Master Yin Shun (印順導師, Yìnshùn Dǎoshī) (5 April 1906 — 4 Juni 2005) adalah biksu dan cendekiawan Buddhis yang paling berpengaruh dalam tradisi Buddhisme Mahayana Tiongkok di zaman modern.[3] Banyak tulisannya telah memulihkan makna mendasar agama Buddha dan pada saat yang sama membuka dimensi baru bagi orang-orang saat ini untuk menyelidiki doktrin-doktrin Buddhis yang dibangun selama beberapa milenium terakhir. Master Yin Shun dijuluki "Permata Negeri Buddha" atau "Mentor" oleh sebagian besar umat Buddha di Taiwan.[4]

Yin Shun
印順
GelarYang Mulia Master
Nama lainSheng Zheng(盛正)
Informasi pribadi
Lahir
Zhang Luqin (張鹿芹)

(1906-04-05)5 April 1906
Meninggal4 Juni 2005(2005-06-04) (umur 99)
Kabupaten Hualien, Republik Tiongkok
AgamaBuddhisme Mahayana
KebangsaanRepublik Tiongkok
Kiprah keagamaan
GuruTaixu (太虛), Qingnian(清念)[1][2]

Yin Shun dianggap sebagai pelopor kebangkitan dalam Buddhisme Tiongkok dan pelopor dalam mengembangkan konsep "Buddhisme Humanistik", perlunya komunitas monastik untuk terlibat dengan dunia awam. Dia merupakan mentor atau guru pembimbing untuk Master Cheng Yen (證嚴法師), pendiri Yayasan Kemanusiaan Buddha Tzu Chi. Meskipun Yin Shun terkait erat dengan Yayasan Tzu Chi, dia memiliki pengaruh yang menentukan terhadap generasi baru dari para master Buddhis seperti Master Sheng Yen (聖嚴法師) dari Dharma Drum Mountain dan Master Hsing Yun (星雲法師) dari Fo Guang Shan, yang aktif dalam bantuan kemanusiaan, pekerjaan sosial, pelestarian lingkungan hidup, dan penelitian akademis.[5]

Biografi

sunting

Kehidupan awal

sunting

Yin Shun lahir prematur pada 5 April 1906 di sebuah desa kecil di Provinsi Zhejiang, Tiongkok, dekat Shanghai. Nama kelahirannya adalah Zhāng Lùqín (Hanzi: 張鹿芹; Wade–Giles: Chang Lu-ching). Sebelas hari setelah kelahirannya, Zhang menderita penyakit kritis yang hampir merenggut kehidupannya.[4][6]

Zhang lahir pada zaman yang bergejolak, menjelang berakhirnya dinasti Tiongkok terakhir, Dinasti Manchu dan berdirinya Republik Tiongkok pada 1 Januari 1911. Pada usia 7 tahun, ayahnya membawanya ke kota tetangga untuk menerima pendidikan pendahuluan. Empat tahun kemudian, Zhang meninggalkan rumah untuk menempuh pendidikan di sebuah sekolah asrama selama tiga tahun.[4]

Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, ayahnya mendorongnya untuk belajar kedokteran. Dalam studinya, dia menemukan buku-buku mengenai keabadian, suatu subjek yang menurut Zhang menarik. Dia dengan sungguh-sungguh membaca banyak buku tentang subjek ini dan bahkan berencana untuk mencari berbagai jenis dewa. Sebelum dia dapat mendedikasikan banyak waktu untuk gelanggang baru ini, orang tuanya menyadari ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi dan memutuskan untuk membawanya kembali ke jalur dengan mengharuskan dia untuk mengajar di sekolah dasar.[4]

Menemukan Buddhisme

sunting

Zhang mengalihkan perhatiannya kepada Konfusianisme dan Taoisme, tetapi tidak satu pun dari filsafat tersebut yang bisa membantunya menemukan kebenaran. Pada satu titik, Kekristenan menyinari hatinya. Dia terus mempelajari Perjanjian Lama dan Baru, dan membaca majalah-majalah Kristen. Namun, Zhang masih merasa kosong, dan tidak bisa berkomitmen pada agama Kristen setelah dua tahun. Dia berdoa dan bahkan menghadiri ibadah kebangunan rohani. Namun, setelah dua tahun, Zhang masih tidak dapat sepenuhnya berkomitmen pada agama Kristen. Cahaya yang dulu menyinari hatinya mulai redup.[4]

Suatu hari, Zhang sedang mencari sesuatu untuk dibaca untuk menghabiskan waktu. Dia menemukan kata-kata "Buddha Dharma". Ini segera memicu minat ke dalam hatinya lagi, seperti ketika mulai mengenal Kekristenan, dan Zhang dengan bersemangat mencari apa pun yang ada hubungannya dengan agama Buddha.[6] Pada saat itu, dia berumur dua puluh tahun.[4]

Kesulitan untuk memahami makna mendalam yang coba disampaikan oleh buku-buku ini dan kegagalannya untuk memahami pemikiran-pemikiran Buddha mendorongnya untuk bekerja lebih keras untuk memahami esensi ajaran Buddha. Zhang tahu bahwa agama Buddha adalah perlindungannya. Tempat kosong di hatinya dipenuhi. Melalui studinya, dia berkembang dengan mantap di jalur yang dipilihnya.[6]

Memasuki kehidupan monastik

sunting

Pada tahun 1928 dan 1929, Zhang kehilangan kedua orang tuanya dan memutuskan untuk menjadi seorang biarawan, untuk mencoba memperoleh ketenangan pikiran.[7] Pada 29 Juni 1930, dalam usia 25 tahun, Zhang meninggalkan rumah sendirian untuk pertama kalinya dan meninggalkan kehidupan duniawinya untuk selamanya.[4] Dia pergi untuk belajar di sebuah biara di Gunung Putuo di Provinsi Zhejiang. Di sana, pada 11 Oktober 1930 kepala biara mencukur kepalanya dan memberinya nama dharma "Yin Shun" (yang berarti Tanda Ketaatan).[7] Biara tersebut bernama Biara Fú Quán (福泉庵) dengan kepala biaranya bernama Biksu Sesepuh Qīng Niàn (清念老和尚).[1][2]

Beberapa bulan kemudian, pada tahun 1931, Ying Shun menerima penahbisan penuh di Biara Tiangtong (天童寺) di Ningbo oleh Yang Mulia Yuanying (圓瑛).[2][8] Hubungan antara Taixu dengan Yin Shun dimulai pada tahun 1931, ketika Yin Shun memasuki monastik dan mendaftarkan diri di Institut Buddhis Minnan, yang didirikan oleh Taixu. Di sana dia mempelajari teori "Buddhisme untuk Kehidupan Manusia" yang sangat menginspirasinya. Ketika Yin Shun masuk Institut Buddhis Minnan tahun 1931, Taixu digantikan sementara oleh Daxing (大醒). Daxing adalah orang yang mengirim Yin Shun ke Institut Buddhis Yongquan di Gushan sebagai guru. Pada akhir tahun 1931, Yin Shun kembali ke Institut Buddhis Minnan dan ditugaskan menjadi guru oleh Daxing juga.[8]

Pada tahun 1934 Yin Shun mendaftar di institut lain yang didirikan oleh Taixu, Institut Buddhis Wuchang. Pertemuan pertama Yin Shun dengan Yang Mulia Taixu terjadi pada tahun 1934 di Biara Xuebao (雪寶寺). Kemudian mereka bertemu pada tahun 1937 di Institut Buddhis Wuchang, dan pada Januari 1947 di Shanghai, hanya satu setengah bulan sebelum Taixu meninggal.[8]

Master Taixu, seorang biksu reformis, adalah tokoh yang membimbing dalam pendidikan dan formasi Buddhis Yin Shun. Pendapat ini didasari oleh pertama, Yinshun terdaftar di Institut Buddhis Minnan dan Wuchang, keduanya didirikan oleh Taixu. Kedua, dia dipengaruhi oleh pemikiran Taixu, dan bukti yang jelas tentang pengaruh Taixu adalah "Buddhisme untuk Dunia Manusia" (Hanzi: 人間佛教; Pinyin: Rénjiān fójiào) dari Yin Shun, yang merupakan suatu definisi baru "Buddhisme untuk Kehidupan Manusia" (Hanzi: 人生佛教; Pinyin: Rénshēng fójiào) dari Taixu.[8]

Setelah belajar di institut-institut Buddhis yang didirikan oleh Master Taixu, Yin Shun pindah dari Tiongkok daratan melalui Hong Kong ke Taiwan pada tahun 1952, tempat dia akhirnya menetap.[2] Di Taiwan, pada tahun 1953, Yin Shun mendirikan Vihara Fuyan (福嚴精舍) di Hsinchu, yang berkembang menjadi sebuah institut monastik untuk studi agama Buddha. Dia juga mendirikan Auditorium Huiri (慧日講堂) di Taipei. Selama delapan belas bulan (1956-1957), dia menjabat sebagai kepala biara di Biara Shandao (善導寺) yang besar di Taipei. Antara tahun 1953 hingga 1973, dia menjadi direktur majalah Buddhis Haichaoyin (海潮音), "Suara Air Pasang".[9]

Pencapaian dan sumbangsih

sunting

Yin Shun bekerja keras untuk meningkatkan kualitas intelektual dan status sosial biksu dan biksuni dan mendapatkan rasa hormat dari masyarakat luas. Pada tahun 1961, dia mendirikan aula ceramah di Taipei, sebagai tempat untuk menyebarkan agama Buddha dan menyunting majalahnya. Pada tahun 1965, dia menjadi biksu pertama yang memegang jabatan mengajar di sebuah universitas, mengajar agama Buddha di Jurusan Filsafat, Universitas Budaya Tionghoa. Pada tahun 1972, dia menerima gelar PhD dari Universitas Taisho di Kyoto, biksu pertama dari Taiwan yang menerima kehormatan seperti itu dari sebuah universitas Jepang, untuk bukunya, "Sejarah Aliran Chan Tiongkok" (Hanzi: 中國禪宗史; Pinyin: Zhōngguó chánzōng shǐ).[5][10]

Pada Maret 2004, Yin Shun dianugerahi Satyalencana Awan Kebahagiaan Kelas Kedua, atas sumbangsihnya pada kebangkitan agama Buddha di Taiwan.[5]

Yin Shun memberikan dua sumbangsih utama bagi Buddhisme Tiongkok. Pertama, dia dianggap sebagai pencetus pemikiran "Buddhisme untuk Dunia Manusia" (Hanzi: 人間佛教; Pinyin: Rénjiān fójiào) yang berkembang dan menyebar di Taiwan. Meskipun sering diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi Modern Buddhism (Buddhisme Modern) dan Engaged Buddhism (Buddhisme yang Terjun Aktif), "Buddhisme untuk Dunia Manusia" dalam pemikiran Yin Shun merupakan Buddhisme asli, Dharma Sejati yang berakar pada Buddhisme India awal.[2]

Kematian dan penghormatan terakhir

sunting

Yin Shun meninggal dunia pada 4 Juni 2005, dalam usia 100 tahun. Selama enam tahun terakhir dalam hidupnya, Yin Shun menderita diare yang serius dan menjalani perawatan inap di Rumah Sakit Tzu Chi di Kota Hualien selama berbulan-bulan, dirawat oleh tim spesialis terbaik yang bisa dikerahkannya. Dia menjadi penerima manfaat dari institusi yang telah dia bantu dirikan.[11]

Upacara penghormatan terakhir dan pernyataan belasungkawa diadakan di Vihara Fuyan, Hsinchu, yang menjadi tempat persemayaman jenazah selama seminggu dengan ribuan orang datang untuk memberikan penghormatan terakhir mereka. Di antara mereka yang menghadiri upacara tersebut adalah Presiden Chen Shui-bian, Perdana Menteri Frank Hsieh, Menteri Dalam Negeri Su Jia-chyuan, dan para pejabat pemerintah lainnya.[9][12]

Vihara Fuyan, yang didirikan oleh Yin Shun tahun 1953, merupakan tempat Yin Shun menetap selama beberapa dasawarsa. Pada 10 Juni 2005, jenazahnya dikremasi dan abunya disimpan di Fuyan.[9][12]

Karya tulis dan buku

sunting

Beberapa judul buku karya Master Yin Shun di antaranya adalah:[13]

  • Attaining No Physical Suffering from No Psychological Suffering: A Speech Given at the Losheng Sanatorium 《從心不若做到身不苦》
  • Synopsis on the Practice of Wisdom in Buddhism (Part One & Two) 《慧學概說》
  • Introducing Venerable Yinshun to the West 《介紹印順導師佛學思想至西方國家》
  • The Three Essentials for Learning the Buddha's Teachings 《學佛三要》
  • An Investigation into Emptiness (Parts One & Two) 《空之探究》
  • A Sixty-Year Spiritual Voyage on the Ocean of Dharma 《遊心法海六十年》

Buku lainnya karya Master Yin Shun di antaranya The Way to Buddhahood: Instructions from a Modern Chinese Master 《成佛之道》, sebuah kompendium mengenai praktik Buddhisme Tiongkok selama dua ribu dalam mengasimilasi dan memahami pengalaman pencerahan Buddhis,[14] dan Human-Centered Buddhism—One that Accords with Dharma Principles and Human Dispositions.[15]

Sedikitnya terdapat total enam sumber autobiografi Yin Shun, yakni:[2]

  • Shuo yiqie youbu wei zhu de lunshu yu lunshi zhi yanjiu 說一切有部為主的論書與論師之研究 [A Study of the Abhidharma Pitaka and Teachers based on the Sarvāstivāda School], Taipei: Zhengwen (1968);
  • Wo zenyang xuanzele fojiao 我怎樣選了佛教 [Why I chose Buddhism], dalam Wo zhi zongjiao guan 我之宗教之觀 [My Viewpoint on Religion], Taipei: Zhengwen, 301–306 (1972);
  • Wo huainian dashi 我懷念大師 [In memory of the Master], dalam Huayu xiangyun 華雨香雲 [Dharma Rains and Fragrant Clouds], Taipei: Zhengwen, 299–308 (1973);
  • Anguan yaoqi 庵關遙寄 [From my solitary retreat]”, dalm Huayu xiangyun, Taipei: Zhengwen, 395–396 (1973);
  • Youxin fahai liushinian 游心法海六十年 [Sixty Years of Roaming the Mind in the Sea of Dharma], Taipei: Zhengwen (1985);
  • Pingfang de yisheng 平凡的一生 [Ordinary Life], Taipei: Zhengwen (1994).

Referensi

sunting
  1. ^ a b 印顺法师生平:出家因缘 [Kehidupan Master Yin Shun: Jalinan Jodoh Memasuki Kehidupan Monastik]. Phoenix New Media Limited. 4 November 2009. Diakses tanggal 17 Mei 2020. ”1930年(25岁)农历10月11日,于普陀山福泉庵礼清念老和尚为师,落发出家,法名印顺,号盛正。[Pada tahun 1930 (25 tahun), pada 11 bulan ke-10 Imlek, di Kuil Fuquan di Gunung Putuo, di bawah ajaran biksu sesepuh Qīng Niàn, ditahbiskan menjadi biksu, nama dharma Yìn Shùn (印順), nama lain Shèng Zhèng (盛正)] 
  2. ^ a b c d e f Stefania Travagnin (2004). "Master Yingshun and the Pure Land Thought: A Doctrinal Gap Between Indian Buddhism and Chinese Buddhism". Acta Orientalia Academiae Scientiarum Hung. 57 (3): 272. 
  3. ^ "Works by Ven. Master Yinshun". Dharma Translation Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-13. Diakses tanggal 17 Mei 2020. 
  4. ^ a b c d e f g "The Story of Dharma Master Yin Shun". Buddhist Compassion Relief Tzu Chi Foundation. 25 Juli 2002. Diakses tanggal 17 Mei 2020. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ a b c "Buddhist master Yin Shun dies at 100". he Taipei Times. 5 Juni 2005. Diakses tanggal 17 Mei 2020. 
  6. ^ a b c "Yin Shun". Buddhism Guide. Diakses tanggal 17 Mei 2020. 
  7. ^ a b Mark O'Neill and Tzu Chi Foundation (2010). Tzu Chi: Serving with Compassion. John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd. hlm. 181. ISBN 978-0-470-82567-9. Diakses tanggal 17 Mei 2020. 
  8. ^ a b c d Stefania Travagnin (2004). "Master Yingshun and the Pure Land Thought: A Doctrinal Gap Between Indian Buddhism and Chinese Buddhism". Acta Orientalia Academiae Scientiarum Hung. 57 (3): 274. 
  9. ^ a b c John Powers, ed. (2015). The Buddhist World. Routledge. ISBN 9781317420163. Diakses tanggal 20 Mei 2020. 
  10. ^ Mark O'Neill and Tzu Chi Foundation (2010). Tzu Chi: Serving with Compassion. John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd. hlm. 183. ISBN 978-0-470-82567-9. Diakses tanggal 18 Mei 2020. 
  11. ^ Mark O'Neill and Tzu Chi Foundation (2010). Tzu Chi: Serving with Compassion. John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd. hlm. 180. ISBN 978-0-470-82567-9. Diakses tanggal 18 Mei 2020. 
  12. ^ a b "President, premier pay last respects to Yin Shun". The Taipei Times. 11 Juni 2005. Diakses tanggal 20 Mei 2020. 
  13. ^ "English Publications Regarding Venerable Yinshun's Works". Yinshun Cultural & Educational Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-29. Diakses tanggal 18 Mei 2020. 
  14. ^ Master Yin-Shun (1998, 2008). The Way to Buddhahood: Instructions from a Modern Chinese Master. Diterjemahkan oleh Dr. Wing H. Yeung, M.D. Simon and Schuster; Wisdom Publications. ISBN 0-86171-133-5. 
  15. ^ "Human-Centered Buddhism—One that Accords with Dharma Principles and Human Dispositions" (PDF). Dharma Translation Organization. Diakses tanggal 18 Mei 2020. [pranala nonaktif permanen]

Bibliografi

sunting

Pranala luar

sunting