Yohanis Fransiskus Lema

Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si. atau Ansy Lema (lahir 27 Maret 1976) adalah politikus Indonesia yang menjabat sebagai anggota DPR-RI periode 2019–2024. Ia mewakili daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II, yang meliputi Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao, dan Kota Kupang. Yohanis merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ia duduk di Komisi IV.[1]

Yohanis Fransiskus Lema
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 2019 – 24 September 2024
PresidenJoko Widodo
Daerah pemilihanNusa Tenggara Timur II
Informasi pribadi
Lahir27 Maret 1976 (umur 48)
Kupang, Nusa Tenggara Timur
KebangsaanIndonesia
Partai politikPDI-P
Suami/istriMaria Immaculata Inge Nioty
AlmamaterUniversitas Nasional
Universitas Indonesia
PekerjaanPenyiar, Akademisi, Politikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ia terpilih kembali menjadi anggota DPR RI dalam Pemilihan Legislatif 2024, namun kemudian mengundurkan diri karena mengikuti Pemilihan Gubernur NTT, berpasangan dengan Jane Natalia Suryanto, dengan dukungan PDI Perjuangan, Hanura, PBB, dan Partai Buruh. [2]

Ia juga tercatat sebagai aktivis reformasi 98.[3]

Riwayat Pendidikan [4][5]

sunting

Sebagai politikus, ia tercatat menjadi anggota DPR selama periode 2019-2024. Dalam 1,5 tahun jabatannya, ia tercatat melaporkan kinerjanya, antara lain realisasi bantuan alat mesin pertanian alsintan bersama Kementerian Pertanian (Kementan) selama 2020 sebagai berikut 2 unit excavator untuk pembukaan lahan kering, 12 unit traktor roda empat, 74 unit traktor roda dua, 379 unit pompa air, 50 unit mesin penyemprot hama, 20 unit cultivator, 6 unit mesin pemanen padi, 25 unit mesin perontok padi, 10 unit power tresher mobile, 1 unit rota tanam, 15 unit mesin pemupil jagung, dan 5 unit corn sheller mobile. Juga bersama Kementan Ansy memberikan bantuan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) kepada 13 kelompok tani sebesar Rp. 2,6 miliar, bantuan Pekarangan Pangan Lestari kepada 14 kelompok tani sebesar Rp. 1.050 miliar, benih padi (1500 hektar), benih jagung (1500 hektar), sapi 60 ekor dan 75 ekor kambing.

Dalam kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ansy telah memberikan Bantuan Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang Pesona) kepada 10 kelompok sebesar Rp.500 juta, bibit produktif sebesar 20.000 pohon, Kebun Bibit Rakyat (KBR) sebesar Rp. 450 juta untuk 9 kelompok tani hutan, kendaraan pendukung penyemprotan disinfektan dan tanki (5 unit), drop box limbah B3 fasyankes (35 Unit), plastik pengumpul limbah B3 fasyankes 7.000 Lembar, Alat Pelindung Diri (APD) petugas pengelola, limbah B3 fasyankes (200 Paket), bank sampah (2 Unit) dan rencana pengelolaan sampah berbasis teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), pembangunan insinerator (alat bakar sampah medis) di Manggarai Barat.

Ia juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengadakan bantuan bioflok untuk tiga kelompok yang saat ini sudah sukses melakukan panen perdana ikan lele dan ikan nila. Setiap kelompok mendapat Rp. 188,29 juta, bantuan 600 paket ikan segar dan produk olahan ikan. Pada 2021, ia akan menyalurkan bantuan 10.000 kg bantuan pakan dan obat ikan, bantuan benih ikan lele dan nila sebesar 1.000.000. ekor, bantuan bioflok kepada 4 kelompok, sarana dan prasarana budidaya minapadi, dan bantuan premi asuransi.

Ia juga tegas menolak impor beras 1 juta ton dan 3 juta ton garam industri, mengawal pelaksanaan food estate dan penuntasan virus Flu Babi Afrika (ASF) di NTT, mengevaluasi carut marut kebijakan subsidi pupuk, mendesak pemerintah serius menyelesaikan masalah kebakaran hutan dan lahan, mempertanyakan wacana penurunan status Cagar Alam Mutis menjadi Taman Nasional atau Taman Wisata Alam, dan lain-lain.[6]

Riwayat Organisasi

sunting

Ia dikenal sebagai aktivis reformasi 98, sebagai pendiri Forkot. Selain itu, ia pernah menjabat Ketua Senat FISIP Unas tahun 1997-1998 dan aktif di PMKRI.[7]

  • Dosen Universitas Nasional (2004–sekarang)
  • Penyiar TVRI Nasional (2007–2015)
  • Direktur Politik Patra Government (2017–2019)

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting