Wen Ping
Wen Ping (fl. third century), nama pemberian dewasanya Zhongye, adalah seorang jenderal militer yang hidup pada masa akhir Dinasti Han dan Zaman Tiga Negara di China.[1] Selama masa baktinya sebagai jenderal di bawah raja kecilCao Cao, ia dianggap berjasa dengan mengalahkan jenderal lawan, Guan Yu, dan mempertahankan kekuasaan Cao Cao di wilayah Jiangxia dari ancaman raja kecil timur Sun Quan.
Wen Ping | |
---|---|
文聘 | |
Pemimpin Jiangxia (江夏太守) | |
Masa jabatan 220 – ? | |
Penguasa monarki | Cao Pi |
Masa jabatan ca 208 – 220 | |
Penguasa monarki | Kaisar Xian dari dinasti Han |
Kanselir | Cao Cao |
Jenderal Belakang (後將軍) | |
Masa jabatan ca 222 – ? | |
Penguasa monarki | Cao Pi |
Informasi pribadi | |
Lahir | Tidak diketahui Nanyang, Henan |
Meninggal | Tidak diketahui |
Hubungan | Wen Hou (keponakan) |
Anak |
|
Pekerjaan | Jenderal |
Nama pemberian | Zhongye (仲業) |
Sunting kotak info • L • B |
Masa muda
suntingWen Ping berasal dari daerah Wan (宛縣), saat ini disebut Nanyang, Henan. Mulanya ia mengabdi pada Liu Biao, Gubernur Provinsi Jing, dan ditugasi mempertahankan perbatasan utara provinsi tersebut. Pada tahun 208, setelah meninggalnya Liu Biao, salah satu anak dan pewarisnya, Liu Cong, menyerah pada raja kecil Cao Cao, yang secara de facto adalah pimpinan pemerintahan pusat Han. Wen Ping awalnya ragu-ragu untuk menyerah, akan tetapi akhirnya ia menyerah juga. Ketika Cao Cao menanyakan kenapa ia menyerah begitu terlambatnya, ia menjawab bahwa ia awalnya mempertimbangkan untuk melakukan perlawanan karena tugasnya adalah mempertahankan provinsi dari serangan.[2] Cao Cao terkesan atas jawaban Wen Ping sehingga ia memberikannya komando atas satu detasemen militer di Provinsi Jing.
Masa bakti di bawah Cao Cao
suntingWen Ping ikut serta dalam Pertempuran Changban melawan rival Cao Cao, Liu Bei, dan berhasil mengalahkannya dalam pertempuran. Namun, Liu Bei berhasil melarikan diri dan membentuk persekutuan dengan raja kecil timur Sun Quan. Pada musim dingin 208–209, pasukan sekutu Sun Quan dan Liu Bei mengalahkan pasukan Cao Cao di Pertempuran Chibi yang krusial. Setelah kekalahan ini, Cao Cao membolehkan Wen Ping tetap memimpin sejumlah pasukan yang ditempatkan di provinsi Jing dan menunjuknya sebagai pemimpin wilayah Jiangxia (ibu kota wilayah tersebut saat ini adalah Distrik Xinzhou, Wuhan, Hubei), yang lokasinya strategis dekat perbatasan antara wilayah kekuasaan Cao Cao dan Sun Quan. Kaisar Xian, kaisar boneka dinasti Han, juga menganugerahi Wen Ping dengan gelar Marquis Kedua (關內侯), gelar terrendah di antara para bangsawan marquis di dinasti Han.
Pada tahun 209, Wen Ping bergabung bersama salah satu jenderal Cao Cao, Jenderal Cao Ren, di Pertempuran Jiangling melawan pasukan Sun Quan yang dipimpin oleh Zhou Yu. Ketika jenderal pasukan Liu Bei, Guan Yu, mencoba memutuskan jalur perbekalan Cao Ren, Wen Ping dan koleganya, Yue Jin, mengalahkan Guan Yu di Xunkou (尋口) dan mendorongnya kembali. Sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam pertempuran ini, sidang kerajaan Han mempromosikan Wen Ping menjadi seorang marquis desa dengan gelar "Marquis Desa Yanshou" (延壽亭侯) dan menganugerahinya gelar Jenderal Yang Menyerang Pemberontak (討逆將軍). Termotivasi kemenangan ini, Wen Ping kemudian merebut depot perbekalan Guan Yudi sungai Han (漢津) dan menyerangnya saat ia lengah di Sungai Han, dan ia membakar kebanyakan kapal perang Guan Yu. Pada saat itu, Wen Ping dan Yue Jin berhasil mengamankan jalur perbekalan dan komunikasi Jiangling; bagaimanapun juga, korban di pihak Cao Cao juga sangat besar setelah setahun bertempur secara intens. Akhirnya, Cao Cao mengakui kekalahan dan memerintahkan jenderal-jenderalnya menyerahkan Jiangling. Maka dari itu, Wen Ping mengambil posisi defensif di sisi timur di wilayah Jiangxia untuk melawan serangan dari jenderal pasukan Sun Quan, Cheng Pu.
Masa bakti di bawah Cao Pi
suntingSetelah kematian Cao Cao pada tahun 220, Wen Ping melanjutkan mengabdi pada pewarisnya, Cao Pi, yang di akhir tahun 220 merebut tahta Kaisar Xian dan memproklamirkan dirinya sebagai kaisar negara Cao Wei. Pada tahun 221, saat terjadiPertempuran Xiaoting antara pasukan Liu Bei dan Sun Quan yang dulunya adalah sekutu, Cao Pi merancang sebuah rencana Penggempuran Negara Wu Timur, yang pasukannya terlalu tipis tersebar luas. Ia mempromosikan Wen Ping dari marquis desa menjadi marquis distrik dengan gelar "Marquis Distrik Chang'an" (長安鄉侯) dan memerintahkannya untuk bergabung bersama Jenderal Zhang He dan Jenderal Cao Zhen dalam menyerang benteng Sun Quan di Jiangling.
Seperti saat pertempuran Jiangling, pasukan Wei lebih banyak dari pasukan lawan, akan tetapi saat ini mereka menjadi penyerang. Namun,pasukan Wei akhirnya tidak meraih banyak kemajuankarena para pasukan bertahan memberikan pertahanan yang kuat, sehingga pengepungan tersebut menjadi terulur lama. Beberapa bulan kemudian, bala bantuan lawan mencoba memasuki Jiangling bersamaan dengan sebagian pasukan laut Sun Quan memasuki Sungai Mian. Wen Ping berhasil mempertahankan Miankou, lokasi sempit strategis di Sungai Mian dengan kapal-kapal perangnya. Cao Pi akhirnya menghentikan serangannya atas Jiangling ketika bala bantuan tambahan lawan tiba di medan pertempuran. Meskipun hasil mengecewakan didapatkan dari pertempuran ini, Cao Pi tetap menghargai Wen Ping atas keberhasilannya menahan serangan lawan dan mempromosikannya sebagai Jenderal Belakang (後將軍), serta meningkatkan gelarnya dari marquis distrik ke marquis wilayah dengan gelar "Marquis Xinye" (新野侯).
Cao Pi kemudian memerintahkan Wen Ping untuk memimpin pasukannya bertemu dengan pasukan utama, yang sedang bergerak menuju suatu benteng yang sedang dijaga jenderal pasukan Sun Quan, Xu Sheng. Karena terhalangi kabut pekat, Wen Ping dan Cao Pi masuk perangkap Xu Sheng yang mendirikan orang-orangan dari jerami serta bendera di sepanjang tembok kota. Percaya Xu Sheng sudah sempat menyiapkan pertahanan dan mengumpulkan pasukan yang banyak serta ditambah lagi dengan keunggulan posisi, Cao Pi memerintahkan pasukannya untuk mundur. Jenderal pihak Sun Quan, Sun Shao memanfaatkan gerakan mundur pasukan lawannya dengan melancarkan serangan dan berhasil merebut kebanyakan perbekalan pasukan Cao Cao.
Kehidupan selanjutnya
suntingPertempuran terakhir yang diikuti Wen Ping,seperti yang tercatat dalam sejarah, bertempat di Shiyang (石陽). Saat pertempuran tersebut, ia dikepung pasukan Sun Quan sebanyak 50.000 orang. Ia mempertahankan posisinya dengan teguh bersama pasukan yang lebih kecil selama sekitar 20 hari lalu kemudian melancarkan serangan balik ketika lawan mundur. Ia mengalahkan jenderal lawan, Pan Zhang saat melakukan serangan balik tersebut. Namun, ia dipukul mundur oleh jenderal lawan lainnya, Zhu Ran, yang datang untuk menyelamatkan Pan Zhang.
Tidak diketahui kapan Wen Ping meninggal. Setelah kematiannya, ia dianugerahi dengan gelar anumerta "Marquis Zhuang" (壯侯) oleh pemerintahan Wei. Anak angkatnya, Wen Xiu (文休), mewarisi gelar marquis-nya ("Marquis Xinye") karena anak kandungnya, Wen Dai (文岱), meninggal terlebih dahulu. Wen Xiu kemudian digantikan oleh anaknya, Wen Wu (文武), setelah kematiannya. Wen Ping juga memiliki seorang keponakan, Wen Hou (文厚), yang dianugerahi gelar marquis kedua.
Lihat juga
sunting- Daftar orang dari Tiga Kerajaan
- Strategi Benteng Kosong
Referensi
sunting- ^ de Crespigny (2007), hlm. 862.
- ^ (「先日不能輔弼劉荊州以奉國家,荊州雖沒,常願據守川漢,保全土境,生不負於孤弱,死無愧於地下,而計不得已,以至於此。實懷悲慚,無顏早見耳。」) Sanguozhi vol. 18.
- Chen, Shou (abad ke-3rd ). Catatan Sejarah TIga Negara (Sanguozhi).
- de Crespigny, Rafe (2007). A biographical dictionary of Later Han to the Three Kingdoms (23–220 AD). Leiden: Brill. ISBN 978-90-04-15605-0.
- Pei, Songzhi (5th century). Anotasi Catatan Tiga Negara (Sanguozhi zhu).