikan pabrik katun di Nagpur dengan nama Empress Mill. Ia lalu bertekad mendirikan empat hal, yakni perusahaan baja dan besi, hotel yang unik, lembaga pendidikan berkelas dunia, dan PLTA. Pada tahun 1903, ia resmi membuka Taj Mahal Hotel di Colaba. Hotel tersebut pun menjadi hotel pertama di India yang dilengkapi dengan listrik.

1904–1938 sunting

Setelah Jamsetji meninggal, anak sulungnya, Dorabji Tata menjadi chairman grup ini pada tahun 1904. Sir Dorabji pun mendirikan Tata Iron and Steel Company (TISCO), yang kemudian menjadi Tata Steel pada tahun 1907. Tata Limited kemudian membuka kantor pertamanya di luar India, tepatnya di London. Grup ini kemudian mengoperasikan PLTA pertama di Western India, sehingga mendirikan Tata Power. Grup ini kemudian mendirikan Institut Sains India, dan mulai menerima mahasiswa baru pada tahun 1911.

1938–1991 sunting

J. R. D. Tata mulai menjabat sebagai chairman Tata Group pada tahun 1938. Di bawah kepemimpinannya, aset Tata Group tumbuh dari US$101 juta menjadi lebih dari US$5 milyar. Awalnya hanya memiliki 14 perusahaan, sebelum ia keluar pada tahun 1988, Tata Sons telah memiliki 95 perusahaan, baik yang didirikan sendiri maupun diakuisisi. Grup inipun eksis di bidang bahan kimia, teknologi, kosmetik, pemasaran, rekayasa, manufaktur, teh, dan layanan perangkat lunak.[3]

Pada tahun 1952, JRD mendirikan sebuah maskapai penerbangan yang diberi nama Tata Air Services (kemudian diubah menjadi Tata Airlines). Pada tahun 1953, Pemerintah India menetapkan Undang-Undang Maskapai Penerbangan dan membeli mayoritas saham Tata Airlines, namun JRD Tata tetap menjadi chairman maskapai penerbangan tersebut hingga tahun 1977.

Pada tahun 1945, Tata Motors resmi didirikan, dan awalnya fokus memproduksi lokomotif. Pada tahun 1954, Tata Motors mulai memproduksi kendaraan niaga setelah membentuk joint venture dengan Daimler-Benz. Pada tahun 1968, Tata Consultancy Services resmi didirikan.

1991–sekarang sunting

Pada tahun 1991, Ratan Tata mulai menjabat sebagai chairman Tata Group.[4] Pada tahun yang sama, juga terjadi liberalisasi ekonomi di India, sehingga Tata Group harus siap menghadapi kompetitor dari luar India.[5] Pada periode ini, Tata Group mulai mengakuisisi sejumlah perusahaan, antara lain Tetley (2000), Corus Group (2007), serta Jaguar dan Land Rover (2008). Pada 2017, Natarajan Chandrasekaran resmi ditunjuk sebagai chairman baru Tata Group.

Chairman sunting

Chairman Tata Sons biasanya juga menjabat sebagai chairman Tata Group. Hingga tahun 2020, telah ada tujuh orang yang menjabat sebagai chairman Tata Group, yakni:

Afiliasi sunting

Bombay House, kantor pusat Tata Group
Himalayan—air mineral Tata
Bus Tata di Madrid, Spanyol
Mobil pickup Tata Xenon yang dirakit di Thailand
The Taj Mahal Palace Hotel, dimiliki oleh anak usaha Tata

Tata Group memiliki sejumlah afiliasi yang beroperasi di hampir semua sektor, antara lain:

Bahan kimia sunting

Barang konsumen yang bergerak cepat sunting

Ritel dan E-commerce sunting

Energi sunting

  • Hooghly Met Coke and Power Company
  • Jamshedpur Utilities and Services Company
  • Powerlinks Transmission
  • Tata Power, salah satu perusahaan pembangkitan listrik swasta terbesar
    • Tata Power Delhi Distribution Ltd (dulu bernama North Delhi Power Ltd)
    • Tata Power Solar, awalnya didirikan sebagai sebuah joint venture antara Tata Power dan BP Solar.
    • Tata Power Trading

Rekayasa sunting

Sistem informasi dan komunikasi sunting

Jasa sunting

  • Drive India Enterprise Solutions
  • Mjunction Services Limited
  • Tata NYK

Maskapai penerbangan sunting

Katering sunting

Hotel sunting

Jasa keuangan sunting

  • Indicash ATM (jaringan ATM label putih pertama dan terbesar di India)
  • e-Nxt Financials Ltd.
  • TATA AIA Life Insurance
  • TATA AIG General Insurance
  • Tata Asset Management
  • Tata Capital
  • Tata Communications Payment Solutions (perbankan dan jasa keuangan)
  • Tata Financial Services

Perusahaan induk sunting

Lahan yasan sunting

Jasa organisasi sunting

  • Tata Industrial Services
  • Tata Quality Management Services
  • Tata Services
  • Tata Strategic Management Group

Logistik sunting

  • TKM Global, Logistics and Supply Chain

Besi dan baja sunting

Akuisisi sunting

  • Februari 2000 – Tetley Tea Company, $407 juta[7]
  • Maret 2004 – Daewoo Commercial Vehicle Company, $102 juta
  • Agustus 2004 – bisnis baja milik NatSteel, $292 juta
  • November 2004 – Tyco Global Network, $130 juta
  • Juli 2005 – Teleglobe International Holdings, $239 juta
  • Oktober 2005 – Good Earth Corporation
  • Desember 2005 – Millennium Steel, Thailand, $165 juta
  • Desember 2005 – Brunner Mond Chemicals, $10 juta
  • Juni 2006 – Eight O'Clock Coffee, $220 juta
  • November 2006 – Ritz Carlton Boston, $170 juta
  • Januari 2007 – Corus Group, $12 milyar[8]
  • Maret 2007 – PT Kaltim Prima Coal (KPC) (Bumi Resources), $1,1 milyar
  • April 2007 – Campton Place Hotel, San Francisco, $60 juta
  • Januari 2008 – Imacid Chemical Company, Maroko[9]
  • Februari 2008 – General Chemical Industrial Products, $1 milyar
  • Maret 2008 – Jaguar Cars dan Land Rover, $2,3 milyar
  • Maret 2008 – Serviplem SA, Spanyol
  • April 2008 – Comoplesa Lebrero SA, Spanyol
  • Mei 2008 – Piaggio Aero Industries S.p.A., Italia - dijual pada tahun 2015
  • Juni 2008 – China Enterprise Communications, Tiongkok
  • Oktober 2008 – Miljo Grenland / Innovasjon, Norwegia
  • April 2010 – Hewitt Robins International, Britania Raya
  • Juli 2013 – Alti SA, Prancis
  • Desember 2014 – Energy Products Limited, India
  • Juni 2016 – Welspun Renewables Energy, India
  • Mei 2018 – Bhushan Steel Limited, India

Mantan perusahaan sunting

Filantropi sunting

Tata Group telah mendirikan dan mendanai sejumlah lembaga budaya, pendidikan, dan riset di India,[10][11] dan menerima Carnegie Medal of Philanthropy.[12] Lembaga yang didirikan oleh Tata Group antara lain:

Pada tahun 2008, Tata Group mendonasikan US$50 juta ke Universitas Cornell untuk "program pertanian dan nutrisi di India, serta pendidikan mahasiswa asal India di Cornell."[16]

Pada tahun 2010, Tata Group mendonasikan 2,20 milyar (US$50 juta) ke Harvard Business School guna membangun gedung akademik dan residensial untuk program pendidikan eksekutif di kampus Harvard yang terletak di Boston, Massachusetts.[17] Gedung tersebut, yang kini dikenal sebagai Tata Hall,[18] adalah donasi terbesar yang pernah diterima oleh Harvard Business School dari luar Amerika Serikat .[17]

Referensi sunting

  1. ^ "Supreme Court stays NCLAT order restoring Cyrus Mistry as Tata Sons Executive Chairman". ET News. 11 January 2020. Diakses tanggal 14 January 2020. 
  2. ^ a b "Tata Group Business Overview". Tata Group. 
  3. ^ "Tata Group | History, Companies, Subsidiaries, & Facts". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-20. 
  4. ^ "Here's a brief history of the Tata Group's six chairmen". www.businesstoday.in. Diakses tanggal 2020-07-31. 
  5. ^ "One more push". The Economist. ISSN 0013-0613. Diakses tanggal 2020-07-31. 
  6. ^ "Supreme Court Stays NCLAT order restoring Cyrus Mistry as Chairman". 11 January 2020 – via The Economic Times. 
  7. ^ "Tatas' shopping spree: 27 in 6 years!". Rediff. 24 August 2006. Diakses tanggal 15 August 2015. 
  8. ^ "Tata Steel gives India a pound of UK". timesofindia-economictimes. Diakses tanggal 15 August 2015. 
  9. ^ Timmons, Heather (4 January 2008). "Tata Pulls Ford Units into Its Orbit". The New York Times. Diakses tanggal 21 June 2009. 
  10. ^ "The rainbow effect". 4 May 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-08. Diakses tanggal 2021-10-03. 
  11. ^ "India's Tata Group: Empowering marginalized communities". 4 May 2008. 
  12. ^ "U.S. and Indian philanthropists recognized for conviction, courage and sustained efforts". 4 May 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2008. 
  13. ^ "MIT Tata Center: MIT Tata Center". tatacenter.mit.edu. 
  14. ^ "Tata Centre for Technology & Design at IIT Bombay". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-13. Diakses tanggal 2021-10-03. 
  15. ^ "Tata Medical Center". Diakses tanggal 15 August 2015. [pranala nonaktif permanen]
  16. ^ "$50 million endowment from Tata trust bolsters Cornell ties to India, and to eminent alumnus". Cornell. USA. 17 October 2008. Diakses tanggal 11 June 2018. 
  17. ^ a b Singh, D. K. (2018-04-09). "Tata Trusts accused of favouring Harvard over 'under-privileged' Indian universities". ThePrint (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-31. 
  18. ^ "Tatas gift Rs220 crore to Harvard Business School – Mumbai – DNA". Dnaindia.com. 16 October 2010. Diakses tanggal 2 February 2011. 

Pranala luar sunting